Annyeonghaseyo~
Apa kabar yeorobeun, ketemu lagi di FF buluk(?) ga jelas ini kwkwk
Di akhir part kemaren kan udah ada spoilernyaa~~
jadi untuk part ini bakalan fokus ke Daniel yak!
langsung aja deh muumumu
Tittle : Serenity [Part 7]
Author : Ichaa Ichez
Genre : Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating : PG-15
Cast :
Shin Jihyun, Ong Seongwoo,
Kang Daniel, Hwang Minhyun, Choi Yena.
Length : Chapter.
Desclaimer : This story is originally mine. This is
only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
Jihyun
ingin membuka pintu apartemennya ketika tiba-tiba ia melihat seorang namja dengan
seragam berwarna merah berdiri di pintu sebelah apartemen Jihyun. Yeoja itu
tidak jadi masuk, ia justru ikut memperhatikan apartemen Seongwoo dan juga
Daniel kalau-kalau ada salah satu dari mereka yang keluar.
Namun
setelah beberapa lama kurir itu menekan bell, tak ada reaksi apapun. Jihyun
pikir mungkin Daniel ketiduran karena biasanya memang dia yang lebih sering
memesan sesuatu seperti sekarang. Karena itulah Jihyun langsung menghampiri
kurir dengan dua bungkus plastic berisi makanan itu untuk memastikannya.
“Permisi…”
Jihyun berbicara dengan hati-hati. “Maaf anda sedang mencari siapa?”
Kurir
itu terlihat mengeluarkan hpnya untuk menghubungi si ‘pemesan’, tapi ia langsung
berhenti begitu Jihyun muncul.
“Ini..
Kang Daniel-nim…”
“Ah…”
Jihyun langsung menekan password di depan pintu untuk mengecek adakah seseorang
didalam, namun tampaknya apartemen itu sedang ditinggalkan oleh pemiliknya.
“Biar
aku saja yang membayar, nanti aku akan menyampaikannya pada Daniel.”
Kurir
itu mengangguk, setelah menyelesaikan pembayaran kemudian ia pergi meninggalkan
Jihyun disana.
’125
ribu won… sebenarnya apa yang dipesan Daniel dengan makanan semahal itu?’ batin
Jihyun.
Saat
ia membuka plastic dan mengecek beberapa kotak didalamnya, Jihyun menemukan pasta
dan juga steak. Wah… tumben sekali–
“Nuna!”
Jihyun
menoleh, rupanya orang yang ia cari tengah berlari dari ujung koridor.
“Aigoo…
apa nuna yang membayarnya?” ia langsung meraih plastik itu dan mencari bon yang
biasa ditinggalkan disana.
“Makanan
ini… Kau akan menghabiskan semuanya?” Jihyun curiga karena makanan itu
masing-masing ada dua porsi. Ia tahu bahwa Daniel memang menyukai masakan
western, tapi haruskah ia membeli dua porsi makanan dengan 2 menu yang berbeda?
Dan
ketika Jihyun mengikuti langkah Daniel menuju rooftop, disanalah ia menemukan jawabannya.
“Tadinya
aku memang meminta kurir untuk mengantarnya jam 8 malam agar makanannya masih
hangat.” Ucap Daniel sambil satu persatu mengeluarkan makanan itu dan
memindahkannya ke piring. “Tapi karena acaranya batal, aku jadi lupa. Mian…”
Yang
diajak bicara tidak menjawab. Jihyun justru terpaku ditempatnya berdiri. Hampir
saja rahangnya jatuh saat melihat suasana rooftop tiba-tiba saja berubah
menjadi tempat yang tidak pernah ia bayangkan.
Tepat
disetiap sisi gedung terlihat lampu-lampu tumblr berwarna kuning lengkap dengan
hiasan pesta yang cukup meriah. Bangku persegi yang biasanya tampak membosankan
kini sudah berganti dengan sebuah meja-dua kursi berselimutkan kain tipis. Diatas
meja itupun sudah siap sebuket bunga mawar yang tampak indah dengan warna pink
cerah.
“K-kau…”
Jihyun tidak sanggup berkata-kata. “Semua ini kau yang mempersiapkannya?”
Daniel
hanya tersenyum tipis tanpa menjawab pertanyaan itu.
“Sejak
kapan..?”
“Entahlah…”
Jawabnya santai. “Ah ini… seharusnya aku yang membayarnya nuna. Kenapa
nuna yang jadi–“
“Lalu
dimana Yena? Dia membatalkan janjinya denganmu hari ini??”
Daniel
ikut duduk di kursi seberang Jihyun, “Masih di Jeju. Dia bilang ada urusan
mendadak, jadi minggu depan baru bisa kembali ke Seoul.”
“Di
Jeju?”
Jihyun
membuang nafasnya keras-keras, hidungnya kembang kempis. Rasanya kobaran api
sudah membakar ubun-ubun Jihyun sampai ia begitu ingin menggoyang-goyangkan tubuh
Daniel agar namja itu sadar sekarang juga.
“Andwaeyo nuna, tolong rahasiakan ini dari
Daniel.”
Jika
tidak teringat dengan pesan Seongwoo kemarin mungkin Jihyun sudah benar-benar
melakukannya.
Sudah
jelas-jelas tadi malam Jihyun melihat Yena di Seoul tengah bersama namja lain.
Sekarang yeoja itu justru beralasan masih ada urusan di Jeju. Padahal Daniel
sudah berusaha membelikannya hadiah dan bahkan mempersiapkan surprise sebesar
ini tapi Yena berbohong dan memilih untuk mengecewakan orang yang mencintainya
dengan tulus.
Jihyun
hanya bisa berbicara dalam hatinya dikala ia menyadari Daniel tampak kecewa
menatap ke arah seikat bunga mawar merah muda yang sudah ia persiapkan. Jihyun mengetahui bahwa namja itu sudah dihianati
oleh kekasihnya sendiri, namun sayangnya ia justru tidak bisa melakukan apapun
selain berusaha meredam emosinya yang meluap-luap.
Jihyun
tahu maksud Seongwoo yang tidak ingin melukai hati sahabat setianya, namun
dengan surprise yang sudah Daniel persiapkan sebanyak ini…
Uh…
“Aku
lapar sekali.” Ucap Jihyun sambil meraih garpu diatas meja, “Ayo kita makan!
Anggap saja kali ini nuna yang menraktir.” Lanjutnya kemudian memutar-mutar
spaggeti dan memasukkannya dalam mulut.
***
Hongdae.
Salah satu jalanan di kota Seoul yang terkenal menjadi tempat berkumpulnya anak
muda ini hampir setiap weekend selalu mengadakan panggung terbuka dengan
berbagai penampilan. Mulai dari band-band indie, rapp sampai
komunitas-komunitas yang memiliki bakat di berbagai bidang.
Sudah
sejak pukul 8 malam Jihyun duduk di salah satu area terbuka jalanan itu.
Disampingnya terlihat seorang namja dengan jaket denim biru navy berlapiskan
kaos hitam tampak sedikit bosan karena sudah hampir dua jam menunggu di tempat
itu sementara orang yang mereka nantikan belum juga muncul.
“Ho…
keren sekali…” Jihyun berseru ketika salah satu dance cover menyelesaikan
penampilannya. “Kurasa namja dengan topi hitam itu yang paling tampan.”
Seongwoo
melirik ke arah Jihyun tidak yakin. Bagaimanapun juga kini mereka berdua tengah
duduk di sebuah kursi yang terletak cukup jauh dari panggung. Ketimbang wajah,
Seongwoo justru lebih terfokus pada penampilan dance para peserta festival itu.
Area
terbuka yang ada di jalanan Hongdae ini memiliki bentuk persegi dengan panggung
yang berada di sisi selatan. Banyak penonton yang berdiri di area depan
panggung demi melihat pertunjukan lebih jelas. Namun Jihyun dan Seongwoo justru
memilih untuk duduk di pinggiran area itu, dimana tepat dibelakang mereka
terdapat taman dengan pepohonan yang menghubungkan langsung dengan area parkir.
“Waah…
Kang Daniel! Kang Daniel!” Jihyun langsung menepuk-nepuk lengan Seongwoo begitu
ia sadar crew dance milik Daniel mulai tampil. “Wahhh… Seksi sekali. Bagaimana
dia bisa memiliki ekspresi seperti itu huh?”
Setahu
Jihyun didepannya selama ini Daniel selalu terlihat cute. Setiap kali namja itu
tertawa bahkan wajahnya akan berubah seperti anjing putih miliknya yang berada
di Jeonju. Sangat lucu!
“Omo…omo…omo…”
Kedua mata Jihyun langsung membelalak dikala tiba giliran Daniel menampilkan
kemampuan bboyingnya. Badannya besar namja itu berputar-putar di lantai seperti
sebuah mesin. Dia terlihat keren sekali~
“Oppa!
Ayo kita pergi…”
Sebuah
suara tiba-tiba menyelusup di telinga Jihyun. Meskipun tidak terlalu jelas terdengar
karena kerasnya teriakan penonton dan music yang berdentum, namun suara itu
terasa begitu familiar.
Jihyun
lantas menoleh. Sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan sambil melihat ke arah
kiri. Saat itu pula ia benar-benar menemukan orang yang di kenalnya duduk
berselang 4-5 orang darinya.
“Seongwoo-ya!”
Jihyun menarik lengan Seongwoo agar bisa ikut melihat sepertinya. “Bukankah itu
Yena?”
Seongwoo
mengerutkan dahinya beberapa saat tapi kemudian langsung menarik bahu Jihyun
untuk menghadap ke arahnya ketika ia menyadari orang yang mereka lihat tengah
berjalan mendekat, mencari jalan untuk keluar.
Dugaan
Jihyun benar, ia Yena. Berani-beraninya dia muncul di tempat ini bersama namja
lain. Apa dia gila?
Hanya dengan melihat senyum palsu Yena malam itu,
emosi Jihyun langsung meluap-luap karena teringat kekecewaan Daniel yang
disebabkan oleh Yena kemarin.
“Nuna!”
Seongwoo langsung menahan lengan Jihyun yang hendak bangkit.
Saat
itu pula teriakan semakin keras terdengar. Penonton yang semula duduk bahkan
kompak berdiri sambil bersorak melihat penampilan di panggung yang kian panas.
Jihyun
pun menoleh ke arah yang sama. Namun sepertinya ia terlambat menangkap momen
itu karena selang beberapa detik kemudian musik berhenti dan crew dance milik
Daniel pun selesai memberikan penampilannya.
“Dia…”
Jihyun melihat ke arah Daniel. “Dia tidak mungkin melihatnya kan?”
Seongwoo
memutar badannya, mencoba menebak ekspresi rekan yang sudah dua tahun ia kenal.
“Aniyo, kurasa dia melihatnya.”
Beberapa
menit kemudian Jihyun sudah berlari menuju backstage untuk mencari Daniel
sekaligus membuktikan bahwa ucapan Seongwoo tidaklah benar. Namun disaat ia
tidak mampu menemukannya, perasaan yeoja itu mendadak menjadi khawatir.
Tidak…
Daniel tidak boleh mengetahuinya. Setidaknya bukan dengan cara seperti
sekarang.
Tapi
sayangnya ketakutan Jihyun harus terjadi. Orang yang sejak tadi mereka cari
rupanya tengah berada di area parkir tepat disamping sebuah mobil sedan mewah dengan
dua orang lain.
Jihyun hampir memekik ketika ia tahu Daniel berdiri
berhadapan dengan Yena yang menggandeng namja lain disana. Yeoja itu tidak bisa
mendengar jelas apa yang tengah mereka bicarakan karena terlampau jarak, tapi
hanya dengan melihatnya dari kejauhan Jihyun bisa merasakan bahwa Yena lebih
memilih seseorang yang ada disampingnya sekarang ketimbang Daniel.
Dan yang terjadi kemudian hanyalah mobil sedan
berwarna putih itu meluncur meninggalkan Daniel yang masih mematung ditempat ia
berdiri. Menunduk. Bahu lebarnya tampak begitu menyedihkan terlihat memunggungi
Jihyun dan Seongwoo yang menatap pilu dari kejauhan.
Sayang sekali kali ini Jihyun tidak sanggup mencegah
hal yang ia takutkan itu terjadi. Dengan sekejap ia harus melihat namja yang
setiap hari menyapanya dengan riang kehilangan seseorang yang ia cintai dengan
cara yang begitu kejam. Jihyun tidak membayangkan bagaimana perasaan Daniel
sekarang.
Entah sejak kapan Jihyun merasakan kedua matanya basah,
tidak sanggup berkedip menatap sosok yang menutup wajah dengan telapak
tangannya di kejauhan. Yang diam-diam menyembunyikan tangisnya disana, dimana
suara music terdengar sayup dari kejauhan, ditempat yang tidak ada satu
orangpun tahu bahwa hatinya baru saja hancur karena orang yang selama ini
menjadi sumber kekuatan dalam hidupnya memilih untuk pergi bersama lelaki lain.
Kalaupun jika saat itu Yena masih berbohong dan
mengatakan tidak ada sesuatu antara mereka berdua, Daniel masih bisa
menerimanya. Bahkan ia rela untuk tetap mempercayai Yena dan berusaha berubah
demi membuat malaikat kecilnya kembali. Namun jantungnya sudah tidak bisa lagi
berdegup saat sebuah kalimat dengan jelas diucapkan langsung oleh yeoja itu
dengan begitu yakin.
“Mulai
sekarang tolong jangan hubungi aku Oppa. Aku sudah bersamanya.”
Kali ini cairan bening yang berkumpul di pelupuk mata
Jihyun sudah benar-benar jatuh. Ia lebih memilih untuk memutar badan dan
menghilangkan sosok Daniel dari pandangannya karena sudah tidak sanggup lagi
membayangkan betapa besar sakit yang dirasakan namja itu.
Dan tepat disanalah ada sebuah dada yang menyambutnya.
Dengan dua buah tangan yang lantas melingkar di bahunya, mengelus dengan lembut
ujung kepalanya, berbisik perlahan di telinganya hingga membuat Jihyun merasa
tenang.
Seongwoo memeluknya.
-To
Be Continue-
Huweeee apa ini apa ini...
Ngga maksud buat bikin daniel patah hati ya, tapi ....
hehehe maap kalo jayus. saya ngetiknya juga sambil jarinya pada nekuk semua(?) wkwk
btw untuk part 8 kayanya ngga bisa janji posting minggu depan :((
karena satu dan lain hal(?), jadi musti pending ya...
maap!
Ngga maksud buat bikin daniel patah hati ya, tapi ....
hehehe maap kalo jayus. saya ngetiknya juga sambil jarinya pada nekuk semua(?) wkwk
btw untuk part 8 kayanya ngga bisa janji posting minggu depan :((
karena satu dan lain hal(?), jadi musti pending ya...
maap!
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSedihh tp seneng hahahhha....^^
ReplyDeletenyahahaha harusnya kan sedihh. kog seneng?
Delete