Wednesday, 16 February 2011

FF SHINee : A Piece of Love at New Year Night (PART 4)



*lagiii (harus dibaca)
perlu diketahui juga kalaaauuuuuuu FANFICTION INI SUDAH PERNAH DITERBITKAN DI GRUP LOCKETS-Indonesia (Fanbase Indonesia For Key SHINee) dengan readers mencapai ribuan *LOL tapi nyata dan juga DIPOSTING DI FB AKUU. Jadi jangan coba2 mengcopy atau menyadur.
*plak, siapaa juga yang mau ngopy FF jelek kaya gini. hehehe



YANG GAK MAU KOMEN MENDING GA USAH BACA! 
ATAU SAIIA DOAKAN NGGA BAKALAN KETEMU BIAS.
*KEJEM AMAT*


A Piece of Love at New Year Night (PART 4)


Tittle                     : A Piece of Love at New Year Night (PART 4)
Author                 : Ichaa Ichez Lockets
Cast                      :
. Kim Hyo Rin
. Kim Ki Bum (Key)
. Choi Minho
. Kim JongHyun
. Lee Jinki (Onew)
. Lee Taemin
Genre                   : Sad Romance

                Pagi itu Hyo Rin berjalan kaki seperti biasa menuju kelasnya. Sejak tadi ia tidak berhenti memikirkan kejadian semalam. Hyo Rin benar-benar merasa tidak enak pada minho. Namun ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain merebut benda yang minho bawa dan segera menutup pintu rumahnya rapat-rapat.
                “Annyeong Hyo Rin!”
                Itu suara Key yang membuat Hyo Rin melonjak kaget. Dibelakang Key mengekor Minho yang menatap Hyo Rin dalam.
                Hyo Rin menggigit bibir bawahnya. Tatapan minho  seakan memaksa Hyo Rin untuk menjawab pertanyaan Minho tadi malam.
                Tanpa berfikir lebih lama lagi, langkah Hyo Rin membawanya pergi meninggalkan Key dan Minho yang berdiri mematung.
                “Ada apa dengan dia ya?” tanya key melihat kepergian Hyo Rin.
***
                Hari itu Key bertekat menunggu Hyo Rin di pintu masuk kampus. Membuat Hyo Rin tak mampu lagi menghindar.
“Kenapa waktu itu kau meninggalkan aku dan Minho begitu saja Hyo Rin? Akhir-akhir ini kau selalu menghindari kami berdua.” Tanya key sambil menatap Hyo Rin tajam. Lalu akhirnya ia merenggangkan pundaknya, “Apa kami berbuat salah padamu?”
                Hyo Rin tidak tahu musti menjawab apa. Dia memang sengaja menghindari Minho dan Key. Karena sesuatu yang waktu itu Minho temukan menyadarkan Hyo Rin, bahwa ia tak pantas berteman dengan siapapun. Termasuk Minho dan juga seseorang yang ada dihadapannya sekarang.
                “Tidak apa-apa jika kau tidak mau menjawabnya. Tapi maukah kau berjanji untuk tidak menghindari kami lagi?”
                Lagi-lagi Hyo Rin membisu. Ternggorokan yeoja itu tercekat. Ia tidak tahu bisa memenuhi permintaan itu atau tidak.
                Tanpa menunggu jawaban dari Hyo Rin, Key menggandeng tangannya kedalam kampus. Hyo Rin pun tidak berani menolak ajakan Key, dia tidak lagi sanggup mengecewakan namja itu.
                Langkah Hyo Rin dan Key terhenti tepat di auditorium kampus. Disana sudah banyak sekali mahasiswa lain yang tampak bosan menunggu kedatangan Hyo Rin.
                ‘Astaga, apa yang telah Key lakukan sehingga semua mahasiswa bisa berkumpul di tempat ini?’ batin Hyo Rin.
                Ditengah auditorium itu terdapat sebuah piano, dan minho tampak terduduk manis di baliknya. Minho tersenyum begitu melihat Hyo Rin tiba, namun Hyo Rin justru tertunduk dalam.
                “Didepan semua orang disini, aku ingin menyanyikan sebuah lagu untukmu Hyo Rin.” Ucapan Key disambut meriah tepuk tangan semua mahasiswa yang hadir. Kemudian Key memberi tanda pada Minho untuk mulai memainkan music.
                Iringan lagu “Life” menggema diudara, membuat seisi ruangan tersentuh mendengarnya.
                Key menggenggam tangan Hyo Rin lebih erat dan perlahan mengucapkan bait demi bait lagu itu penuh penghayatan.


Oh, geochin salme shideureo galttae geudaega naege dagawa
Eoreo buteun geu maeume soneul daen sungan 
naye salmeun shijak dwae sseumeul

                Ruangan itu mendadak menjadi terasa sepi. Hanya ada Key, Hyo Rin dan alunan lagu yang terdengar tenang. Setenang nada dari bait yang Key nyanyikan.

Geudae jichigo himdeulttae budi geu yeopjariye nareul igehae
Bagiman han sarangeul dashi deurilsu ige isalmi kkeunagi jeone

                Bait demi baik dinyanyikan Key dengan penuh penghayatan. Membuat  Hyo Rin terpaku mendengarnya.

Sesange mureup kkulko nunmul heullil ttae, 
pukpun sokbal meomchul ttae geudaeman seo itamyeon
Eotteon apeum nunmul jjeum chameulsu ineun geolyo
All I want is you, only one is you in my life

                Key menatap lekat ke arah Hyo Rin. Tatapan itu sungguh dalam dan penuh arti. Inilah yang Hyo Rin hindari. Tatapan teduh milik Key selalu mampu menghipnotisnya dalam hitungan detik.
                “Saranghaeyo, Hyo Rin.” Ucap Key akhirnya.
                Hyo Rin tak mengeluarkan sepatah katapun. Jantungnya mendadak berdenyut diatas normal. Kemudian ia melihat ke arah Minho sepintas. Wajah Minho terlihat datar namun tersirat sebuah keraguan dibaliknya.
                “Apakah kau mau menjadi yeojachinguku, Kim Hyo Rin?” tanya key dengan tegas.
                Kata-kata dari Key yang Hyo Rin takutkan keluar juga pada akhirnya. Jantung Hyo Rin benar-benar sudah tidak selamat sekarang. Dadanya tiba-tiba terasa sesak.
                Hyo Rin bisa merasakan matanya mulai memanas. ‘Hal ini tidak seharusnya terjadi.’ Ucap Hyo Rin dalam hati.
                Sejak pertama kali mengenal Key, Hyo Rin tahu kalau ia harus pergi secepat mungkin karena Hyo Rin hanya akan mengecewakan Key pada akhirnya. Namun semakin Hyo Rin mencoba menjauh, ada bagian dari dirinya yang tidak ingin hal itu terjadi. Ia tak sanggup meninggalkan Key…dan juga Minho yang menerima ia apa adanya…
                “Hyo Rin…” panggil Key lirih.
                Hyo Rin menjadi semakin dilemma. Ia menatap Key ragu. Disekitarnya kini ada ratusan pasang mata yang menunggu jawaban darinya. Tapi sampai detik inipun ia belum menemukan jawaban yang mereka tunggu.
                “Hemhh..” Hyo Rin menghela nafas. “Mianhe Key.” air mata Hyo Rin mulai menggenang. “Jeongmal mianhe, aku tidak bisa.”
                Semua orang terkejut. Termasuk Key yang hampir saja tidak percaya kata-kata itu keluar dari bibir mungil Hyo Rin. Jantung Key seperti berhenti dalam beberapa saat.
                “Gwenchana Hyo Rin. Jangan menangis.” Ucap Key sambil sekuat tenaga menahan kekecewaan yang menyerangnya saat ini.
                Hyo Rin tidak tahan melihat tatapan Key yang seakan menghujam ke arahnya. Hatinya bergejolak hebat.
                Akhirnya Hyo Rin pergi dari tempat itu tanpa suara, meninggalkan sebuah harapan besar yang kini telah pupus.
***
            “Sedang apa kau malam-malam begini duduk sendirian ditempat ini Hyo Rin?”
                Hyo Rin menoleh, “Minho?”
                Minho tersenyum tipis lalu duduk didekat Hyo Rin – disebuah bangku taman.
                “Bagaimana kabar Key?” tanya Hyo Rin ragu-ragu.
                “Kurasa dia akan segera baik-baik saja.”
                “Maksudmu? Berarti sekarang dia sedang tidak baik-baik saja?”
                Minho menunduk sesaat, “Aku tidak bisa bilang kalau dia sedang baik-baik saja. Tapi dia sudah dewasa, aku yakin dia bisa menerima keputusanmu dengan lapang dada.”
                Mendengar ungkapan Minho, Hyo Rin menjadi merasa bersalah. Dia menyesal telah mengecewakan Key yang sangat baik hati padanya. Tapi ia tidak punya pilihan.
                Dada Hyo Rin terasa sakit jika harus mengingatnya.
                “Bolehkah aku tahu alasannya Hyo Rin?” tanya Minho. “Kenapa kau menolak Key? Apa kau tidak mencintainya?”
                Hyo Rin menggigit bibir bawahnya keras-keras. Ia tak sanggup menjawab pertanyaan Minho karena ia sendiri tidak tahu jawabannya.
                “Maaf jika aku bertanya demikian. Tapi tidak pa-pa jika memang kau tidak mau menjawabnya.
                 Hening sejenak.
                “Kau tahu Minho, aku tidak pernah menyangka bisa sejauh ini mengenal kalian. Aku bahkan tidak pernah bermimpi bisa mempunyai teman. Bisa melalui setiap detik saja sudah lebih dari cukup bagiku.”
                Minho mengerutkan dahi.
                “Sampai akhirnya kalian hadir. Kehadiran kalian membawa begitu banyak perubahan. Aku jadi mengerti arti sebuah persahabatan… pengorbanan…” tatapan Hyo Rin  beralih kea rah minho. “Dan…cinta…”
                Minho mencerna jawaban Hyo Rin  sejenak. Tatapannya lekat tanpa mengalihkan pandangan. Tapi sesaat kemudia ia terkejut karena mendapati mata Hyo Rin mulai basah. Gadis itu menangis.
“Tapi setelah kau menemukan obat itu. Aku jadi sadar bahwa tidak seharusnya aku hadir dalam hidup kalian. Karena semuanya akan berakhir sia-sia.” Hyo Rin melanjutkan kata-katanya. “Kau pasti sudah tahu obat apa yang kau temukan. Bukan begitu Minho?”
                Minho tak menjawab.
                “Bahkan aku tidak tahu bisa melewati akhir tahun ini atau tidak. Hidupku tidak akan lama lagi.” Lanjutnya putus asa.
                “Jangan bicara seperti itu Hyo Rin. Mianhe karena aku telah mengetahui hal yang selama ini kau simpan.”
                Air menggenang di kelopak mata Hyo Rin. Lama kelamaan meluncur melewati pipinya yang basah.
                “Tidak Minho. Sudah saatnya aku menjauh dari kalian, atau semua akan bertambah rumit nantinya.”
                Minho menatap Hyo Rin iba. Kemudian ia merengkuh bahu Hyo Rin dan membenamkan didadanya.
Air mata Hyo Rin benar-benar tumpah dalam pelukan.
                “Jadi apakah ini alasan kau menolakku Hyo Rin?”
                Minho dan Hyo Rin terkejut bersamaan saat menyadari ada orang lain yang melihatnya.
                “Key??”
-To Be continue-

komen komen komen!

8 comments:

  1. eonnie... ajarin bikin FF >.<

    ReplyDelete
  2. nah lo nah lo si key dateng tuh... hyo rin unnie sabar ya cup cup.. ada donsaengmu disini *emang diakuin?* hahaha kalo gitu jadi donsaengnya ichez unnie aja deh hehe #sksd

    ReplyDelete
  3. uwaaa.. FFnya keren eonnie!! thanks udh dishare^^

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...