Thursday 1 October 2020

One day. I want to be me.





Untuk pertamakalinya aku nulis bukan sesuatu yang seperti biasanya kalian baca, tapi kali ini aku pengen nulis sesuatu tentang diriku yang sampai kinipun sebenarnya belum bisa aku pahami.

Siapa aku?

Ingin menjadi apakah aku?

Apakah ini hidup yang benar-benar ingin aku jalani?

Semua pertanyaan itu akhir2 ini muncul seperti roll film yang tidak berhenti berputar di kepalaku. 

Pernah ngga sih kalian berfikir "Rasanya kog sedih banget ya... Padahal ngga ada sebabnya" atau "Aku tuh ngga kenapa-kenapa tapi kog perasaanku ngga enak ya." Dan hal ini yang beberapa minggu terakhir aku rasain. Setiap malem aku ngga bisa tidur sampe jam 2 pagi dan harus berangkat kerja jam 7. Mukaku pun sampe breakout parah. Meskipun setiap hari aku tetap menjalani aktivitas, tapi rasanya kaya tubuh dan fikiranku ngga sinkron. Aku beneran udah kaya zombie.

Jujur semua itu cukup berat buat aku jalani.

Aku adalaha tipe orang yang setiap kali aku berbicara atau memperlakukan orang lain, aku selalu mikir "Dia nyaman ngga ya kalo aku gini." atau "Dia tersinggung ngga ya kalo aku ngomong gini". Bahkan ngga jarang aku selalu ngirim mereka pesan setelah bertemu yang berisi permintaan maaf kalau hari ini sepertinya aku menyinggung sesuatu. Dan merekapun selalu bingung dan ngerasa bahwa aku ngga ngelakuin hal yang salah. selalu begitu. Aku yakin dari kalian juga ada yang kaya gini juga kan?

Tapi  aku ga pernah mikir sebaliknya? "Aku nyaman ngga ya kalo dia gitu?" atau "Aku tersinggung ga ya kalo dia ngomong gini?" 

Kaya mereka yang sering bahas jerawat aku. "Kog kamu ga cocok sih? bukannya kemarin udah ke dokter?" Atau bahas tentang perilaku aku yang mungkin ga sreg sama mereka. Banyak hal dalam diri aku yang ngga sesuai sama ekspektasi mereka. "Kamu tuh leader. Harusnya kamu tuh bisa abcdefg". Atau "Di umurmu yang sekarang harusnya kamu kan..."

Teruuss aja kaya gitu. Terusss sampe di titik 'meskipun aku udah jelaasin, tapi pertanyaan itu akan tetap muncul.'

Insecurity is not joke.



Hal yang paling bikin aku benci bukan cuman 'Diriku yang ngga menuhin ekspektasi mereka', tapi hal yang paling aku benci adalah 'Diriku yang ngga menuhin ekspektasi diriku sendiri.'

Aku masih sering nanya ke diriku sendiri "kamu gitu aja kog ga bisa sih cha?"

Gila gak sih? Bahkan ke diriku sendiri aja aku ngga bisa nerima. 
Gimana orang lain bisa nerima aku?

Setiap kali aku mendengar hal-hal yang nyakitin dan aku menyanggah bahwa aku sebenernya 'engga papa', entah kenapa rasanya justru semakin berat. Aku selalu mikir bahwa yaudah lah ngga usah dipikirin paling entar juga ilang sendiri. Kemudian aku menghilangkannya dengan hal-hal yang aku suka, kaya beli sesuatu yang aku mau, makan makanan yang aku inginkan, menghabiskan waktu dengan orang-orang yang aku sayang, dan menyibukkan diri dengan pekerjaan. 

Sebisa mungkin aku menutupinya. Selalu tersenyum setiap kali bertemu dengan orang lain seakan tidak ada sesuatu yang terjadi. Dan mencoba mensyukuri apapun yang udah Tuhan kasih. 

Kita udah diberi hidup yang enak, tubuh yang sehat dan orang-orang yang baik yang ada disekitar kita. Masa kita masih mau ngeluh? Masa kita masih mau menuntut ingin ini ingin itu atau bahkan menyalahkan keadaan bahwa sesuatu yang berjalan ngga sesuai sama yang kita pengenin.

aku selalu ngerasa jahat kalau berfikiran seperti itu.
aku ngerasa jahat sama Tuhan.

Aku selalu menahannya sampai di suatu malem aku bener-bener ngga bisa faham sama diri aku sendiri. Aku ngga bisa mengontrolnya. Aku dah ngelakuin semua yang bisa aku lakukan but... Im failed.

Akhirnya aku harus mengakui bahwa aku capek. Dan aku harus istirahat.

Aku ingin jadi egois sebentar saja. Aku ingin berhenti mendahulukan kepentingan orang lain daripada diriku sendiri. Aku ingin berhenti menyetujui hal yang aku tidak menyukainya. Aku tidak ingin tertawa saat hatiku tengah sakit.

Sebentar saja.

Aku pingin jadi diriku sendiri.



 

Bukan berarti aku ngga bersyukur dengan apa yang aku punya. Justru karena aku merasa bersyukur, aku ngga pingin menuntut keadaan dan juga diri sendiri agar memenuhi ekspektasi orang lain padahal aku ngga sanggup. Aku ingin merubah pola pikirku, tapi aku butuh waktu. 

Aku masih inget ekspresi ibukku pas aku mau bilang "Bu besok icha mau nginep di hotel ya. Semalem aja." Ibukku langsung berhenti liat handphonenya dan nanya "Sama ayu?" aku jawab engga. Dia nanya lagi dan nyebutin semua nama temenku satu persatu meskipun aku udah bilang bahwa aku mau menginap sendirian.

Sampai akhirnya ibukku sadar dan bilang, "Jangan lupa bawa buku doa ya cha." Akupun mengiyakan sambil tersenyum. 

Setiap orang punya caranya masing-masing buat keluar dari masalah. Dan ini adalah caraku.

Udah saatnya buat aku berfikir apa sih sebenernya yang aku pinginin sekarang?

Daripada terus berfikir tentang penyebab dari semua masalahku sekarang, aku pingin lebih fokus mengenal diriku sendiri. Aku pengen menerima apa yang aku miliki sekarang dan aku ngga mau mikirin ekspektasi orang-orang tentang diriku lagi.

Aku pingin berdamai dengan diriku sendiri.

Kalau aku ngga bisa, ya udahlah.
Kalau berat, ya udahlah.
Kalau misalnya aku ngga sesuai sama ekspektasi mereka, ya udahlah.
Kalau mereka ngga suka sama aku, ya udahlah.
Kalau ada hal negatif tentang diriku, ya udahlah.

Aku ya aku.
Aku ya begini.
Apa adanya.

Sedikit demi sedikit aku ingin berfikir sesimpel itu. Terkadang kalo kita denger suatu hal seperti ini dari orang lain, kita sering nganggep itu bukanlah hal yang spesial. Tapi tanpa sadar kita sudah terjebak didalamnya.

Kaya misal waktu masih sekolah kita ranking diluar sepuluh besar misalnya, terus jadi mikir "yah rankingku kog segini sih." atau lihat orang yang lebih sempurna dari kita "Kog dia cantik banget ya." atau juga lihat pasangan yang sangat ideal "Mereka cocok banget ya."

Secara ngga sadar kita menumpuk lapis demi lapis harapan dan ekspektasi dalam diri kita sampe ada keinginan (walaupun cuman sedikit) bahwa kita pengen jadi kaya mereka. 

Pernah ngga sih mikir gitu?

Aku pernah. Sering malahan. 

Percayalah, secantik apapun orang atau sesempurna apapun manusia, mereka punya their insecurity masing-masing. Bahkan orang setampan, sekaya dan se berbakat Jungkook aja pasti pernah ngerasain insecurity. Jadi jangan lupa untuk cintai dan syukuri apa yang ada didalam diri kamu. Dan ketika kamu ngerasa lelah, akui itu. Kalaupun ada hal yang sesuai sama ekspektasimu, terimalah. Terimalah dirimu apa adanya.

Maka dari itu mulai sekarang aku pingin bisa melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. "Oke dia cantik. Tapi kita cantik juga kok! Cantik kan relatif". Atau... "Oke dia kehidupannya lebih wah. Tapi kita juga harus bersyukur dengan apa yang kita punya."

Jangan lupa bahwa kita juga harus bikin diri kita nyaman. Aku masih belajar. Belajar sama-sama yuk.

Btw hari ini pas aku pergi, cuacanya cukup mendung. aku nyetir mobil sendirian sambil dengerin musik favoriteku. Ngga sadar cuman begitu aja nangis. hehe aku lebai ya? Ya udah ngga papa kalian mikir begitu, tapi bagi aku ini bener-bener precious time.

Yang aku rasain sekarang... Sakit sih. Sakit. capek juga. Fyi aku nulis ini dari awal sampai akhir sambil nangis. Kenapa nangis? Karena kata demi kata sebenernya udah kaya pukulan demi pukulan yang aku terima. Tapi itu seperti sebuah rangkuman proses yang selama ini udah aku tahan dan akhirnya aku luapkan lewat kata-kata.

Aku nulis ini bukan berarti aku udah berhasil buat berdamai dengan diriku. Tapi justru ini adalah babak baru buat diri aku menjadi lebih dewasa.

Mulai sekarang aku ngga mau mikir "Kalo aku update gini kira-kira si ini bakalan ngomen ga ya?" 

Haha kekhawatirkanku itu sampai sejauh itu gays. Parah banget kan?

Iya parah. Ngga papa. Bagiku ini adalah guru yang paling berharga. 

Segitu dulu deh yang aku share untuk sekarang. Semoga tulisan ini juga bisa mengetuk hati kalian yang masih belum berdamai dengan diri kalian sendiri. Jangan lupa terima diri kalian apa adanya. Banyak hal didunia ini ngga berjalan ngga sesuai sama keinginan kita. Karena terkadang melepaskan jauh lebih baik daripada mempertahankan sesuatu yang membuatmu sakit. Bukan cuman ekspektasi orang lain, tapi ekspektasimu juga.

Dan untuk orang orang yang masih 'menggampangkan' sesuatu, aku harap kalian bisa belajar dari sudut padang orang lain. Bahwa ngga semua orang yang tampak baik-baik saja itu sebenernya baik-baik saja.
Selalu jaga omongan ya.




Akhir kata, semoga cobaan berat kita semua cepat berlalu ya. 
Jangan lupa kita dapat banyak pesan dari cobaan-cobaan itu, jadi jangan lupa bersyukur!
I Love You, and dont forget to love yourself too!

2 comments:

  1. semangat ka ichaa, ada banyak lagu bangtan yang bisa menghibur dan memberi semangat dikala down ka, keep on going and always believe that you are loved :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih banyaaak. Otw dengerin lagu2 bts 🥰

      Delete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...