Annyeonghaseo… *nongol dari balik jendela bareng minho sambil lambai tangan
Aku+minho: haii, dateng lagi di lanjutan FF fuchsia yang ke 6.
Aku: mian ya readers kalo minggu kemaren ngga publish, soalnya tugas numpuk. Jadi baru bisa publish sekarang deh U.U
Minho: gapapa kog thor, yang penting kan sekarang udah publish. *sambil nepuk2 bahu
Aku: wah makasih Minho, semoga readers juga sependapat ya ^^
Aku+Minho: dan buat yang lupa sama part sebelumnya, ini dia cuplikan adegannya~
-----wkwkwk, dialog apaan ini xD *ditimpuk flames-----
- · “Kau pasti tahu kan apa yang sering anak fotografi lakukan?” Balas Minkyo mulai sinis. “Mereka sering menyebarkan gossip-gosip tidak benar tentang jurusan kita. Padahal sudah jelas-jelas kita tidak melakukan apapun.”
- · “Maaf jika aku terlalu mendadak mengajakmu Yeonju, itu karena kupikir kau pasti akan banyak mendapat pengetahuan dengan melihat pameran ini.” Papar Minho pada Yeonju yang duduk disebelahnya. “Selain bisa melihat-lihat foto yang bagus, pihak penyelenggara juga akan membagi tips mereka dalam memotret obyek fotografi. Pasti kau akan tertarik.”
- · “Ehm kalau begitu mulai sekarang kau harus mengajariku mengedit foto, Yeonju.” Ucap Minho. “Dan aku akan menggantinya dengan mengajarimu memotret. Bagaimana? Impas bukan?”
- · “Iya sebentar.” Terdengar suara lirih dari dalam, membuat Onew kemudian mundur satu langkah agar tidak terlalu dekat jika bertatapan dengan seseorang yang ingin ditemuinya.
- · “Bagaimana? Apa kau sudah siap?” tanya Onew yang kemudian dibalas anggukan oleh Yeonju.
Dan ini dia part ke 6. Happy reading~
Author : Ichaa Ichez Lockets
Genre : Friendship, Romance, Angst.
Rating : T
Cast : Lee Yeonju, Kim Hyosun, Lee Jinki (Onew), Choi Minho.
Length : Chapter
Desclaimer : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
“Annyeonghaseo Omonim!” sapa Hyosun ceria sembari mencium telapak tangan umma Yeonju. Sapaan itu hanya dibalas anggukan lemah oleh beliau, kemudian mencoba tersenyum meski otot disekitar mulutnya sudah mulai kaku.
Yeonju yang datang bersama Hyosun langsung membuka korden tipis berwarna putih di kamar rawat inap itu, membiarkan cahaya pagi menerobos jendela seiring dengan angin segar yang kian memenuhi ruangan.
“Wah omonim tampak segar sekali hari ini.” Puji Hyosun sambil tersenyum. “Pasti karena tahu hari ini saatnya Hyosun berkunjung kemari…”
Yeonju langsung mencubit lengan Hyosun karena tingkah narsisnya itu, membuat kedua mata ummanya mengecil menahan tawa.
“Makan dulu ya umma…” Yeonju menyiapkan sup rumput laut ke dalam mangkuk, tapi buru-buru Hyosun ambil.
“Ini special dibuatkan oleh umma Hyosun, Omonim. Pasti omonim suka. Ayo dicoba!”
Yeonju hanya sanggup menggelengkan kepala, kemudian mengalihkan pandangan ke arah ummanya yang terbaring diatas tempat tidur. “Makan yang banyak ya umma, biar cepat sembuh…” Selalu nasihat yang sama yang Yeonju katakan, namun sayangnya umma Yeonju tak kunjung membaik dari penyakitnya.
Sama seperti Yeonju, umma Yeonju adalah tipikal orang yang tertutup. Beliau terbiasa memendam masalah dalam pikiran tanpa membaginya dengan orang lain. Semenjak appa Yeonju meninggal, umma Yeonju sering merasa kesepian dan tak jarang membuatnya frustasi. Hal inilah yang akhirnya mengakibatkan beliau terkena penyakit stroke yang mengharuskan untuk selalu berbaring seperti sekarang.
“Apa umma sudah tidur?” tanya Yeonju seusai menemui dokter untuk mengetahui perkembangan penyakit ummanya.
Hyosun mengangguk. Kemudian Yeonju duduk disampingnya seraya merenggangkan otot tangan sambil bersandar di sofa samping tempat tidur.
“Yeonju?”
“Hmm?”
“Apa kau masih ingat dengan temanku Minkyo?”
Pertanyaan itu hanya dijawab anggukan oleh Yeonju.
“Aku memutuskan untuk tidak berteman dengannya lagi Yeonju…”
Yang diajak bicara masih terdiam, mencoba menerka alasan dibalik kalimat itu.
“…aku pikir sudah tidak ada gunanya lagi berteman dengan Minkyo. Dia sangat jahat.”
“Karena sudah memakiku?” sahut Yeonju.
Hyosun mengangguk.
Kali ini Yeonju menegakan posisi duduknya kemudian menatap Hyosun lurus-lurus. Bisa ditemukannya dengan mudah kedua bola mata yang tengah gundah itu, “Terimakasih karena kau telah membelaku dan percaya padaku Hyosun. Tapi maaf, kali ini aku tidak setuju dengan keputusanmu.”
Alis Hyosun tertaut.
“Kau tahu? Bagiku menemukan seorang teman sama saja dengan menemukan sepotong baju yang pas. Kau harus mencobanya dulu untuk bisa tahu apakah baju itu pas denganmu atau tidak.” papar Yeonju. “Dan jika tidak pas, kau tidak boleh membuangnya begitu saja. Karena suatu saat bisa saja kau membutuhkan baju itu untuk suatu keperluan.”
Hyosun menangkap tatapan Yeonju dengan serius, mencoba mendalami setiap kata yang yeoja itu ucapkan.
“Kau tidak boleh memutuskan hubungan pertemanan seperti ini Hyosun, karena disaat kau membutuhkannya kau tidak tahu siapa yang akan benar-benar ada untukmu. Bisa saja itu Minkyo, orang yang kau anggap jahat sekarang ini.” jelas Yeonju yang langsung membuat Hyosun merenung. Dadanya bergetar, hatinya terasa nyaman mendengar kalimat yang baru saja Yeonju ucapkan.
Moment inilah yang selalu menjadi moment yang paling Hyosun sukai dari Yeonju. Dibalik sifatnya yang cuek dan musterius, ia tak pernah lupa untuk selalu menggandeng tangan ketika sahabatnya ini mulai salah melangkah.
“Lalu…?” tanya Hyosun tak melanjutkan kata-katanya.
“Lalu kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan sekarang.” Kedua mata Yeonju menyipit menatap Hyosun ketika senyuman merekah di bibirnya yang tipis.
***
“Yeonju-ya~ apa kau sedang sibuk?” tanya Hyosun mencuatkan kepalanya di balik pintu apartemen Yeonju.
Yeonju yang semula asik mengedit foto lantas terkesiap, “Ya~ Kenapa tidak menekan bell dulu huh?”
“Hehehe, maaf aku sedang buru-buru.” Hyosun tersenyum tanpa dosa. “Aku ingin mengajakmu pergi sekarang. Kau… tidak sedang sibuk kan?”
Yeonju tak langsung menjawab, justru menunjuk ke arah laptop dengan ekor matanya, “Maaf aku tidak bisa pergi sekarang. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan, Hyosun.”
“Ayolah Yeonju~ hanya sebentar saja…”
Kata sebentar bagi Yeonju bisa berarti 3-4 jam. Dan itu adalah waktu yang sangat lamaaa, cukup untuk menyelesaikan pekerjaan Yeonju yang menumpuk hari ini.
“Memangnya mau kemana?”
Hyosun tertawa nakal. “Rahasia. Hehehe.”
Hanya dengan mendengar jawaban abstrak itu, Yeonju sudah sanggup mengerti bahwa tujuan-Hyosun-pergi-hari-ini-sebenarnya-tidak-penting. Lantas ia kembali menghadap laptop dan meneruskan pekerjaannya yang tertunda, “Kalau begitu aku tidak ikut.” Jawabnya tanpa membalas tatapan Hyosun.
“Ayolah Yeonju… kau pasti akan menyukainya…”
Tak ada suara selain jemari Yeonju yang menekan ujung mouse berwarna kemerahan. Pertanda bahwa yeoja itu tak bisa merubah keputusannya kali ini.
Akhirnya Hyosun beringsut ke arah pintu dengan kecewa. “Sayang sekali kau tidak bisa ikut Yeonju, padahal Minho Oppa juga ikut.”
Ujung jari Yeonju mendadak terhenti menekan mouse, dia terdiam sesaat kemudian menoleh. Detik itu juga bayangan Hyosun sudah menghilang di balik pintu.
“Oppa~ mianhe aku terlambat.” Ucap Hyosun setengah berlari ke arah Minho yang duduk di halte bus.
“Gwenchana.” Minho tersenyum lalu menatap Hyosun dengan bingung. “Kau bilang juga ingin mengajak Yeonju?”
Bahu Hyosun menurun mendengar pertanyaan itu, “Yeonju sedang sibuk. Aku sudah memaksanya tapi banyak pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan.”
“Oh ne~ Kita bisa pergi bertiga lain kali saja. Tapi kau tidak keberatan bukan jika pergi bersamaku?”
“Haha tentu saja Oppa. Lagipula aku yang memintamu untuk menemaniku hari ini.”
Sesuai dengan permintaan Hyosun, hari ini Minho akan mengantarkan yeoja itu ke Gwanghwa-Moon, dimana terdapat Kyobo yang merupakan pusat buku terbesar di korea.
Berbeda dengan toko buku yang ada di mall, Kyobo merupakan sebuah gedung yang khusus berisi toko-toko buku didalamnya. Banyak buku yang berjajar rapi dari pintu masuk sampai ke dinding paling ujung. Gedung ini pun memiliki beberapa lantai dengan area-area toko buku yang berbeda-beda. Mulai dari buku sejarah, novel, buku teknologi sampai buku tentang kesehatan yang akan dicari oleh Hyosun saat ini.
Kebetulan hari itu Kyobo sedang ramai, Hyosun sampai bingung harus berhenti di toko yang mana untuk mendapatkan buku incarannya padahal berpuluh-puluh toko sudah ia lewatkan.
“Baru pertama kali kemari?” tanya Minho sanggup membaca gerak gerik Hyosun yang tampak merasa asing disana.
Hyosun mengangguk kemudian tersenyum garing, “Entahlah aku tidak pernah berfikir untuk mencari buku disini. Sepertinya akan sulit menemukan sebuah buku diantara ribuan buku yang berderet di gedung sebesar ini.”
Minho tertawa kecil mendengar jawaban lugu Hyosun, “Buku-buku tentang kesehatan ada di lantai 3, Hyosun. Tenang saja, aku akan mengantarmu sampai kau mendapatkannya.” Jawab Minho yang kemudian membuat Hyosun tersenyum lega.
Mereka mulai menaiki escalator sambil sesekali mengobrol. Minho yang tampaknya sudah sangat hafal dengan area disana sedikit menjelaskan letak-letak buku yang mungkin akan Hyosun cari lain kali. Dari situlah Hyosun baru menyadari bahwa ternyata menemukan buku ditempat ini tidak sesulit yang ia bayangkan.
“Annyeonghaseo ahjussi.” Sapa Minho sesaat setelah ia memasuki sebuah toko dengan dekorasi yang klasik. Didepan toko itu terpampang jelas nama toko bertuliskan, 재산 (Jaesan) yang berarti rejeki.
Ahjussi berkepala setengah botak itu menoleh kemudian mengibaskan tangannya menyambut kedatangan Minho, “Aigoo Minho, tumben sekali kau jadi rajin kemari. Mau mencari buku apa?” Ia sempat melirik ke arah Hyosun kemudian tertawa. “Ah aku mengerti. Pasti karena Yeoja ini kan? Apakah dia pacarmu?”
Cepat-cepat Hyosun menggoyangkan telapak tangannya, “Ani~ ani~”
Minho justru ikut tertawa mendengar candaan jayus ahjussi itu. “Ahjussi bisa saja. Aku kemari untuk mencari buku…” Minho menatap Hyosun untuk melanjutkan kalimatnya.
“Current of Obstetrics and Gynecology edisi ke sepuluh.” Jawab Hyosun cepat.
“Oh buku kedokteran lagi?” tebaknya yang membuat Minho mengangguk. “Baiklah akan kucarikan. Kalian duduk dulu disini ne?” ahjussi itu sempat mengambilkan dua buah bangku plastic dan mempersilakan mereka duduk disana.
Mungkin toko buku kali ini sedikit berbeda dengan toko buku yang pernah Hyosun temui. Tak semua buku-buku disana adalah buku baru, bahkan sebagian besar buku bekas. Namun buku-buku itu justru merupakan buku langka yang banyak dicari, tak heran kalau toko ini tak pernah sepi pengunjung.
“Apa ini bukunya?” tanya ahjussi yang tiba-tiba datang dan langsung menyita perhatian Hyosun.
“Iya benar yang ini. Ahjussi kau hebat sekali bisa memilikinya.”
Spontan ahjussi itu tertawa lebar, “Tentu saja. Apa kau tidak tahu kalau aku dulu juga mahasiswa kedokteran?”
“Jeongmalyo?”
“Haha tidak usah dipercaya Hyosun. Dia hanya bercanda.”
Jawaban Minho membuat ahjussi itu tertawa semakin lebar. Ia tampak sangat puas melihat ekspresi Hyosun yang begitu percaya dengan ucapannya.
“Berapa harga buku ini ahjussi?”
“Oh haha tidak usah, bawa saja. Lagipula aku tidak memiliki banyak stok buku itu.”
“Wah gomawo ahjussi.” Hyosun membungkuk kemudian meninggalkan toko itu dengan senang.
Setelah mendapatkan yang dicari, mereka berdua tak lantas pulang. Hyosun masih ingin berjalan-jalan mengelilingi Kyobo kalau-kalau ada buku lain yang ingin ia beli. Begitu pula dengan Minho yang tampak tertarik membolak-balik sampel buku fotografi yang terpajang rapi diatas rak.
“Oh iya Oppa, bolehkah aku bertanya padamu?” tanya Hyosun tiba-tiba ketika ia teringat akan sesuatu.
“Hm? Tanyakan saja.”
“Eung… Menurutmu, Yeonju itu orang yang seperti apa?”
Minho tampak berfikir, tidak terlalu keras namun cukup memakan waktu. Entah karena memikirkan pertanyaan Hyosun, atau justru masih terlarut dalam buku yang ia baca. “Apakah aku harus menjawabnya?”
Hyosun yang semula begitu penasaran menjadi gemas mendengar pertanyaan itu. “Tentu saja Oppaaa.”
“Wajahmu serius sekali.” Canda Minho menahan tawa. Tapi kemudian dia kembali mencoba menjawab sesaat setelah melihat ekspresi Hyosun yang cemberut. “Ehm.. Yeonju itu…” Minho sempat menerawang ke langit-langit ruangan berlagak serius. “Dia pendiam. Dan sedikit tertutup.”
“Hanya itu?”
“Hanya itu.” jawab Minho mengulangi kalimat Hyosun dengan nada yang berbeda.
Wajah Hyosun mendadak kecewa, tentu saja dia mengharapkan jawaban yang lebih dari itu. Bahkan jika kalimat Minho terdengar hiperbola, ia akan menerimanya.
Dan satu yang Hyosun pahami sekarang, tampaknya misi yeoja itu untuk mempersatukan mereka berdua akan semakin sulit.
***
Sepulang dari menyerahkan soft file hasil editan ke studio foto, Yeonju berjalan pelan menuju apartemennya. Seharian ini Yeonju sibuk mengikuti kuliah, sorenya ia masih harus menyerahkan pekerjaan hasil lembur semalaman. Rasanya Yeonju ingin cepat-cepat mengistirahatkan otot tubuhnya diatas kasur, namun niat yeoja itu mendadak hilang ketika ia menemukan Hyosun sudah menunggunya didepan pintu.
“Kenapa tidak menunggu didalam?” tanya Yeonju yang tahu benar kalau Hyosun sudah hafal dengan password pintu apartemennya.
Tak ada jawaban, Hyosun hanya tertunduk sambil memegang sebuah amplop dengan kedua tangan yang bergetar.
“Ayo masuk.” Yeonju langsung mempersilakan sahabatnya untuk duduk, mengetahui ada hal yang mungkin penting untuk disampaikan.
“Ada apa Hyosun?”
Hyosun membalas tatapan Yeonju dengan ragu. Ribuan kalimat seakan tertahan dalam tenggorokan yeoja itu, yang bahkan ragu untuk dia ucapkan pada sahabat yang sudah bertahun-tahun ini dikenalnya.
“Pagi ini… aku sudah mencoba berbaikan dengan Mikyung, tapi dia justru memberiku amplop ini, Yeonju…”
Satu hal yang sanggup Yeonju tangkap dari nada bicara Hyosun, pasti ada sesuatu dalam amplop itu yang membuatnya tampak gusar. Tanpa seijin Hyosun, Yeonju langsung meraih dan membukanya.
Dalam ampop itu terdapat beberapa lembar foto, tidak banyak namun cukup membuat Yeonju terperanjat. Wajahnya berubah tegang saat menatap dirinya sendiri menjadi obyek dalam foto itu, sayang harus ada sosok Onew disana. Yeonju tahu benar ini adalah foto ketika ia pergi bersama Onew minggu lalu.
“Apapun itu… aku akan berusaha percaya padamu Yeonju. Tapi bisakah kau menjelaskannya?”
-To Be Continue-
Hehehe, ternyata part ini belum menjawab pertanyaan minggu kemaren. Justru bikin tambah rumit. Wkwkwk *pasang muka polos*
Dannn apakah yang akan terjadi di part berikutnya? Apakah yeonju akan menceritakan hubungan gelapnya(?) dengan Onew pada Hyosun? Dan bagaimana dengan hubungan Minho dan Hyosun? Apakah akan berkembang pesat? *opo iki?
Tunggu next part yaaa~ mian aku ngga bisa janji publish sabtu depan. Akhir2 ini banyak banget kebelit tugas -____- *numpang curcol.
Akhir kata, terimakasih buat yang mau baca dan bersedia ninggalin komentar ^^ *bow bareng Onew pake baju hanbok.
Shared By: ichaichez.blogspot.com
@dwika_jojo
ReplyDeletesukses banget bikin penasaran...
publishnya jgn lama-lama ya
fighting!!!
haha jinja?
Deleteoke sabtu depan ya xD
Akhirnya dipublish juga! ^^
ReplyDeleteMakin penasaran sama kelanjutannyaa. Tetap semangat eon walau banya tugas yg numpuk!! *ga sadar dengan tugas sendiri #plak
hha nae ^^
Deletewkwk oke gomawo yaa
hwaitingg !!!
I'm so curious yeah... *nari nari sherlock bareng taemin
ReplyDeletesumpah ini tmbah rumit dan bikin penasaran bgt.
Eonni sukses bkin aku penasaran. Eonni daebak !!!!!
Lnjut eon, aku nggak sbr mnunggu sabtu esok, mudah2an sabtu besok nggak trasa lama
wkwkwk *ikutan nari
Deletewah iya ya?
makasih saaaayyy
hehe dan semoga ga telat post lagi ya ._.v
ampun dah eonni, kenapa TBC nya mesti nanggung sih? aish -___-
ReplyDeletenice ff! pengen cepet2 tau lanjutannya^^
iya sengaja dibikin gitu say #plak!
Deletemakasihh
oke siapp
oehehe eon bisa aja bikin orang penasaran :D
Deletesipp cheonma^^
Aigoo~ eonni, part yang ini juga pendek dan buat penasaran (╥_╥)
ReplyDeletenext part eonni!
wah iya kah? padahal udah nambah 2 lembar dari part sebelumnya ._.
Deleteoke siapp
makasih yaaaa
waaaaaaaaaaa..... buat penasaran!!!! lanjut lanjut!!!
ReplyDeletewahaha siappp ^^
Deletedaebak.. daebak *ketawa ala Taemin
ReplyDeleteakhirnya muncul juga part 6 nyaaaa.......
eon walaupun tugas numpuk
tetep semangat nulis ff nya ><
semua readers pasti setia nunggu kok
fighting!
wah gomawooo
Deleteiya harus dong. udah tanggung jawab soalnya xD
makasih yaaaa :D
eonnie,,!*ngerengek ?*
ReplyDeletesekian lama aku menunggu part ini publish , ehh pas aku baca tiba-tiba TBC wuahh,,,penasaran T^T . Lanjut eonnie !! :D
hehe oke siaap.
Deletentar lanjutannya ada jawabannya kog :)
makasih yaa ~
*prok3333333x*
ReplyDeletedaebak bwt kakak !!!
Jagoooo buanget bkin org pnasarannnnnn . . . .
ahahah makasih say
Deletenext part dateng lagi ya. *apa ini xD
kaaaa lanjuttt dong ga sabar :D
ReplyDelete