Pages

Monday, 11 September 2017

FF Ongniel Wannaone : Serenity [Part 7]

Annyeonghaseyo~
Apa kabar yeorobeun, ketemu lagi di FF buluk(?) ga jelas ini kwkwk
Di akhir part  kemaren kan udah ada spoilernyaa~~
jadi untuk part ini bakalan fokus ke Daniel yak!
langsung aja deh muumumu



Tittle                    : Serenity [Part 7]
Author                                : Ichaa Ichez
Genre                  : Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating                 : PG-15
Cast                      : Shin Jihyun, Ong Seongwoo, Kang Daniel, Hwang Minhyun, Choi Yena.
Length                : Chapter.
Desclaimer        : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                Jihyun ingin membuka pintu apartemennya ketika tiba-tiba ia melihat seorang namja dengan seragam berwarna merah berdiri di pintu sebelah apartemen Jihyun. Yeoja itu tidak jadi masuk, ia justru ikut memperhatikan apartemen Seongwoo dan juga Daniel kalau-kalau ada salah satu dari mereka yang keluar.
                Namun setelah beberapa lama kurir itu menekan bell, tak ada reaksi apapun. Jihyun pikir mungkin Daniel ketiduran karena biasanya memang dia yang lebih sering memesan sesuatu seperti sekarang. Karena itulah Jihyun langsung menghampiri kurir dengan dua bungkus plastic berisi makanan itu untuk memastikannya.
                “Permisi…” Jihyun berbicara dengan hati-hati. “Maaf anda sedang mencari siapa?”
                Kurir itu terlihat mengeluarkan hpnya untuk menghubungi si ‘pemesan’, tapi ia langsung berhenti begitu Jihyun muncul.
                “Ini.. Kang Daniel-nim…”
                “Ah…” Jihyun langsung menekan password di depan pintu untuk mengecek adakah seseorang didalam, namun tampaknya apartemen itu sedang ditinggalkan oleh pemiliknya.
                “Biar aku saja yang membayar, nanti aku akan menyampaikannya pada Daniel.”
                Kurir itu mengangguk, setelah menyelesaikan pembayaran kemudian ia pergi meninggalkan Jihyun disana.
                ’125 ribu won… sebenarnya apa yang dipesan Daniel dengan makanan semahal itu?’ batin Jihyun.
                Saat ia membuka plastic dan mengecek beberapa kotak didalamnya, Jihyun menemukan pasta dan juga steak. Wah… tumben sekali–
                “Nuna!”
                Jihyun menoleh, rupanya orang yang ia cari tengah berlari dari ujung koridor.
                “Aigoo… apa nuna yang membayarnya?” ia langsung meraih plastik itu dan mencari bon yang biasa ditinggalkan disana.
                “Makanan ini… Kau akan menghabiskan semuanya?” Jihyun curiga karena makanan itu masing-masing ada dua porsi. Ia tahu bahwa Daniel memang menyukai masakan western, tapi haruskah ia membeli dua porsi makanan dengan 2 menu yang berbeda?
                Dan ketika Jihyun mengikuti langkah Daniel menuju rooftop, disanalah ia menemukan jawabannya.
                “Tadinya aku memang meminta kurir untuk mengantarnya jam 8 malam agar makanannya masih hangat.” Ucap Daniel sambil satu persatu mengeluarkan makanan itu dan memindahkannya ke piring. “Tapi karena acaranya batal, aku jadi lupa. Mian…”
                Yang diajak bicara tidak menjawab. Jihyun justru terpaku ditempatnya berdiri. Hampir saja rahangnya jatuh saat melihat suasana rooftop tiba-tiba saja berubah menjadi tempat yang tidak pernah ia bayangkan.
                Tepat disetiap sisi gedung terlihat lampu-lampu tumblr berwarna kuning lengkap dengan hiasan pesta yang cukup meriah. Bangku persegi yang biasanya tampak membosankan kini sudah berganti dengan sebuah meja-dua kursi berselimutkan kain tipis. Diatas meja itupun sudah siap sebuket bunga mawar yang tampak indah dengan warna pink cerah.
                “K-kau…” Jihyun tidak sanggup berkata-kata. “Semua ini kau yang mempersiapkannya?”
                Daniel hanya tersenyum tipis tanpa menjawab pertanyaan itu.
                “Sejak kapan..?”
                “Entahlah…” Jawabnya santai. “Ah ini… seharusnya aku yang membayarnya nuna. Kenapa nuna  yang jadi–“
                “Lalu dimana Yena? Dia membatalkan janjinya denganmu hari ini??”
                Daniel ikut duduk di kursi seberang Jihyun, “Masih di Jeju. Dia bilang ada urusan mendadak, jadi minggu depan baru bisa kembali ke Seoul.”
                “Di Jeju?”
                Jihyun membuang nafasnya keras-keras, hidungnya kembang kempis. Rasanya kobaran api sudah membakar ubun-ubun Jihyun sampai ia begitu ingin menggoyang-goyangkan tubuh Daniel agar namja itu sadar sekarang juga.
                “Andwaeyo nuna, tolong rahasiakan ini dari Daniel.”
                Jika tidak teringat dengan pesan Seongwoo kemarin mungkin Jihyun sudah benar-benar melakukannya.
                Sudah jelas-jelas tadi malam Jihyun melihat Yena di Seoul tengah bersama namja lain. Sekarang yeoja itu justru beralasan masih ada urusan di Jeju. Padahal Daniel sudah berusaha membelikannya hadiah dan bahkan mempersiapkan surprise sebesar ini tapi Yena berbohong dan memilih untuk mengecewakan orang yang mencintainya dengan tulus.
                Jihyun hanya bisa berbicara dalam hatinya dikala ia menyadari Daniel tampak kecewa menatap ke arah seikat bunga mawar merah muda yang sudah ia persiapkan. Jihyun  mengetahui bahwa namja itu sudah dihianati oleh kekasihnya sendiri, namun sayangnya ia justru tidak bisa melakukan apapun selain berusaha meredam emosinya yang meluap-luap.
                Jihyun tahu maksud Seongwoo yang tidak ingin melukai hati sahabat setianya, namun dengan surprise yang sudah Daniel persiapkan sebanyak ini…
                Uh…
                “Aku lapar sekali.” Ucap Jihyun sambil meraih garpu diatas meja, “Ayo kita makan! Anggap saja kali ini nuna yang menraktir.” Lanjutnya kemudian memutar-mutar spaggeti dan memasukkannya dalam mulut.
***
                Hongdae. Salah satu jalanan di kota Seoul yang terkenal menjadi tempat berkumpulnya anak muda ini hampir setiap weekend selalu mengadakan panggung terbuka dengan berbagai penampilan. Mulai dari band-band indie, rapp sampai komunitas-komunitas yang memiliki bakat di berbagai bidang.
                Sudah sejak pukul 8 malam Jihyun duduk di salah satu area terbuka jalanan itu. Disampingnya terlihat seorang namja dengan jaket denim biru navy berlapiskan kaos hitam tampak sedikit bosan karena sudah hampir dua jam menunggu di tempat itu sementara orang yang mereka nantikan belum juga muncul.
                “Ho… keren sekali…” Jihyun berseru ketika salah satu dance cover menyelesaikan penampilannya. “Kurasa namja dengan topi hitam itu yang paling tampan.”
                Seongwoo melirik ke arah Jihyun tidak yakin. Bagaimanapun juga kini mereka berdua tengah duduk di sebuah kursi yang terletak cukup jauh dari panggung. Ketimbang wajah, Seongwoo justru lebih terfokus pada penampilan dance para peserta festival itu.
                Area terbuka yang ada di jalanan Hongdae ini memiliki bentuk persegi dengan panggung yang berada di sisi selatan. Banyak penonton yang berdiri di area depan panggung demi melihat pertunjukan lebih jelas. Namun Jihyun dan Seongwoo justru memilih untuk duduk di pinggiran area itu, dimana tepat dibelakang mereka terdapat taman dengan pepohonan yang menghubungkan langsung dengan area parkir.
                “Waah… Kang Daniel! Kang Daniel!” Jihyun langsung menepuk-nepuk lengan Seongwoo begitu ia sadar crew dance milik Daniel mulai tampil. “Wahhh… Seksi sekali. Bagaimana dia bisa memiliki ekspresi seperti itu huh?”
                Setahu Jihyun didepannya selama ini Daniel selalu terlihat cute. Setiap kali namja itu tertawa bahkan wajahnya akan berubah seperti anjing putih miliknya yang berada di Jeonju. Sangat lucu!
                “Omo…omo…omo…” Kedua mata Jihyun langsung membelalak dikala tiba giliran Daniel menampilkan kemampuan bboyingnya. Badannya besar namja itu berputar-putar di lantai seperti sebuah mesin. Dia terlihat keren sekali~
                “Oppa! Ayo kita pergi…”
                Sebuah suara tiba-tiba menyelusup di telinga Jihyun. Meskipun tidak terlalu jelas terdengar karena kerasnya teriakan penonton dan music yang berdentum, namun suara itu terasa begitu familiar.
                Jihyun lantas menoleh. Sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan sambil melihat ke arah kiri. Saat itu pula ia benar-benar menemukan orang yang di kenalnya duduk berselang 4-5 orang darinya.
                “Seongwoo-ya!” Jihyun menarik lengan Seongwoo agar bisa ikut melihat sepertinya. “Bukankah itu Yena?”
                Seongwoo mengerutkan dahinya beberapa saat tapi kemudian langsung menarik bahu Jihyun untuk menghadap ke arahnya ketika ia menyadari orang yang mereka lihat tengah berjalan mendekat, mencari jalan untuk keluar.
                Dugaan Jihyun benar, ia Yena. Berani-beraninya dia muncul di tempat ini bersama namja lain. Apa dia gila?
Hanya dengan melihat senyum palsu Yena malam itu, emosi Jihyun langsung meluap-luap karena teringat kekecewaan Daniel yang disebabkan oleh Yena kemarin.
                “Nuna!” Seongwoo langsung menahan lengan Jihyun yang hendak bangkit.
                Saat itu pula teriakan semakin keras terdengar. Penonton yang semula duduk bahkan kompak berdiri sambil bersorak melihat penampilan di panggung yang kian panas.
                Jihyun pun menoleh ke arah yang sama. Namun sepertinya ia terlambat menangkap momen itu karena selang beberapa detik kemudian musik berhenti dan crew dance milik Daniel pun selesai memberikan penampilannya.
                “Dia…” Jihyun melihat ke arah Daniel. “Dia tidak mungkin melihatnya kan?”
                Seongwoo memutar badannya, mencoba menebak ekspresi rekan yang sudah dua tahun ia kenal. “Aniyo, kurasa dia melihatnya.”
                Beberapa menit kemudian Jihyun sudah berlari menuju backstage untuk mencari Daniel sekaligus membuktikan bahwa ucapan Seongwoo tidaklah benar. Namun disaat ia tidak mampu menemukannya, perasaan yeoja itu mendadak menjadi khawatir.
                Tidak… Daniel tidak boleh mengetahuinya. Setidaknya bukan dengan cara seperti sekarang.
                Tapi sayangnya ketakutan Jihyun harus terjadi. Orang yang sejak tadi mereka cari rupanya tengah berada di area parkir tepat disamping sebuah mobil sedan mewah dengan dua orang lain.
Jihyun hampir memekik ketika ia tahu Daniel berdiri berhadapan dengan Yena yang menggandeng namja lain disana. Yeoja itu tidak bisa mendengar jelas apa yang tengah mereka bicarakan karena terlampau jarak, tapi hanya dengan melihatnya dari kejauhan Jihyun bisa merasakan bahwa Yena lebih memilih seseorang yang ada disampingnya sekarang ketimbang Daniel.
Dan yang terjadi kemudian hanyalah mobil sedan berwarna putih itu meluncur meninggalkan Daniel yang masih mematung ditempat ia berdiri. Menunduk. Bahu lebarnya tampak begitu menyedihkan terlihat memunggungi Jihyun dan Seongwoo yang menatap pilu dari kejauhan.
Sayang sekali kali ini Jihyun tidak sanggup mencegah hal yang ia takutkan itu terjadi. Dengan sekejap ia harus melihat namja yang setiap hari menyapanya dengan riang kehilangan seseorang yang ia cintai dengan cara yang begitu kejam. Jihyun tidak membayangkan bagaimana perasaan Daniel sekarang.
Entah sejak kapan Jihyun merasakan kedua matanya basah, tidak sanggup berkedip menatap sosok yang menutup wajah dengan telapak tangannya di kejauhan. Yang diam-diam menyembunyikan tangisnya disana, dimana suara music terdengar sayup dari kejauhan, ditempat yang tidak ada satu orangpun tahu bahwa hatinya baru saja hancur karena orang yang selama ini menjadi sumber kekuatan dalam hidupnya memilih untuk pergi bersama lelaki lain.
Kalaupun jika saat itu Yena masih berbohong dan mengatakan tidak ada sesuatu antara mereka berdua, Daniel masih bisa menerimanya. Bahkan ia rela untuk tetap mempercayai Yena dan berusaha berubah demi membuat malaikat kecilnya kembali. Namun jantungnya sudah tidak bisa lagi berdegup saat sebuah kalimat dengan jelas diucapkan langsung oleh yeoja itu dengan begitu yakin.
“Mulai sekarang tolong jangan hubungi aku Oppa. Aku sudah bersamanya.”
Kali ini cairan bening yang berkumpul di pelupuk mata Jihyun sudah benar-benar jatuh. Ia lebih memilih untuk memutar badan dan menghilangkan sosok Daniel dari pandangannya karena sudah tidak sanggup lagi membayangkan betapa besar sakit yang dirasakan namja itu.
Dan tepat disanalah ada sebuah dada yang menyambutnya. Dengan dua buah tangan yang lantas melingkar di bahunya, mengelus dengan lembut ujung kepalanya, berbisik perlahan di telinganya hingga membuat Jihyun merasa tenang.
Seongwoo memeluknya.
-To Be Continue-

Huweeee apa ini apa ini...
Ngga maksud buat bikin daniel patah hati ya, tapi ....
hehehe maap kalo jayus. saya ngetiknya juga sambil jarinya pada nekuk semua(?) wkwk
btw untuk part 8  kayanya ngga bisa janji posting minggu depan :((
karena satu dan lain hal(?), jadi musti pending ya...
maap!


3 comments: