HEIHOOO
SETELAH SEKIAN LAMA SAYA KEMBALI LAGI HEHEHE
YAH WALAUPUN UDAH NGGA ADA YANG BACA NGGA PAPA LAH.
DARIPADA NGGA DITERUSIN KAN KASIAN YUNBI HEHE
KALO GITU LANGSUNG AJAA
HAPPY READING!
*maaf caps jebol :p*
Tittle : Pixie Rain
[Part 14]
Author :
Ichaa Ichez
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG-13
Cast : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee
Taemin.
Length : Chapter.
Desclaimer : This story is
originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is
not real. Enjoy reading!
Yunbi berjalan lemas di koridor lantai
dua menuju ke ruang guru. Hari ini dia adalah petugas piket yang mendapatkan
tanggung jawab untuk mengumpulkan semua buku siswa kelas 2-3 ke meja Mr Ha. Sebenarnya
tugas ini bukanlah tugas yang berat, lagipula Yunbi sudah menolak bantuan
Taemin untuk melakukannya seorang diri. Tapi pikiran Yunbi lah yang membuat
badannya serasa begitu berat ketika ia setiap kali melangkah.
Ya… Key sudah mengetahui
identitas aslinya. Yunbi tidak sanggup menolak ataupun menyanggahnya lagi. Ia
sudah tertangkap basah. Tadi malam begitu mengetahui Key adalah orang yang
menolongnya, Yunbi tidak bisa berkata apapun. Ia hanya spontan berlari dari
sana untuk mencari tempat persembunyian lain.
Yunbi memang bodoh. Ia tahu
meskipun tadi malam ia berhasil kabur, itu tidak akan merubah nasibnya. Bisa
dipastikan sebentar lagi Key akan mengungkapkan semuanya dan membuat identitas
Yunbi terbongkar.
Karena sibuk melamun, tanpa
sadar Yunbi menabrak seseorang ketika ia berjalan di belokan. Semua buku yang
dibawanya pun jatuh berserakan di lantai.
“Ah! Mianheyo… aku tidak
sengaja…” Yunbi langsung mengambil satu persatu buku itu sambil meminta maaf.
“Gwenchana, Bi-yah.” Jawab orang
itu dengan nada rendah. Spontan Yunbi menengok ke seseorang yang ikut
berjongkok membantunya mengumpulkan buku.
“Biar aku yang membawanya.”
Dia Minho. Sampai namja itu
selesai mengumpulkan semua buku, Yunbi masih tidak bisa berkata apapun.
“Ah tidak-tidak. Biar aku saya
Op.. oh hyung.” Yunbi menunduk.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya
Minho kali ini mengamati Yunbi lebih dekat. “Wajahmu tidak seperti biasanya.”
Yunbi langsung membuang mukanya.
“Aku tidak papa Hyung.” Ia menjulurkan kedua tangannya. “Itu… biar aku yang
membawanya.”
“Tapi…”
“Dia sudah bilang kalau dia
tidak pa-pa bukan?” tiba-tiba suara lain terdengar. Bahkan dengan cepat orang
itu langsung memeluk Yunbi dari samping. Membuat Yunbi mendadak mematung
ditempat.
“Nuguseyo?” tanya Minho sopan.
“Aku Key teman sekelas Yunbi.
Buku itu biar aku yang membawanya.” Jawab Key tidak memberikan Minho kesempatan
untuk bertanya lagi. Ia langsung meraih buku itu dari Minho, mengapitnya dengan
tangan kiri, kemudian tangan kanannya langsung ‘menggeret’ Yunbi dari sana.
“Ekspresi apa-apaan itu.” Cibir
Key ketika mereka sudah agak menjauh. “Kau benar-benar terlihat seperti ABG
yang baru saja jatuh cinta huh.”
Yunbi menyenggol Key dengan
sikunya. “Lepaskan tanganmu!”
Key menyeringai. “Aku kira
urusan kita belum selesai.”
Tak ada jawaban.
“Nanti malam pukul 10 aku tunggu
kau di gedung olahraga.” Ucap Key sambil mengembalikan tumpukan buku-buku itu.
“Jangan lupa memakai hoodie biru navy yang biasa kau pakai.” Sindirnya kemudian
mendahului Yunbi berjalan menuruni tangga.
Yunbi membola. Bagaimana Key
bisa tahu kalau Yunbi sering memakai hoodie warna biru navy dan selalu
bersembunyi di gedung olahraga? Apakah selama ini Key selalu membuntutinya?
Yunbi jadi penasaran sejauh mana
Key mengetahui rahasia yang selalu ia simpan dengan hati-hati.
***
Malam yang sama, pukul 22.00.
Yunbi tiduran di atas kasurnya sambil mendengarkan music. Minho sedang duduk
didepan meja belajar sambil mengerjakan soal-soal try out, sedangkan Taemin
asik menonton drama di karpet tengah ruangan. Mereka semua sibuk melakukan
kegiatan masing-masing tanpa saling menukar bahan obrolan. Padahal biasanya
Taemin paling berisik, apalagi ketika drama yang ia tonton tengah menayangkan
adegan ciuman. Yunbi pun memilih mendengarkan music melalui headset karena ia
tidak ingin mengganggu konsentrasi Minho meskipun sudah sejak 2 jam yang lalu
namja itu tidak berkata apapun.
Ditengah keheningan, jam tangan
Yunbi seketika bordering. Taemin langsung bangkit dan mengunci pintu kamar
asrama, sedangkan Minho menarik korden jendela. Mereka berdua dengan kompak
melihat kea rah Yunbi yang perlahan berubah menjadi yeoja. Tapi Yunbi masih
cuek memainkan ponselnya tanpa membalas pandangan dari dua namja itu.
Karena tak ada reaksi apapun
akhirnya Minho dan Taemin beringsut ke tempat mereka masing-masing. Tapi belum
juga lembaran try out itu berpindah, Yunbi yang semula tengah posisi tidur
tiba-tiba bangun dan mengambil jaket yang tergantung di balik pintu.
“Mau kemana kau?” seru mereka
bersamaan.
“Keluar.”
“Biar kutemani.” Taemin yang
lebih dulu mengajukan diri. Minho yang semula ingin ikut bangkit kembali duduk
di bangkunya.
“Tidak perlu.” Ucap Yunbi sambil
memakai hoodie dan mengambil slipper. “Jangan ikuti aku.”
Blam!
Pintu itu tertutup. Kedua
penghuninya hanya bisa terdiam melihat punggung Yunbi yang menghilang di
baliknya. Pertama kalinya mereka Yunbi bersikap seperti ini, membuat Taemin dan
Minho tidak bisa berkomentar banyak.
Pasti
ada sesuatu. Pasti terjadi sesuatu. Minho tau itu.
Dengan
langkah yang berat, Yunbi berjingkat menghindari genangan air dari asrama
menuju ke ruang olah raga. Yunbi sudah sangat hafal dengan rute pak satpam yang setiap malam melakukan patroli di
seluruh penjuru sekolah. Oleh karena itu dia memilih jalan memutar di area luar
gedung sekolah.
Belum
juga Yunbi masuk ke dalam gedung olahraga, seseorang yang ia cari sudah
menunggu di depan pintu masuk utama. Orang itu langsung tersenyum puas begitu
ia melihat Yunbi berjalan dari kejauhan.
“Ikut
aku.” Key langsung mengawali langkah diikuti dengan Yunbi yang mengekor di
belakangnya. Rupanya malam ini bukan gedung olahraga yang menjadi tujuan
mereka, melainkan ruang music yang sering Yunbi pakai untuk bermain piano.
“Cepat
katakan kenapa kau ingin bertemu denganku.” Ucap Yunbi to the point begitu ia
selesai menutup pintu ruangan dengan perlahan.
“Tidak
perlu buru-buru.” Key justru duduk di pinggiran podium sambil menyilangkan
kakinya. “Lagipula diluar masih hujan.” Ia menunjuk jendela dengan ujung
dagunya. “Ataukah… berjalan-jalan dengan wujud asli di malam hari memang hobimu
huh?”
Yunbi
melengos.
“Aku
ingin menagih janjimu.”
‘Janji?’
“Kuharap
kau tidak berpura-pura bodoh dengan melupakan kata-kata yang kau ucapkan
sendiri.” Kali ini Key menyilangkan kedua tangannya sambil menatap Yunbi tajam.
“Lagipula kau masih pacarku bukan?”
Yunbi
membalas tatapan itu nanar. Ia tahu kalau pada akhirnya Key pasti tidak akan
tinggal diam saat mengetahui rahasia terbesar yang Yunbi miliki. Key memang
bukan tipikal orang yang senang mencampuri urusan orang lain, namun dia hanya
memikirkan hal yang menguntungkan baginya.
“Geurae!
Tapi dengan satu syarat.”
Suara
tawasumbang terdengar dari namja berjaket denim itu, “Kau pikir aku sedang
membuat kesepakatan sekarang?” Ia kemudian berdiri dan mendekati Yunbi. “Dalam
situasi ini hanya kau yang bisa celaka, YUNBI. Kau bahkan tak bisa
‘menyentuhku’.”
“Kau
pikir aku tidak punya rahasia tentang dirimu?” Yunbi tidak mau kalah. “Aku tahu
kau sudah memalsukan data tentang dirimu dan menghapus catatan kriminalmu. Aku
bahkan punya buktinya.” Dia hanya menduga sebenarnya, padahal Yunbi tidak
memiliki apapun.
“Lakukan-lakukan…
lakukan semaumu.”
Yunbi
tersenyum sinis. “Aku tidak akan melakukannya, asal kau tidak menyebarkan
identitas asliku.”
Key
tertawa lagi, ia menyandarkan punggungnya di samping Yunbi. “Aku tidak pernah
tahu kalau kau begitu ingin bertahan di sebuah tempat bernama ‘sekolah’.”
Benar.
Yunbi pun baru menyadarinya setelah Key mengucapkan kalimat itu. Kenapa selama
ini Yunbi mati-matian untuk menyembunyikan identitasnya? Kenapa Yunbi begitu
takut disaat orang lain mengetahui siapa dia? Bahkan Yunbi tidak ingin Oppanya
tahu bagaimana ia sekarang.
Kenapa?
Kenapa Yunbi harus melakukan itu?
Bukankah
jika ia membuat ‘masalah’ disekolah ini maka ia akan dengan cepat dikeluarkan
dan ‘bebas’ dari penjara yang sudah dibuat appanya? Ia bahkan bisa kembali ke
Seoul dan membuat appanya malu dengan perbuatannya.
Kenapa?
Kenapa Yunbi tidak melakukan itu?
Yunbi
hanya sanggup menatap Key tanpa sepatah katapun. Ia tidak menyangka orang
semacam Key bisa mengingatkannya akan hal sepenting ini.
Dan
jawabannya adalah… karena Yunbi ingin tetap bersekolah disini. Meskipun setiap
hari ia dihantui perasaan takut, meskipun begitu banyak peraturan yang membuat
hidupnya terkekang, meskipun Yunbi tidak mampu melakukan hal sebebas dulu, tapi
Yunbi mati-matian tetap ingin bertahan.
Disini
Yunbi menemukan kehangatan, pengorbanan dan… teman. Hal yang belum pernah Yunbi
temukan sebelumnya. Bahkan disaat ia tidak pernah sama sekali meminta bantuan,
teman selalu ada untuknya. Hari-hari Yunbi tidak pernah terasa sepi. Ada
seseorang yang selalu ingin ia tunggu setiap kali pulang sekolah. Ada seseorang
yang membuat hatinya berdebar setiap kali bertemu. Ada…. Perasaan asing itu
selalu ada. Dan Yunbi tidak ingin meninggalkannya begitu saja.
Apapun
yang terjadi Yunbi ingin bertahan.
“Aku
akan melakukannya.” Jawab Yunbi mantab. “Aku akan melakukan apa yang kau
inginkan. Apapun itu.”
Key
tersenyum puas. “Tidak kusangka kau percaya semudah ini.” Namja itu kemudian
menggeser badannya dan berdiri tepat didepan Yunbi, mengunci tubuh Yunbi dengan
tangannya.
“Bahkan
setelah kau tidak menggunakan ‘apapun’, kau justru terlihat semakin cantik.”
Tepat ketika Key selesai mengucapkan kalimat itu, ia langsung mendekatkan
wajahnya kea rah Yunbi. Tangannya kini sudah memegang kedua bahu Yunbi dengan
kuat dan merapatkannya di tembok.
“Kibum-ah!” Yunbi mendorong Key sekuat tenaga
tapi tidak berhasil. Yeoja itu berusaha mengalihkan wajahnya tapi Kibum masih
bisa mengendalikan tubuh itu dengan mudah.
Dengan
paksaan, akhirnya namja itu memberikan ciuman di bibir Yunbi.
“Apa
yang kalian lakukan?”
Keduanya
tersentak dan menoleh kea rah pintu yang ada di sisi kiri Yunbi. Disana
terlihat namja dengan kaos oblong dan sebuah celana training berdiri sambil
memegang handfone dengan flash kamera yang menyala. Tampaknya namja itu sedikit
terburu-buru sampai dia lupa membawa jaket, dan mengakibatkan kaos di area
bahunya basah terkena air hujan.
“Kita
bertemu lagi, Sunbaenim.” Key tersenyum menyambut kedatangan namja yang
ternyata adalah Minho itu.
Minho
lantas menatap Key dari atas sampai bawah. Ia masih ingat siapa namja itu,
namun yang membuat Minho heran adalah… sejak kapan Key mengetahui bahwa Yunbi
memiliki identitas lain yang merupakan seorang yeoja?
“Yunbi-yah.. gwenchana?” Minho lantas
mengalihkan pandangannya pada Yunbi yang tampak menunduk.
“Ah
sepertinya sebentar lagi penjaga akan lewat sini.” Ucap Key cuek kemudian
mendekati pintu masuk. “Kalau begitu aku pamit dulu. Selamat malam, Sunbaenim.”
Begitu
Key pergi, Yunbi pun bergerak keluar. Tapi Minho lebih dulu meraih lengannya
dan menghentikan langkah yeoja itu.
Dia
membola ketika mengetahui ternyata Yunbi tengah menangis disana.
“Bi…
apa yang terjadi?”
Yunbi
hanya menyingkirkan tangan Minho dari lengannya, berusaha pergi. Tapi kali ini
Minho justru mengunci tubuh yeoja itu dengan kedua tangannya, memenjarakan
Yunbi dalam pelukannya.
“Geurae
aku tidak akan bertanya lagi.” Ucapnya lirih di telinga Yunbi. “Tapi kumohon
jangan pergi, Yunbi. Biarkan aku menemanimu disini.”
Dan
kali ini tangis itu benar-benar tidak sanggup Yunbi sembunyikan lagi. Ia
menumpakan segalanya di dada seorang namja yang selalu saja datang disaat Yunbi
tengah membutuhkannya. Yunbi sangat ingin menceritakan segalanya pada namja itu
seperti yang selalu ia lakukan selama ini. Tapi tampaknya mulai sekarang Yunbi
harus menjauhinya.
Ya…
Yunbi harus menjauhi Minho jika tidak ingin identitasnya terbongkar. Ia tidak
memiliki pilihan lain.
-To
Be Continue-
Masih ada kok kk yg bca, jgn pantang semangat buat lanjutin ff nya. Oh iya aku penasaran bgt sma Key, disni dia misterius bgt, tiba" sklh di sklh yg sma dgn Yunbi, trus dia tau klo Yunbi itu adlh cewek (mantannya). Aku penasaran gmn dia bsa tau klo Yunbi itu cwek dan apa sbnrnya yg dia rencanain.
ReplyDelete