Tuesday 9 August 2011

FF B1A4 : Victory [Part 8]


Tittle                    : Victory [Part 8]
Author                 : Ichaa Ichez Lockets
Genre                  : Friendship, Romance.
Rating                 : T
Cast                      : Shin Hye Mi (Naya), Jung Eun Sun, Janny Lee (Jane), Kumiko Chan, B1A4 member.
Length                : Chaptered
Desclaimer        : This story is originally mine and inspired of many articles that I read. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                Jam dinding menunjukkan pukul 2 pagi, namun Hye Mi masih terjaga. Awalnya gadis ini hanya memandangi tempat tidur bertingkat yang ada diatasnya, namun lama-lama Hye Mi jenuh dan memutuskan untuk duduk-duduk di balkon kamar.
                Langit terlihat cerah bertabur bintang. Sangat indah. Namun otak Hye Mi justru tak sepenuhnya terisi dengan pemandangan itu melainkan penuh oleh beribu pertanyaan yang terjadi di kantin kemarin siang. Hye Mi sendiri tak tahu kenapa ia tak bisa berhenti memikirkannya. Hatinya terasa sedikit aneh saat Kumiko sempat bertanya tentang kedekatan hubungan Eun Sun dan Jinyoung.
                Dekat? Apa mereka berdua benar-benar dekat?
                “Kau belum tidur, unnie?”
                Hye Mi menoleh. “Oh ne~ aku tidak bisa tidur Eun Sun.”
                “Biar aku temani ya unnie.” Eun Sun lalu duduk disebelah Hye Mi.
                Hye Mi hanya membalasnya dengan anggukan.
                “Ehmm tidak terasa sudah dua bulan lebih ya kau ada disini…” ucap Eun Sun memulai pembicaraan. “Apa kau tidak merindukan keluargamu di Indonesia, unnie?”
                Pertanyaan itu tak langsung Hye Mi jawab, pandangannya masih tertuju ke langit yang luas. “Tentu saja aku merindukan mereka. Tapi bukankah disini sudah ada kalian?” tanya Hye Mi menoleh ke arah Eun Sun.
                Eun Sun mengangguk. “Apa keluargamu sangat ingin kau jadi artis, unnie?” tanyanya lagi.
                 “Tidak juga. Ini keinginanku sendiri.” Hye Mi terdiam sejenak. “Meski pekerjaan mereka bukan dari bidang seni, tapi mereka mendukungku. Ayahku seorang yang mahir dalam bermain piano, ibuku seorang yang suka bernyanyi. Aku masih ingat, mereka berdua selalu berduet sambil bermain piano di waktu senggang. Mungkin karena itu aku sedikit bisa bernyanyi dan memainkan alat music. Tapi belakangan ini aku justru sedang gemar menari… Entahlah…” Paparnya. “Bagaimana denganmu Eun Sun? Apa keluargamu juga sangat ingin kau menjadi artis?”
                Eun Sun menunduk sambil tersenyum. “Iya. Mereka sangat ingin aku bisa tampil di layar kaca.” Dia terdiam sejenak. “Aku pun sangat ingin mewujudkan mimpi itu, karena itu juga mimpiku.” Pandangan Eun Sun beralih ke atas langit, menerawang bintang-bintang. “Dulu saat aku pernah pulang di akhir tahun, mereka menyiapkan begitu banyak barang untuk menyambut kedatanganku. Dan bahkan banyak pula saudara dan tetangga yang berkumpul dirumah. Mereka pikir aku ini sudah jadi artis, unnie. Lucu sekali...” Ucapnya dengan sedikit tawa. Hye Mi pun ikut tertawa.
                “… Tidak sepertimu unnie, keluargaku sama sekali tak ada yang mengerti music. Aku tinggal di rumah sederhana yang terletak di sebuah desa terpencil di Chungbook Cheongju. Satu daerah dengan Sandeul dan Jinyoung Oppa…”
                Hye Mi menoleh. Tapi tampaknya Eun Sun masih asik melanjutkan kata-katanya. “Aku juga pernah menghadapi masa training yang sulit sepertimu, unnie. Jika bukan karena Jinyoung Oppa, mungkin aku tidak akan bangkit seperti sekarang.”
                Hye Mi sampat tertegun sejenak mendengar nama itu. Sebuah nama yang masih terekam jelas dalam pikirannya. Jinyoung. Kenapa nama itu tiba-tiba harus muncul lagi?
***
                “One… two… three… four… tap… tap… jump…hup!” teriak Miss Hyun selaku tentor di kelas koreografi yang terus menghitung dengan ritme beraturan sambil mengamati setiap gerakan para trainee.
                “Kita ulang sekali lagi.” ucap Miss Kim sambil menepukkan tangannya. “Hye Mi! Focus!”
                Hye Mi sempat terkejut namanya dipanggil. Ternyata Miss Hyun tahu kalau ia  sedang memikirkan sesuatu.
Hye Mi sudah mencoba melenyapkan semua hal yang mengganggu pikirannya dan kambali mengikuti gerakan yang Miss Hyun ajarkan. Ia berusaha kompak dengan trainee-trainee lain yang melakukan gerakan serupa. Tapi tetap saja ia masih sulit untuk konsentrasi.
                “Oke class, latihan hari ini cukup.” Ucap Miss Hyun menyudahi kelasnya. “Besok aku ingin melihat kalian melakukan gerakan itu secara individu. Jangan lupa tetap fokus.” Miss Hyun melihat ke arah Hye Mi seakan memberi nasehat padanya. Hye Mi pun mengangguk.
                Latihan Hye Mi hari ini benar-benar buruk. Entah kenapa konsentrasi Hye Mi mudah sekali buyar. Ada apa ini? Hye Mi tak henti-henti mengutuk dirinya sendiri. Karena bahkan ia tak tahu pasti apa penyebabnya.
                “Kau sudah selesai latihan, Eun Sun?” tanya Hye Mi saat bertemu Eun Sun tengah membuka lokernya.
                “Kelas vokal baru saja selesai, masih ada kelas koreo setelah ini.” Eun Sun terlihat mencari-cari sesuatu dalam lokernya. Begitu pula dengan Hye Mi yang sibuk menaruh handuk serta botol minum ke dalam loker. Namun tanpa sengaja mata Hye Mi menangkap sesuatu yang tertempel di balik pintu loker Eun Sun yang ada tepat di samping kanannya.
                Itu adalah empat lembar foto yang ditempel berurutan. Isinya kurang lebih sama. Sepertinya memang diambil di waktu yang bersamaan. Semacam foto box Hye Mi pikir. Dan Hye Mi tahu benar foto itu tengah menampilkan senyum cerah Eun Sun bersama Jinyoung didalamnya. Mereka berdua… terlihat sangat akrab.
                “Annyeonghaseo~”
                “Jinyoung Oppa?”
                Hye Mi menoleh. Ternyata benar itu Jinyoung. Spontan Hye Mi langsung menutup pintu lokernya.
                “Eum… aku pergi dulu ya. Annyeong~” pamitnya cepat.
                “Chakamanyo unnie!” panggil Eun Sun yang membuat langkah Hye Mi terhenti. “Bukankah semua kelas masih dimulai 30 menit lagi? Bagaimana kalau kita istirahat sebentar di kantin?”
                “Iya, itu bukan ide yang buruk.” timpal Jinyoung.
                “Emm tapi…” Hye Mi merasa aneh dengan dirinya sendiri. Sejak kapan ia jadi bimbang begini? Apa salahnya jika Eun Sun dan Jinyoung mengajaknya pergi?
“Ah Gongchan!!” teriak Hye Mi pada Gongchan yang kebetulan lewat. Gongchan yang berdiri di kejauhan sempat mengerutkan dahi sampai akhirnya langsung tersenyum lebar sambil melambaikan tangan saat tahu itu Hye Mi.
                “Aku pergi dengan Gonchan saja Eun Sun.” pamit Hye Mi lagi. “Duluan ya~ annyeong~”
                Hye Mi langsung berlari mendekati Gongchan tanpa sepatah katapun lagi. Ia merasa begitu bodoh melakukan hal seperti ini. Untuk apa ia menghindar?
                “Ada apa noona?” tanya Gongchan ketika Hye Mi tiba. Ia sempat bingung melihat kedatangan Hye Mi yang tiba-tiba. Lagipula ekspresi Hye Mi tak seperti biasanya.
                “Oh Ani~ Aku… aku hanya ingin bertemu denganmu. Itu saja.” jawabnya gelagapan.
                “Eum?” Gongchan mengangkat alisnya.
                “Jadi kau mau kemana?” Hye Mi balik tanya.
                Gongchan tidak langsung menjawab. Justru tertawa garing sambil menggaruk tengkuknya. “Hehe, aku juga tidak tahu mau kemana.” *gubrak!
                Hye Mi ikut membalas senyum garing Gongchan. Sepertinya mengikuti namja itu memang ide yang buruk. Tapi kemudian didekat tempat mereka berdiri, ada sesuatu yang menarik perhatian Hye Mi.
                “Itu pengumuman mengenai penilaian kelompok akhir bulan nanti, noona.” Ucap Gongchan sambil melihat ke arah yang sama dengan yang Hye Mi lihat.
                Jelas sekali apa yang Gongchan ucapkan itu benar. Hye Mi bisa melihat di layar LCD akan ada penilaian berkelompok yang diadakan di akhir bulan. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang dan diwajibkan untuk menampilkan salah satu perform antara dance atau menyanyi.
                “Kalau begitu bagaimana kalau kita satu kelompok?” tanya Gongchan tiba-tiba. Hye Mi yang masih asik membaca pengumuman itu langsung menoleh.
                “Ne?”
                “Kita satu kelompok saja, noona. Bersama Jinyoung Hyung dan…”
                “Andwae!” potong Hye Mi cepat. “Biarkan Jinyoung bersama Eun Sun. Kita bersama Shinwoo Oppa saja.” lanjutnya sedikit ragu. Hye Mi sendiri tidak tahu benar apa alasan ia menolak usul Gongchan. Hanya saja ia berfikir Jinyoung lebih pantas bersama Eun Sun. Ya… Hye Mi pikir itu keputusan yang tepat.
                “Okelah, kalau bersama Shinwoo Hyung berarti kita masih kekurangan minimal satu personil lagi.” Gongchan tampak berfikir.
                “Bagaimana kalau Kumiko?”
                “Andwae!” giliran Gongchan yang menolak. “Baro Hyung pasti tidak mau berpisah dengan Kumiko. Kau tahu kan mereka dekat?”
                Hye Mi mengangguk. “Benar juga ya~”
                “Kalau begitu bagaimana kalau Jane noona?!?”
                “Jane?” sebenarnya bukan Hye Mi tak ingin satu kelompok bersama Jane. Tapi sudah bisa dipastikan Jane tak ingin satu kelompok dengan Hye Mi. “Aku sih tak menolak jika bersama Jane, tapi…”
                “Wae?”
                “Sepertinya dia tidak mau satu kelompok denganku.”
                Gongchan justru tertawa. “Yang satu itu serahkan saja padaku noona. Tak ada yang lebih ampuh daripada aegyoku.”
                “Mwo?” Hye Mi melongo.
***
                Hye Mi tak tahu pasti jurus apa yang Gongchan pakai untuk merayu Jane. Yang jelas kini Jane benar-benar datang ke ruang latihan dan tentu saja bersedia satu kelompok dengan Hye Mi bersama Gongchan serta Shinwoo.
                “Kenapa kau memandangku seperti itu?” tanya Jane menyadari tatapan bingung dari Hye Mi. “Kita jadi latihan tidak?”
                “Oh.. ne~ ne~ tentu saja jadi latihan.” Hye Mi masih tak percaya Jane benar-benar ada disana satu kelompok dengannya.
                Beruntung pukul 6 sore itu ruangan koreo yang kecil sedang kosong. Biasanya ruangan koreo selalu terisi oleh trainee yang sedang berlatih. Apalagi ada kompetisi seperti ini, sudah bisa dipastikan mereka berebut untuk memakai ruang latihan. Bahkan ruang koreo yang besar bisa dipakai 4 sampai 5 kelompok sekaligus. Sedangkan ruang yang kecil maksimal 2 kelompok saja.
                Latihan hari itu mereka awali dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pemilihan lagu, kemudian mereka mulai membuat koreo dengan beberapa hitungan.
                “Bagaimana kalau kita tambahkan ‘canon’ di bridge sebelum reff?” usul Shinwoo ketika mereka sibuk memilih gerakan.
                “Canon?” Hye Mi berfikir. “Semacam gerakan freeze masing-masing member yang diberi jeda satu hitungan?”
                Shinwoo mengangguk. “Masing-masing 2 hitungan dan hitungan ke 8 langsung masuk reff seperti biasa.”
                Yang lain sempat membayangkan dan mengira-ira pose freeze apa yang akan mereka pilih. Sedangkan Hye Mi justru melihat ke arah Shinwoo. Ia sedikit heran melihat Shinwoo hari ini. Ternyata Shinwoo tak hanya pandai dalam bermain piano dan bernyanyi, tapi juga hebat dalam menari. Terbukti dari tadi namja itu banyak mengeluarkan ide-ide cemerlang.
                “Kita coba saja ya.” Ucap Hye Mi akhirnya. “One two three four…” Hye Mi memulai hitungan sebelum akhirnya mereka mencoba melakukan gerakan itu dari awal lagi.
                “Tunggu sebentar.” Hye Mi membuat mereka berhenti ditengah. “Eum, aku berfikir untuk melakukan sebuah gerakan dimana kita dibagi menjadi dua tim. Tim pertama dan tim kedua melakukan ‘gerakan yang sama tapi berbeda hitungan’ di bagian ini.”
                “Mwo?” Gongchan mengerutkan dahi tidak mengerti.
                “Ini hampir sama seperti ‘canon’ pada bridge. Tapi ini akan diletakkan di akhir sebagai klimaks.” Hye Mi diam sejenak melihat reaksi member lainnya. “Jadi begini. Aku dan Jane yang ada didepan akan melakukan gerakan yang sebelumnya sudah kita buat, kemudian kalian melakukan gerakan yang sama pada hitungan kedua. Dan gerakan ini akan kita lakukan 2x8 hitungan.”
                “Jadi… hampir membentuk sebuah bayangan namun diberi jeda satu hitungan?” ucap Shinwoo mulai mengerti apa yang Hye Mi maksud.
                “Tepat sekali!”
                “Lalu bagaimana dengan bagian akhir? Jika kita berbeda hitungan akan sulit menyamakannya bukan?” lanjut Shinwoo makin penasaran. “Apa kau dan Jane harus terdiam satu hitungan baru mulai menari lagi?”
                Hye Mi tersenyum. “Tidak. Tapi aku akan melakukan gerakan pada hitungan terakhir sebanyak dua kali sedangkan kalian satu kali. Setelah itu kita bisa langsung memulai gerakan berikutnya pada hitungan ke 8.”
                “Owhh… jadi terlihat acak, tapi sebenarnya gerakannya sama ya…?” Gongchan mulai menerawang.
                “Kita coba lagi saja ya.” Ucap Hye Mi sambil melirik ke arah Jane. Sejak tadi Jane hanya diam. Tak memberikan ide, tidak juga protes. Hye Mi jadi tak tahu apa yang sedang Jane pikirkan.
                Mereka pun kembali memulai latihan seperti apa yang Hye Mi usulkan. Dari awal hingga akhir lagu hanya terdapat satu kali pengulangan gerakan di bagian reff. Selebihnya mereka berusaha untuk mencari gerakan lain agar terlihat lebih bervariasi. Dan karena latihan hari itu mereka lakukan dengan serius, tak terasa waktu 2 jam telah terlewat.
                “Oh, apa kalian ingin memakai ruangan ini?” tanya Shinwoo saat tim Jinyoung mulai memasuki ruangan. Saat itu Jane, Gongchan dan Shinwoo sedang beristirahat dan Hye Mi tengah mencoba beberapa gerakan baru yang mungkin bisa ia gunakan dalam tim. Namun tepat ketika melihat kelompok Jinyoung datang, Hye Mi mendadak mematung di tempat. Bisa Hye Mi lihat ternyata Jinyoung satu kelompok dengan Sandeul, Baro, Kumiko dan tentu saja Eun Sun.
                “Jika kalian belum selesai, selesaikan saja dulu. Kami akan menunggu.” Jawab Jinyoung sambil tersenyum.
                Gongchan dan Shinwoo spontan menoleh ke arah Hye Mi.
Hye Mi yang mengerti apa maksud tatapan dari kedua rekannya langsung mengambil botol minum dan beberapa barang lainnya, “Silakan jika kalian ingin memakai ruangan ini. Kami sudah selesai.” Ucapnya tanpa memandang ke arah Jinyoung.
                “Jinja?” tanya Eun Sun memastikan.
                Hye Mi mengangguk sekali.
                “Kalau begitu kami latihan dulu ya unnie.” Eun Sun tampak begitu bersemangat.
                Hye Mi hanya tersenyum sekilas. Cepat-cepat ia pergi dari tempat itu sebelum hatinya semakin janggal terasa. Benar-benar sebuah perasaan yang belum pernah ia temukan sebelumnya.
-To Be Continue-
               
                Wekekeke, ada apa ini? Ada apa ini? *belaga bingung.
                Kayaknya emang ada ‘something wrong’ ya sama perasaan Hye Mi. kira-kira ada apa ya? Terus gimana juga ya penampilan kedua kelompok ini ntar? Dan satu lagi, jangan lupakan si misterius Jane. Karena akan terjadi sesuatu yang BESAR karena dia! Penasaran? Tunggu next part ya~
                Oiya, mian kalo part ini telat ngepostnya. *bow. Dan selama 2 minggu ini aku ada kegiatan di kampus, jadi mianhe (lagi) kalo mungkin next part juga bakalan telat post kaya part ini. Jeongmal mianhe readers~ tapi aku janji next part bakalan seruuuu dan menegangkan! *bahasanya.
                Terakhir, be a good readers please… thanks a lot… love you all *lempar kiss bye. *plak! *sok inggris!

*NB : sory kalo ada salah istilah dance. mohon koreksinya...

4 comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...