Monday, 1 May 2017

FF SHINee : Pixie Rain [Part 14]



HEIHOOO
SETELAH SEKIAN LAMA SAYA KEMBALI LAGI HEHEHE
YAH WALAUPUN UDAH NGGA ADA YANG BACA NGGA PAPA LAH.
DARIPADA NGGA DITERUSIN KAN KASIAN YUNBI HEHE
KALO GITU LANGSUNG AJAA
HAPPY READING!
*maaf caps jebol :p*


Tittle                    : Pixie Rain [Part 14]
Author                                : Ichaa Ichez
Genre                  : Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating                 : PG-13
Cast                      : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee Taemin.
Length                : Chapter.
Desclaimer        : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                Yunbi berjalan lemas di koridor lantai dua menuju ke ruang guru. Hari ini dia adalah petugas piket yang mendapatkan tanggung jawab untuk mengumpulkan semua buku siswa kelas 2-3 ke meja Mr Ha. Sebenarnya tugas ini bukanlah tugas yang berat, lagipula Yunbi sudah menolak bantuan Taemin untuk melakukannya seorang diri. Tapi pikiran Yunbi lah yang membuat badannya serasa begitu berat ketika ia setiap kali melangkah.
                Ya… Key sudah mengetahui identitas aslinya. Yunbi tidak sanggup menolak ataupun menyanggahnya lagi. Ia sudah tertangkap basah. Tadi malam begitu mengetahui Key adalah orang yang menolongnya, Yunbi tidak bisa berkata apapun. Ia hanya spontan berlari dari sana untuk mencari tempat persembunyian lain.
                Yunbi memang bodoh. Ia tahu meskipun tadi malam ia berhasil kabur, itu tidak akan merubah nasibnya. Bisa dipastikan sebentar lagi Key akan mengungkapkan semuanya dan membuat identitas Yunbi terbongkar.
                Karena sibuk melamun, tanpa sadar Yunbi menabrak seseorang ketika ia berjalan di belokan. Semua buku yang dibawanya pun jatuh berserakan di lantai.
                “Ah! Mianheyo… aku tidak sengaja…” Yunbi langsung mengambil satu persatu buku itu sambil meminta maaf.
                “Gwenchana, Bi-yah.” Jawab orang itu dengan nada rendah. Spontan Yunbi menengok ke seseorang yang ikut berjongkok membantunya mengumpulkan buku.
                “Biar aku yang membawanya.”
                Dia Minho. Sampai namja itu selesai mengumpulkan semua buku, Yunbi masih tidak bisa berkata apapun.
                “Ah tidak-tidak. Biar aku saya Op.. oh hyung.” Yunbi menunduk.
                “Apa kau baik-baik saja?” tanya Minho kali ini mengamati Yunbi lebih dekat. “Wajahmu tidak seperti biasanya.”
                Yunbi langsung membuang mukanya. “Aku tidak papa Hyung.” Ia menjulurkan kedua tangannya. “Itu… biar aku yang membawanya.”
                “Tapi…”
                “Dia sudah bilang kalau dia tidak pa-pa bukan?” tiba-tiba suara lain terdengar. Bahkan dengan cepat orang itu langsung memeluk Yunbi dari samping. Membuat Yunbi mendadak mematung ditempat.
                “Nuguseyo?” tanya Minho sopan.
                “Aku Key teman sekelas Yunbi. Buku itu biar aku yang membawanya.” Jawab Key tidak memberikan Minho kesempatan untuk bertanya lagi. Ia langsung meraih buku itu dari Minho, mengapitnya dengan tangan kiri, kemudian tangan kanannya langsung ‘menggeret’ Yunbi dari sana.
                “Ekspresi apa-apaan itu.” Cibir Key ketika mereka sudah agak menjauh. “Kau benar-benar terlihat seperti ABG yang baru saja jatuh cinta huh.”
                Yunbi menyenggol Key dengan sikunya. “Lepaskan tanganmu!”
                Key menyeringai. “Aku kira urusan kita belum selesai.”
                Tak ada jawaban.
                “Nanti malam pukul 10 aku tunggu kau di gedung olahraga.” Ucap Key sambil mengembalikan tumpukan buku-buku itu. “Jangan lupa memakai hoodie biru navy yang biasa kau pakai.” Sindirnya kemudian mendahului Yunbi berjalan menuruni tangga.
                Yunbi membola. Bagaimana Key bisa tahu kalau Yunbi sering memakai hoodie warna biru navy dan selalu bersembunyi di gedung olahraga? Apakah selama ini Key selalu membuntutinya?
                Yunbi jadi penasaran sejauh mana Key mengetahui rahasia yang selalu ia simpan dengan hati-hati.
***
                Malam yang sama, pukul 22.00. Yunbi tiduran di atas kasurnya sambil mendengarkan music. Minho sedang duduk didepan meja belajar sambil mengerjakan soal-soal try out, sedangkan Taemin asik menonton drama di karpet tengah ruangan. Mereka semua sibuk melakukan kegiatan masing-masing tanpa saling menukar bahan obrolan. Padahal biasanya Taemin paling berisik, apalagi ketika drama yang ia tonton tengah menayangkan adegan ciuman. Yunbi pun memilih mendengarkan music melalui headset karena ia tidak ingin mengganggu konsentrasi Minho meskipun sudah sejak 2 jam yang lalu namja itu tidak berkata apapun.
                Ditengah keheningan, jam tangan Yunbi seketika bordering. Taemin langsung bangkit dan mengunci pintu kamar asrama, sedangkan Minho menarik korden jendela. Mereka berdua dengan kompak melihat kea rah Yunbi yang perlahan berubah menjadi yeoja. Tapi Yunbi masih cuek memainkan ponselnya tanpa membalas pandangan dari dua namja itu.
                Karena tak ada reaksi apapun akhirnya Minho dan Taemin beringsut ke tempat mereka masing-masing. Tapi belum juga lembaran try out itu berpindah, Yunbi yang semula tengah posisi tidur tiba-tiba bangun dan mengambil jaket yang tergantung di balik pintu.
                “Mau kemana kau?” seru mereka bersamaan.
                “Keluar.”
                “Biar kutemani.” Taemin yang lebih dulu mengajukan diri. Minho yang semula ingin ikut bangkit kembali duduk di bangkunya.
                “Tidak perlu.” Ucap Yunbi sambil memakai hoodie dan mengambil slipper. “Jangan ikuti aku.”
                Blam!
                Pintu itu tertutup. Kedua penghuninya hanya bisa terdiam melihat punggung Yunbi yang menghilang di baliknya. Pertama kalinya mereka Yunbi bersikap seperti ini, membuat Taemin dan Minho tidak bisa berkomentar banyak.
Pasti ada sesuatu. Pasti terjadi sesuatu. Minho tau itu.
Dengan langkah yang berat, Yunbi berjingkat menghindari genangan air dari asrama menuju ke ruang olah raga. Yunbi sudah sangat hafal dengan rute pak satpam  yang setiap malam melakukan patroli di seluruh penjuru sekolah. Oleh karena itu dia memilih jalan memutar di area luar gedung sekolah.
Belum juga Yunbi masuk ke dalam gedung olahraga, seseorang yang ia cari sudah menunggu di depan pintu masuk utama. Orang itu langsung tersenyum puas begitu ia melihat Yunbi berjalan dari kejauhan.
“Ikut aku.” Key langsung mengawali langkah diikuti dengan Yunbi yang mengekor di belakangnya. Rupanya malam ini bukan gedung olahraga yang menjadi tujuan mereka, melainkan ruang music yang sering Yunbi pakai untuk bermain piano.
“Cepat katakan kenapa kau ingin bertemu denganku.” Ucap Yunbi to the point begitu ia selesai menutup pintu ruangan dengan perlahan.
“Tidak perlu buru-buru.” Key justru duduk di pinggiran podium sambil menyilangkan kakinya. “Lagipula diluar masih hujan.” Ia menunjuk jendela dengan ujung dagunya. “Ataukah… berjalan-jalan dengan wujud asli di malam hari memang hobimu huh?”
Yunbi melengos.
“Aku ingin menagih janjimu.”
‘Janji?’
“Kuharap kau tidak berpura-pura bodoh dengan melupakan kata-kata yang kau ucapkan sendiri.” Kali ini Key menyilangkan kedua tangannya sambil menatap Yunbi tajam. “Lagipula kau masih pacarku bukan?”
Yunbi membalas tatapan itu nanar. Ia tahu kalau pada akhirnya Key pasti tidak akan tinggal diam saat mengetahui rahasia terbesar yang Yunbi miliki. Key memang bukan tipikal orang yang senang mencampuri urusan orang lain, namun dia hanya memikirkan hal yang menguntungkan baginya.
“Geurae! Tapi dengan satu syarat.”
Suara tawasumbang terdengar dari namja berjaket denim itu, “Kau pikir aku sedang membuat kesepakatan sekarang?” Ia kemudian berdiri dan mendekati Yunbi. “Dalam situasi ini hanya kau yang bisa celaka, YUNBI. Kau bahkan tak bisa ‘menyentuhku’.”
“Kau pikir aku tidak punya rahasia tentang dirimu?” Yunbi tidak mau kalah. “Aku tahu kau sudah memalsukan data tentang dirimu dan menghapus catatan kriminalmu. Aku bahkan punya buktinya.” Dia hanya menduga sebenarnya, padahal Yunbi tidak memiliki apapun.
“Lakukan-lakukan… lakukan semaumu.”
Yunbi tersenyum sinis. “Aku tidak akan melakukannya, asal kau tidak menyebarkan identitas asliku.”
Key tertawa lagi, ia menyandarkan punggungnya di samping Yunbi. “Aku tidak pernah tahu kalau kau begitu ingin bertahan di sebuah tempat bernama ‘sekolah’.”
Benar. Yunbi pun baru menyadarinya setelah Key mengucapkan kalimat itu. Kenapa selama ini Yunbi mati-matian untuk menyembunyikan identitasnya? Kenapa Yunbi begitu takut disaat orang lain mengetahui siapa dia? Bahkan Yunbi tidak ingin Oppanya tahu bagaimana ia sekarang.
Kenapa? Kenapa Yunbi harus melakukan itu?
Bukankah jika ia membuat ‘masalah’ disekolah ini maka ia akan dengan cepat dikeluarkan dan ‘bebas’ dari penjara yang sudah dibuat appanya? Ia bahkan bisa kembali ke Seoul dan membuat appanya malu dengan perbuatannya.
Kenapa? Kenapa Yunbi tidak melakukan itu?
Yunbi hanya sanggup menatap Key tanpa sepatah katapun. Ia tidak menyangka orang semacam Key bisa mengingatkannya akan hal sepenting ini.
Dan jawabannya adalah… karena Yunbi ingin tetap bersekolah disini. Meskipun setiap hari ia dihantui perasaan takut, meskipun begitu banyak peraturan yang membuat hidupnya terkekang, meskipun Yunbi tidak mampu melakukan hal sebebas dulu, tapi Yunbi mati-matian tetap ingin bertahan.
Disini Yunbi menemukan kehangatan, pengorbanan dan… teman. Hal yang belum pernah Yunbi temukan sebelumnya. Bahkan disaat ia tidak pernah sama sekali meminta bantuan, teman selalu ada untuknya. Hari-hari Yunbi tidak pernah terasa sepi. Ada seseorang yang selalu ingin ia tunggu setiap kali pulang sekolah. Ada seseorang yang membuat hatinya berdebar setiap kali bertemu. Ada…. Perasaan asing itu selalu ada. Dan Yunbi tidak ingin meninggalkannya begitu saja.
Apapun yang terjadi Yunbi ingin bertahan.
“Aku akan melakukannya.” Jawab Yunbi mantab. “Aku akan melakukan apa yang kau inginkan. Apapun itu.”
Key tersenyum puas. “Tidak kusangka kau percaya semudah ini.” Namja itu kemudian menggeser badannya dan berdiri tepat didepan Yunbi, mengunci tubuh Yunbi dengan tangannya.
“Bahkan setelah kau tidak menggunakan ‘apapun’, kau justru terlihat semakin cantik.” Tepat ketika Key selesai mengucapkan kalimat itu, ia langsung mendekatkan wajahnya kea rah Yunbi. Tangannya kini sudah memegang kedua bahu Yunbi dengan kuat dan merapatkannya di tembok.
 “Kibum-ah!” Yunbi mendorong Key sekuat tenaga tapi tidak berhasil. Yeoja itu berusaha mengalihkan wajahnya tapi Kibum masih bisa mengendalikan tubuh itu dengan mudah.
Dengan paksaan, akhirnya namja itu memberikan ciuman di bibir Yunbi.
“Apa yang kalian lakukan?”
Keduanya tersentak dan menoleh kea rah pintu yang ada di sisi kiri Yunbi. Disana terlihat namja dengan kaos oblong dan sebuah celana training berdiri sambil memegang handfone dengan flash kamera yang menyala. Tampaknya namja itu sedikit terburu-buru sampai dia lupa membawa jaket, dan mengakibatkan kaos di area bahunya basah terkena air hujan.
“Kita bertemu lagi, Sunbaenim.” Key tersenyum menyambut kedatangan namja yang ternyata adalah Minho itu.
Minho lantas menatap Key dari atas sampai bawah. Ia masih ingat siapa namja itu, namun yang membuat Minho heran adalah… sejak kapan Key mengetahui bahwa Yunbi memiliki identitas lain yang merupakan seorang yeoja?
                “Yunbi-yah.. gwenchana?” Minho lantas mengalihkan pandangannya pada Yunbi yang tampak menunduk.
“Ah sepertinya sebentar lagi penjaga akan lewat sini.” Ucap Key cuek kemudian mendekati pintu masuk. “Kalau begitu aku pamit dulu. Selamat malam, Sunbaenim.”
Begitu Key pergi, Yunbi pun bergerak keluar. Tapi Minho lebih dulu meraih lengannya dan menghentikan langkah yeoja itu.
Dia membola ketika mengetahui ternyata Yunbi tengah menangis disana.
“Bi… apa yang terjadi?”
Yunbi hanya menyingkirkan tangan Minho dari lengannya, berusaha pergi. Tapi kali ini Minho justru mengunci tubuh yeoja itu dengan kedua tangannya, memenjarakan Yunbi dalam pelukannya.
“Geurae aku tidak akan bertanya lagi.” Ucapnya lirih di telinga Yunbi. “Tapi kumohon jangan pergi, Yunbi. Biarkan aku menemanimu disini.”
Dan kali ini tangis itu benar-benar tidak sanggup Yunbi sembunyikan lagi. Ia menumpakan segalanya di dada seorang namja yang selalu saja datang disaat Yunbi tengah membutuhkannya. Yunbi sangat ingin menceritakan segalanya pada namja itu seperti yang selalu ia lakukan selama ini. Tapi tampaknya mulai sekarang Yunbi harus menjauhinya.
Ya… Yunbi harus menjauhi Minho jika tidak ingin identitasnya terbongkar. Ia tidak memiliki pilihan lain.
-To Be Continue-

1 comment:

  1. Masih ada kok kk yg bca, jgn pantang semangat buat lanjutin ff nya. Oh iya aku penasaran bgt sma Key, disni dia misterius bgt, tiba" sklh di sklh yg sma dgn Yunbi, trus dia tau klo Yunbi itu adlh cewek (mantannya). Aku penasaran gmn dia bsa tau klo Yunbi itu cwek dan apa sbnrnya yg dia rencanain.

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...