Monday, 12 September 2011

FF B1A4 : Victory [Part 12]


Alohaaa~ *nari hula-hula ala Shinchan.
Wekekekek, aku udah siap lahir batin nih dimarahin readers gara2 telat post ff ini. *rekorr, 2 minggu telatnya :p.
Mianheeeee ceman cemaan (*sok imut), soalnya minggu kemaren udah mulai masuk kuliah. Pulangnya sore terus jadi bikin pikiran buntu, males nulis, males ngetik dan capek terus tidur #plak!
Pasti udah banyak yang lupa ya ama cerita di part yang telah berlalu (?). daan ini dia cuplikan adegannya~~~~
-      Mereka telah memberikan apa yang mereka punya. Entah baik atau buruk, setidaknya mereka lega bahwa penampilan ini telah terlewat dengan baik.
-      “Hye Mi?!” pekik Shinwoo tak percaya. Ia terperanjat mendapati Hye Mi tiba-tiba hadir disana.
-      Suasana berubah sendu ketika semua menyadari suara Hye Mi semakin parau. Gadis itu sudah berusaha menahan air matanya namun ternyata meleleh juga.
-      Cepat-cepat jinyoung berlari ke arah panggung. Namun belum sempat ia menaiki anak tangga didepan panggung, Hye Mi lebih dulu terjatuh. Gadis itu pingsan.
-      Suara Eun Sun yang pertama kali terdengar. Samar-samar Hye Mi melihat ke sekelilingnya, ternyata ia sudah kembali ke rumah sakit.
-      “Anggap semua ini tidak pernah terjadi, Channie.” Ucap Hye Mi lagi. “Kuharap kau bisa berteman dengan Jane seperti dulu lagi. Bisakah?”
-      Tak salah lagi, Jane baru saja berlari dari arah kamar Hye Mi yang terletak di ujung lorong. Pasti Jane tadi mendengar pembicaraan antara Hye Mi dan Gongchan disana.
*cuplikan episodenya hampir halaman sendiri. wkwkwkwk
Daannn jeng jeng jeng~~~ ini dia victory part 12~~ happy reading~~!


Tittle                    : Victory [Part 12]
Author                 : Ichaa Ichez Lockets
Genre                  : Friendship, Romance.
Rating                 : T
Cast                      : Shin Hye Mi (Naya), Jung Eun Sun, Janny Lee (Jane), Kumiko Chan, B1A4 member.
Length                : Chaptered
Desclaimer    : This story is originally mine and inspired of many articles that I read. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!

                Kurang dari 2 minggu, Hye Mi sudah diijinkan pulang. Sakitnya tidak terlalu parah dan hanya memerlukan sedikit pemulihan. Lagipula Hye Mi sudah kelihatan tidak sabar keluar dari rumah sakit. Dia tak sanggup jika harus lebih lama berkutat dengan bau obat-obatan yang menyeruak serta selang infuse yang menurutnya sangat merepotkan.
                Tepat pukul 3 sore akhirnya Hye Mi sampai di dorm. Namun dorm terlihat sepi karena (Hye Mi tahu) teman sekamarnya belum pulang dari tempat mereka training. Dengan satu tongkat akhirnya Hye Mi memutuskan untuk pergi ke gedung WM Entertaiment. Ia tahu ada seseorang yang seharusnya ia temui begitu keluar dari rumah sakit.
                Bukan Jane. Melainkan Miss Young.
                “Ulangi sekali lagi, kita mulai dari bait kedua…” perintah Miss Young pada semua trainee yang ada didalam kelasnya. Namun perhatian Miss Young sempat teralih ketika ia menemukan sosok Hye Mi tengah mengintip dari balik kaca jendela. Tanpa berfikir panjang, Miss Young langsung melangkah keluar. Meninggalkan para trainee yang masih berkonsentrasi bernyanyi di dalam kelas.
                “Sedang apa kau disini?” tanya Miss Young to the point.
                “Ehm…” ucap Hye Mi sedikit takut. “Aku mencarimu Miss …”
                “Mau mengucapkan terimakasih?” tebak Miss Young cepat.
Dan ternyata tebakan itu tidak salah, terbukti Hye Mi kemudian mengangguk pelan.
                “Gomawo Miss Young~ Jeongmal…” Hye Mi sedikit membungkukkan badannya.
                “Lalu?”
                Hye Mi kembali menatap Miss Young yang berdiri didepannya. Sedikit bingung.
                “Lalu kau mau apalagi?” ucap Miss Young mengulangi pertanyaannya. “Apa ada yang ingin kau sampaikan? Aku sedang sibuk.” lanjutnya seraya menunjuk ruang kelas vokal dengan dagunya.
                “Itu… aku… aku tak tahu bagaimana harus membalasnya.” Hye Mi tahu kebaikan seseorang harus dibalas, tak boleh diabaikan begitu saja.
                “Mulai sekarang kau tidak usah ikut kelas Miss Hyun.” Ucapnya datar. “Kau hanya boleh ikut kelasku saja. Cukup dengan itu kau bisa membalas kebaikanku...”
                 “Ne?”
Hye Mi tak percaya. Kenapa Miss Young tiba-tiba melarang Hye Mi untuk mengikuti kelas koreo?
                “…Aku sudah menyampaikannya pada Miss Hyun kalau kau tidak akan mengikuti kelasnya mulai sekarang.” Jawab Miss Young enteng. “Dan sebagai gantinya Miss Hyun bersedia memberimu kelas tambahan jika kau sudah sembuh nanti.”
                Bibir Hye Mi tercekat. Lagi-lagi ucapan Miss Young membuatnya terperangah. Ternyata Miss Young melarang Hye Mi ikut kelas koreo karena Miss Young tau keadaan Hye Mi sekarang sedang tidak memungkinkan. Dan bahkan Miss Young juga sangat baik hati telah meminta pada Miss Hyun untuk memberikan kelas tambahan saat Hye Mi sudah bisa kembali menari.
                Hye Mi begitu terkejut, tak percaya sekaligus merasa senang. Ia tak tahu apa lagi yang harus ia katakan sekarang.
                “Kalau tak ada yang ingin kau sampaikan lagi, aku harus kembali ke kelas secepatnya.” Ucap Miss Young langsung berbalik badan kemudian membuka pintu kelas.
                “Gamsahamnida Miss!” ucap Hye Mi sedikit berteriak. “Jeongmal… gamsahamnida. Aku berjanji akan sembuh dengan cepat!”
                Klek! Kalimat Hye Mi terhenti tepat ketika pintu kelas tertutup kembali. Hye Mi hanya tidak tahu, bahwa Miss Young tengah tersenyum lebar disana.
                Hye Mi justru masih terdiam ditempat ia berdiri. Matanya sampai berkaca-kaca saking senangnya.
                “Hye Mi? Kau sudah pulang dari rumah sakit?”
                Hye Mi buru-buru mengusap matanya lalu menoleh. “Oppa?”
                Shinwoo tersenyum. “Kau tampak sehat.” Ucapnya sambil berjalan mendekat. “Maaf aku tidak bisa menjemputmu karena aku tak tahu kau pulang hari ini.”
                Hye Mi pun mengangguk. “Gwencahanayo Oppa. Lagipula aku sudah disini sekarang. Lalu apa Oppa sedang tidak latihan?”
                “Kelasku sedang break. Sekarang baru saja ingin ke taman dorm untuk bermain basket.” Jawabnya santai. “Mau ikut?”
                “Tentu saja!” Hye Mi tersenyum girang. “Kajja!”
                Tak sampai sepuluh menit  Hye Mi dan Shinwoo akhirnya sampai taman dorm untuk bermain basket. Lapangan itupun tidak terlalu luas dengan hanya sebuah ring dan beberapa tempat duduk di sekelilingnya. Namun itu sudah lebih dari cukup untuk dijadikan tempat hiburan para trainee.
                “Mianhe… Karena aku, Oppa jadi berjalan sangat lambat seperti ini.” Sesal Hye Mi saat menyadari langkah Shinwoo terhambat karenanya.
                Shinwoo justru tertawa. “Bukankah aku memang selalu lambat?” jawabnya mengakui.
                “Hahaha, Ne~ Pooh Bear Shinwoo Oppa~~” canda Hye Mi yang langsung membuat tawa mereka lantas meledak. Sepertinya Hye Mi sudah lama sekali tidak tertawa lepas seperti ini. Jika bukan karena Pooh Bear Shinwoo, mungkin ia hanya akan merasa bosan sambil meratapi nasibnya yang buruk akhir-akhir ini.
                “Eonni!”
                Hye Mi langsung menoleh mencari sumber suara itu, “Eun Sun?!” jelas sekali dari kejauhan Hye Mi bisa melihat Eun Sun sedang mengamit lengan Jinyoung yang berjalan di sampingnya. Terasa sedikit aneh saat Hye Mi mengetahui hal itu.
                “Eonni sudah pulang dari rumah sakit? Ahhh senangnya!” Ucap Eun Sun langsung memeluk Hye Mi. Hye Mi pun membalas pelukan itu dengan sebelah tangannya.
                “Aku juga ikut senang melihatmu telah kembali lagi kesini, Hye Mi.” Jinyoung pun tersenyum sambil menepuk pundak Hye Mi.
                “Ne~ gomawo Jinyoung-shi.” Jawab Hye Mi tanpa membalas tatapan Jinyoung. Masih terasa ada yang aneh dalam pikirannya.
                “Lalu, kalian sedang apa disini?” tanya Jinyoung menyadari sepertinya Shinwoo dan Hye Mi akan melakukan sesuatu di lapangan itu.
                “Oh~ aku hanya ingin bermain basket. Dan Hye Mi ingin melihatku. Itu saja.” Shinwoo mencoba menjawabnya sejelas mungkin. Karena ia tahu, Jinyoung sepertinya menaruh sedikit kecurigaan.
                “Kalau begitu, bagaimana kalau bermain denganku?” tawar Jinyoung yang langsung membuat Hye Mi sedikit kaget.
                “Ah geurae~ Lagipula aku tidak ada teman. Kajja!” ucap Shinwoo lalu mengajak Jinyoung ke tengah lapangan.
                Dan permainanpun dimulai. Bola lebih dulu dipegang oleh Jinyoung, sedangkan Shinwoo berjaga penuh dibawah ring.
                Terdengar teriakan penuh semangat dari Eun Sun yang terus menyerukan nama Jinyoung. Namun Hye Mi justru terdiam, ia tampak berkonsentrasi pada permainan. Ia bahkan tidak tahu nama siapa yang harus ia teriakkan.
                “Yaaahh… masuk…” Eun Sun tampak kecewa saat Shinwoo kembali memasukkan bola untuk yang ke enam kalinya. Sedangkan skor Jinyoung masih nol.
                “Shinwoo Oppa~ Bisakah kau mengalah pada Jinyoung Oppa sekali saja?” ucap Eun Sun memohon. “Tolong biarkanlah dia menang… Jebal~~”
                Hye Mi terkekeh mendengar permintaan konyol Eun Sun. Begitu juga dengan Shinwoo. Dia sempat tertawa ditengah-tengah permainan. Saat itulah Jinyoung pikir ia memiliki kesempatan untuk memasukkan bola ketika Shinwoo lengah. Jinyoung memilih lewat sisi kanan Shinwoo untuk mendekati ring. Tapi Shinwoo menyadarinya dan reflek bergeser ke kanan. Tanpa sengaja gerakan Shinwoo justru membuat Jinyoung terjatuh. Sikunya lebih dulu mengenai lantai.
                “Oppa!” Eun Sun langsung menghambur mendekati Jinyoung.
                “Mianhe Jinyoung-ah. Aku tidak sengaja.” Ucap Shinwoo merasa bersalah. “Gwenchanayo?”
                Jinyoung mencoba duduk lalu melihat sikunya. Sedikit berdarah, namun ia berkata ia baik-baik saja.
                “Aigoo~ ayo ikut aku Oppa. Biar aku obati.” Tawar Eun Sun kemudian membantu Jinyoung berdiri dan membawanya pergi.
                Jinyoung sempat melihat ke arah Hye Mi sekilas. Entah Hye Mi salah lihat atau tidak, namun seperti ada tatapan memohon dari sana.
                Ingin sekali Hye Mi ikut berlari seperti Eun Sun atau mengobati luka Jinyoung sekarang. Tapi bahkan berjalanpun begitu sulit baginya. Lagipula sudah ada Eun Sun, Hye Mi tahu Eun Sun lebih pantas melakukan itu ketimbang dirinya.
                Dan Hye Mi harap, Jinyoung mampu memahaminya.
***
                Pagi itu Hye Mi tampak sendirian melintasi koridor di lantai 3. Seharusnya sekarang adalah jadwal Hye Mi untuk mengikuti kelas koreo. Tapi mengingat larangan Miss Young kemarin, Hye Mi jadi tidak mengikutinya dan memilih untuk bersantai di balkon lantai 3.
                Sejenak ia memikirkan kejadian yang baru saja ia lewati kemarin. Tentang yang terjadi dengan Jinyoung…. Sampai hubungannya dengan Jane yang terasa begitu rumit. Ternyata Jane tidak berubah. Masih saja dingin, cuek dan tak ada satupun ekspresi yang mampu Hye Mi baca darinya.
                Bukannya Hye Mi mengharapkan, namun sampai sekarang memang belum ada satu kata maaf yang terucap dari bibir yeoja itu. Hye Mi jadi serba salah.
                Menghabiskan beberapa waktu di balkon lantai 3, lama-lama membuat Hye Mi merasa bosan. Akhirnya dia memutuskan untuk bersantai di kantin yang terletak di lantai satu.
Namun tampaknya hari itu Hye Mi sedang tidak beruntung. Karena sudah berkali-kali ia memencet tombol lift, pintu lift itu tak kunjung terbuka. Bahkan nomor digital yang menunjukkan berjalannya lift itu disetiap lantai juga tidak berubah sama sekali. Sepertinya lift sedang rusak. Padahal Hye Mi ingat betul beberapa jam lalu masih bisa digunakan.
                “Huft, kenapa harus rusak disaat seperti ini huh?” ucap Hye Mi kemudian meninggalkan lift menuju tangga darurat.
                Gadis itu langsung terdiam begitu sampai di tangga menuju lantai bawah. Benar-benar terlihat mengerikan. Ini sangat berbeda dengan melewati tangga menuju ke atas. Karena saat kebawah, bisa saja Hye Mi tiba-tiba terpeleset dan jatuh. Dan sekarang Hye Mi sedang tak memiliki pilihan lain selain melewati tangga itu sendirian.
                “Noona? Sedang apa kau disitu?”
                Diluar dugaan, justru seorang namja dengan sebuah topi-lah yang menemukan Hye Mi disana. Benar-benar seseorang yang tak pernah terlintas di benak Hye Mi sebelumnya.
                Benar. Namja itu Baro.
                “Apa kau mau berjalan menuju ke bawah, noona?” tanya Baro lagi.
                Hye Mi menatap Baro sebentar lalu mengangguk.
                Melihat jawaban itu, Baro jadi bingung sendiri. Awalnya dia keluar kelas hanya ingin ke kamar kecil yang ada tepat disebelah tangga menuju lantai bawah. Tapi sekarang ia justru menemukan Hye Mi-beserta-tongkatnya-yang-akan-tampak-kesulitan-melewati-tangga-itu. Tidak mungkin Baro berpura-pura tidak tahu dan meninggalkan Hye Mi begitu saja. Tapi jika ia membantu, pasti akan terasa canggung.
Baro hanya bisa menggaruk tengkuknya, dilema.
                Namun tanpa berpamitan, Hye Mi langsung melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Dan dia hampir terpeleset di anak tangga yang pertama.
                “Ah noona!” pekik Baro reflek mendengar jeritan kecil Hye Mi. “Sini biar aku bantu.” Ucap namja itu akhirnya.
                Hye Mi sempat sedikit terkejut ternyata Baro mau membantunya. Tapi Baro justru tersenyum lebar, menampakkan gigi hamsternya kemudian meraih tangan kanan Hye Mi dan dilingkarkan ke lehernya. Tangan kiri Baro pun melingkar di pinggang Hye Mi. Beruntung Hye Mi tidak memiliki selisih tinggi yang jauh dari Baro, jadi ia tidak terlalu kesulitan untuk menopang di tubuh namja itu.
                “Tongkatmu, aku bawakan saja noona.”
                Hye Mi ragu-ragu menyerahkannya pada Baro. Tapi ia pikir Baro memang benar. Karena tangan kiri Hye Mi harus meraih penyangga tangga agar dapat berjalan dengan seimbang.
                Canggung. Suasana itulah yang lantas mereka dapatkan. Hye Mi benar-benar merasa tidak enak telah merepotkan seseorang yang sedang dekat dengan dongsaengnya ini. Sedangkan Baro, meskipun sejak tadi ia terlihat senyum-senyum sendiri dan berusaha mencairkan suasana dengan pertanyaan ‘retoris’nya, sebenarnya Baro pun merasakan ke canggungan yang sama.
                Jarak mereka benar-benar dekat. Bahkan jika Baro menoleh sedikit ke kiri saja, ujung hidungnya itu akan bertemu dengan pipi Hye Mi yang tirus. Harapan Baro sekarang hanya satu, semoga Kumiko tidak melihat ia dan Hye Mi dalam posisi seperti ini. Ia tak ingin Kumiko salah paham nantinya.
                “Mianhe aku jadi merepotkanmu Baro.” Ucap Hye Mi merasa bersalah.
                “Hehe, gwenchana noona.” Jawab Baro santai. “Sudah kewajibanku untuk menolong siapapun yang membutuhkan. Apa kau tidak tahu kalau aku ini superhero?”
                Hye Mi tertawa garing. Sedangkan Baro langsung memukul kepalanya sendiri, menyesali mengapa sebuah joke tidak penting itu bisa-bisanya keluar dari bibirnya.
                “Oppa? Unnie?”
                “Kumiko?!” mereka berdua tersentak saat Kumiko tiba-tiba muncul di bibir tangga lantai 1.
Ingin rasanya Baro cepat-cepat melepaskan tangannya dari pinggang Hye Mi kemudian menjelaskan apa yang terjadi. Tapi ia tahu itu tidak mungkin. Walhasil ia dan Hye Mi benar-benar stuck di tempat dengan bibir yang menganga lebar.
                Sampai akhirnya Hye Mi meraih tongkat yang Baro pegang kemudian mulai berjalan mendekati Kumiko.
                “Kumiko mianhe. Tadi Baro hanya ingin membantuku menuruni tangga ini. Dia tak bermaksud apapun. Jadi tolong jangan salah paham~”
                Kumiko sempat menatap Baro sesaat. Tatapan itu dibalas dengan tatapan memohon dari Baro. Namun sejurus kemudian Kumiko justru tersenyum lebar.
                “Tentu saja tidak apa-apa unnie. Aku mengerti.” Pandangan Kumiko kembali beralih pada Baro. “Aku tidak menyangka Oppa ternyata begitu baik. Gamsahamnida Oppa.”
                Baro berjalan kea rah Kumiko lalu memeluknya dari samping, “With my pleasure, honey.” *wink
                Hye Mi pun tersenyum melihat tingkah laku mereka berdua. Seperti adegan sebuah drama yang ia lihat secara langsung.
                “Oh iya unnie,” ucap Kumiko mengingat sesuatu. “Aku tadi dapat pesan dari Miss Hyun, katanya Mr Cho sedang menunggumu di ruangannya.”
                Dahi Hye Mi berkerut. “Mr Cho? Menungguku?”
                Kumiko mengangguk. “Mau kuantarkan?”
                “Oh tidak usah, saengie. Aku bisa pergi sendiri. Gomawo~” Pandangan Hye Mi beralih pada Baro. “Gamsahamnida Baro-shi. Kau benar-benar baik hati mau membantuku.”
                Baro pun tersenyum, “Ne~ noona.”
                Hye Mi langsung berbalik badan kemudian berjalan menuju ruang Mr Cho yang terletak di bagian depan gedung. Setelah mengetuk tiga kali dan dipersilakan masuk, gadis itu mulai membuka pintu.
                “Apa Mr Cho mencariku?”
                Mr Cho langsung berdiri dari kursi kerjanya kemudian berjalan mendekati sofa dengan sebuah meja di bagian tengahnya.
                “Iya Hye Mi. Duduklah disini.” Ucap Mr Cho ramah.
                Hye Mi sempat merasa tegang. Ini pertama kalinya ia dipanggil ke dalam ruang kerja pimpinan WM Entertaiment. Bisa Hye Mi lihat, ruang kerja bernuansa hitam putih itu tampak sederhana dengan sebuah rak di bagian ujung, meja kerja beserta beberapa berkas diatasnya kemudian ada deretan sofa di bagian tengah yang sedang Hye Mi duduki saat ini. Benar-benar sebuah ruang kerja yang sempurna, Hye Mi pikir.
                “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kau sudah baikan?”
                Mendengar pertanyaan itu, Hye Mi sempat terkejut. Mr Cho ternyata sangat memperhatikan seorang trainee seperti dirinya. Membuat Hye Mi mulai menemukan zona nyamannya disana.
                “Ne~ Aku sudah tidak apa-apa Mister.” jawab Hye Mi pelan. “Hanya membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan.”
                Mr Cho mengangguk. Kemudian dia mulai mengajukan beberapa pertanyaan lain termasuk penyebab kecelakaan yang menimpa Hye Mi. Dan dengan tenang Hye Mi menjawab penyebab kecelakaan itu adalah kelalaiannya sendiri. Sampai akhirnya ada sebuah pertanyaan yang membuat Hye Mi sedikit menyesal karena telah mengucapkan sesuatu yang ternyata kini menjadi sebuah boomerang baginya…
                “Aku tahu kau masih dalam tahap pemulihan saat ini, lagipula sebentar lagi akan ada liburan akhir tahun. Oleh karenanya aku ingin memanfaatkan waktu ‘luang’mu ini untuk melakukan beberapa pemeriksaan…”
                Hye Mi mengerutkan dahi.
                “…operasi plastik. Kau masih ingat bukan dengan kesepakatan kita saat pertamakali bertemu dulu?”
                DEG! Hye Mi terperanjat.
                “Operasi plastik?!?”
-To Be Continue-



                Wuaaa Hye Mi disuruh oplaassss!! *brb telpon polisi (?)
                Itu si Mr Cho inget aja yak sama ucapan Hye Mi pas audisi dulu? Kirain udah lupa #plak!!
                Terus si Miss Young ternyata baik juga yaa mau bantuin Hye Mi *cium pipi Miss Young (?)
                Bdw, ada apa ya dengan jinyoung? Pada ngerasa aneh gak? Kayaknya tadi dia rada curiga gitu ya ama Hye Mi dan Shinwoo? Apalagi waktu dibawa Eun Sun pergi, kenapa musti liatin Hye Mi coba?? Ato itu cuma perasaan aku aja ya? Puhahahaha
                Temukan jawabannya di victory part 12 yang KEMUNGKINAN bakal telat post lagi ._.V hehehehe *majang tampang tanpa dosa. Lalalala *ditimpuk readers pake Shinwoo. Hahahasekk (?)
                Ayo ayo yang udah baca musti tanggung jawabb. Komeeennn~ *maksa :p
               


5 comments:

  1. bagus kok...
    bacanya gak kerasa, tau - tau udah to be continue..
    ditunggu part selanjutnya.. wkwkwk
    nggak sabar nih

    ReplyDelete
  2. wahh asik dong bisa oplas jadi tambah cantik (?) eonnii............jangan telat lagiiiiiiiiiiiiii . penasaran >__<

    ReplyDelete
  3. hahahaha. makasih semuaaa
    engga kog. sekarang udah eon post. met baca yaa~

    ReplyDelete
  4. Jinyoung kan Oppa akuhhh :*
    Kenapa dipake buat karakter ceritamu ka Ichy ? *sok akrab*
    Waduh, bagusnya, bacanya sambil ngiler tau, ngelihat penderitaan Hye Mi-yang-sangat-menderita. WKWK.. XD
    Mau baca sampa akhir, waktu ga cukup, besok Chingu baca lge deh, mian baru baca sekarang, soalnya aQ juga baru suka B1A4, Hehe.. XP

    ReplyDelete
  5. wakakakaka. gomawo sayy.
    gapapa kog :)

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...