Saturday 18 February 2012

FF Ficlet SHINee : Thanks For The Memories

Hehehehe *nyengir dulu ah*
Sebelumnya MIANHAMNIDA karena dengan semena-mena(?) menyelusupkan(?) FF ini di sela-sela scheadule(?) FF Angel Key.
Dengan berat hati, aku bilang MINGGU INI NGGA ADA FF ANGEL KEY PART 5.
Dan sebagai gantinya aku ngepost FF ficlet ini.
Cast nya member SHINee juga kog. Semoga readers ngga pada nimpukin aku pake sandal bapaknya Key, ato lebih parah mungkin berniat ngelaporin aku ke Pak Lurah desa setempat(?) gara-gara ngepost ficlet ini. Yuk mari sama-sama kita bilang. Aminn. *hening*
Kenapa dibilang ficlet, karena ini sangat pendek (1700 kata) yang bahkan ngga masuk dalam kategori ficlet (jadi aku juga ga tau musti nyebutnya apa) *majang muka polos.*
FF ini TERINSPIRASI dari cerita seorang teman, (sebut saja BUNGA atau boleh juga MELATI, MAWAR dan teman-teman sepermainannya(?) #plak!) yang sangat menarik buat dijadiin ke dalam sebuah FF.
Ceritanya pendek, dan dibumbui(?) sedikit lirik didalamnya.
Oh iya satu lagi, dari awal sampe akhir pake sudut pandang orang pertama.
Jadi, selamat membacaa *lempar popcorn.


 Tittle                : Thanks For The Memories
Author             : Ichaa Ichez Lockets
Genre              : Friendship, Angst.
Rating             : G
Cast                 : Jung Min Hyo, Onew, and you’ll find later…
Length             :  Ficlet.
Desclaimer      : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


- Min Hyo POV-
            Aku ingin beranjak ketika gerimis tiba-tiba turun, memaksaku memenjarakan diri disebuah café dengan dinding bernuansa kecoklatan yang cukup ramai sore itu. Dari balik jendela kaca bisa terlihat jelas butiran air yang perlahan jatuh dari ujung atap kemudian membentur halus permukaan tanah hingga membentuk kubangan disana. Aku tercenung menatapnya.
Gerimis. Selalu saja memberiku ruang untuk menyelusupkan ingatan betapa kejadian itu tak pernah kulupakan. Sebuah kejadian yang sudah terlewat dan kini kembali menyeruak.
“Hmm, bolehkah aku duduk disini?” tanya seseorang yang kemudian membuat pandanganku teralih. Dia Onew yang kutahu sejak tadi duduk di sudut ruangan dan sesekali mencuri pandang ke arahku.
Aku mengangguk sambil tersenyum tipis, Onew pun membalas senyumku dengan sangat manis.
“Sudah lama disini?” tanyanya.
“Hmm.” Jawabku singkat. Aku hanya tidak berfikir, kakak angkatanku di bangku kuliah ini akhirnya memberanikan diri untuk mendatangiku. Mungkin karena kami sama-sama sendirian di dua bangku yang berbeda, atau karena sudah sejak awal ingin duduk bersamaku, entahlah. Aku tak tahu.
“Ingin memesan sesuatu?” tawar Onew berbasa-basi (lagi). Aku hanya menunjuk secangkir kopi dengan ekor mataku, berharap dia mengerti bahwa aku tak perlu memesan sesuatu lagi. Dia hanya ber-oh sembari mengangguk.
Suasana yang muncul setelahnya terasa janggal, sedikit canggung. Aku menatap Onew sesekali. Dan saat menyadarinya, dia terlihat salah tingkah. Membuatku tertawa geli dalam hati.
Kemudian kami saling diam. Aku kembali menatap rintik gerimis sambil menyesap kopi yang kini tinggal setengah, sementara ingatanku yang sempat terhalang oleh kedatangan Onew kembali muncul.
Tentang seseorang. Dan dia bukan Onew.
Ketika itu langit masih cerah, namun tiba-tiba berubah gelap ketika mendung dengan cepat menyelimutinya.
Seperti biasa disaat pulang sekolah kami selalu pulang bersama. Dan persis seperti yang terjadi hari ini, gerimis memenjarakan kami berdua.
Aku dan sahabatku, Taemin, berdiri merapat ke sebuah pohon yang sangat besar berteduhkan ranting-ranting kecil dengan daun yang lebat. Kami berdua saling melipat tangan menahan dinginnya udara sore bercampur air hujan. Sesekali kami bertukar cerita, sesekali pula kami bermain tetes hujan yang entah kenapa tak juga kunjung reda.
Sampai Taemin tiba-tiba melepas tas ranselnya, kemudian menerobos hujan sambil menari-nari didepanku.
‘Ayolah kemari, disini sangat menyenangkan!’ ajaknya agar aku turut menikmati air hujan itu.
Tentu saja aku tak mau. Tapi entah ada angin apa, kulihat Taemin sangat menikmatinya hingga tanpa sadar akupun menikmatinya.
‘Menyenangkan bukan?’
Aku mengangguk semangat.
Kemudian kami berlarian ditengah hujan, meneruskan perjalanan menuju rumah yang sempat tertunda.

Remember  when, we never needed each other.
The best of friends like sister and brother.
We understood, we'd never be…Alone… (Fall In Love with You – BSB)

“Mengapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?” tanya Onew membuyarkan lamunanku.
“Oh tidak.” ucapku baru menyadari telah ada secangkir kopi didepan Onew. “Aku hanya teringat sesuatu.” Lanjutku yang disambut anggukan oleh Onew. Ingin sekali menceritakan semua yang kupikirkan padanya, namun kupikir Onew pun tidak akan mengerti.
Kami berdua kembali diam. Onew tampak sibuk mengaduk kopi yang sebenarnya tidak perlu diaduk itu, sedangkan aku sibuk melihat tetes air hujan yang mulai mereda.
Saat itulah terdengar seseorang yang berteriak lantang didalam café. Spontan aku dan Onew mencari sumber suara itu. Asalnya dari tengah ruangan, kira-kira berjarak 2 meja dari tempat kami sekarang.
“Saranghae.” Ucap namja yang duduk di kursi meja itu kemudian berlutut, “Maukah kau menjadi kekasihku?”
Aku menumpukkan kepala diatas tanganku melihat ‘pemandangan’ ini. Sedikit lucu melihat ekspresi namja yang tampak gusar itu. Bahkan bisa kulihat bunga mawar yang sejak tadi digenggamnya senantiasa bergetar.
“Menurut Oppa, yeoja itu akan menerimanya atau tidak?” tanyaku pada Onew.
Onew sedikit berfikir, “Tentu saja. Mereka terlihat sangat serasi.” Jawabnya yakin.
Tapi ternyata jawaban Onew meleset. Tak lama kemudian yeoja itu menggeleng lemah tanda penolakan, disusul semburat kekecewaan yang terlihat di wajah namja itu. Tapi dia masih mencoba tersenyum. Meski aku tahu itu pahit.
Dejavu. Aku seperti pernah mengalami kejadian serupa. Tapi saat itu keadaan berbalik, Taemin lah yang mendapatkan ungkapan cinta dari seorang yeoja.
Ketika itu sekolah sudah mulai sepi. Dan aku masih berdiri menunggu Taemin untuk pulang bersama. Namun sepertinya aku harus menunggu sedikit lebih lama karena ada seorang yeoja, temanku, yang ingin mengungkapkan cintanya pada Taemin.
Aku hanya mampu melihatnya dari kejauhan dimana Taemin berdiri sendirian sementara yeoja itu bersama beberapa temannya. Aku tak tahu pasti apa yang mereka bicarakan. Yang bisa kulakukan hanya berdiri kaku, menunggu. Sementara jantungku berpacu diatas normal.
Rasanya campur aduk. Antara perasaan takut, cemas, dan ragu. Aku sendiri tak sanggup mengendalikannya. Aneh memang.
Taemin sempat menoleh ke arahku, saat itu pulalah perasaanku memuncak. Kugigit bibir bawahku keras-keras, tak sabar menunggu apa yang terjadi berikutnya.
Beberapa saat kemudian Taemin berjalan ke arahku. Dia memegang puncak kepalaku sambil tersenyum. ‘Sudah selesai. Ayo kita pulang.’ Ucapnya mendahului langkahku.
Akupun tersenyum memandang namja berseragam itu dari belakang. Dan saat itulah aku tahu bahwa keputusan Taemin untuk menolak yeoja itu bukan keputusan yang salah.

You showed me how to face the truth
Everything that's good in me I owe to you (Never Gone – BSB)

“Kau melamun lagi?” suara berat Onew kembali menarikku ke dunia nyata. Aku hanya sanggup membalas tatapannya kemudian meraih gagang cangkir kecil sementara bayangan Taemin masih memenuhi otakku.
‘Ah bocah ini, selalu saja membuatku rindu akan kehadirannya.’
Saat itu juga kulemparkan pandangan keluar jendela, baru kusadari ternyata hujan telah reda.
“Mau kemana Min Hyo-ah?” tanya Onew sedikit terkejut ketika tiba-tiba aku bangkit.
Baru saja aku ingin berpamitan, dia sudah bertanya lebih dulu.
“Ingin menemui seseorang.”
Onew tak langsung bertanya lagi. Tapi dari sorot wajahnya sanggup kubaca kalau dia ingin tahu siapa orang itu.
“Seseorang yang sejak tadi kupikirkan.” Jawabku sebelum Onew sempat bertanya.
Raut wajah Onew sempat berubah, memandangku sambil memikirkan sesuatu. Tapi kemudian dia turut bangkit, “Biar kuantarkan.”
Aku sempat berfikir apa yang terjadi jika Onew ikut, tapi menerima niat baik seseorang tidak ada salahnya bukan?
***
            Udara sangat lembab dan dingin diluar saat mobil Onew melintasi jalanan kota Mokpo. Kami lagi-lagi saling diam. Onew sibuk menyetir, dan aku sibuk memikirkan apa yang akan kukatakan jika aku benar-benar bisa bertemu dengan Taemin sekarang.
            Semua memori tentangnya senantiasa memenuhi pikiranku. Aku masih ingat saat kami seringkali berdebat tentang sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran sekolah, aku masih ingat aku sering makan dirumahnya karena masakan ummanya sangat enak, aku juga masih ingat bahwa dia adalah satu-satunya orang yang terfikirkan olehku disaat aku sedang kesepian.
            Aku masih mengingatnya. Aku masih mengingat semua tentang dirinya.

I can see your face floating behind my eyelids
After the tears, everything about you
I don't want to forget,  I can't forget… (Raining – FT Island)

            “Disini tempatnya?” tanya Onew memastikan.
            Aku mengangguk kemudian membuka pintu mobil dan melangkah berat menuju persinggahan terakhir Taemin.
            Kutaruh pelan sebuket bunga yang sengaja kubeli untuknya. Hatiku tergetar saat kubaca nama Taemin terukir di batu nisan itu.
            Ironis.
            Aku masih belum sepenuhnya percaya kenapa dia pergi meninggalkanku. seakan tak memberiku sedikit jeda untuk menyadari betapa penting kehadirannya dalam hidupku.
            Dia pergi disaat aku sangat membutuhkannya.
            Dia pergi disaat mimpi kami berdua belum sempat tercapai.
            Dia pergi disaat aku belum sempat mengerti apa sebenarnya arti dari ‘sebuah persahabatan’ ini.
            Dan dia pergi. Selamanya.
            Aku tak sanggup jika harus merasakan kembali betapa hancurnya aku kala itu. Satu-satunya sahabat yang begitu kupercaya menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkanku beberapa tahun yang lalu.
            Aku sempat bertanya-tanya sebesar apakah dosanya hingga Tuhan harus mengambil nyawanya secepat itu. Ataukah aku memang tak pantas mengenalnya lebih lama hingga dia harus pergi secepat itu?
            Tangis, duka, dan rasa sesal bercampur menjadi satu. Aku baru tahu, rasanya begitu perih ditinggalkan seseorang yang berharga dalam hidup.
            Sangat sakit, dan aku merasakannya.
            Sejenak aku menoleh ke arah Onew yang masih tidak mengerti siapa nama yang ada di batu nisan ini. Tapi wajahnya lebih terkejut saat menemukan ada genangan air di sudut mataku.
            Aku mencoba tersenyum. Saat itulah air mataku jatuh.
            Sekali lagi pandanganku beralih ke tempat peraduan terakhir Taemin. Perasanku berkecamuk. Rasa rindu kian menguasiku, namun aku tahu aku tak sanggup melakukan apapun.
            Sekarang, esok dan selamanya aku tak akan pernah melupakanmu Taemin. Terimakasih atas semua memori manis yang kau tinggalkan padaku. Percayalah, semuanya telah terbingkai dengan rapi dalam hatiku. Dan Tuhan, tolong jagakan Taemin untukku, berikanlah dia kehidupan yang tenang disamping-Mu. Amin.
            “Sudah selesai, Oppa.” Ucapku kemudian membalas tatapan Onew. “Sekarang kita bisa pulang.”
            Onew tersenyum menguatkanku. Kemudian kami berdua berjalan menjauhi tempat dimana Taemin telah tidur dalam tenang.

            When you’re gone, the pieces of my heart are missing you
            When you’re gone, The face I came to know is missing too
            When you’re gone, The words I need to here
to always get me through the day and make it ok
            I miss you…
(Where You Gone – Avril Lavigne)
-The End-

            Hiks Hiks
            Kasian Taemin yang diceritain udah ngga ada di ficlet ini. U.U *bow ke depan rumah taemints*
            Mian kalau ceritanya pendek dan terkesan nge gantung. Namanya juga ficlet. Heheheh Jadi author mohon dengan sangat-beserta-gula-dan-teh-yang-author-kirim-ke-rumah-masing-masing-readers, jangan ada yang nanyain sekuelnya yaaa. #plak! *siapa juga yang minta sekuel :p
            Gamsahamnida buat yang mau bacaaa. Ditunggu komentarnya. Kalo bisa komentarnya yang sejujur-jujurnya dan sedetail-detailnya dalam tempo yang sepanjang-panjangnya yahh(?) *ini sumpah authornya bawel banget*
            Udah ah, jangan lupa tunggu FF Angel Key part 5 sabtu depan yaaa. Hihihi annyeong~ *bow bareng taemin pake baju hanbok.

14 comments:

  1. MATAKU BANJIIIIR THOOR!! FFnya DAEBAK!! PERASAANYA MINHO KEBAWA BANGET!

    ReplyDelete
  2. ceritanya bagus, tpi intinya sediihh..hiks hiks :(
    kirain Taeminnya pergi kemanaa gitu,, ee ternyata udah dipanggil Tuhan :'(

    ReplyDelete
  3. taeminnya meninggal kenapa?
    Namira :)

    ReplyDelete
  4. apa...apa ini.. taem ... aaaaah membayangkan aja ga berani !! kyaaaah sedih banget eon :'(

    ReplyDelete
  5. Singkat tapi feel nya dapet..
    Di tunggu FF lainnya eon~

    ReplyDelete
  6. sediiiiiiiihhhh =(
    Nangis bacanya, kebetulan kangen Taemin. Hehehe.. *curcol
    Keren chingu, banget =)

    ReplyDelete
  7. FF ny keren ....Q nangis smbil mmbca!!! :(
    nie bner" mirip dngn kisah q!!! :(

    bnar" menyakitkan ,,

    hiks,hiks,hiks .. :'(

    ReplyDelete
  8. Wah.. disitu ada lagunya FT Island..
    FFnya bagus kak.. Semangat ya.. Hwaiting~

    ReplyDelete
  9. awalnya ngerasa happy-biasa-sendu eehh waktu baca "persinggahan terakhir taemin" langsung KLEK berasa sedihnya

    nice ff.. good job^^

    ReplyDelete
  10. makasih semuanyaaa~
    seneng ternyata FF ini ga mengecewakan ^^
    *lempar tisu. hehe

    ReplyDelete
  11. Ya! Taemin, terlalu polos kan? huwaaa TTwTT tapi diksinya bagus loh eonn. dan yang bikin aku suka adalah alur sama judulnya menarik. aku udah buka library-nya eonn dan nemuin satu judul yang menarik : fucshia. ditambah lagi sama covernya. aku pengen baca eonnie :-) hwaiting dan menulis terus .

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk iya polos banget.

      haha iya kah?
      makasih.
      selamat membaca :D

      Delete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...