Friday 26 June 2015

FF SHINee : Pixie Rain [Part 3]



 Annyeonghaseyooong!
saya hadir kembali di malam yang indah ini membawa FF kesayangan hadirin semua(?) #plak
iya2, saya sadar diri ini ff ngga ada yang nyayangin(?)
mau ada yang baca aja udah syukur bangeeet u.u
langsung aja deh yaa
buat yang lupa, bisa cek part sebelumnya :)




Tittle                    : Pixie Rain [Part 3]
Author                 : Ichaa Ichez Lockets
Genre                  : Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating                 : PG-13
Cast                      : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee Taemin.
Length                : Chapter.
Desclaimer        : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!

                “Apapun yang terjadi kau harus bertahan di kamar ini, Bi. Kami tidak memiliki pilihan lain.”
Ucapan dari Mr Yoo sebelum Yunbi masuk ke kamarnya baru kini bisa Yunbi mengerti.
Pantas saja sebelumnya Mr Yoo tampak ragu memasukkan Yunbi ke kamar 305, keadaannya benar-benar mengerikan. Tapi… apakah memang karena si penghuni aneh dan ‘keadaan berantakan’ di sisi sebelah kanan kamar 305 yang membuat Mr Yoo ragu memasukkan Yunbi kesana? Bagaimana dengan ‘sisi sebelah kiri’?
***
                Hal pertama yang Yunbi lakukan setelah ia berhasil masuk asrama tentu saja bukan mempersiapkan buku pelajaran untuk besok, bukan juga menata barang-barangnya di asrama, melainkan mencari sesuatu yang jauh lebih mendesak. Yaitu pakaian.
                Belum genap satu hari Yunbi bisa menerima perubahan drastic dari tubuhnya, kini ia sudah harus mampu mencari berbagai cara untuk mengatasinya. Tentu saja ia membenci semua ini. Sebelumnya jika Yunbi menginginkan sesuatu, ia hanya butuh menyuruh semua pembantunya. Tapi sekarang hanya untuk pergi ke toko baju saja Yunbi harus mengambil uang di atm dan menaiki taksi padahal sebelumnya ia jarang sekali menggunakan angkutan umum.
                Sepatu, tas, seragam sekolah versi namja, baju sehari-hari dan kebutuhan lainnya Yunbi dapatkan setelah berbelanja lebih dari 2 jam. Kini ia harus segera kembali ke dalam asrama sebelum gerbang ditutup jam sepuluh.
                “Lebih cepat ahjussi.” Pinta Yunbi pada supir taksi tak sabar. Waktunya kurang dari 10 menit untuk sampai ke sekolah. Belum lagi Yunbi harus melalui taman depan sekolah untuk mencapai gerbang asrama. Yunbi bersyukur akses menuju asrama tidak harus melewati gedung depan dan gedung utama, jika tidak ia bisa menghabiskan lebih dari 15 menit hanya untuk mencapai pintu masuk asrama.
                “Blam!” pintu taksi Yunbi tutup dengan sembarangan. Ia langsung berlari memasuki gerbang depan kemudian melewati taman sejauh 1 kilometer dengan menenteng tas belanjaan penuh berisi pakaian dan barang lainnya. Tapi sayangnya Yunbi tidak sanggup berlari cepat, ia kewalahan dan berkali-kali istirahat di tepi jalan masuk untuk mengambil udara.
                ‘Jebal…jebal…’ gerbang depan masih dibuka, berarti ada harapan jika gerbang asrama pun masih terbuka. Namun jarak perjalanan yang cukup memakan waktu tidak bisa membuat Yunbi tenang.
                Begitu sampai ditengah-tengah, terdengar bel berbunyi disetiap area sekolah, menandakan seluruh kegiatan harus berhenti tepat jam 10 malam. Yunbi habis sudah.
                “Halooo… apa ada orang?” teriak Yunbi ketika ia sampai di gerbang masuk asrama yang tentu saja sudah terkunci. Ia mencoba melambaikan tangannya ke dalam gerbang siapa tahu ada orang lain disana, tapi usahanya gagal.
                Saat itu juga terdengar derap langkah dari koridor gedung utama, Yunbi langsung mendekatkan wajahnya kea rah gerbang berharap sosok itu bisa menolongnya.
                “Ah! Permisi! Kau yang disana!” Yunbi memanggil orang itu. Dia menoleh.
                “…Bisakah kau membantuku mem…” belum juga Yunbi menyelesaikan ucapannya, siswa itu langsung berjalan melewati Yunbi tanpa peduli. “YA! Tolong aku! Aku terjebak disini! YAAA!!!”
                Usahanya kembali gagal. Apa yang harus Yunbi lakukan sekarang? Haruskah ia tidur diluar malam ini? Atau menyerah dengan kembali kerumah setelah semua yang ia lewati sejauh ini?
                Namja itu kemudian duduk bersandar pada gerbang yang ada dibelakangnya. Menbung. Jika saja hp nya memiliki batrai, pasti ia bisa menghubingi Tae… ah tidak… Yunbi bahkan belum sempat meminta nomor namja itu. Atau dia memang harus kembali ke Seoul? Tapi perjalanan sangat jauh, dan tentu saja Yunbi tidak berani pulang di waktu seperti ini meskipun ia sudah berubah menjadi seorang namja(?).
                Apapun ide yang terlintas di kepala Yunbi selalu saja jalan buntu. Satu-satunya hal yang paling memungkinkan hanyalah… Yunbi harus tidur diluar malam ini.
                “Psstt… Bi… Bi-yah!”
                Yunbi langsung bangkit karena terkejut. Tepat dibelakang tubuhnya, dibalik gerbang, terlihat wajah lain yang menempel disana. Jantung Yunbi hampir melarikan diri karenanya.
                “Taemin…! Bagaimana kau…?”
                “Sssttt… Tunggu disana sebentar.” Ucapnya singkat kemudian berbalik meninggalkan Yunbi begitu saja.
‘Apa yang sebenarnya ingin ia lakukan? Kenapa dia malah pergi?’ pikir Yunbi.
Tapi diam-diam Yunbi mengikuti instruksi Taemin dengan duduk terdiam menunggunya disana. Manik mata namja itu tidak beralih sedikitpun dari lorong menuju asrama pria tempat Taemin ‘menghilang’ beberapa saat yang lalu.
“Ta-dah! Aku disini!”
“Akkk!!” Yunbi terkejut karena tiba-tiba Taemin muncul dari arah belakang dan mendekatkan wajahnya. ‘Plak!’ sebuah tamparan mendarat spontan di pipi namja polos itu. “Apa yang kau lakukan?”
Taemin sempat oleng namun langsung meraih tangan Yunbi saat menyadari ada seseorang mendekat ketika ia selesai berteriak. Beruntung namja itu tidak lupa juga meraih seluruh barang belanjaan Yunbi dan mengajak Yunbi melewati ‘jalan pintas’.
“Apa kau gila!?” Yunbi protes begitu mereka sudah cukup jauh dari gerbang asrama.
“Ani. Kau yang gila!” giliran Taemin yang protes karena Yunbi tidak menuruti kata-katanya. “Apa kau tidak tahu kita hampir saja tertangkap? Jika itu terjadi, bisa-bisa besok kita harus membersihkan semua toilet di setiap kamar asrama huh?”
Yunbi melongo.
“Sekarang ikut aku dan jangan banyak bicara, arraseo?” jika dilihat dari kata-kata yang diucapkan Taemin, tampaknya namja itu sedang kesal. Namun tidak dengan ekspresinya. Bahkan ketika marah ia hanya memperlihatkan wajah yang datar kemudian mempimpin langkah Yunbi berjalan melewati gang disamping sekolah.
Yang tidak bisa Yunbi percaya adalah, meski kalimat yang Taemin lontarkan terdengar kesal, namun ia masih tetap menenteng semua tas belanjaan milik Yunbi demi membuat namja itu merasa nyaman. Apakah Taemin serius ketika ia mengatakan ingin menjadikan Yunbi teman baiknya?
***
Bola mata Yunbi yang tertutup oleh kelopak seketika bergerak ketika sinar matahari yang masuk ke dalam kamar terganggu oleh bayangan seseorang didepan jendela. Yunbi sedikit menggeliat kemudian membuka matanya perlahan.
Pagi pertama di dorm baru Yunbi akhirnya tiba. Semalaman ia sulit terlelap karena tidak pernah tidur di tempat tidur yang sempit seperti sekarang. Belum lagi Yunbi terbiasa tidur dengan boneka pororo kesayangannya yang dengan tragis harus berakhir di tong sampah karena ia takut ketahuan.
Yunbi menguap sambil mengusap matanya pelan. Saat ia mencoba terduduk, tatapannya tersita oleh seseorang yang tengah berdiri memunggungi Yunbi sambil menata buku kedalam tas. Seorang namja bertubuh tinggi itu tampak siap dengan seragam lengkap dan sepatu. ‘Ah… pasti dia penghuni lain di kamar ini’ pikir Yunbi.
Tadi malam saat Yunbi datang, namja itu sudah tertidur menghadap ke tembok. Membuat Yunbi tidak memiliki kesempatan untuk menyapanya. Jangankan menyapa, hanya untuk melihat wajahnya saja Yunbi kesulitan.
“Sudah mau berangkat Hyung?” Taemin yang tidur di bed diatas Yunbi ikut terbangun. Rambut Taemin tampak berdiri acak dengan tubuh kurusnya yang tanpa atasan.
Yunbi langsung memalingkan arah dan bangkit dari tempat tidur.
“Annyeonghaseo… kau pasti penghuni kamar ini kan?” Sapa Yunbi hendak memperkenalkan diri. “Aku Bi, siswa baru di….”
Belum sempat ia menyelesaikan perkenalannya, namja itu langsung berjalan cuek menuju pintu kamar. Ia pergi bahkan tanpa berpamitan.
“Dia Minho Hyung…” Jawab Taemin menanggapi ucapan Yunbi. “Tidak usah diperdulikan, orangnya memang seperti itu.”
Yunbi cemberut. Dia sudah berusaha ramah dan berharap orang itu sedikit lebih normal dari Taemin sehingga bisa menjadi teman baiknya, namun ternyata jauh lebih menyebalkan. Dengan langkah yang kasar, Yunbi langsung mengambil handuk dan meluncur ke kamar mandi.
‘Siapa tadi namanya? Minho?’ batin Yunbi sambil menyikat giginya. ‘Dia pikir dia siapa berani mengabaikanku huh? Lagipula aku juga tidak bermaksud bersikap manis padanya! Dia saja yang terlalu percaya diri!’
Yunbi jadi curiga, jangan-jangan Minho itu tuli makanya tidak mendengarkan sapaannya pagi ini. Tapi apapun kemungkinannya, Yunbi berjanji tidak akan menyapanya lebih dulu. Ia gengsi.
Saat Yunbi mulai menyalakan air untuk mengguyur tubuhnya, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan tanpa ba-bi-bu Taemin langsung melucuti semua pakaiannya lalu ikut berdiri disamping Yunbi.
“YAAA!!!! TAEMIN APA YANG KAU LAKUKAAAN!!!”
***
                Yunbi berjalan lambat menuju ruang kelasnya beberapa detik setelah keluar dari gedung depan untuk menemui Kepala Sekolah,. Namja itu menggaruk tengkuknya bingung karena sebelum ia bertemu dengan kepala sekolah, Yunbi diminta untuk mengisi data pribadinya. Data yang Yunbi isi sebagian besar benar-benar sesuai dengan data pribadinya, namun ada beberapa poin yang tentu saja harus Yunbi rubah. Seperti jenis kelamin, tinggi dan berat badan. Jujur Yunbi sedikit takut jika pada akhirnya ia ketahuan, tapi untuk sekarang ia tidak memiliki pilihan lain selain mengisinya demikian.
                “Selamat pagi anak-anak…” Sapaan guru matematika yang bernama Kim Jongkook atau yang lebih akrab disapa Mr Kim seketika membuat seluruh kegiatan di kelas sebelas-dua terhenti. Siswa yang sebelumnya masih mengobrol sambil menunggu kedatangan guru jam pertama pelajaran langsung berlarian ke bangku masing-masing. Tidak hanya selalu tepat waktu, namun Mr Kim juga terkenal ‘killer’ di kalangan siswa. Oleh karenanya, hanya dengan menginjakkan kaki dikelas sudah membuat suasana berubah panas.
                “Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Murid baru ini pindahan dari…” Mr. Kim memulai pembicaraan didepan kelas, sementara Yunbi masih menunggu diluar sambil sedikit mengintip keadaan melalui jendela disamping kelas. Belum juga Yunbi dipanggil untuk masuk, tiba-tiba ada 3 siswa yang berlarian  dari ujung koridor kemudian mendahului Yunbi memasuki kelas sebelas-dua. Hanya dilihat dari cara berpakaian mereka yang seenaknya, Yunbi bisa menebak kalau mereka termasuk geng troublemaker di kelas. Dan benar saja, belum sempat ke tiga-nya mendekati tempat duduk, mereka langsung diusir oleh Mr Kim untuk berdiri dikoridor tepat disamping Yunbi.
                “Anak baru?” Ucap salah satu siswa berambut pirang pada Yunbi. Yunbi tidak menjawab.
                “Ow… sombong sekali.” Sahut lainnya saat mengetahui tanggapan Yunbi yang ketus. “Padahal kami bertanya baik-baik, kenapa kau tidak menjawabnya huh? Apa kau ingin mencari masalah dengan kami?”
                Yunbi melayangkan lirikan tajam pada siswa itu, membuat mereka merasa terganggu. Namun belum sempat mereka membalas Yunbi, saat itu pulalah Mr Kim memanggil Yunbi masuk.
                “Setelah makan siang kau kutunggu di backstage gedung teater. Kami memiliki acara khusus untuk murid baru.”Ucap siswa berambut pirang pada Yunbi. “Awas kalau kau tidak datang.”
                Yunbi berlalu.
“Annyeonghaseo, naneun Bi Imnida. Bangapseumnida!” Ucap Yunbi memperkenalkan diri begitu masuk ke ruang kelas. Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah sosok Taemin yang melambai-lambaikan tangan di pojok ruangan. Disamping tempat duduk Taemin terdapat empat bangku yang kosong, yang bisa Yunbi tebak tiga diantaranya adalah milik siswa berandalan yang dihukum didepan tadi. Selebihnya Yunbi tidak mengenali yang lain. Ia hanya melihat sepintas kalau dikelas ini hanya ada sekitar 30 orang siswa, dengan masing-masing separuh siswa laki-laki dan perempuan.
“Nah Yunbi kau bisa duduk di bangku yang kosong disebelah sana.” Mr Kim menunjuk bangku di samping tempat duduk Taemin. Membuat Taemin tersenyum cerah kemudian membersihkan bangku itu dengan telapak tangan sebelum akhirnya mempersilakan Yunbi untuk duduk.
***
                “Bagaimana dengan hari pertamamu?” Tanya Taemin saat mereka berdua tengah berjalan dari kelas menuju kantin di waktu istirahat sekolah. “Apakah menyenangkan?”
                Yunbi memanyunkan bibirnya. “Lumayan.” Tapi sedikit membosankan, sejujurnya pikir Yunbi. Disekolah yang lama Yunbi merupakan yeoja yang paling populer dan memiliki sebuah geng. Ia sering melakukan banyak hal menyenangkan bahkan ketika sedang pelajaran sekolah. Tidak hanya itu, Yunbi bisa menyuruh teman satu gengnya seenak hati Yunbi ketika ia tengah membutuhkan sesuatu. Tapi disini Yunbi hanya bisa duduk diam sambil mendengarkan ocehan guru, belum lagi peraturan begitu ketat baik di sekolah maupun di asrama. Yunbi merasa seperti didalam penjara.
                “Taemin bisakah kau mengambilkan makan siang untukku?” Pinta Yunbi saat mereka sampai di kantin sekolah.
                Taemin mengangguk tanpa berfikir panjang. Kemudian ia berlari ke booth makanan setelah menerima kupon dari Yunbi. Sekarang baru Yunbi sadar kalau ternyata memiliki teman seperti Taemin ada gunyanya juga.
                Yunbi duduk disamping jendela sambil melihat keluar. Tepat di samping kantin terdapat lapangan sepak bola dimana ada beberapa anak yang lebih memilih bermain ketimbang menghabiskan waktu istrirahat untuk makan siang. Salah satu dari mereka menarik perhatian Yunbi.
                “Oh! Minho Hyuuung!” Taemin yang baru datang langsung berteriak ke luar jendela begitu melihat teman satu kamarnya ada disana. Spontan semua penghuni kantin melihat kea rah mereka.
                ‘Norak sekali.’ Batin Yunbi melirik Taemin.
                “Dia benar-benar keren. Tidak hanya menjadi kapten tim sepak bola, basket dan base ball, tapi dia juga pernah meraih kejuaraaan nasional di bidang marathon.” Taemin berceloteh mengiringi santapan makan siang milik Yunbi. “Bagiku dia bintang nomor satu di sekolah ini, tapi sayangnya banyak yang menganggap saingan Minho hyung lebih keren.” Lanjutnya menggebu-gebu. “Ah… haruskah aku menceritakannya padamu?”
                Ia mencoba membuat Yunbi penasaran, tapi Yunbi justru cuek menghabiskan makan siangnya tanpa berkata apapun.
                “Baiklah… karena kau memaksa, aku akan menceritakan semuanya tentang sekolah ini. Dengarkan baik-baik huh?”
                Yunbi hanya membuang napas. ‘Terserah kau sajalah…’ batinnya tidak peduli.
                “Saingan berat Minho Hyung adalah Suho hyungnim(?). Suho hyungnim merupakan siswa terkaya, tertampan dan terpintar di sekolah ini. Dia menjadi ketua OSIS tahun lalu. Meskipun ia harus melepaskan jabatannya di bidang OSIS dan berbagai ekskul karena harus focus dengan ujian di kelas 12, tapi ketenarannya tidak meredup sampai sekarang.” Taemin bercerita dengan begitu antusias, seolah-olah Yunbi adalah anak kecil yang tengah mendengarkan dongeng sebelum tidur. “Jika Minho hyung sering menang dalam bidang olah raga, Suho hyungnim adalah juara dalam bidang akademik. Hasil penemuannya bahkan pernah disertakan dalam pameran di Amerika!! A-ME-RI-KA!”
                Yunbi masih malas menanggapi cerita Taemin, kupingnya mulai panas.
                “…Tapi yang paling menarik bukan itu. Meskipun mereka memiliki bidang masing-masing dalam kejuaraan, namun ada satu hal yang membuat kompetisi mereka semakin sengit. Kau tahu apa itu?” Tanya Taemin sok misterius.
                “Kenapa ia hanya tidur sendirian?” Yunbi justru bertanya diluar topik. “Bukankah setiap bed harusnya bertingkat seperti milik kita jadi dalam satu kamar bisa dihuni 4 orang?”
                Taemin melongo mendengar pertanyaan Yunbi yang tiba-tiba. Padahal ia tengah memberi perhatian penuh ke dalam ceritanya yang merupakan hot topic di sma itu.
                “Minho hyung?”
                Yunbi mengangguk.
                “Hyung mendapat perlakuan special karena dia selalu menang dalam kejuaraan. Tadinya bahkan dia hanya menghuni satu kamar sendirian, sama seperti suho hyungnim yang merupakan anak pemilik yayasan.” Taemin meneguk sedikit air putih, takut tersedak. “Tapi semenjak Suho hyungnim menjadi ketua OSIS dan berkuasa di sekolah ini, perlakuan special pada Minho hyung pun berkurang.”
                Yunbi mengangguk-angguk. Sial sekali pikirnya, Minho yang merupakan bintang sekolah harus sekamar dengan siswa seperti Taemin.
                “Tapi apa kau tahu kenapa Suho hyungnim sangat membenci Minho hyung?” Taemin mulai lagi. “Itu karena…”
“Aku ingin kembali ke kelas.”
                “Ya! Ya! Aku bahkan belum mulai makan!” protes Taemin menahan kepergian Yunbi. “Baiklah…baiklah aku akan berhenti bercerita. Tapi tunggu sampai aku selesai makan huh?”
                Akhirnya Yunbi kembali menempelkan pantatnya di bangku kantin. Namja itu melihat ke arah lapangan sambil menyedot susu pisang yang Taemin bawakan.
                “Ah iya, aku sampai lupa menyampaikan hal yang penting.”
                Yunbi menoleh terusik, “Kau bilang hanya ingin makan!”
                “Tapi ini penting. Sangaaattt penting!” Taemin berbicara sedikit memohon. Membuat Yunbi menyerah untuk kembali mendengarkannya.
                “Di sekolah ini ada satu geng yang berbahaya.” Wajah Taemin berubah serius. “Mereka merupakan iljin. Apapun yang terjadi kau harus menghindarinya. Harus!”
                “Kenapa aku harus menghindarinya?” Tanya Yunbi santai.
                “Ah… itu mengerikan. Sekalinya kau jadi sasaran mereka, kau tidak akan pernah bisa lepas darinya.” Taemin berkata dengan sungguh-sungguh. “Perlu kau tahu, di kelas kita bahkan pernah ada siswa yang hampir bunuh diri karenanya.”
                Yunbi membola. ‘Separah itukah?’
                “Kenapa orang itu…” belum sempat Yunbi menyelesaikan pertanyaan, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dari arah belakang.
                “Hey anak baru!”
                Taemin yang duduk di seberang meja langsung beringsut tidak berani menatap orang yang memanggil Yunbi. Begitu juga dengan siswa lain yang sebagian besar berpura-pura tidak melihat.
                Yunbi menoleh. Dibelakangnya berdiri tiga namja yang tadi sempat berbicara padanya setelah mendapatkan hukuman berdiri didepan kelas karena terlambat. Salah satu dari mereka menyeringai.
                “Kau tidak lupa apa yang aku katakan tadi pagi bukan?”
-To Be Continue-

Haaaahhh Minho udah keluar tapi cuma numpang lewat xD
 oiya akan ada banyak cameo  nantinya~ so far baru suho sama 3 orang iljin ga jelas tadi(?) wakaka
dan taemin... haha gimana menurut kaliaaan?
bukankah dia best friend material bangeeettsss? hihi
buat yang baik hati silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar.
makasih. selamat berpuasa!

2 comments:

  1. Hwaa.. suka banget sama FF ini.. Lanjut ya thor...

    ReplyDelete
  2. Aku jadi ngebayangin yunbi jadi cowok melambai gara2 dia cewek..... itu kalung dia apa kabar ya? Lanjut kak fightiiiinnggg

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...