Tuesday 12 April 2011

FF SHINee : The Sweet Summer (part 8)

Tittle    : The Sweet Summer (Part 8)
Author : Ichaa Ichez Lockets
Cast                 : Shin Hye Rin, Shin Eun Kyo, Lee Taemin, Kim Ki Bum (Key), Choi  Minho, Kim JongHyun (Jjong), Lee Jin Ki (Onew).
Genre              : Friendship, Romance.
Length             : Series (Chaptered)



            Sejak pagi Hye Rin tak tampak beranjak dari tempat duduknya. Yeoja itu masih saja terlihat kaku didepan pintu sanggojaenya sambil menunggu seseorang. Seseorang yang beberapa hari ini sama sekali tidak muncul dan benar-benar ia rindukan.
            “Taemin!” panggil Hye Rin saat menemukan sosok Taemin datang dari arah barat. Masih menggunakan sepeda kesayangannya, Taemin akhirnya berhenti didepan rumah Hye Rin.
            “Kemana saja kau kemarin-kemarin?” Hye Rin berjalan mendekat. “Aku benar-benar mencemaskanmu karena kau tidak pernah datang kerumahku seperti biasanya.”
            Taemin tak mampu menjawab pertanyaan itu. Dan bahkan tak berani membalas tatapan Hye Rin yang penuh tanda tanya. Hanya saja Taemin sedang tidak ingin bertemu dengan Hye Rin untuk sementara waktu.
            “Apa kau marah padaku?” tanya Hye Rin penuh selidik. “Jika aku punya salah, maafkan aku Taemin.”
            Dada Taemin mendadak bergemuruh mendengar kalimat itu. Taemin tidak bisa bilang kalau ia marah karena Hye Rin (secara tidak langsung) menolaknya beberapa hari lalu. Lagipula Taemin juga tidak bisa memaksakan siapa yang seharusnya Hye Rin cintai meski itu bukan dirinya.
            Taemin hanya bisa pasrah.
            “Hey?” Hye Rin menggoyang-goyangkan tangannya tepat didepan wajah Taemin. “Kau sedang memikirkan apa Taemin?”
            “Eh, anio noona. Mianhe karena aku tidak sempat mampir kerumahmu.”
            Meski jawaban Taemin tak beralasan, namun Hye Rin tak ingin bertanya lebih lanjut. Bisa bertemu dengan Taemin saat ini saja sudah lebih dari cukup baginya.
            “Kalau begitu, maukah sekarang kau menemaniku?”
             Alis Taemin bertaut, tidak mengerti.
            “Tolong temani aku ke salon.” Jawab Hye Rin mantap.
***
            Berulang kali Taemin tampak mengerjap-erjapkan mata ke arah sosok yang ada didepannya sekarang. Taemin berani bersumpah demi apapun, sosok yang berdiri anggun ini sama sekali tidak mirip dengan sosok Hye Rin yang ia kenal.
            Kini Hye Rin yang berdiri didepan Taemin bukan Hye Rin yang suka sekali menggunakan kaos kebesaran, celana pendek, sandal jepit dan rambut kucir kuda. Tapi ini Hye Rin yang sedang menggunakan kaos ketat, rok mini bertingkat dan sepatu ballet berpita. Satu lagi, rambut Hye Rin tampak di blow dan jatuh bebas sepanjang bahu. Bahkan Taemin bisa melihat sebuah lipstik menghiasi bibir mungil Hye Rin.
            “Bagaimana Taemin?” tanya Hye Rin sambil memajang tampang ‘aegyo’ versinya.
            “Kau benar-benar cantik, noona.” Ucap Taemin menahan kekaguman di dadanya. Bagaimanapun juga perasaannya pada Hye Rin masih utuh. Dan sekarang semakin menguat melihat perubahan yang terjadi.
            “Sebenarnya kenapa kau tiba-tiba ingin merubah dandananmu seperti ini noona?” tanya Taemin saat mereka kembali dari salon.
            Hye Rin tak menjawab pertanyaan itu. Ia justru tertunduk malu, mencoba menyembunyikan pipinya yang memerah.
            Sejujurnya, Hye Rin sendiri pun tak tahu pasti apa alasan kenapa ia rela membayar mahal untuk sebuah ‘perubahan’-nya saat ini. Hanya saja, ia ingin sedikit berubah. Setidaknya cantik seperti Eun Kyo.
            “Aku pulang!” teriak Hye Rin dari pintu depan. Diikuti langkah Taemin yang mengekor dibelakangnya.
            Hye Rin bisa mendengar suara orang berbincang dari arah ruang makan. Sudah pasti penghuni sanggojae sedang berkumpul untuk makan disana. Meski sebenarnya jam segini sudah terlalu terlambat jika disebut makan siang.
            Dugaan Hye Rin benar. Mereka semua sedang berkumpul. Ada Eun Kyo, JongHyun, Minho, Key dan bahkan juga Onew.
            “Annyeong!” sapa Hye Rin penuh semangat.
            Serentak semua yang ada diruangan itu menoleh heran lalu terdiam.
Tentu saja mereka tidak bisa menyembunyikan keterkejutan akan sosok Hye Rin yang tiba-tiba datang dengan perubahan seratus delapan puluh derajat.
            “Hye Rin?” pekik Eun Kyo sambil memandang dongsaengnya. Sejurus kemudian seulas senyum tersungging di wajah Eun Kyo saat menyadari dongsaengnya ‘mencoba untuk berdandan’.
            Sedangkan Onew dan JongHyun hanya mampu melongo melihat sesosok yeoja yang berdiri didepan mereka. Sesaat mereka saling pandang, lalu akhirnya menelan ludah sambil terus memajang wajah kebingungan.
            Tapi saat itu juga tiba-tiba terdengar ledakan tawa dari sudut meja.
Key! Dia tertawa begitu keras sambil memegangi perutnya yang mulai kram.
            “Bhahaha. Kau ini sedang kurang kerjaan atau apa, bawel?” ucap Key sambil tertawa – kali ini lebih keras dari sebelumnya. “Lihat dandananmu sekarang! Blush on mu itu benar-benar membuatmu tampak seperti badut!” tawa Key meledak lagi.
            GLEK! Hye Rin tersentak mendengar kalimat pedas yang diucapkan Key. Ia menggigit bibir bawahnya sambil menatap Minho – berharap ada tatapan teduh serta senyuman manis dari sana. Atau setidaknya sebuah ekspresi agar Hye Rin tahu Minho menyukai dandanannya atau tidak. Namun Minho justru sama sekali tak membalas tatapan Hye Rin, ia tampak diam sambil memandang piring yang ada di depannya.
            Omonaa~ kenapa jadi seperti ini? Hye Rin mendadak menyesal sekarang. Ia merasa sangat bodoh karena telah berusaha berubah menjadi sosok yang bahkan ia sendiri tidak menyukainya.
            Jantung Hye Rin berdentum keras, nafasnya memburu. Dari tatapannya terpancar emosi yang meluap.
Demi Tuhan, Hye Rin ingin cepat pergi dari ‘neraka’ ini secepatnya.
            “Hye Rin!” seru Eun Kyo melihat kepergian Hye Rin yang melesat cepat keluar sanggojae.
            Semuanya hanya bisa diam ketika Hye Rin menghilang dari ruang makan. Serentak pandangan itu beralih kearah Key yang tetap melanjutkan makan siangnya seolah tak terjadi apapun.
            “Noona! Tunggu!” SergahTaemin sambil menarik lengan Hye Rin tepat disaat mereka sudah berdiri di pinggir jalan.
            “Lepaskan tanganmu Taemin!” Hye Rin mencoba melepas genggaman Taemin dengan kasar. Namun Taemin kembali menahannya. “Apa lagi hah? Kau masih mau berbohong dan mengatakan kalau aku cantik?”
            “Anio noona.” Ragu-ragu Taemin melihat ekspresi wajah Hye Rin yang merah padam. Tampaknya emosi gadis itu benar-benar meledak sekarang. “Jika kau ingin pergi, biarkan aku menemanimu noona.” Tambah Taemin kemudian.
            “Andwae! Jangan mengikutiku kali ini!” teriak Hye Rin keras. “Mianhe, tapi aku hanya ingin sendiri. Dan lepaskan genggaman tanganmu sekarang juga atau kau akan menyesal!” Ucap Hye Rin tajam.
            Taemin tersentak mendengar kata-kata itu. Dia tau kali ini Hye Rin tidak main-main dengan ucapannya. Sorot mata Hye Rin menandakan kalau dia serius. Dan bahkan kini terlihat begitu merah menahan emosi.
            Perlahan genggaman Taemin mulai merenggang. Tanpa pikir panjang langkah Hye Rin membawanya pergi meninggalkan Taemin yang hanya mampu berdiri mematung melihat kepergian noona kesayangannya itu.
***
            Sepuluh menit kemudian Hye Rin berhenti di tepi danau. Ia mencoba kembali melihat cerminan wajahnya di air danau yang keruh.
            ‘Key benar. Aku memang tampak seperti badut!’ batin yeoja itu.
            Dengan kasar Hye Rin menghapus lipstik serta make up dengan punggung tangannya. Tak lupa ia kembali mengucir rambutnya meski kuciran itu tidak serapi biasanya.
            Dan semua baju itu…
            “Ish!” Hye Rin menggerutu sendiri karena tak bisa melakukan apapun untuk melucuti baju yang sedang ia pakai.
            Emosi Hye Rin benar-benar memuncak sekarang. Ia menyadari betapa bodohnya dia ingin berdadan cantik seperti Eun Kyo. Niat ini terlintas hanya karena Hye Rin merasa Eun Kyo selalu lebih dibandingkan dengannya. Eun Kyo cantik dan juga feminim, sedangkan Hye Rin sangat tomboy dan juga apa adanya.
Itu tidak mungkin terjadi. Ia dan Eun Kyo jauh berbeda. Tentu saja ia tak akan bisa berubah seperti Eun Kyo. Tidak akan bisa, meski ia berusaha sekuat tenaga.
Tidak akan!
            Kali ini Hye Rin butuh pelampiasan. Dengan teliti, Hye Rin memincingkan matanya mencari sesuatu yang bisa untuk melampiaskan emosinya.
Sebuah pohon! Hye Rin langsung mendatangi pohon terdekat, mengepalkan tangannya, kemudian menunju-ninju pohon itu sambil berteriak seperti orang kesetanan. Ia tak peduli saat tangan kecilnya harus terasa perih ketika menyentuh permukaan pohon yang kasar dan bergerinjal. Rasa sakit itu sudah tertutup oleh emosinya yang membara.
Perlahan darah segar mulai sedikit mengalir membasahi punggung tangan Hye Rin hingga menorehkan noda merah disana. Namun sekali lagi yeoja itu tak memperdulikannya.
            Terakhir, Hye Rin memandang ke arah kedua sepatu ballet yang ia pakai. Sepatu itu tampak indah dengan warna pink polkadot serta pita berwarna merah di ujungnya. Meski indah, Hye Rin sadar kalau dia tak cocok memakai sepatu itu.
            Dengan berat hati, sepatu cantik itu berakhir di tong sampah.
            Pukul 10 malam Hye Rin baru tiba dirumah. Tampaknya Hye Rin tak menyadari bahwa banyak waktu yang terlewat saat ia melamun di tepi danau. Ia hanya ingin memastikan bahwa tidak harus ada yang menjadi korban luapan emosinya ketika ia kembali.
Meski Hye Rin tahu masih ada yang terjaga di sanggojae, tapi malam ini lebih banyak yang memilih untuk terjaga didalam kamar daripada di teras maupun ruang tivi.
            “Kau baru pulang, bawel?” Key muncul dari balik pintu kamarnya tepat disaat Hye Rin melewati lorong didepan pintu kamar Key.
            Mungkin emosi Hye Rin tidak sebesar tadi, tapi tetap saja ia malas melihat tampang namja angkuh itu. Berani sekali Key menampakkan batang hidungnya, padahal Hye Rin masih menyimpan amarah ketika tiap kali ia mengingat ledak tawa Key tadi.
            Kreekk~… Saat itu juga, tiba-tiba terdengar suara pintu yang sedang dibuka.
Aigoo! Itu pintu kamar Minho! Minho tak mungkin melihat Hye Rin dalam keadaan berantakan sepeti ini!
Mata Hye Rin membola, entah kenapa kakinya justru serasa terpaku dilantai. Hwaa~ harusnya dia cepat pergi sebelum Minho menemukannya!
            Untungnya Key bisa membaca situasi yang terjadi. Dengan cepat ia menarik lengan Hye Rin, memasukkan ke dalam kamar dan segera menutup pintu setelahnya.
            “Ya! Apa yang kau lak…” ucapan Hye Rin terpotong karena sekali lagi Key membengkam mulutnya. Dan bahkan sekarang Key merapatkan punggung Hye Rin ke tembok hingga yeoja itu tak mampu berkutik.
            “Ssst.. diam. Nanti Minho bisa curiga kau ada disini!” ucap Key berbisik. Wajahnya tepat beberapa senti dari wajah Hye Rin.
            Dengan jarak yang sedekat ini, garis ketampanan Key bisa terlihat dengan jelas. Entah kenapa membuat Hye Rin mendadak tak mampu mengelak. Dan bahkan nafasnya tertahan melihat ke arah Key tanpa ekspresi.
            Hening sejenak. Baik Hye Rin maupun Key masih terdiam sambil merasa was was akan kehadiran Minho di luar kamar Key.
            Saat bayangan Minho sudah terlihat melewati pintu kamar Key dan menuju kamarnya, akhirnya Key melepaskan bengkapan itu.
Suasana sudah mulai tenang, tanpa pikir panjang Hye Rin langsung berjalan mendekati pintu, namun tangan Key lebih dulu menahannya. “Tunggu sebentar.” Ucap Key pelan sambil  mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
            Ternyata itu sebuah sapu tangan. Dengan lembut Key mengusap sisa make up belepotan yang ada diwajah Hye Rin kemudian membalutkan sapu tangan itu ke punggung tangan Hye Rin yang lecet karena meninju pohon tadi.
            Entah kenapa Hye Rin justru diam. Dia hanya mampu terpaku menatap raut wajah dan nada bicara Key yang berubah.
            ‘Apa benar ini sosok Key yang menertawakanku tadi?’ batin Hye Rin.
            “Kau benar-benar berantakan Hye Rin-ah…” ucap Key pelan.
            Lagi-lagi Hye Rin dibuat terkejut. Dan bahkan ia tak percaya, sepertinya tadi baru saja Key memanggil nama aslinya, dan bukan sebutan ‘bawel’ yang terdengar.
            Namun Key tak memperdulikan keterkejutan Hye Rin, Kali ini dia justru sibuk melepaskan ikatan rambut Hye Rin serta menata poni Hye Rin yang berantakan. Setelah rapi, lalu Key mencubit hidung Hye Rin dengan gemas.
            “Key-sshi…” protes Hye Rin sebal.
            Yang dipanggil justru tersenyum. *blush*
“Berjanjilah padaku kau tidak akan pernah berusaha berubah menjadi cantik lagi, Hye Rin.” Ucap Key pelan. “Kumohon tetaplah jadi Shin Hye Rin yang seperti ini. Arraso?”
            Hye Rin tak menjawab pertanyaan itu. Ia justru membatu sambil memandang pesona namja yang ada didepannya sekarang.
            Omonaa~ sekali lagi Hye Rin dibuat ragu. Benarkah ini sosok Key yang pernah ia kenal?
-To Be Continue-




            Waaaa~ Kenapa Key bisa mendadak berubah jadi kaya gini? *author ikutan meleleh*
            Terus apa yang akan terjadi pada Hye Rin ya? Apa dia bakal tetap mempertahankan cintanya sama Minho, atau justru berpaling ke Key?
            Penasaran? Tunggu part  selanjutnya.
            Jangan lupa komen…komen…komen…
            Gomawoooo *bow

2 comments:

  1. kerasa banget moment romancenya eon ^^

    ReplyDelete
  2. key itu sebenernya romantis lho...!!!*sok tau bnget*

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...