Sekarang udah saatnya ngelanjutin part ke 3. Makasih yang masih mau setia baca. J
Between Us
Part 3
Ketika minam bangun, matahari sudah hampir di ubun-ubun. Mungkin karena hari sebelumnya kurang tidur, malam itu minam tidur nyenyak sekali. Di samping tempat tidur, minam temukan semangkuk bubur yang sudah dingin dan sebuah baju yang kebesaran. Karena tak ada pilihan lain, akhirnya minam tetap memakainya.
Siang itu rumah sepi. mungkin semua sedang pergi, pikir minam. Daripada menganggur, minam putuskan untuk bersih-bersih rumah. Ia cuci semua piring kotor, ia bereskan semua sampah yang berserakan, tak lupa ia rapikan semua perabotan rumah. Saat minam ingin membereskan tumpukan majalah, tanpa sengaja minam menemukan sebuah surat yang isinya cukup singkat. “terimalah rumah ini, maka ayah akan mengabulkan permintaan untuk tidak mengganggumu lagi.”
Sebelum minam mampu mencerna isi surat itu, suara pintu lebih cepat merampas perhatiannya. Rupanya tae kyung datang.
“Kamu? Apa yang kamu lakukan di rumahku?” Tanya tae kyung kaget.
“ehmm…aku…” minam menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.
“pergi dari sini, sebelum aku menendangmu keluar.”
“Tapi tolong ijinkan aku menginap sampai aku mendapat pekerjaan. Aku tidak tahu harus menginap dimana lagi.” Pinta minam dengan tampang memelas.
Tae kyung melihat keadaan rumah sepintas. Begitu rapi. Bahkan tae kyung bisa menemukan hidangan makan siang di meja. Karena itu tae kyung jadi berfikir ulang.
“oke, kuijinkan kamu menginap disini. Tapi kamu harus sudah mendapat pekerjaan secepatnya. Jika kau pulang belum mendapat pekerjaan, jangan harap aku membukakan pintu untukmu.”
Minam mengangguk cepat. Lalu ia bergegas pergi mencari pekerjaan siang itu juga. Seharian minam berkeliling kota seoul dengan berjalan kaki. Mencari tempat-tempat yang mungkin bisa member pekerjaan.
“kak tae kyung, sebenarnya minam ke mana sih? Kog sampai jam segini dia belum pulang?” Tanya Jeremy pada tae kyung.
“aku tidak tahu.” Jawab tae kyung datar.
“ini sudah hampir jam sepuluh malam. Tidak mungkin dia bertahan di luar dengan udara yang sangat dingin.” Tambah shinwoo.
“itu bukan urusanku.” Ucap tae kyung lalu dia pergi ke kamar untuk tidur.
Malam itu Jeremy dan shinwoo tidak bisa tidur. Begitu pula dengan tae kyung. Awalnya tae kyung mencoba tidak peduli, lalu akhirnya merasa bersalah dan pergi mencari minam malam itu juga. “Aku tahu ini tindakanku yang paling bodoh. Tapi aku tidak mau jika terjadi sesuatu dengan dia, pasti aku yang disalahkan.” Tae kyung berjalan melintasi trotoar. “ashhh, gadis itu benar2 merepotkan!”
Tae kyung tidak tahu harus mencari gadis itu dimana. Dia sudah mencoba mencari di pertokoan, namun tak ada. Ke sekitar rumah juga tidak ada. Ke tempat-tempat umum lainnya juga tidak ada. Padahal malam sudah semakin larut. Dan dingin sudah menusuk hingga ke sendi, tae kyung tetap mencari. Semua ini demi seorang gominam.
“aku harus mencarinya dimana lagi?” tae kyung mulai putus asa. “huh, dia yang menginap, tapi kenapa aku yang repot?” tae kyung marah lalu menendang sebuah kaleng bekas.
“aduh…”
Langkah tae kyung terhenti. Dia mencari asal suara yang baru saja ia dengar. Rupanya itu dari seseorang yang tengah merengkuk di depan sebuah toko yang sudah tutup. Orang itu minam.
“kamu? Gominam?”ucap tae kyung yang girang menemukan gominam, akhirnya.
Minam diam saja. Hanya memandang tae kyung samar. Sedangkan tae kyung tak tahu harus bagaimana. Dia tak mungkin memohon2 agar minam mau pulang bersamanya.
“kak tae kyung? Kamu mencariku?”
“Tidak! Untuk apa aku mencarimu?” jawab tae kyung gengsi “Dan apa kau berhasil mendapat pekerjaan?”
Minam menggeleng. “tenang saja, aku tidak akan pulang sebelum dapat pekerjaan.”
Tae kyung bingung harus berkata apa. “ehmm, kupikir kamu boleh pulang sekarang juga.”
“benarkah?” Tanya minam semangat.
“tapi dengan dua syarat. Yang pertama, kamu harus membersihkan rumah setiap hari. Dan yang kedua, aku tidak mau menanggung jatah makanmu. Jadi jika ingin makan, kamu harus mencari pekerjaan”
Minam mengangguk cepat. “terimakasih kak!” ucap minam lalu memeluk tae kyung dengan erat.
“Apa-apaan ini!” tae kyung melepas pelukan dengan cepat. “uh.. lagi-lagi aku menyesal karena mengijinkanmu tinggal.”
Minam nyengir kuda.
Sampai dirumah, Jeremy dan shinwoo sudah tidur. Tae kyung berpesan agar minam tidak mengatakan kalau mereka pulang bersama. Minam setuju. Lalu minam bergegas menuju dapur dan mencari minum, dengan cepat di minumnya sebutir obat.
“Apa itu?”
Minam menyembunyikannya. Tapi dengan cepat tae kyung berhasil merebutnya.
“Obat khusus untuk penderita maag akut.” Ucap tae kyung membaca label obat itu. “astaga, ternyata selain suka merepotkan, kamu juga sakit-sakitan? Oh tidak, aku pasti akan mendapat bencana lebih banyak lagi.”
Minam memandang tae kyung dengan takut, sedangkan tae kyung membalas tatapan itu tengan tajam.
“aku berjanji tidak akan merepotkanmu lagi, tapi tolong jangan beritahu siapapun tentang penyakitku ini.” Ucap minam memelas. Mata minam mulai berkaca-kaca.
Tae kyung tidak memperdulikannya, bahkan obat itu akan dia buang ke bak sampah.
“Jangan!” minam mencoba merebut kembali, tapi tae kyung mengelak. Hingga tanpa sengaja minam menyenggol sebuah gelas yang berada di atas meja hingga gelas itu jatuh dan terpecah.
Tae kyung semakin marah. “kamu ini benar-benar…”
“gominam? Kamu sudah pulang?” Tanya shinwoo diikuti dengan Jeremy di belakangnya.
Gominam tak berani menjawab. Sedangkan tae kyung masih menatp minam dengan tajam. Minam sekuat tenaga menahan tangisnya.
Akhirnya tae kyung berbalik dan pergi. Saat tae kyung pergi, minam melihat tae kyung membuang sesuatu ke bak sampah. Obat terakhir yang minam punya kini lenyap sudah.
Bagaimanakah hubungan minam dan tae kyung setelah ini? Tunggu di part 4 yah. Jangan lupa komennya.
No comments:
Post a Comment