Little update, semuanya masih sama kog dari yang terakhir kali aku tulis. Masih struggle with myself and all my expectation yang sebenernya pelan2 ngebunuh diri aku sendiri dari dalam.
Tahun ini aku menginjak usia akhir 30 alias sebentar lagi menginjak usia 31 tahun. Tapi struggle aku maybe sama kaya yang dirasain usia2 di lagu idgitaf berjudul takut karena di usia ini aku baru memulai ke life crisisnya seseorang sebelum msuk menjadi sandwidch generation.
Aku suka banget nulis kalau perasaan aku lagi ngga OK. Makannya kalian bisa lihat aku lagi haha. Dengan nulis, aku bisa keluarin sesuatu yang menggema keras di kepala aku tanpa aku harus cerita ke orang lain dimana aku terkadang mikir "mereka udh punya problem, kalo aku kasih problem lagi kan kasihan." Jadi... menulis adalah jalan ninjaku!
Kalo disuruh ngebahas judul dari postingan ini, kayaknya kalian udah sering banget ya denger kalimat itu. Entah dari judul drama korea, judul lagu atau bahkan quotes2 yang kalian temuin di FYP kalian. Saking seringnya udah kaya... Oh ya Its Okay not To Be Okay yaudah artinya ngga papa buat jadi "papa". Dah gitu aja. Bener kog, engga ada yang salah. Tapi disaat kamu lagi bener2 sesak dengan keadaan kemudian akhirnya kamu menyerah dan berhenti di titik Its Okay not To Be Okay, itu akan sangat terasa berbeda.
Sama kaya yang aku tulis di paragraf kedua, kelimat kedua, skrg aku lagi struggle with myself and my expectation. Beberapa minggu ini bener-bener berat sampe nangis dan berdoa pun ngga bisa bikin tenang 100%. Sedih rasanya berfikir kaya gitu, but its real. Biasanya kalau ada masalah aku selalu berdoa (walaupun ngga ada masalah juga berdoa), tp berdoanya kaya... two times harder? Dan berharap besoknya semua kelar dan kembali seperti semula. Kembali baik-baik aja seperti yang aku harapkan.
Sayangnya.. kenyataannya engga.
Besoknya aku masih tetep sakit, tetep sesek dan tetep nangis. Begitu terus sampe 'my worse scenario' akhirnya kambuh.
Sampe di titik aku ngerasa capek dan berfikir, please... aku ngga bisa diginiin. Aku ngga kuat. Aku ngga bisa bertahan lebih lama lagi. Aku capek harus act like everything is okay padahal didalam hatiku lagi hancur berantakan. Sesek banget dan aku ngga kuat.
Little update (lagi), aku sekarang punya hobi baru yaitu bengong (wkwkw). Kadang bengong di pinggir jalan pas aku istirahat sepedaan, atau bengong di depan indomaret ditemani sekaleng adem sari chingu. karena chingu adalah teman wkwkkww garing lol
Dulu aku paling ngga suka berada di keramaian (sejujurnya sekarang pun iya), tapi karena kemaren sempet no privasi pas dirumah yang memaksa aku akhirnya harus keluar jadi ya.. mau ngga mau pergi. Anehnya skrg ngerasa nyaman duduk di antara orang2 yang engga kenal aku. Aku ngerasa jadi ngga perlu act like someone else. Aku bebas terlihat seperti apapun yang aku ingin perlihatkan. Dan aku ngga peduli juga apa yang mereka pikirkan tentang aku. Kalo aku pas mau bengong yaudah bengong aja. Bisa berjam2 didepan indomaret tau wkwkwk
Oke balik lagi ke topik. Disaat aku udah mencapai batas kemampuan aku dan ngga bisa nahan lagi, ngga ada cara lain selain melepas semuanya biar aku tetep waras.
FYI, aku tipe orang yang memegang semua kendali atas diriku dan apa yang terjadi dalam diriku. Jadi ketika ada sesuatu yang 'miss' yang menimpaku, aku bakalan berusaha semaksimal mungkin buat benerin itu secepatnya. Karena i have expectation, i have plan, and it all set in my brain. I cant let it wrong, or miss even if itu sebenernya terjadi diluar kemampuan aku.
JELEKNYA AKU DISITU DAN SULIT UNTUK NGERUBAHNYA.
MBTI aku INFJ dan kamu ngerti lah si ratu planing ini ngga akan tenang kalo ada satu dari rencananya yang berjalan ngga sesuai sama yang dia pengenin. Itu bakalan bikin dia ngga mood seharian. asli.
Kenyataanya, banyak (banget) hal didunia ini yang ngga bisa kita kendalikan. Oke kita bisa berusaha semaksimal mungkin tapi hasilnya gimana kan terkadang ngga sesuai sama ekspektasi kita. 'Miss'nya aku disitu. Strugglenya aku disitu. Secara ngga langsung aku ngga terima nih sama kenyataan, aku ngga bisa terima dengan keadaan yang begini. Kalau aku udah berusaha sekeras ini harusnya aku dapet hasil begini dong. itu yang ada dalam mindset aku.
Dan ternyata hal yang 'miss' itu muncul juga di orang yang paling aku harapkan didunia ini. Sampe akhirnya dia di titik.... mungkin dia capek juga dengan all of my expectation. But hes not leave me. He love me so much but he needs time, a lot.
Disituasi seperti ini pun aku masih punya mindset yang sama, bahwa jika aku berusaha harusnya dia bisa ngasih yang aku mau dong. But HEY! Ada ngga sih yang bisa tampar aku sekarang?
Akhirnya akupun sesek sendiri sama all my wish dan... i choose to letting go. All my expectation. All my worriness. All the hurts... all...
Aku ngelepasin semuanya. Setelah semua tamparan lewat rasa sakit itu akhirnya aku sadar. Bahwa aku ngga bisa maksa seseorang untuk jadi apa yang aku pengenin, untuk sembuh secepat yang aku harapkan.
Aku sakit. Dia juga. We need time.
Setelah beberapa lama struggle sama keadaan akhirnya aku berhenti di titik itu. It's Okay Not To Be Okay. Aku ngga harus maksain sesuatu, apalagi yang terjadi di luar kendaliku. Setiap orang punya prosesnya masing-masing kan. Lepasin semuanya. Engga papa untuk jadi terluka kaya sekarang, ngga papa kalau yang terjadi ngga sesuai sama yang aku inginin.
Kalau bisa dibilang sih... Aku sudah cukup berdamai dengan diri aku yang sekarang. Saatnya hela nafas dalam2. berhenti nengok ke belakang, ngitung2 hari udah berapa lama gini dan gitu dan bla blabla.
kalau ternyata emaang gini yaudah...
Lepaasin semuanya. biar ga berat hehehe
Dan buat kalian semua yang masih struggle sama ekspektasi kalian, atau masih sering overthinking karena pencapaian kalian, its okay. take your time. Semua ada waktunya kog, ngga harus sekarang.
Terakhir, sesulit apapun masalahmu jangan lupa percaya sama Tuhan ya. Dia pasti akan kasih yang terbaik buat kamu walaupun engga mesti sekarang.
No comments:
Post a Comment