Hello~ aku datang lagi dengan FF One Shoot SHINee yang gaje ini :p
Mian kalo telaat *kebiasaan. soalnya minggu kemaren supersibuk *PLAK! *sok sibuk . jadi baru bisa share sekarang. Hehehe
Oiya, FF ini terinspirasi dari sebuah story (yang mengandung puisi (?)) yang ditulis sama EukHyuk Oppa di blognya (link blog nya >>>). Dia yang minta aku buat baca. Eh gak taunya malah kepikiran pengen dijadiin FF. HAHAHAHA *gak penting. Dan disini entar puisinya aku cantumin kog. Pada jago bahasa inggris kan? Hehehe
Puisi itu sendiri udah LEGAL. Aku dah ijin ama yang punya buat jadiin ceritanya dalam sebuah FF. Dan (untungnya) dia mengijinkan. Sayangnya dia sendiri gak bisa baca FF ini karena gak bisa bahasa Indonesia. Huhuhu *poor oppa.
Tuh kan jadinya panjang. Cekidot wae lah~
Love Rainbow
Tittle : Love Rainbow
Author : Ichaa Ichez Lockets
Genre : Angst, Romance, Friendsip.
Rating : T
Cast : Lee Minra, Kim Jonghyun, Han Young Woo.
Length : One Shoot
Desclaimer : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
For rainbow
Beautiful rainbow in the sky,
I always miss you a rainbow,
But I am very hard to have you,
This story tells about me and the rainbow,
I always miss you a rainbow,
But I am very hard to have you,
This story tells about me and the rainbow,
This story does not ever end,
If it will hurt the feelings of others,
If it will hurt the feelings of others,
Rainbow can be lost at any time,
If we love each other,
Is the gap annihilation,
But know my heart is with you,
***
Mawar Merah.
Lagi-lagi Minra menemukan setangkai bunga mawar di depan pintu rumahnya. Kemarin berwarna kuning. Kemarinnya lagi berwarna putih. Bahkan Minra juga pernah menemukan bunga berwarna ungu disana.
Semua bunga itu tak bernama. Meski demikian Minra tahu benar siapa pengirimnya. Dia Jonghyun. Teman satu angkatan Minra namun berbeda jurusan dengannya. Berbeda dengan Minra yang sangat populer dengan bakat serta kecantikannya, Jonghyun mungkin termasuk namja yang ‘biasa saja’. Dan namja ‘biasa’ itu memiliki sesuatu yang ‘tak biasa’ yang tengah ia pendam. Orang-orang menyebutnya dengan… ‘cinta’.
Minra sempat terdiam sesaat melihat ke arah bunga mawar merah berplastik dengan pita berwarna kuning itu. Indah memang. Namun Minra tak mau menerimanya. Alasannya sederhana, karena Minra tidak menyukai Jonghyun dan dia juga tak ingin memberi Jonghyun harapan.
Lagi, akhirnya bunga itu berakhir di tong sampah.
“Jonghyun?”
Minra terperanjat. Tak menyangka ternyata orang yang memberinya bunga mawar itu tengah berdiri menunggu tepat didepan pagar rumahnya. Tentu saja Jonghyun tahu bunga mawarnya baru saja Minra buang, namun wajah Jonghyun tak menunjukkan gurat amarah sama sekali. Namja itu justru tersenyum.
“Apa kau sudah siap berangkat ke kampus?” tanya Jonghyun ramah.
Minra tak langsung menjawab. Ia jadi tidak enak sudah membuang mawar merah itu tepat didepan Jonghyun. Namun saat melihat tatapan Jonghyun yang sedang menunggu jawabannya, akhirnya Minra mengangguk.
“Mau berangkat bersamaku?” Jonghyun bertanya lagi. Pertanyaan itu justru membuat Minra bingung.
“Kita berjalan kaki bersama saja ya?” tanya Jonghyun untuk yang ketiga kalinya.
Minra tak menjawab. Ia tahu, meski ia menolak, Jonghyun akan tetap mengikutinya berjalan menuju kampus.
Setiap hari Jonghyun berangkat menggunakan sepeda, sedangkan Minra berjalan kaki. Rumah Minra sendiri hanya berjarak 500 meter dari kampus. Ia juga termasuk mahasiswi yang sederhana. Namun sekali lagi karena bakat dan kecantikannya, Minra bisa menjadi seorang mahasiswi yang populer di kampusnya.
“Ehm Jonghyun…” Minra ragu untuk mengatakannya. “Tentang mawar itu…”
“Tidak pa-pa.” potong Jonghyun lebih cepat. “Mungkin kau tidak suka dengan warnanya. Besok akan kuganti dengan warna lain.” Lanjutnya tenang sambil menuntun sepeda.
“Bukan itu maksudku…” Minra memandang ke arah Jonghyun. “Tapi kurasa kau tak perlu mengirimkannya lagi padaku.”
Jonghyun tak langsung menjawab. Ada semburat kekecewaan yang terpancar di wajahnya, namun ia masih mencoba tersenyum tipis. “Apa kau tidak suka dengan bunga mawar? Aku bisa menggantinya dengan bunga lain.”
Minra tak tahu lagi bagaimana harus menjelaskannya.
Bukannya Jonghyun tak mengerti, namun hanya itu yang bisa lakukan. Sedangkan Minra tak ingin ini berlanjut. Ia hanya ingin Jonghyun tahu kalau ia sama sekali tak menaruh perasaan pada namja itu. Minra tahu, jika Jonghyun tetap seperti ini, maka ia akan merasakan sesuatu yang lebih menyakitkan. Oleh karena itu, Minra ingin semua berakhir sebelum Jonghyun memulainya.
Minra dan Jonghyun masih terdiam hingga mereka mencapai gerbang kampus. Semua mahasiswa langsung melirik ke arah mereka berdua. Tentu saja pemandangan hari ini kontras dengan apa yang terjadi sebelumnya.
“Aku pergi duluan.” Pamit Minra cepat sebelum tatapan-tatapan itu lebih lama membuatnya risih.
“Tunggu Minra.” Jonghyun memakirkan sepedanya disembarang tempat dan langsung meraih tangan Minra yang mulai melangkah pergi. “Apakah kau marah padaku?”
Minra sempat menangkap setiap tatapan disekelilingnya, “Ani. Tapi bisakah kau tidak mengikutiku lagi? Atau aku akan benar-benar marah padamu nantinya.”
Jonghyun tidak peduli justru mulai berjalan disamping Minra sambil menggandeng yeoja itu.
“Lepas!” Minra melepas kasar genggaman tangan Jonghyun, kesabarannya mulai habis sekarang. Kemudian gadis itu langsung pergi tanpa menghiraukan perasaan Jonghyun yang sempat terasa sakit oleh perbuatannya.
***
“Bukankah sudah kubilang jangan ikuti aku lagi?” tanya Minra saat Jonghyun tiba-tiba duduk didepan meja kantinnya.
Jonghyun yang seakan tak mendengar pertanyaan itu justru tersenyum sambil mengeluarkan sesuatu dari tas nya. “Ini untukmu.”
Minra langsung melirik ke arah kotak makanan yang baru saja Jonghyun keluarkan, “Aku sudah memesan makanan.” Jawabnya datar.
“Tapi ini hanya sepotong blackforest.” Jonghyun mulai membuka kotak makanan itu. “Sepotong blackforest tidak akan membuatmu kenyang.”
Tak ada respon. Minra kembali terlihat larut dengan buku yang sedari tadi dibacanya.
“Aku special membelikan ini untukmu. Kurasa kau akan menyukainya.” Kali ini Jonghyun mulai mengambil sendok dan bermaksud menyuapkannya pada Minra. “Makanlah sedikit saja…”
“BRAK!!” Minra membanting kotak makanan itu hingga isinya jatuh berserakan.
“Sudah kubilang jangan menggangguku lagi Kim Jonghyun!”
Jonghyun memandang sekilas ke arah Minra lalu meletakan sendoknya perlahan ke atas meja.
“Mianhae…” ucap Jonghyun lirih. “Mianhe karena telah membuatmu marah.”
Minra menatap Jonghyun tajam, kemudian tatapannya beralih ke sekeliling kantin. Semua orang di kantin tentu saja menatapnya heran. Ada yang terlihat menyalahkan, ada pula yang saling berbisik-bisik. Minra jadi tidak tahan.
Akhirnya gadis itu memutuskan untuk pergi sekarang juga. Namun Jonghyun tak bisa tinggal diam, ia langsung mengejar langkah Minra hingga mereka berdua berhenti di koridor kampus.
“Bisakah kau tidak terus menerus mengabaikanku seperti ini? Bukankah aku sudah meminta maaf?” ucap Jonghyun sambil mencengkram pergelangan tangan Minra, agar gadis itu tidak pergi meninggalkannya.
“Sudah kubilang jangan pernah dekati aku lagi Jonghyun. Aku sudah bosan menerima semua sikapmu yang berlebihan.” Ucap Minra mencoba pergi namun Jonghyun masih menggenggam pergelangan tangannya dengan kuat. Semakin Minra berontak, cengkraman itu justru semakin sulit ia lepaskan.
“KIM JONGHYUN!” teriak gadis itu keras.
“Tolong jangan siksa aku seperti ini Minra.” Ucap Jonghyun memohon. “Kau tahu aku benar-benar mencintaimu. Dan akan tetap seperti itu adanya meski kau selalu menghindariku.”
“Cukup! Aku tak ingin mendengarnya lagi.” Minra justru terlihat semakin emosi. “Tanpa kujelaskanpun kau pasti sudah tahu jawabannya!” lanjut Minra tegas. “Dan kalau kau benar-benar mencintaiku, lepaskan aku sekarang juga!”
Jonghyun menatap mata Min Ra dalam-dalam. Ketara sekali yeoja itu sedang tidak main-main dengan ucapannya. Bahkan Jonghyun bisa melihat ada air yang memenuhi kelopak mata Minra karena sekuat tenaga ia menahan amarah.
Perlahan genggaman tangan Jonghyun mulai merenggang. Saat itulah air mata Minra mulai menetes, tapi yeoja itu tetap melangkah pergi.
Sebenarnya Minra juga tak ingin terlihat begitu kejam seperti ini. Meski ia tak menyukai Jonghyun, namun hatinya terasa sakit saat melihat orang yang mencintainya harus tersiksa karena ia sendiri. Tapi sekarang Minra tahu keputusaan yang ia ambil tak akan pernah berubah. Karena sebenarnya ada seseorang yang telah mengisi hati yeoja itu.
Han Young Woo. Namja yang Jonghyun tau, Minra sangat menyukainya. Seseorang yang sedang berada tepat didepan yeoja itu sekarang.
Young Woo sempat terkejut melihat Minra begitu kalut. Bahkan ia bisa melihat ada air yang memenuhi kelopak mata yeoja itu.
Bibir Minra bergetar. Nafasnya tersengal. Tak ada waktu lagi untuk menahan air mata ini. Akhirnya tangan mungil Minra lebih dulu melingkar di tubuh Young Woo dan tangis seketika pecah dalam pelukan.
Young Woo tak punya pilihan lain selain membalas pelukan itu. Dari kejauhan ia bisa melihat Jonghyun berbalik sambil tertunduk dalam. Young Woo hanya tidak tahu, meski air mata yang mengalir di pipi Jonghyun tak sederas air mata Minra, namun rasa sakit yang menyerang dadanya berkali-kali lipat jauh terasa lebih perih dari apa yang Young Woo bayangkan.
***
Hari ini hujan. Minra terjebak di halte dekat kampus. Meski rumahnya tak terlalu jauh, tapi ia juga tidak mungkin berjalan kaki dengan hujan-hujanan seperti ini. Lagipula Minra tidak membawa payung. Jadi ia berfikir mungkin akan lebih baik jika ia pulang menggunakan bus.
Minra menghela nafas sambil memandangi jam berwarna putih yang melingkar di tangannya. Pukul 15.15. Sudah lima belas menit lamanya ia duduk di halte bus, tapi bus itu tak juga datang.
Sambil menunggu, Minra justru melamun. Dia jadi teringat dengan kejadian beberapa hari lalu. Sepertinya kalimat yang Minra ucapkan pada Jonghyun memang sedikit keterlaluan, bahkan sampai sekarang Minra sama sekali tidak melihat namja itu. Jonghyun seakan menghilang. Bunga mawar yang dulu selalu menghiasi depan rumah Minra pun, tak pernah lagi ada.
“Jonghyun?” pekik Minra tepat ketika ia melihat sosok yang ia pikirkan tiba-tiba menjulang dihadapannya. “Kau…? Sedang apa kau… disini?” Minra terbata-bata saking terkejutnya.
“Apa kau mau pulang?” tanya Jonghyun tenang.
Minra tak menjawab. Masih menatap Jonghyun penuh tanda tanya.
“Jika iya, biar kuantarkan.” Lanjut Jonghyun lagi. Kali ini Minra mengalihkan pandangan ke belakang namja itu. Bisa ia temukan ada sebuah mobil mewah disana. Aneh sekali. Tidak biasanya Jonghyun pergi membawa mobil.
Jonghyun sempat terdiam sejenak menanti jawaban dari Minra. Tapi gadis itu diam saja. Akhirnya Jonghyun langsung meraih tangan Minra dan membawanya ke dalam mobil. Minra seakan tak diberi ruang untuk menolak.
Pintu mobil itu kemudian Jonghyun tutup. Namun ia justru masih berdiri diluar, membuat Minra cepat-cepat membuka jendela mobil.
“Kau tidak ikut?” ucapnya setengah berteriak menyaingi suara hujan.
Jonghyun menggeleng. “Supirku yang akan mengantarkanmu. Percayalah padanya, dia tahu kemana dia harus membawamu.” Ucap Jonghyun kemudian beralih ke bagian depan mobil. “Tolong antarkan ya ahjussi. Gamsahamnida sebelumnya.”
Supir itupun sedikit menunduk. Dan perlahan mobilnya mulai berjalan menerobos hujan yang masih saja turun. Kening Minra berkerut. Ia sempat menoleh kebelakang sebelum akhirnya sosok Jonghyun mulai menghilang dari kejauhan.
‘Ada apa ini sebenarnya?’
Minra tahu ada yang tidak beres. Perasaannya selama perjalanan benar-benar tidak enak. Namun akhirnya dugaan Minra mulai memuncak saat mobil yang mereka tumpangi tidak berhenti didepan rumahnya, melainkan didepan sebuah cafe yang tak jauh dari rumah yeoja itu.
“Kita sudah sampai nona.” Ucap supir itu dengan sopan. Kemudian ia mengambil sebuket bunga mawar dan menyerahkannya pada Minra.
“Apa ini?” tanya Minra kaget.
“Tuan Jonghyun memintaku untuk mengantar noona ketempat ini. Beliau juga bilang noona harus membawa bunga mawar ini ke dalam.”
Minra semakin tidak mengerti. Ragu-ragu ia terima bunga mawar pemberian Jonghyun yang disampaikan oleh supir itu. Dalam satu buket, Minra bisa menemukan bunga mawar dengan warna yang bervariasi. Cantik sekali. Tapi ia masih tak mampu mengerti arti dari semua ini.
Setelah beberapa waktu menimbang-nimbang, akhirnya Minra turun dari mobil dan berlari kecil ke dalam café untuk menemukan jawabannya. Dan benar. Ada seseorang disana. Bukan JongHyun, melainkan Young Woo.
“Oppa? Kau?”
Young Woo langsung tersenyum begitu melihat Minra berdiri didepan pintu. “Silakan duduk. Kau mau pesan apa?”
“Eum tunggu…” Minra masih tak yakin. “Oppa… kenapa bisa ada disini?” tanyanya memastikan.
“Jonghyun yang memberitahuku.. Dia bilang kau ingin bertemu denganku ditempat ini.” jawab Young Woo santai. “Katanya ada yang ingin kau sampaikan...”
DEG!
Minra tersentak, tapi itu belum cukup membuatnya terkejut.
“Ehm, bunga ini…” Young Woo mengambil bunga yang sebelumnya Minra bawa kemudian ia letakkan diatas meja. “Apa ini bunga untukku?” Young Woo tertawa sekilas. “Tak kusangka kau benar-benar romantis. Tapi bukankah aku yang seharusnya memberimu bunga?”
Minra tak menjawab.
“Oh iya, ada juga sesuatu untukmu.” Young Woo membuka sebuah kotak. Ternyata isinya sebuah gelang. Gelang itu langsung Young Woo pakaikan di tangan Minra yang duduk diseberang meja. “Ternyata memang cocok ditanganmu. Jonghyun bilang…”
“Apa ini juga dari Jonghyun?” tebak Minra cepat.
Young Woo sempat terkejut tapi akhirnya ia tersenyum sambil menggaruk tengkuknya. “Sebenarnya Jonghyun berpesan agar kau tidak boleh tahu soal itu. Tapi bahkan kau sudah tahu sebelum aku mengucapkannya.”
Jantung Minra tiba-tiba berdegup kencang. Nafasnya memburu. Ia terpaku menatap Young Woo yang berbicara seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi.
“Oh.. apa ini?” tanya Young Woo ketika ia menemukan sebuah kartu ucapan dalam buket bunga mawar itu. “Saranghae Young Woo-shi. Minra.” Ucap Young Woo seraya membaca kartu yang baru saja ia temukan.
Tubuh Minra mendadak kaku. Tak salah lagi, Jonghyun pasti sudah menyusun rencana ini agar Minra bisa mengungkapkan perasaan yang telah lama ia pendam pada Young Woo.
Tapi bagaimana dengan JongHyun sendiri?
Minra sempat menatap ke arah Young Woo sekilas. Tapi sepertinya Minra memang tak memiliki alasan lagi untuk lebih lama berada disana. Sejurus kemudian ia memilih untuk pergi.
Young Woo sempat memanggil nama yeoja itu, namun ia abaikan.
Minra sendiri tak tahu kenapa ini menjadi seperti ini, kenapa ia harus pergi sementara baru saja ia telah menemukan momen yang tepat untuk menyambut cintanya. Namun anehnya dalam pikiran Minra sekarang hanya satu. Ia harus bertemu dengan Jonghyun sekarang juga!
“Tolong antarkan saya ke rumah Jonghyun, ahjussi!” ucap Minra saat ia telah sampai didalam mobil.
“Tapi tuan bilang…”
“Saya ingin bertemu dengan Jonghyun sekarang juga! Jadi tolong antarkan saya kerumahnya, ahjussi!” Minra sudah benar-benar tidak sabar kali ini.
“Tapi tuan sedang tidak ada dirumah.”
Minra terdiam.
“Tuan sedang ada di bandara menuju ke jepang. Pesawatnya berangkat pukul 4 sore.”
Minra terperanjat. Ia sampai menutup mulut dengan sebelah tangan saking kagetnya.
“Jonghyun…? Akan ke… Jepang?”
Ahjussi itu mengangguk.
“Kalau begitu cepat antarkan saya ke bandara ahjussi! Sekarang!” Minra tahu ia tak punya waktu lagi.
Saat itu juga mobil yang ia tumpangi melesat membelah jalanan kota Seoul yang masih basah terkena air hujan. Minra tampak begitu cemas. Ia tak menyangka Jonghyun sampai berbuat sejauh ini di detik-detik terakhirnya berada di Seoul.
Perjalanan dari café ke bandara membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Belum sempat mobil itu terparkir dengan benar, Minra telah lebih dulu meloncat ke luar. Ia sudah tak sabar. Pandangannya tersebar dengan cepat ke segala penjuru bandara, tapi Jonghyun tetap tak mampu ia temukan.
“Jonghyun… kau dimana?” ucapnya dalam hati.
Lama-lama Minra jadi panik. Ia berlari kesana kemari mencari sosok yang dulu pernah ia benci. Yang pernah ia abaikan. Bahkan semua bunga mawar pemberian Jonghyun harus berakhir di tong sampah. Namun sosok itulah yang benar-benar ingin ia temui saat ini juga.
Minra tak ingin Jonghyun pergi, ia ingin Jonghyun tetap disini. Dan bahkan Minra rela Jonghyun mengusik kehidupannya sekali lagi, asal namja itu ada bersamanya disini. Entah kenapa rasa sesal itu baru muncul sekarang, setelah semuanya terlambat.
“Jonghyun!!!” Minra berteriak keras, berharap orang yang di carinya tiba-tiba muncul. Namun tanda-tanda kehadiran Jonghyun tak ada disana.
Minra benar-benar seperti orang bingung sekarang. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menemukan sosok itu. Sampai pandangan Minra tertuju pada jarum jam yang tertera di dinding. Pukul 16.15. Ia tahu ia sangat terlambat.
Lutut Minra melemas. Akhirnya yeoja itu tumbang. Air yang sempat tertahan seketika merebak membanjiri kelopak matanya kemudian jatuh satu persatu. Minra tak henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri atas waktu yang telah ia buang begitu saja.
Terasa sakit. Mungkin baru kali ini ia mengetahui betapa sakit perasaan Jonghyun ketika setiap kali hanya tatapan sinis dan beribu penolakan yang Minra berikan.
Minra tertunduk dalam sambil menangis. Bisa ia temukan sebuah gelang berwarna warni melingkar di pergelangan tangannya. Meski ia dapatkan dari orang lain, tapi tetap saja Minra menganggap gelang ini pemberian Jonghyun. Gelang yang terdiri dari 7 bola berwarna pelangi.
“Mianhe Jonghyun-shi~ Jeongmal mianhe~” Ucap Minra terisak.
Di tempat lain, Jonghyun pun melihat hal yang sama. Ia melihat pelangi. Pelangi itu muncul di langit tepat setelah hujan yang membasahi kota Seoul perlahan reda. Meski Jonghyun kini telah sama tinggi dengan pelangi-pelangi itu, namun entah kenapa pelangi itu masih saja terlihat begitu jauh.
Dan Jonghyun tahu, bahwa ia tak akan pernah mampu untuk menggapainya.
***
Rainbow is my dream,
I am in sorrow,
No one will understand my feelings,
I am in pain, devastation and pain stop this feeling.
We will not be shared,
If we are together we will break also,
Because of the gulf of separation was very visible,
We very much difference.
I'm still standing here rainbow Way,
I loved you,
But this is not possible,
You are very much there,
I tired to get hold of your rainbow,
If we are together finally,
Sure some of us are injured,
This is for the good of all,
Worthy of my rainbow healing,
I can only dreams to have you,
One day,
We will meet as well.
I am in sorrow,
No one will understand my feelings,
I am in pain, devastation and pain stop this feeling.
We will not be shared,
If we are together we will break also,
Because of the gulf of separation was very visible,
We very much difference.
I'm still standing here rainbow Way,
I loved you,
But this is not possible,
You are very much there,
I tired to get hold of your rainbow,
If we are together finally,
Sure some of us are injured,
This is for the good of all,
Worthy of my rainbow healing,
I can only dreams to have you,
One day,
We will meet as well.
-The End-
Huhuhuhu~ nasib Jonghyun jelek amat yak di FF ini? *brb elus2 pundak Jonghyun (?)
Gimana ceritanya? Ancur yah? Huhuhu mianhe kalo jelek. Mianhe mianhe mianhe~
FF Victory nya ditunggu ya~ lagi dalam proses.
Dan masih pada inget gak sama FF (jadul) ku yang judulnya sweet summer? Kemaren aku iseng2 bikin trailernya dan aku masukin di yutub. Wekekekek. Trailer itu semacam sinopsis yang aku bikin dalam sebuah video. Jadi tokoh2nya keliatan lebih real. Yang mungkin ada waktu, jangan lupa ditonton yaa. Ini link nya >>> http://www.youtube.com/watch?v=yfae3ERGeXc *atau bisa di liat di wall fbku+blog ku. Link nya juga ada.
Terakhir, minta kritik dan saran yang membangun (?). gamsahamnida semuaaa. *lempar kiss bye pake bibir Jonghyun (?)
poor jonghyun.. *ambil tisu*
ReplyDeletetapi ak sk ff ini unn, soalnya ada pelanginya..
hahahh
habis suka pelangi sih
hehe
eonnii,, victory nyaaa
pingin tau kelanjutannyaa
XD
aiiih jonghyun oppa sama aku aja sini sinii ahuhuhuuu, happy ending aja deh eonni kok ngegantung gini ceritanyaaaaa tapi bagus kok hhehe
ReplyDeleteff-nya the best dah.
ReplyDeletetapi akhirnya 'ngenes' banget yah :'(
huhuhuhu
ReplyDeletesedih yah? *sodorin tisu
gamsahamnida semuanyaaa~
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletepuisi rainbow nya bagus banget banget banget chingu..
ReplyDeletecocok banget sama nasibnya jonghyun oppa..
daebakk..
iya bener ^^
ReplyDeletegomawooo
eonni, sebenernya akhir2 ini aku sering baca FFnya eonni tapi aku bingung cara commentnya#plak!
ReplyDeletemianhe aku comment disini aja yaaa (baru tau caranya, kekeke~)
namaku zulfa, salam kenal :)
FFnya bagus2 semua, bikin yang ada Key nya lagi dong, aku shawol n Lockets :)
haha ne. salam kenal zulfaa.
ReplyDeletemakasih ya ^^
menyedeihkan sekali ceritanya...
ReplyDeletetpie bagus kogh...
makasih ya...
hehe makasih jugaaa
ReplyDeletecuma bisa ngomong keren :D
ReplyDeletewalau kasihan sama jong hyun ny ..
Huwaaa.. Sedih bgt oenn. Kok Jjong dibuat tersiksa mulu? FF sblmnya Jjong berending sad jg #apa tuh jdulnya? Lupa# buat lg dong~
ReplyDeletehaha iya. kekekeke
ReplyDeleteHuwaa aku nangis.
ReplyDeleteNgenes bgt si jonghyun *lendetan di pundak jongyun
#pok digampar blingers
Ini sama kayak kisah ku *ceileh. Persis.. Penyessalan datang nya belakangan. Aku salut banget sama si jonghyun un, rela ngelakuin apa aja bwt bikin orng yg dy cinta bhagia.
Puisinya indah banget un.. *untung ngerti bhsa inggris, waktu aku baca(puisi) aku hanyut.. Daebak deh bwt yg bikin puisi + FFnya.. Salam dong bwt yg bikin puisi kekekeke
Huhuhu very good!! Critanya bakal melayang dalam pikiranku dan masuk kedalam mimpiku.. Ngantuk! Bobok ah.
Masih gantung,
ReplyDeleteThor, twitter atau fbnya apa?
liat di contact me ya :)
DeleteHuaah :'( daeebaaakk :')
ReplyDeleteHuaaaaa...
ReplyDeleteSad ending :'(
sequel bisa kali thor?hehe
waaa, ga puisi ga ff, keduanya bagus lhooo
ReplyDeletewalau berakhir sad ending sih, kasian de jonghyun, ga tau klo ternyata di saat keberangkatan dy, minra uda menyadari perasaannya itu >___<
Sumpah FF nya bagus bangetttttt
ReplyDeleteq kasih 100 jempol deh ....
ending nya bener-benner bagus ..
hebat deh admin nya