Monday 30 August 2021

Bagaimana Caranya Menjadi Dewasa?




Hello....

Balik lagi di postingan serius versi aku yang berisi opini sekaligus pengalaman (maybe?) yang sebenarnya bertujuan sebagai reminder untuk diri sendiri juga, kalau-kalau aku tengah tersesat didalam pikiranku suatu saat. Setidaknya aku sudah menyimpan jawaban di blogku ini :)

Setelah membicarakan tentang overthinking aku ingin membicarakan tentang menjadi dewasa. Kata dewasa sendiri menurut KBBI berarti 1 sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi): tarif pangkas rambut untuk orang -- berbeda dengan tarif untuk anak-anak; 2 Tern telah mencapai kematangan kelamin; 3 ki matang (tentang pikiran, pandangan, dan sebagainya). 

Pernah denger kalimat begini ngga? "Kedewasaan seseorang ngga ditentukan oleh umur." Kalo aku pribadi setuju banget sih kata-kata itu. Karena kematangan seseorang dari segi pandangan dan cara berfikir itu berbeda-beda. Ada yang umur belasan tapi cara berfikirnya udah 'matang', sebaliknya pula ada yang berumur bahkan 30 an tapi cara berfikirnya masih kekanakan.

Lalu bagaimana kita bisa menilai bahwa cara berfikir seseorang itu matang atau belum?

Mari kita bahas sebelum kita menjawab pertanyaan dari judul postingan ini. Pemikiran seseorang dikatakan 'matang' itu berarti seseorang tersebut sudah mampu mengambil keputusan dengan penuh pertimbangan dan tanggung jawab. Didalamnya sudah termasuk mampu berfikir dari sudut pandang orang lain dan bener-bener tahu apa yang kita inginkan dengan cara kita sendiri.

Jujur di usiaku yang menginjak kepala tiga inipun aku masih belajar tentang itu. Belajar bagaimana caranya untuk menjadi dewasa. Karena terkadang aku masih egois, tidak bisa berfikir panjang, dan mudah tersulut emosi.

Sekarang saatnya kembali ke judul pertanyaan di postingan ini. Bagaimana caranya menjadi dewasa?




1. Mau menerima diri sendiri 

    Sebelum ke orang lain, tentu kita harus memulainya dari diri sendiri. Terlihat sederhana tapi sejujurnya poin ini adalah poin yang paling sulit untuk dilakukan. Karena sejak kecil kita sudah terbiasa untuk membandingkan diri kita dengan orang lain. Seperti saat mengerjakan soal ujian di sekolah, kita mendapatkan peringkat dari semua siswa dikelas. Mau ngga mau kita membandingkan nilai kita dengan mereka. 
    Dan ngga munafik, kita sering melihat orang lain jauh lebih cantik daripada kita, jauh lebih pintar, jauh lebih beruntung, jauh lebih lebih dan lebih. Setiap kali kita scrool di sosial media, tanpa sadar kita menumpuk lapis demi lapis perasaan kecewa dengan diri sendiri dan membandingkannya dengan orang lain. Misal ada temen yang update dengan suami dan anaknya, kita jadi minder 'kog aku belum ya?'. atau ada temen yang update jalan2 ke cafe mahal, 'enak banget ya dia bisa jalan2 kesana, duitnya banyak sih.'
    Gitu aja terus sampe capek :')
    Ngga akan ada habisnya gays.


    Kamu baru bisa menjadi dewasa kalo kamu sudah membuang semua perasaan itu dan menerima diri kamu apa adanya. Daripada kecewa dengan diri kamu sendiri yang ujung2nya jadi overthinking, mendingan kamu bersyukur apa yang kamu punya dan berusaha jadi versi terbaik dari diri kamu.
    Setiap orang punya porsinya masing-masing. Belum tentu temen kamu yang update itu jauh lebih bahagia dr kamu, merekapun pasti punya tantangannya sendiri. Dan yang mereka update (udh pasti) seneng2nya aja kan.
    Sekarang lihat diri kamu dan cobalah bersyukur dari hal yang paling kecil. Tuhan kasih kamu kesehatan itu udah hal yang paling indah didunia ini. Dan banyak hal-hal lain lagi yang bisa bikin kamu berterimakasih. 
    Jangan bandingin diri kamu dengan orang lain. Tapi bandingin diri kamu dengan kamu dimasa lalu.
    Aku tahu itu ngga mudah tapi cobalah untuk mencintai dirimu sendiri. Kalo kamu sendiri aja ngga suka sama diri sendiri, gimana kamu berharap orang lain bisa cinta sama kamu?
    Inget, kamu ngga selalu bisa mengandalkan orang lain. Kamu ngga selalu bisa mengharapkan mereka jadi yang kamu mau. Tapi inget, kamu punya diri kamu sendiri. kamu bisa mengandalkan diri kamu sendiri. Kamu bisa mengarapkan diri kamu sendiri. Jadi mulai sekarang, cintai diri kamu sendiri karena hanya itu yang kamu punya :)

2. Mau memaafkan diri sendiri

    Hampir sama dengan poin pertama, yang satu inipun cukup sulit untuk dilakukan terutama buat kamu yang punya sifat perfeksionis. Ngga ada yang salah kog dengan diri kamu sekarang. Tapi percuma kalau kamu berusaha buat nerima diri kamu tapi ngga bisa maafin diri kamu sendiri.


    Kenapa harus memaafkan?

    Karena kita sering membuat kesalahan. Percayalah, membuat kesalahan itu adalah hal yang wajar. Baik secara tindakan maupun perkataan. Semua orang membuat kesalahan. Yang penting kamu berusaha ngga mengulanginya lagi.
    Engga papa kog.
    Kalaupun kamu ngerasa kamu udah ngelakuin kesalahan dengan diri kamu sendiri, its okay. Kamu masih punya waktu buat berubah. Kamu selalu punya kesempatan kedua. 
    Jadi terimalah diri kamu dan maafkan ke diri kamu sendiri jika kamu udh bikin kesalahan.

3. Tahu batasan kamu

    Sekarang mari kita pelan-pelan berpindah dengan perlakuan kita terhadap orang lain. Batasan yang aku maksud disini adalah batasan dari hal mana yang bisa kamu kendalikan dan tidak bisa kamu kendalikan. Aku dapet sesuatu yang bagus banget dari biro psikologi dinamis di instagram tentang lingkaran kendali. Disitu diperlihatkan hal-hal apa aja yang bisa kamu kendalikan dan engga.

    Yang bisa kamu kendalikan :
    a. Pikiranmu
    b. Caramu menyayangi dirimu
    c. Tindakanmu
    d. Perkataanmu
    e. Caramu mengelola perasaanmu
    f. Batasanmu
    g. Caraku memperlakukan orang lain
    h. Pendapatmu

    Sedangkan hal yang tidak bisa kamu kendalikan :
    a. Perlakuan orang lain
    b. perasaan orang lain
    c. Apa yang orang lain pikirkan
    d. Apa yang orang lain katakan
    e. Waktu, cuaca
    f. Hal-hal dimasa lalu

    Boleh diresapi satu persatu mana hal-hal yang harusnya memang jadi concern kamu dan mana hal-hal yang udh ngga bisa diapa2in lagi. Contohnya, misal kamu udh salah ngomong sesuatu. Lalu kamu minta maaf dan org itu udh bilang engga papa. Nah kadang kamu masih mikir "dia beneran maafin aku ngga ya? Kalo dia jadi mikir begini gimana ya? Kalo entar dia jadi ngomongin tentang aku yang engga2 gimana ya? kalo entar dia jadi jauhin aku gimana ya?"
    Cukup. Kamu engga bisa ngendaliin itu semua. Yang kamu bisa hanyalah sebatas minta maaf dengan tulus. Entah apa yang dia fikirin dan apa yang dia bakalan lakuin (walaupun itu tentang kamu), kamu dah ngga bisa ngelakuin apa2 lagi. Cobalah buat menerima itu. Kamu ngga bisa maksa dia buat ngelakuin apa yang kamu mau.



4. Engga papa kalau ngga sesuai ekspektasi

    Kenapa seseorang bisa kecewa? Karena mereka memiliki ekspektasi. Jika mereka hanya berusaha yang terbaik maka rasa kecewa itu tidak akan sebesar rasa sakit ketika kamu memiliki ekspektasi yang tinggi.
    Misal kamu ngebayangin tentang masa depan. Dari kecil kamu selalu ngebayangin umur 25 udah hidup mapan, punya kerjaan oke, udah menikah dan hidup bahagia. Tapi kenyataannya di umur 25 kamu baru mendapatkan setengah dari ekspektasi kamu. Ujung2nya kamu kecewa dan stress karena kenyataan ngga memenuhi ekspektasi kamu.
    Ekspektasi boleh, tapi kalaupun itu ngga tercapai jangan sampe justru bikin kamu jadi mundur. Its okay. Semua orang punya jalannya sendiri2. Untuk sekarang mungkin belum waktunya kamu. Tapi someday pasti kamu bisa dapetin itu asal kamu berusaha buat memperbaiki diri kamu.


    Ekspektasi tidak hanya tentang suatu kejadian yang kamu harapkan. Tapi juga tentang orang-orang yang ada disekitarmu.
    Misalnya kamu berekspektasi punya pasangan yang romantis, yang selalu ada buat kamu, mau beliin barang2 branded, atau mau ngertiin kamu disaat kamu lagi ngga mood. Tapi kenyataannya dia ngga begitu. Kenyataannya dia sibuk, dia ngga bisa beliin  sesuatu yang mahal, ngga bisa ngehibur kamu pas lagi sedih, dan ngga pernah kasih kamu bunga, kaya video2 yang kamu lihat di tiktok maupun drama korea. Its okay guys. Inget satu hal, dia juga manusia. Sama kaya kamu. Ada kalanya dia capek atau sibuk sampe ngga bisa ngabarin kamu, atau dia juga lagi ngga mood dan sama2 butuh hiburan kaya kamu. Sama.
    Jadi jangan berekspektasi terlalu tinggi. Terima dia apa adanya seperti dia nerima kamu.
    Belajar untuk engga papa kalau yang kamu terima cuman segini. Engga papa kog kalo cuman bisa berjalan sejauh ini. Engga papa kog kalo orang lain terlihat lebih wah daripada kamu. Engga papa...

5. Engga buru-buru

    Ciri-ciri orang dewasa selalu berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Mereka tahu kapan timing yang tepat untuk memulai sesuatu. 
    Hal ini bisa kamu terapin di berbagai hal, engga cuman disaat sebelum kamu berbicara aja ya. Tapi juga disaat sebelum kamu mengambil keputusan. Carilah pertimbangan dengan matang, dan pikirkan apa saja resikonya. Dengan begitu kamu engga akan menyesal dengan keputusan yang kamu ambil nantinya. 
    Jangan buru-buru. Semua ada waktunya. Jika sekarang belum terjadi, belum tentu itu tidak akan terjadi kog. Percayalah, semua itu berawal dari ketidak mungkinan. Jika kita yakin dan melakukannya secara terus menerus seperti mengayuh sepeda, maka suatu saat kita akan tetap sampai ke tujuan. Its okay, take your time.



6. Tahu betul apa prioritas

    Saat kita udah tahu betul siapa diri kita dan apa yang bisa kita lakukan terhadap orang lain, saatnya kita move on ke hal yang akan kita lakukan selanjutnya. Orang yang dewasa adalah orang yang tahu apa prioritas mereka. Prioritas yang mereka pilih adalah prioritas terbaik versi mereka, prioritas yang realistis, prioritas yang tidak mereka bandingkan dengan orang lain,  dan prioritas yang mereka tahu bagaimana cara untuk mewujudkannya.

    Bagaimana cara menentukan prioritas itu?

    Tentu saja kamu harus memiliki pemikiran dari poin 1 sampai ke 5 sebelum kamu menentukannya. Karena prioritas ini akan bener-bener sesuai dengan kebutuhan kamu kalau kamu udah ngga dipengaruhin oleh hal apapun lagi. 
    Coba deh dipisahin antara hal yang bener-bener kamu butuhin dan hal yang kamu pengenin. Karena belum tentu hal yang kamu pengenin itu adalah hal yang kamu butuhkan sekarang. Dengan begitu kamu bisa tahu apakah prioritas kamu itu udh sesuai dengan kebutuhan kamu atau belum.


    Segitu aja sih dari aku. Namanya juga mengandung opini jadi boleh setuju boleh engga. Aku juga masih belajar kog, semoga postingan ini juga bisa jadi reminder buat aku. Akhir kata, thankyou buat semua yang udh terjebak di postinganku. Sampe ketemu di postingan yang lain. bye!

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...