Wednesday 13 April 2011

FF SHINee : The Sweet Summer (part 9)


 
Tittle                    : The Sweet Summer (Part 9)
Author                                : Ichaa Ichez Lockets
Cast                      : Shin Hye Rin, Shin Eun Kyo, Lee Taemin, Kim Ki Bum (Key), Choi  Minho, Kim JongHyun (Jjong), Lee Jin Ki (Onew).
Genre                  : Friendship, Romance.
Length                : Series (Chaptered)




                “Kau ini pemalas sekali. Siang-siang begini baru bangun.” omel Key pada Hye Rin yang baru saja akan berjalan ke dapur. Tampaknya Key hobi sekali mengusik kehidupan Hye Rin dengan omelan-omelannya. Padahal tadi malam baru saja Hye Rin dibuat melayang oleh kata-kata Key yang menghanyutkan, tapi dengan sekejap semuanya buyar sekarang. Hilang tak bersisa.
                “Apa urusannya denganmu? Lagipula hari ini sedang tak ada pesanan kue. Ish!” Jawab Hye Rin sambil memonyongkan bibirnya yang mungil.
                “Dasar bawel!” sebutan itu keluar lagi, padahal sempat menghilang malam tadi. “Kau bilang hari ini tak ada pesanan kue? Kalau begitu kau harus mengantarkanku belanja sekarang juga.”
                “Mwoya?? Shireo! ….” Hye Rin ingin protes panjang lebar. Tapi kehadiran seorang namja yang berjalan dibelakang Key membuatnya terkejut. Spontan Hye Rin menarik bahu Key dan menghadapkan ke arahnya untuk menutupi tubuh Hye yang kecil.
                Ini semua gara-gara kejadian ‘Hye Rin berdandan’ kemarin, entah kenapa ia merasa malu bertemu dengan orang lain setelahnya. Terutama Minho yang sedang berdiri dibalik tubuh Key sekarang. Minho tampak sedang meneguk segelas air putih di dapur sempit itu.
                Key tersenyum jahil memandang ke arah Hye Rin yang berdiri didepannya, “Hehehe, kau malu bertemu dengan Minho ya?” tanya Key penuh selidik
                “Sssttt…” Hye Rin mendongak ke balik bahu Key yang tinggi. Ternyata Minho sudah pergi.
                ‘fiuhh… gawat juga kalo aku harus menghindar terus seperti ini.’ Batin Hye Rin dalam hati.
                Tiba-tiba Hye Rin teringat dengan tawaran Key barusan. Hye Rin pikir dengan pergi bersama Key akan memberinya waktu untuk menghindari Minho untuk sementara. Setidaknya hanya untuk hari ini.
***
Akhirnya (dengan sangat terpaksa) Hye Rin menerima tawaran Key. Mereka benar-benar pergi berbelanja bersama. Tapi bus yang ditumpangi Hye Rin dan Key menuju pusat kota sangat penuh. Membuat keduanya terpaksa berdiri ditengah.
                Dengan cool, Key memasukkan tangan kirinya ke saku celana dan tangan kanannya menggapai pegangan bus agar dia tidak terjatuh.  Ia tampak terhanyut mendengarkan music dari head set yang tertancap di kedua telinganya.
                Hye Rin mendelik sinis ke arah Key. Meski Hye Rin harus mengakui kalau Key terlihat keren, tapi tetap saja keangkuhan itu terpampang jelas di raut wajahnya. Tanpa sadar, Hye Rin menggerutu sendiri dengan suara yang terdengar berbisik.
                Tepat setelah itu, bus yang mereka tumpangi mengerem mendadak. Tangan Hye Rin yang tidak kebagian pegangan bus dengan bebas terjatuh kedepan dan menabrak ibu-ibu yang membawa keranjang sayur.
                Hye Rin kembali menggerutu, sementara Key justru tersenyum puas.
                “Kena kau Hye Rin! Hahaha…”
                Dua puluh menit kemudian penderitaan Hye Rin berakhir. Mereka turun tepat di deretan toko yang berjajar rapi. Jalan setapak yang berada ditengah deretan toko itu dipenuhi dengan ratusan bahkan ribuan orang yang berbelanja.
                Key mulai memasuki beberapa toko dibagian depan. Kebanyakan toko aksesoris. Dengan jeli ia memicingkan matanya untuk mengamati berbagai aksesoris yang ada disana. Shoppaholic ini tampaknya mulai kumat.
                Melihat Key yang asik dengan ‘dunia-nya’, Hye Rin hanya mampu mengikutinya dari belakang. Dia harus cepat-cepat menyamakan langkah Key, jika tidak dia benar-benar bisa ketinggalan langkah namja yang sudah gelap mata dengan barang-barang murah disana ini.
                “Ini bawa!” Key menyodorkan beberapa tas belanja pada Hye Rin seenaknya. “Ayo kita pindah ke toko lain.”
                Ingin rasanya Hye Rin menjitak kepala Key sambil mengomel. Tapi itu tak mungkin ia lakukan di tempat ini karena sejak tadi kehadiran Key selalu saja menjadi pusat perhatian.
                Tentu saja pakaian mahal dan kacamata hitam besar Key itu jadi pusat perhatian. Ditambah lagi dengan postur tubuh Key yang tinggi tegap serta ketampanan yang dimilikinya menjadi alasan kuat yeoja-yeoja disana memandang kagum.
                Dari toko pertama… pindah ke toko kedua… toko ketiga… lalu ke empat… dan seterusnya sampai tak terhitung. Yang jelas kini Hye Rin benar-benar merasakan otot betisnya sudah menegang karena berjalan terlalu lama.
                “Ah… baju disini jelek! Ayo kita pindah lagi!”
                Kali ini Hye Rin tak mengikuti langkah Key menuju keluar toko. Ia justru berdiri mematung menatap seorang ahjumma yang sedang berbelanja disana.
                Tubuh Hye Rin mendadak kaku dengan bibir yang bergetar. Ia juga bisa merasakan nafasnya naik turun dan ada rasa sakit yang menyerang didadanya dengan cepat. Sebuah rasa sakit yang sudah lama ia pendam namun kembali muncul di permukaan.
                “Aigoo~ kenapa kau masih disini? Sudah kubilang ayo kita pindah ke toko sebelah, Hye Rin.”
                DEG! Mata Hye Rin membesar saat ahjumma itu menoleh mendengar nama ‘Hye Rin’ disebut-sebut Key. Demi Tuhan, untuk saat ini Hye Rin 1000 kali lebih memilih mendengar sebutan ‘bawel’ daripada namanya. Karena sudah jelas sebutan ‘bawel’ tidak akan membuat Hye Rin terkejut setengah mati melihat ahjumma itu menyadari kehadirannya disana.
                “Hye Rin?” pekik ahjumma itu tak kalah terkejut.
                Hye Rin pun terperanjat saat tatapan mereka berdua sempat beradu.
                Tanpa memperdulikan keterkejutan ahjumma itu maupun kebingungan yang melanda Key, Hye Rin langsung berlari melesat keluar toko dan menerobos setiap orang yang menghalangi jalannya. Langka Hye Rin berpacu cepat membabi buta.
Hye Rin tidak peduli ketika setiap orang menoleh aneh padanya. Dia juga tidak peduli sudah seberapa jauh dia berlari. Dia tetap tidak peduli, meski sekarang tenaganya sudah habis.
                “Stop!” teriak Key yang tiba-tiba berdiri didepan Hye Rin. Membuat Hye Rin menubruk dada Key karena tak sempat memperlambat laju kakinya.
                “Ya! Kau ini kenapa Hye Rin !?!” omel Key dengan nada yang tinggi. “Kenapa kau tiba-tiba berlari seperti orang gila? Ha? Untung saja aku bisa mengejarmu, jika tidak…”
                Ucapan Key mendadak berhenti saat menyadari raut wajah Hye Rin berubah. Warnanya merah padam dengan rahang yang mengeras. Bahkan tatapan tajam Hye Rin terlihat begitu menakutkan.
                “Gwe… Gwenchanayo??” tanya Key menurunkan nada bicaranya.
                Hye Rin tak langsung menjawab. Yang terdengar hanya desahan nafasnya yang naik turun.
                “Tinggalkan aku sendiri.” Ucap Hye Rin masih mencoba menahan emosinya.
                “Mwo?”
                “Cepat pergi dan tinggalkan aku sendiri!” ucap Hye Rin tajam. Kebiasaan Hye Rin yang selalu-ingin-menyendiri-ketika-sedang-emosi kembali muncul.
                “Shireo!” jawab Key tidak mau.
“KEY!” teriak Hye Rin keras. Suaranya terdengar membahana dan memekakan telinga yang mendengarnya.
                Kini tatapan tajam Hye Rin menghujam ke arah Key, tapi namja itu tetap tak bergeming.
                “Shireo! Aku tidak akan meninggalkanmu sementara kau dalam keadaan seperti ini, Hye Rin.” Ucap Key tegas.
                Hye Rin mulai mengepalkan tangannya. Dia benar-benar butuh pelampiasan untuk meluapkan emosinya tak tertahankan. Tapi bahkan Key tidak tahu kenapa Hye Rin mendadak emosi seperti ini. Key merasa tidak berbuat salah.
                “Waeyo Hye Rin? Bicaralah…”
                Lagi-lagi Hye Rin diam. Ia justru menunduk dan menutup matanya rapat-rapat.
Ini tidak boleh terjadi! Hye Rin sudah berjanji dengan dirinya sendiri kalau dia tidak boleh menangis! Dia butuh pelampiasan secepatnya atau dia akan benar-benar menangis sekarang juga.
“Hye Rin…”
BUG!
Jangan salahkan Hye Rin kalau akhirnya sebuah pukulan keras mendarat tepat di ujung bibir Key. Tampaknya Hye Rin tak mampu lagi membendung emosinya yang telah meledak.
***
                “Ini minumlah. Kopi ini akan membuat tubuhmu hangat.” Ucap Key seraya menyerahkan segelas kopi untuk Hye Rin yang tampak duduk di kursi pinggir trotoar – tempat mereka pertama kali bertemu dulu.
                Saat itu hari sudah mulai gelap. Key bahkan sampai tidak sadar ternyata dia sudah belanja lama sekali.
                “Apa kau ingin melanjutkan berbelanja lagi?” tanya Hye Rin pada Key yang tampak mengkompres luka akibat pukulan Hye Rin.
                “Anio. Mood ku tiba-tiba hilang gara-gara ini.” Key menunjuk ke ujung bibirnya yang mulai membiru.
                “Mianheyo Key.” ucap Hye Rin menyesal.
                “Waeyo Hye Rin?” tanya Key cepat. “Kenapa kau tiba-tiba bisa emosi seperti tadi?”
                Tak ada jawaban.
                “Apa karena ahjumma itu?”
Hye Rin menoleh. Tampaknya pertanyaan Key tepat sasaran.
“Memangnya dia siapa? Kenapa dia bisa membuatmu begitu marah?”
                Hye Rin tak menanggapi ucapan Key, ia justru terlihat beranjak dari tempat duduknya, “Sebaiknya kita pulang sebelum pemberangkatan bis menuju rumah habis.”
                “Tapi kau belum menjawab pertanyaanku Hye Rin.” Ucap Key sambil menahan langkah Hye Rin dengan genggaman tangannya.
                Hye Rin menatap Key sebentar lalu menghela nafas.
“Dia Umma-ku.” Jawab Hye Rin berat.
                “Mwo??” Key tak langsung mempercayai jawaban itu. “Tapi kau bilang dia sudah meninggal.”
                “Tolong jangan bahas ini lagi atau aku terpaksa memukulmu untuk yang kedua kalinya, Key.”
                Key menurunkan bahunya kemudian mengangguk terpaksa.
                Setelah itu mereka berdua benar-benar pulang menggunakan bus dengan pemberangkatan terakhir. Namun anehnya belum sempat berjalan lama, bus itu tiba-tiba berhenti ditengah jalan. Padahal jarak rumah Hye Rin masih 4 kilometer lagi.
                “Ada apa ahjussi? Kenapa bus nya tiba-tiba berhenti?” tanya Key pada supir bis.
                “Mian anak muda. Tampaknya mesin bus ini kembali mogok. Jadi tunggulah beberapa saat sampai kami selesai memperbaikinya.”
                ‘Kembali mogok? Berarti bus ini sudah sering mogok?’ batin Key tanpa menyampaikannya pada supir bus yang terlihat sibuk mencari peralatan bengkel.
“Huh…” Key mendengus kesal sambil menjatuhkan punggungnya di sandaran tempat duduk, “Aigoo~ sepertinya kita harus menunggu lama, bawel.”
                Hye Rin tak menyahut.
                “Bawel, apa kau sudah tidur?”
                Masih tak ada suara.
                “Hey!” Key menyibakkan poni yang menutupi wajah Hye Rin. Ketika Hye Rin menoleh, Key justru terkejut dibuatnya. Bagaimana tidak, kini Hye Rin tampak begitu pucat dengan bibir yang memutih serta wajah penuh keringat yang menetes.
                “Omonna!” pekik Key kaget. “Kau kenapa, Hye Rin???”
-To Be Continue-



                Waduh.. Apa nih yang terjadi sama Hye Rin? Terus apa ya yang bakal Key lakukan buat nolongin Hye Rin?
                Jangan lupa komen (buat sedikit penghargaan untuk author  yang udah susah2 bikin FF ini). hehehe
                Gomawooo *bow

4 comments:

  1. uwaaaa...
    bkin pnasaran >.<

    ReplyDelete
  2. eonni... selama mengikuti FF ini, aku bisa menarik kesimpulan bahwa..... eonni punya bakat banget bikin cerita.

    sumpah. seru. abis.

    lanjutkan eonni!! sukasukasuka!! XD

    ReplyDelete
  3. hahaha, tunggu di part selanjutnya ya~

    @anisa: gamsahamnida saeng ^^

    ReplyDelete
  4. wuaaaaaa.....wajah ganteng key????

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...