Monday, 4 September 2017

FF OngNiel Wanna One : Serenity [Part 6]

Annyeonghaseyo~~
Ketemu lagi di FF Serenity, ga kerasa ya udah sampe part 6 wkwk
Masih inget kan sama adegan kemaren yang Jihyun bingung milih antara Ong atau Minhyun?
disini ada lanjutannyaaaa (yaiyaalah xD)
btw ceritanya Minhyun disini lebih tua dari Jihyun ya, otomatis lebih tua dari Ong juga.

langsung aja deh. cus!

*upgrade cover ya karena ceritanya udh mulai serius(?)*

Tittle                    : Serenity [Part 6]
Author                                : Ichaa Ichez
Genre                  : Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating                 : PG-15
Cast                      : Shin Jihyun, Ong Seongwoo, Kang Daniel, Hwang Minhyun. Choi Yena
Length                : Chapter.
Desclaimer        : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                Ting tong!
                Suara bel terdengar dari luar pintu apartemen nomor 806. Kala itu jam menunjukkan pukul 10 malam lebih 25 menit, namun tampaknya sang pemilik apartemen belum beristirahat. Terbukti dengan hanya berselang beberapa detik pintu warna abu-abu itu langsung terbuka.
                “Seongwoo ya– ”
                “Nuna!”
                Belum sempat Jihyun berbicara pada Seongwoo yang membukakan pintu, suara Daniel dari dalam apartemen itu lebih dulu terdengar. Akhirnya Jihyun pun masuk, bergabung dengan Seongwoo dan Daniel yang tengah menyantap ramen di ruang tengah.
                “Belanjaan nuna banyak sekali…” Ucap Daniel begitu melihat beberapa tas yang Jihyun bawa. Pemandangan ini terasa asing baginya.
                “Ah ini… Aku baru saja menerima gaji pertamaku, jadi…” ia mengambil dua tas diantaranya. “Ini untuk kalian.”
                Tanpa dikomando dua orang itupun membuka tas yang ada dihadapan mereka masing-masing.
                “Thrasher!!” belum sempat mengecek miliknya, Daniel justru terkejut dengan benda yang dikeluarkan Seongwoo dari dalam tas kertas berwarna hitam.
                “Astaga… sudah lama aku ingin membeli jaket ini.” Lanjutnya sambil memegang ujung lengan jaket itu.
                “Ah, mianhe Daniel. Aku tidak tahu kalau kau menginginkannya.” Ucap Jihyun. “Aku membelikan itu untuk Seongwoo agar dia bisa memakainya untuk pulang bekerja.”
                “Kau pasti senang Hyung T_T”
                “Gomawo nuna.” Seongwoo berujar tanpa memandang ke arah Jihyun. Membuat Jihyun teringat dengan kejadian sore tadi.
                 Hampir saja Jihyun mohon ijin pada Minhyun untuk menunda kepergian mereka berdua. Namun saat Jihyun menoleh kembali dimana Seongwoo berada sebelumnya, namja itu tak ada disana. Jihyun bahkan sudah mencoba mengecek halte bus, namun tampaknya Seongwoo memilih pergi sebelum ia sempat mengatakan apapun.
                Jihyun merasa bersalah, tapi ia tidak bisa melakukan apapun selain kembali memenuhi janji bersama Minhyun. Mereka berdua sempat makan malam bersama sebelum akhirnya Jihyun langsung ke tempat ini.
                “Mianhe Seongwoo ya. Tadi aku tidak sempat berbicara denganmu sampai kau pergi begitu saja.” Sesal Jihyun.
                “Gwenchana nuna. Lain kali aku akan menghubungimu lebih dulu.” Seongwoo mendongak. “Lagipula nuna pergi untuk membeli ini kan?” ia mengangkat hoodie hitam dengan tulisan THRASHER dibagian dada, membuat Jihyun seketika bisa bernafas dengan lega.
                “Wa…” Daniel berseru lirih saat mengecek isi dalam kotak yang Jihyun berikan padanya. “Nuna…”
                “Kau bilang headphonemu rusak kan?”
                Ia mengangguk tanpa suara, wajahnya menampakkan keharuan. “Gomawo~”
                “Syukurlah jika kau menyukainya ^^”
                Tentu saja ia menyukainya. Daniel melihat ke arah headphone dengan merk ‘Beats’ warna silver itu dengan tatapan bahagia. Saat itu juga sebuah ide tiba-tiba terlintas di kepalanya.
                “Nuna, apakah kau punya waktu luang akhir minggu ini?”
***
                Rupanya hari anniversary Daniel dan Yena akan datang sebentar lagi. Daniel bermaksud ingin membelikan yeoja itu sebuah hadiah yang special, tapi sayangnya ia tidak bisa bersikap romantis. Oleh karena itu Daniel terfikir meminta tolong Jihyun untuk membantunya memilih hadiah yang tepat.
                Menggunakan kemeja denim berlapis kaos putih polos lengkap dengan celana jeans sobek favoritenya, Daniel sudah siap berdiri didepan apartemen Jihyun. Jihyun langsung tersenyum saat melihat namja itu.
                “Kau tampan juga ternyata.”
                “Nuna baru menyadarinya?”
                Jihyun langsung tertawa, “Bagaimana jika Yena tahu kita pergi bersama? Aku tidak ingin dia salah faham.”
                “Santai saja nuna. Yena sedang pulang ke Jeju sampai lusa. Aku akan memberinya surprise begitu ia tiba di Seoul.”
                Dengan persiapan sematang ini Daniel masih mengaku kalau ia bukanlah tipe laki-laki yang romantis? Yena beruntung sekali bisa mendapatkannya.
                Tak lama kemudian mereka meluncur menggunakan bus. Dengan sopan Daniel mempersilakan Jihyun untuk duduk sementara ia berdiri di sampingnya karena kebetulan bis yang mereka tumpangi sedang penuh. Kali ini tujuan mereka adalah Distrik Myeongdong dimana terdapat deretan toko berbagai merk dari harga yang terjangkau sampai barang kategori branded bisa ditemukan disana.
                “Jadi kita mau membeli apa nuna?” Daniel menggaruk tengkuknya sambil melihat sekitar. Mungkin karena tengah weekend jadi tempat ini jauh lebih ramai dari biasanya. Bahkan Daniel selalu berjalan dibelakang Jihyun agar tidak terpisah dengan yeoja itu.
                “Hmm…” Jihyun mengetuk dagu dengan ujung jarinya. “Bagaimana kalau tas?”
                Jihyun pernah dua kali bertemu dengan Yena jadi sedikit-sedikit ia bisa mengetahui selera fashion yeoja itu. Seingat Jihyun, Yena selalu menggunakan tas berjenis crossbody bag dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Jadi ia pasti akan senang jika Daniel menambahkan satu dari tas yang akan ia jadikan koleksi itu.
                Beberapa kali keluar masuk toko, Jihyun masih belum bisa menentukan tas mana yang akan ia ambil. Ada beberapa tas yang bagus namun harganya terlampau mahal. Sebaliknya, jika Jihyun mencari tas yang murah maka ia akan mendapatkan kualitas yang kurang baik.
                “Gomawo nuna, kau sudah mau mengantarku hari ini.” Ucap Daniel sambil menaruh dua gelas ice coffee latte yang mereka pesan. Kini mereka tengah beristirahat di salah satu coffee shop jalanan distrik Myeongdong.
                Yang diajak berbicara tidak menyahut, justru masih memandang sebuah tas kertas berwarna putih yang bertengger diatas meja.
                “Ini… tidak pa-pa kan?” Jihyun menunjuk tas itu, dimana dalamnya terdapat sebuah Jelly Kelly bag merk terkenal dengan harga tiga kali lipat lebih mahal daripada kartu langganan bus yang setiap bulan ia isi.
                “Gwenchana. Yena pasti menyukainya.”
                Tentu saja Yena menyukainya, Jihyun tahu itu. Tapi harga tas ini… Jihyun merasa sudah menjerumuskan Daniel karena ia yang memilihnya. Sayangnya dia tidak tahu kalau harganya akan semahal ini.
                “Oh… bukankah kau Daniel?” sebuah suara tiba-tiba menyelusup diantara mereka berdua. Jihyun yang semula sibuk melamun spontan menoleh dan menemukan dua orang namja berdiri tepat disampingnya.
                “Oh…” Daniel hanya berseru sambil tersenyum. Sepertinya mereka memang saling kenal.
                “Kenapa kau lama sekali tidak berangkat kuliah?” tanya orang itu.
                Jihyun mengangkat sebelah alisnya. Kuliah? Selama ini Daniel tidak pernah membahas hal itu. Bahkan Jihyun mengira kesibukan Daniel selama ini hanyalah kegiatan dance yang sering ia ikuti, sekaligus pacaran – tentu saja. Tapi untuk kuliah… Jihyun tidak menyangka kalau Daniel adalah seorang mahasiswa.
                “Aku punya kegiatan lain.” Jawabnya singkat.
                “Ah…” mereka berdua mengangguk-angguk sambil saling bertukar pandang. Terlihat canggung. “Kalau begitu kami pamit dulu, sampai ketemu lain kali Daniel.”
Daniel hanya tersenyum tipis. Tak lama kemudian kedua temannya itupun menghilang di balik pintu.
                “Nuna pasti terkejut kan?”
                “Mm?” Jihyun mencoba mengendalikan ekspresinya. “Ah.. itu…”
                “Dulu aku memang seorang mahasiswa. Tapi sudah beberapa semester ini aku tidak berangkat kuliah.”
                Bibir Jihyun membentuk huruf ‘o’ tanpa suara. “Sepertinya kau memang lebih memilih hobimu ya? Sayang sekali. Padahal jika kau kuliah, kau bisa mendapatkan pekerjaan. Jika kau mendapatkan pekerjaan, kau bisa punya uang. Jika kau punya uang, kau bisa membeli segalanya.”
                Daniel langsung tertawa mendengar penjelasan Jihyun. Tampaknya Jihyun dan Seongwoo cocok sekali, mereka berdua sama-sama menggilai pekerjaan mereka. Terlalu realistis. Padahal bagi Daniel uang bukanlah kebahagiaanya. Melainkan… sesuatu yang ia sukai. Hobinya.
                “Sudah hampir gelap.” Ucap Daniel sambil melihat keluar. “Apa nuna mau langsung pulang?”
                 “Aku ingin ke suatu tempat.”
                “Kemana? Biar kuantarkan?”
                “Ani-ani.” Jihyun meraih tasnya kemudian bangkit. “Biar aku sendiri saja. Sampai bertemu nanti Daniel.”
                Masih pukul 5 sore lebih 30 menit, harusnya Jihyun masih sempat. Kali ini yeoja itu bermaksud pergi ke sebuah café bernama Seasons yang tidak jauh dari sana. Setahu Jihyun, Seongwoo bekerja di café itu dari pagi hingga petang saat weekend. Jadi untuk kali ini mungkin mereka bisa pulang kerumah bersama.
                “Bolehkah aku memesan satu caramel macchiato?”
                Bibir Jihyun langsung merekah disaat ia menyadari sang pelayan café tampak terkejut melihatnya. Mereka berdua hanya saling bertukar senyum sampai pelayan itu meminta Jihyun untuk menunggu diluar karena sebentar lagi jam kerjanya akan selesai.
                “Nuna wae yeogi wasseo? (nuna kenapa datang ke sini)?”
                “Untuk menjemputmu.” Jawabnya polos.
                “Aigoo.” Seongwoo menyentuh puncak kepala yeoja yang lebih tua satu tahun darinya itu. Baru kali ini ada orang yang repot-repot mau datang menjemputnya, karena biasanya hanya sambutan dari Daniel yang selalu ia dapatkan.
                “Bagaimana dengan Daniel? Apakah hari ini lancar?”
               Bahu Jihyun menurun. Ia lebih dulu melangkah disusul dengan Seongwoo yang mengikutinya dari samping. “Aku justru memilihkan kado yang mahal untuknya.” Sesal Jihyun.
                “Tapi itu kado yang bagus kan?”
                “Iya tapi mahal.” Bibirnya melengkung kebawah. “Kupikir Yena pasti menyukai tas itu, tapi saat ku cek harganya ternyata mahal sekali.”
                Seongwoo tersenyum melihat ekspresi Jihyun, “Gwenchanha. Yena pasti menyukainya… karena itu mahal.” Goda Seongwoo membuat Jihyun langsung memukul namja itu kesal.
                Mereka berdua sempat bercanda sambil berjalan menuju halte bus sampai tiba-tiba Jihyun menghentikan langkahnya ditengah-tengah. Tatapan yeoja itu mendadak tertumpu pada satu titik.
                “Ada apa nuna?”
                Tak ada jawaban. Jihyun mengerutkan dahinya untuk mencoba lebih focus melihat ke arah seseorang yang tengah berdiri di pinggir jalan kira-kira 7 meter didepannya. Orang itu adalah seorang yeoja dengan rambut panjang bergelombang, menggunakan sebuah rok mini warna coklat dipadukan dengan sweater lengan panjang bercorak kekuningan. Tubuh mungilnya tampak melompat kegirangan sambil memeluk lengan seorang pria asing dengan bahu sedikit kekar.
                “Itu…” jemari Jihyun bergerak ke depan. “Seongwoo-ya, bukankah dia Yena?”

-To Be Continue-


wkwkw apa ini lol
maapkan saya karena bikin karakter yena seperti ini  u.u
oiya btw itu kostumnya daniel pas kencan(?) sama jihyun itu adalah bajunya yang dia pake pas Get Ugly haha. karena menurut saya disitu daniel paling ganteng. Uhuy!
oke deh, jangan lupa ketemu lagi di part selanjutnyaaa

2 comments:

  1. Why..why apakah daniel akan dikhianati??poor daniel...kasian ong, kasian daniel T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kasihan... Tunggu part selanjutnya yaa T.T

      Delete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...