Saturday 14 January 2012

FF SHINee : Angel Key [Part 1]

Nananana berhubung ngisi modem Cuma paketan satu hari, jadi sekarang sekalian aku post aja ya part 1 nya. Wkwkwkwk

Semoga semua bisa menikmatinyaaaa ^^


Tittle                     : Angel Key [Part 1]
Author                 : Ichaa Ichez Lockets
Genre                   : Fantasy, Friendship, Family, Romance.
Rating                  : G
Cast                      : Park Yungshin, Key SHINee, Shin MiKyung (cameo).
Length                 : Chapter
Desclaimer         : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!

              Suara dentingan logam terdengar lirih dari arah ruang makan rumah Yungshin. Yungshin, beserta appa dan ummanya tampak  menikmati hidangan mereka pagi itu. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini Yungshin terlihat begitu gembira karena sebentar lagi dia akan menghadiri pesta perpisahan di sekolahnya, dan saat itu pula Yungshin akan menerima sebuah penghargaan karena dia meraih nilai terbaik dalam ujian akhir.
                “Appa, jangan lupa datang ya. Aku ingin melihat appa dan umma saat menerima penghargaan nanti.” Pinta Yungshin manja.
                Appa Yungshin tersenyum. “Tentu saja sayang, kami pasti datang. Kau tidak perlu khawatir.” Jawab beliau dengan sabar dan bijaksana, khas seorang Mr Park yang bersahaja.
                “Kalau begitu Yungshin berangkat dulu ya.” Ucapnya lalu bangkit dan berjalan mendekati kedua orang tuanya. Tak lupa Yungsin menorehkan ciuman kasih sayang pada mereka berdua. “Annyeong~”
                “Ne.” Umma Yungshin tersenyum, “Hati-hati Yungshin-ah…”
                Dan Yungshin langsung melesat menggunakan mobil pribadinya menuju sebuah gedung bertingkat yang selama 3 tahun terakhir menjadi tumpuan pendidikannya.
                Yungshin terlihat penuh percaya diri memasuki auditorium sekolah itu. Disambut dengan ribuan pasang mata yang menatapnya kagum,  ia hanya tersenyum tipis. Menjadi pusat perhatian bukan sesuatu yang asing bagi Yungshin. Dan dia tampak sedang menikmatinya sekarang.
                Acara dimulai pukul 9 pagi, berjalan sangat meriah juga mewah. Semua orang yang ada didalamnya terlihat sangat menikmati acara itu, namun tidak bagi Yungshin. Sudah hampir saatnya tiba pemberian penghargaan untuknya, tapi kedua orang tua Yungshin belum juga menunjukkan batang hidungnya.
                Berkali-kali Yungshin telah menghubungi mereka, tetap tak ada jawaban. Bahkan telfon rumah tidak aktif.
                Yungshin jadi panik. Bukan takut ada sesuatu yang terjadi pada kedua orang tuanya, namun karena Yungshin tak mau dianggap sebagai pembohong karena ia telah berjanji pada teman-temannya bahwa hari ini Mr Park akan datang.
***
                Dengan keras Yungshin menutup pintu mobil kemudian membanting piagam penghargaannya tepat di jok mobil belakang. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Yungshin melaju menuju rumahnya untuk mencari penjelasan atas semua ini.
                Selama perjalanan, pikiran Yungshin kacau balau. Antara memikirkan betapa malunya saat ia dituduh pembohong oleh teman-temannya dan bagaimana orang tuanya tiba-tiba ingkar janji tanpa memberi sedikitpun kabar. Benar-benar membuat emosi yeoja itu meluap.
                Tapi semua perasaan amarah yang melanda Yungshin seketika menguap saat dia menemukan sebuah papan dengan 3 kata yang dengan sukses membuat Yungshin terperanjat.
                RUMAH INI DISITA.
                Tentu saja Yungshin tak sanggup percaya. Belum sampai 4 jam dia meninggalkan rumah itu, tiba-tiba sekarang tertera papan yang tak pernah ada sebelumnya. Dan bahkan satpam yang berjaga didepan tak ada ditempat. Membuat Yungshin terpaksa keluar dari mobil kemudian membuka pagar yang biasanya bisa terbuka secara otomatis.
                Tapi belum jauh Yungshin melangkah, didepan teras rumah megahnya sudah berdiri 2 orang berseragam yang mencegat.
                “YA! Kalian siapa?” bentak Yungshin tidak terima. “Ini rumahku! Dan aku berhak memasuki rumahku sendiri tanpa ada yang melarang! Termasuk kalian!”
                Dua orang itu tidak bereaksi. Masih dengan raut wajah datar, yang satu menjulurkan sebuah amplop, yang satu lagi berjalan ke dalam rumah.
                “Ige mwoya?” Yungshin langsung merebut amplop itu, berharap menemukan jawaban atas semua ini.
                Di amplop itu tertera sebuah tabel yang dipenuhi dengan angka-angka dan tidak terlalu Yungshin mengerti. Yang bisa Yungshin ketahui hanyalah jumlah dari semua angka tersebut.
                “OMO! Hampir seratus milyar won!”
                Meski sejak kecil Yungshin hidup dipenuhi dengan kemewahan, namun tetap saja yeoja itu terkejut melihat jumlah uang sebanyak ini. Sayangnya kalimat yang tertera dibawah tabel lebih membuat Yungshin terperangah.
                “Appa dituduh korupsi sebanyak ini?” Yungshin terpekik tak percaya. “Ini tidak mungkin! Appa tidak mungkin melakukan ini!”
                Saat itu juga orang yang tadi sempat masuk kedalam rumah tampak keluar membawa 2 buah koper besar yang Yungshin tau itu miliknya.
                “Barang-barangku mau kau bawa kemana?”
                Dengan serius orang itu menjawab, “Mulai sekarang kau tidak boleh tinggal disini lagi. Rumah ini kami sita sebagai barang bukti.”
                Yungshin terkesiap. “Mwo? Aku tidak boleh tinggal disini?”
                Mereka berdua mengangguk.
                “Lalu dimana appa dan ummaku sekarang?” tanya Yungshin lagi.
                “Saat kami datang, mereka sudah tak ada disini. Sampai sekarang mereka berdua masih berstatus sebagai buronan.”
                DEG! Yungshin menutup mulut dengan telapak tangannya. Ia tak percaya kedua orang tua yang selama ini ia banggakan dituduh sebagai koruptor dan sekarang justru menjadi seorang buronan.
                “Karena kau termasuk saksi, maka kau harus menjalani beberapa pemeriksaan di kantor polisi. Dan jika ada sesuatu yang kau tutup-tutupi mengenai keberadaan orang tuamu, maka kau juga bisa kami anggap sebagai tersangka.”
                Kalimat itu sangat menyudutkan Yungshin. Seperti tak memberi ruang untuknya bernafas, atau bahkan sebuah jeda untuk memikirkan kenyataan apa yang sedang benar-benar terjadi.
                Rasanya seperti sebuah mimpi. Mimpi yang sangat buruk!
                “Tunggu sebentar!” Ucap Yungshin tiba-tiba.
                Kedua orang itu saling pandang.
                “Sebelum aku pergi, bolehkah aku mengambil sesuatu di kamarku?”
                Ahjussi berseragam itu kompak menggeleng. “Maaf tapi kau tidak boleh memasuki rumah ini lagi.”
                “Hanya sebuah bantal kecil.” Potong Yungshin cepat. “Aku yakin kalian tak memasukkannya disini. Padahal itu adalah barang yang paling berharga dalam hidupku.” Ucapnya memohon.
                Kedua orang itu saling pandang, “Baiklah, tapi kami akan mengawasimu.”
                Sebuah ruangan bernuansa merah muda dengan luas 6x6 meter yang selama ini menjadi tempat favorite Yungshin kini bukan lagi miliknya. Semua perlengkapan make up mahal sampai barang elektronik tak mungkin ia ambil sekarang. Hanya sebuah bantal kecil berbentuk hati yang bisa ia bawa pergi.
                Meski berat, Yungshin tak memiliki pilihan lain selain meninggalkan istana ini bahkan disaat dia belum sempat benar-benar mengerti apa yang baru saja terjadi.
***
                Pukul 9 malam lewat 10 menit. Yungshin tampak seperti orang linglung yang berulang kali menebar pandangan ke sekitarnya. Kini gadis itu tengah duduk di halte bus, tanpa tujuan dan tak tahu harus berbuat apa untuk menghabiskan malam ini.
                Jangankan ke rumah saudara, ke rumah teman saja Yungshin enggan. Dia sangat malu jika harus bertemu dengan mereka dan dituduh sebagai anak seorang buronan koruptor.
                Yungshin tak sanggup jika harus membayangkannya.
                Saat itu juga tiba-tiba ada seorang ahjumma paruh baya yang tersandung tepat didepan Yungshin. Spontan Yungshin langsung bangkit menolongnya.
                “Ahjumma gwenchana?”
                Ahjumma itu tersenyum. “Gwenchana.” Ucapnya dengan suara yang sedikit serak. “Gomawo.”
                Yungshin pun mengangguk, tapi ahjumma itu justru melihat ke arah koper yang Yungshin bawa.
                “Apa yang kau lakukan disini? Ini sudah sangat larut. Berbahaya disini sendirian nak.” Ucapnya sedikit khawatir.
                “Eung, aku tidak tahu harus kemana sekarang.”
                Ahjumma itu mengerutkan dahinya kemudian memandang Yungshin dari atas sampai bawah. “Kalau begitu bagaimana kalau kau tinggal di tempatku? Kebetulan aku memiliki sebuah rumah yang disewakan dengan harga murah.”
                Yungshin tak langsung menyetujuinya. Tampak berfikir kemungkinan terburuk yang bisa saja ia terima nanti. Tapi ia tahu ia tak punya pilihan.
                Akhirnya dengan berat hati Yungshin mengikuti langkah ahjumma itu ke sebuah rumah bertingkat yang berada di gang kecil.
                Meski memiliki 2 lantai, rumah itu tetap saja terlihat kumuh dengan cat tembok yang berjamur dan kayu pintu yang telah dimakan rayap.
                Sayangnya bukan ditempat itu Yungshin akan tinggal. Melainkan disebuah rumah yang lebih buruk. Sedangkan rumah 2 lantai itu adalah rumah pemilik penyewaan ini.
                “Kau yakin rumah ini yang kau sewakan?” tanya Yungshin menunjuk sebuah rumah dengan luas tak lebih lebar dari kamar tidurnya.
                “Hmm.” Ahjussi pemilik sewa rumah itu mengangguk, menyebabkan lehernya yang pendek dan berlipat tampak menjadi satu. “Kau hanya perlu membayar sewa 50 ribu won sebulan.”
                “Tapi tempat ini benar-benar…” Yungshin tak meneruskan kata-katanya, hanya kembali melempar pandangan ke arah rumah sangat sangat sangat sederhana dan tidak layak huni itu. “Oh iya tunggu. Aku ingin berbicara dengan ahjumma pemilik apartemen ini. Dimana ia sekarang?” ucap Yungshin baru menyadari ahjumma tadi menghilang.
                Ahjussi berbadan tambun itu memajang tampang aneh. “Ahjumma? Siapa yang kau bicarakan? Akulah pemilik sewa rumah ini. Dan istriku sudah lama meninggal.”
                “Tapi tadi ada seorang ahjumma yang mengaku memiliki penyewaan ini. Bahkan dia mengantarku sampai ke rumahmu. Apa kau tidak melihatnya?”
                Hanya sebuah gelengan yang bisa Yungshin lihat. “Sudah kubilang aku tak tahu.” Jawabnya serius. “Jadi bagaimana? Kau jadi menyewa tempat ini tidak? Jika tidak, sebaiknya kau pergi sekarang juga karena aku ingin melanjutkan kembali tidurku yang tertunda.” Lanjut ahjussi itu bermaksud kembali menutup pintu rumah.
                “Oh chakkaman!” Yungshin langsung mencegahnya. “Baiklah, aku akan tinggal ditempat ini.” Jawabnya terpaksa.
                “Jika kau ingin tinggal, maka kau harus membayar sewa untuk 3 bulan sekarang juga.”
                “Mwo? Shireo!” jawab Yungshin melipat kedua tangannya. “Aku tidak akan mau membayar jika kau belum membersihkan rumah ini dan mengubah dekorasinya. Kurasa rumah ini juga membutuhkan pengharum ruangan.”
                Ahjusshi itu mendengus. “Kau pikir kau tinggal di hotel?!?” bentaknya. “Cepat bayar sekarang juga, atau kau pergi dari sini!”
                “Oh ne~ ne~ ne~ aku akan membayarnya. Ahjussi ini merepotkan saja!” Yungshin skak mat. Dia tak punya pilihan lain.
                Saat gadis itu membuka tas, Yungshin baru sadar kalau dompet dan HP nya ditinggal di kantor polisi sebagai barang bukti. ‘Sial!’ batin Yungshin. Sekarang ia tahu ia tak memiliki apapun. Hanya baju yang melekat di tubuhnya, 2 koper berisi pakaian, dan sebuah bantal.
                “Jangan bilang kau tidak punya uang?” bentak ahjussi itu lagi. “Padahal dandananmu seperti orang kaya. Tidak tahunya kau orang miskin juga.”
                “YA! Siapa bilang aku orang miskin?” jawab Yungshin galak. “Ini!” lanjutnya menyerahkan jam tangan yang kini menjadi harta satu-satunya. “Jam tangan ini berharga lebih dari satu juta won. Berarti kalau dihitung, bahkan aku bisa menyewa tempat ini lebih dari 1 tahun!”
                Ahjussi itu memandangi jam tangan berwarna silver yang kini ada dalam genggamannya. Dilihat sepintas saja, orang awam juga sudah bisa tahu kalau benda itu bukan barang murahan.
                “Baiklah, karena aku sedang berbaik hati, maka kau kuijinkan tinggal ditempat ini. Dengan catatan, jam tangan ini hanya bisa membayar sewa selama tiga bulan.” Ucap ahjussi itu kemudian pergi.
                “Mwoya? Ahjussi! Ahjussi! Chakamanyo!” panggil Yungshin yang diabaikan.
                Sekarang sudah sangat larut, Yungshin pun sudah sangat lelah. Akhirnya dia meraih gagang pintu dan membukanya kemudian menyalakan lampu redup ruangan itu.
                Sebuah ruangan dengan luas kira-kira 5x5 meter. Didalamnya sudah termasuk dapur kecil dan sebuah kamar mandi.
                Yungshin berdiri mematung memandangi tempat itu. udara yang lembab dan bau yang menyeruak benar-benar membuatnya tidak nyaman. Tak pernah ia bayangkan ia sanggup hidup ditempat ini.
Sepertinya Yungshin baru menyadari dia telah mengambil keputusan yang salah.
                “Kau mau kemana?”
                Langkah Yungshin yang ingin mendekati pintu tiba-tiba terhenti. Spontan ia menoleh. “Waaaaa~~”
                Secepat kilat orang itu membekap mulut Yungshin, “Aku bukan orang jahat! Ini akan kulepaskan jika kau berjanji tidak akan berteriak lagi.”
                Yungshin mengangguk. Tapi…
                “Waaaaa~”
                “YA! Sudah kubilang jangan berteriak!” bentak orang itu lagi, membuat Yungshin terkesiap lalu menggingit tangan yang membekap mulutnya.
                “AW!”
                Cepat-cepat Yungshin mendekati pintu kemudian bermaksud keluar, tapi sayangnya pintu terkunci padahal sudah jelas-jelas dia memutar-mutar kuncinya berulang kali.
                “Jangan bersikap bodoh.”
                Yungshin mendengus kemudian mengambil benda apapun disekitarnya yang sanggup ia jadikan senjata. Sebuah bantal.
                “Kau siapa? Apa yang kau lakukan ditempat ini?”
                Namja itu tersenyum tipis. Bisa Yungshin lihat senyumnya begitu cerah bersinar. Ah tidak, tapi tubuhnya juga tampak cerah dengan celana dan blazer putihnya. Begitu kontras jika dibandingkan dengan suasana rumah yang ada disekitar mereka sekarang.
                “Pertanyaan klasik.” Jawab namja itu. “Aku akan mengatakannya, tapi aku tahu kau tidak akan percaya.”
                “Cepat katakan! Jika tidak aku akan kembali berteriak!” bentak Yungshin yang sebenarnya tak pernah dianggap sebagai sebuah ancaman.
                Namja itu tertawa kemudian memandang Yungshin serius. “Aku Angel Key. Titisan terakhir Michael, Malaikat keajaiban.”
                Mata Yungshin membola, “A…Angel?”
-To Be Continue-

                Uwo uwo uwo. Kemaren masuk di kamar pas, sekarang nongol dirumah. Ckckck malaikat yang satu ini kayaknya sering salah alamat. Kemanaaa kemaanaaa kemanaaaa. *joget ala ayu ting ting. #krik
                Terus gimana ya kehidupan Yungshin (yang tiba-tiba jatuh miskin) setelah ini? Apa aja ya yang bakalan key lakuin buat bantuin Yungshin? Terus apa Yungshin mau dibantuin Key? #nahlo.
                Kekekeke, mian kalo part 1 nya jelek. Semoga part 2 nya (ngga) lebih jelek daripada ini :p
                Oiya aku lupa bilang, sebenernya FF ini udah aku bikin laamaaaaaaaaaaaa banget. Bikinnya pas habis FF Victory, dan sebelum bikin FF Eternal dreams. *kira-kira waktu itu aku masih umur 17 tahun gitu deh #plak!
                Dannn, aku bikin FF ini terinspirasi dr drama 49days (YANG PADA SAAT AKU BERUMUR 17 TAHUN ITU BELUM DITAYANGIN DI INDOSIAR :p). Tapi ceritanya beda lo, cuma sceadulernya (ato yang di indosiar disebut malaikat maut -____- *jadi jelek namanya ==”) aja yang memiliki peran sebagai key. Bedanya, sceaduler itu malaikat maut, kalo Key itu titisan malaikat keajaiban. tapi bayangin ff ini pake muka key ya, jangan bayangin pake muka sceaduler -______-
                Next part, sepertinya bakalan di post 2 minggu lagi ya teman-teman soalnya minggu depan mau liburan keeee hatimuuu. #gagal gombal. *tapi serius bakalan 2 minggu lagi* mian kalo kelamaan.
                Gomawo buat yang mau bersedia baca.
                BE A GOOD READER PLEASEE

11 comments:

  1. first kah? *celingak celinguk*

    whoaahh unnie ff nya daebak bgt! wuuu unnie Tutik._.v emang keren kekeke ~ lanjutkan, unnie! *berasa parpol*

    ReplyDelete
  2. Eonni... Backgroundnya bkin sulit bwt bca tulisanx lewat hape, fufufu. Gmana dong? Aku pengen bca postingan2mu... *blog's stalker* haha. As u know *nge-inggris*, since i read your post that tittled "behind the scene my ff" *bner ga?*, i was fallin for your writing, mwahahaha. Gomawo eonn, semangatku bwt nulis langsug meningkat hbis bca ceritamu, aku cinta menulis *nahloh? Nge-curhat*.
    So..
    Jadi...
    WC umum sebelah mana yah? #jegerRRr.
    :D.
    Balik ke background.. Itu gmana? *ini orang gajelas sangat* -_-

    ReplyDelete
  3. Eh salah, ternyata Story Behind My FF, keke. Itu postingan terindah buatan eonni *ngegombal* n ff2mu tentunya.
    Dan, itu backgroundx *dbahas lagi*. 5 namja tampan korea itu ya? *sok gatau*. Dan itu, dipojok (?) ada namja tampan-leader-imut-sekecamatan yang aku sukai, haha.

    ReplyDelete
  4. @rahma : wehehehe gomawo say! oke siappp!
    @anonim : iya ya? wah eon ngga ada foto lain yang bagus say, ini baru aja diganti :p
    yaudah tampilan hpnya eon bikin beda sama yang di PC ya biar keliatan :)
    gomawo ^^

    ReplyDelete
  5. Nengg..nengg.. Malaikat titisan? Hmm, dy kok bisa megang yungshin ya? Byak nanya.. :D. Sesuatu ini eonn..

    ReplyDelete
  6. chingu, angel key part 2 ny donk. . Aku udah nunggu selama dua minggu. . Hahaha , #sabarmenanti@ -,-'

    ReplyDelete
  7. @anonim : wkwkwk iya. dia juga bisa berubah jadi manusia entar. nanana
    @anonim 2: besok sabtu ya ^^

    ReplyDelete
  8. uwauwauwaa key cocok bgt jadi angel pake mukanya yang cute tingkat malaikat >_< keren eonni ~~

    ReplyDelete
  9. wihiii, key jadi angel?
    hihi, yang pertama muncul di otakku adalah pasti bawel, keke~

    lanjut ke part 2

    ReplyDelete
  10. wwwwwaaa ??? ky'ny seru nie!!!
    heheheeheeh ^^

    ReplyDelete
  11. unni-_-burungnya ngalangin bacaaaa

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...