Tuesday, 1 March 2011

FF SHINee : Remember Me When Valentine has Come (part 2)

Remember Me When Valentine has Come (part 2)






Author   : Ichaa Ichez Lockets
Tittle       : Remember Me When Valentine has Come
Cast        : Kim Hyun Mi, Kim Ki Bum, Choi Minho, Lee Jin Ki, Lee Taemin, Kim JongHyun.
Genre     : Romantic

=============
PART 2
=============

                Ting Tong!
                Berkali-kali kutekan bell yang tepat di tepi pintu, namun tak ada tanda-tanda orang yang muncul.
                Ting Tong!
                Kupencet sekali lagi, tapi tetap tak ada reaksi dari dalam. Apa apartemen ini kosong ya? Tapi kurasa aku sedang tidak salah alamat.
                Padahal hari ini aku sudah bertekat ingin mengembalikan jaket abu-abu milik Minho yang tertinggal kemarin. Alamatnya sendiri kuminta dari Minho langsung. Tapi lagi-lagi kebodohanku terulang karena kini justru lupa menanyakan berapa nomor telfonnya.
                Uh… aku menghela nafas sambil menyandarkan tubuhku di dinding dekat pintu, sementara jemariku mencari-cari nama Key didalam ponsel. Setidaknya dengan mendengarkan omelannya, kurasa aku tidak akan bosan menunggu.
                “Hyun Mi? Sejak kapan kau disini?” pekik Minho yang tiba-tiba menjulang didepanku.
                “Aku…ehmm…” Aduh… kenapa aku jadi speechless begini sih?
                “Ayo masuk…” Minho membukakan pintu lalu menyuruhku masuk.
Ketika  pintu terbuka, pandanganku mulai menyebar ke setiap sudut apartemen kecilnya. Apartemennya yang simple mulai tak terasa asing dimataku. Hanya ada sebuah tempat tidur, sofa, dapur dan sebuah ruangan lain yang kupikir adalah kamar mandi. Ini benar-benar simple untuk ukuran apartemen. Atau bahkan memang tidak pantas jika disebut apartemen. Namun ini apartemen yang sangat bersih mengingat hanya ada seorang namja yang tinggal didalamnya.
                “Silakan duduk..”
                “Ne~.” aku duduk di sofa panjang dekat pintu masuk kemudian mulai mengeluarkan isi tasku. “Minho, ini jaket yang kujanjikan kemarin. Mianhe jika aku terlambat mengembalikannya.”
                Dia menerima jaket yang ku berikan lalu akhirnya duduk tepat disampingku. Kami sempat terdiam sejenak, sampai akhirnya dia tertarik dengan sesuatu yang melingkar ditanganku.
“Owh, kau sudah bertunangan rupanya?”
                “Anio Minho. Cincin ini hanya pemberian dari namjachinguku.” Jawabku tanpa penjelasan yang lebih panjang lagi. Sedangkan dia hanya mampu ber-oh dengan nada yang pelan saat mendengar jawabanku.
                Setelah itu suasana kembali menjadi hening. Minho tampak sibuk melamun, sedangkan aku justru menangkap sesuatu dari dinding kamarnya yang membuatku penasaran. Kemudian aku berjalan mendekatinya.
                “Ini semua kau yang membuatnya?” tanyaku sambil menunjuk deretan kertas yang tertempel acak di dinding. Kertas-kertas itu berjumlah banyak sekali, mungkin mencapai ratusan. Didalamnya terpampang jelas kata-kata yang terangkai indah dalam bentuk puisi.
                “Anio. Itu yeojachinguku yang membuatnya.”
                “Oh…” aku mengangguk-angguk. “Lalu dimana ia sekarang?” tanyaku mengalihkan pandangan dari puisi itu ke arah Minho. Tampaknya kebiasaanku untuk ‘bertanya-sesuka-hati-tanpa-memikirkan-orang-lain’ kembali muncul.
                “Dia menghilang.” Ucap Minho singkat. Raut wajahnya tiba-tiba berubah sedih. Mungkin sudah semestinya aku mengakhiri pertanyaanku, namun sepertinya rasa penasaran itu lebih besar dan membuatku ingin bertanya lagi.
                “Kenapa ia bisa menghilang? Apa kau tidak mencoba mencarinya?”
                Minho menatapku nanar. Wajahnya pias. Dia berjalan mendekat kemudian berdiri disampingku sambil ikut melihat deretan puisi yang tengah kubaca.
                “Entahlah Hyun Mi, aku mulai kehilangan kabar tentangnya saat aku pergi ke jepang setahun lalu. Aku berjanji untuk kembali tepat hari valentine besok. Tapi meski aku kembali lebih awal, dia tetap tak mampu kutemukan.” Minho diam sejenak sambil menata nafasnya yang mulai tersengal. “Kurasa aku benar-benar merindukannya sekarang.” Ucapnya kemudian.
                Kali ini aku tak berani bertanya lebih lanjut, bahkan aku tak berani menatapnya. Pandanganku masih terpaku ke deretan puisi-puisi itu. Hingga akhirnya aku terlarut memahami kata demi kata yang terangkai indah namun dengan mudah mampu kumengerti. Padahal aku sama sekali tak jago dalam menulis puisi.
                Tepat saat itu juga tiba-tiba kusadari ada seseorang yang tengah melayangkan tatapannya ke arahku. Akupun menoleh, kutemukan sepasang mata milik Minho menatapku lekat tanpa berkedip. Kelopak bagian bawah matanya sampai menebal karena tatapannya begitu tajam. Jarak kami sangat dekat hingga aku bisa menemukan cerminan wajahku di pupilnya yang kecil.
                Terlambat kusadari, wajah Minho semakin mendekat. Garis ketampanannya semakin terlihat jelas dari jarak sedekat ini.
                Entah kenapa aku mendadak beku dan tak mampu berkutik. Mataku membola menatapnya, sejurus kemudian justru tertutup saat bibir Minho merapat hingga tiap sudutnya menutup bibirku. Seketika aku tersentak. Jantungku berdenyut kencang menyadari apa yang terjadi. Ingin rasanya mengelak, namun tangan Minho menahan tengkukku hingga aku tak mampu menghindar.
                Setelah beberapa detik berlalu akhirnya dia melepaskan bibirnya dan mulai menjauh. Wajahnya tampak terkejut, mungkin saja dia sedang diluar control atau sedang tak mampu mengendalikan diri. Entahlah… yang jelas sebuah tamparan dari tangan kecilku dengan sukses mendarat di pipinya sebelum aku meninggalkan tempat terkutuk itu.
***
                “Ya! Kenapa kau lama sekali? Kami sudah menunggu lama Hyun Mi!” omel Key menyambut kedatanganku.
                Aku tak membalas omelan Key justru menatapnya tanpa ekspresi. Bagaimanapun juga kejadian beberapa menit lalu bersama Minho masih membakar emosiku. Aku merasa dilecehkan.
                Hanya karena Minho tak dapat menemukan yeojachingunya, kenapa harus aku yang dijadikan sasaran? Ugh!
 Ingin rasanya aku menceritakan semuanya ke namjachingu kesayanganku ini, atau bahkan memeluknya sekarang. Tapi dengan cepat kuurungkan niatku sesaat setelah mendengar suara seseorang yang muncul dari arah dapur.
“Noona sudah datang?” Tanya Taemin padaku. “Tadi Key Hyung sudah menyiapkan banyak makanan yang enak untuk kita. Onew Hyung dan Jonghyun Hyung juga sudah menunggu. Ayo kita mulai makan malamnya.” Seuntas senyuman tersungging di wajah Taemin saat ia mengakhiri ucapannya.
Akupun membalas senyuman itu meski sulit.
Akhirnya Key menggandeng tanganku menuju ruang makan dirumahnya. Malam itu, aku, Key, Taemin, Onew dan JongHyun memang sudah sepakat untuk makan malam bersama dirumah Key. Tidak ada sesuatu yang special, hanya saja Key merasa perlu untuk mengadakannya meski aku tak tahu alasannya. Mungkin dia hanya ingin kami semua mencicipi makanan hasil masakannya yang ternyata memang benar-benar enak. Namjachinguku memang the best dalam hal ini!
“Waeyo Hyun Mi?” tanya Key padaku sesaat setelah kami selesai makan malam.
Pertanyaan itu… tampaknya Key menyadari apa yang terjadi melalui ekspresiku yang datar sejak tadi. Namun aku tidak menjawab pertanyaannya, justru sibuk mencuci piring hasil makan malam.
“Hyun Mi-ah…” Key meraih tanganku yang penuh busa dan memutar tubuh kecilku ke arahnya. Dipandangnya mataku dengan begitu lekat dan dalam. Tatapannya yang begitu teduh seakan mengobrak abrik pikiranku hingga perutku serasa diaduk.
Aku menunduk. Tak berani menatapnya lebih lama lagi. Tapi jemarinya dengan lembut mendongakkan daguku hingga wajahnya tak mampu kuhindari. Tatapan kamipun beradu dalam diam.
“Aku tahu ada sesuatu yang kau sembunyikan.” Ucapnya dengan nada pelan. Benar-benar berbeda dengan nada bicaranya yang sering kudengar.
Tapi lagi-lagi mulutku masih tak mengeluarkan sepatah katapun. Entah kenapa aku tak ingin mengacaukan suasana malam ini yang sudah susah payah ia persiapkan. Biarlah begini adanya, sampai waktu yang tepat itu datang, aku berjanji akan menceritakan semuanya. ‘Mianhe chagiya…’ ucapku dalam hati.
Akhirnya dia menghela nafas, “Tidak pa-pa jika kau tidak ingin menceritakannya sekarang. Tapi kuharap kau tidak akan memajang ekspresi wajah seperti ini lagi untuk perayaan valentine besok malam.”
Dahiku bertaut, tidak mengerti.
“Kutunggu kau di taman dekat kedai tempatmu bekerja. Jam 7 malam tepat kau harus sudah datang. Arasso?” Pesannya padaku seperti seorang umma yang sedang mengingatkan anaknya agar tidak lupa makan.
Akupun mengangguk lalu tersenyum. “Ne~ aku pasti akan datang.” Ucapku yakin. Setidaknya dengan merayakan valentine besok, aku pasti akan melupakan kejadian buruk yang pernah dilakukan Minho padaku tadi.
-To Be Continue-

8 comments:

  1. knp tlsanya kcl bgt,, g bsa di bca... :(

    ReplyDelete
  2. udahh aku benerin. gomawo koreksinya :D

    ReplyDelete
  3. Unnie, *sekalian ninggalin jejak.
    Kok cover nya FF sebelumnya sich?? *risih ala key.
    Semua Ff nya bagus!! sory ya un, aku baru komen disini setelah membaca semuaaanyaa.. Sekali lagi jeongmal mianhae. :( karna aku dari hp un. ._.v

    ReplyDelete
  4. Iyaya, tapi kenapa namjachinguku mesti selingkuh sih??? Bukannya usaha nyari aku, malah nyium cwek orang! Huh :/ *menghayati yeojachingu minho. Kakakaka
    okey, sekali lagi (y) :D

    ReplyDelete
  5. >//< minppa! >..<

    ReplyDelete
  6. kiss..kiss..kiss...
    kasian dirimu key...

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...