Alohaaa
fuchsia-lover-deul(?)
Di
siang bolong ini saya dating membawa sepaket fuchsia beserta cast dan tag
nya(?)
Maaf
baru bias posting sekarang, inipun gara2 dilembur tadi malem ampe jam 1. Entah kenapa
tadi malem tiba2 datang keajaiban(?) yang membuat mood saya tiba-tiba naik lagi
:p
Buat
yang udah mulai lupa sama part sebelumnya, ini diaaa:
·
Pada akhirnya Yeonju semakin sesak dengan perasaannya sendiri. Ia
tidak tahu pasti kenapa ia selalu berubah menjadi lemah dalam sekejap setiap
kali berhadapan dengan namja ini. Hanya dengan menemukan kedua tatapan sendu
itu, tanpa terasa sudut mata Yeonju memanas. Bibirnya bergetar, dan yang it
tahu selanjutnya ia berhasil menumpahkan semua perasaan itu dalam pelukan
hangat Onew.
·
Dengan jelas Yeonju bisa melihat kilatan di mata Minho.
Namja itu seperti dirasuki iblis yang tidak bisa terpengaruh dengan hasutan
apapun. Kembali ia melayangkan pukulan pada Onew meski Onew sudah terlihat tak
berdaya. Membuat Yeonju semakin tidak tahan melihat betapa panasnya suasana
saat itu.
·
Yeonju menatap nanar sebuah punggung yang baru saja
meninggalkannya. Sosok itulah yang kini dengan jelas memilih siapa yang harus
diperjuangkan. Bukan Yeonju, melainkan seseorang yang sebelumnya telah
mendapatkan cinta pertama yeoja itu. Dan kini ia kembali mendapatkan cinta
berikutnya.
·
“KATAKAN YEONJU!! KATAKAN!” Hyosun menggoyangkan bahu Yeonju
dengan keras, tubuhnya sudah begitu panas dikuasai oleh emosi. Tidak mungkin ia
diam saja melihat kekasih dan sahabatnya sendiri begitu mesra dalam beberapa
lembar foto polaroid.
·
“Jika Oppa mencintaiku, tolong jadikan Hyosun
kekasih Oppa. Dan lupakan semua yang pernah terjadi diantara kita.”
·
“AKU BENCI KAU YEONJU! JANGAN PERNAH SEKALIPUN MUNCUL DIHADAPANKU
LAGI!!” geram Hyosun kemudian membanting pintu keras-keras.
Tittle : Fuchsia [Part 13]
Author : Ichaa Ichez
Lockets
Genre : Friendship, Romance, Angst.
Rating : T
Cast : Lee Yeonju, Kim Hyosun,
Lee Jinki (Onew), Choi Minho.
Cameo : Song Jihyo.
Length : Chapter
Desclaimer : This story is originally mine. This is
only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
- 19.08
KST -
Yeonju masih terdiam ketika seorang namja yang duduk diseberang meja
melayangkan tatapan serius padanya. Mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi
dan langkah apa yang selanjutnya dilakukan. Mereka berdua tampak duduk disudut
sebuah cafe yang kala itu sepi pengunjung, Green Cafe, tempat favorite mereka
berdua.
Sesekali Yeonju menyesap green
tea hangat yang sudah ia pesan, sedikit merilekskan diri sebelum nantinya akan
kembali menjelaskan sebuah peristiwa yang baru separuhnya ia ceritakan.
Sedangkan tepat diatas meja dihadapan Onew hanya terlihat sebuah kunci dengan
gantungan dari kayu yang tempo hari ia beli di pulau Jeju. Namja itu terlalu
antusias mendengarkan penjelasan dari Yeonju sampai-sampai ia lupa untuk
memesan sesuatu.
“Sayangnya aku belum sempat
menjelaskan semuanya pada Hyosun, Oppa.” Ucap Yeonju melanjutkan pembicaraan.
“Ia tampak begitu terkejut kemudian mengatakan kalau tidak ingin bertemu
denganku lagi.”
Onew menatap Yeonju penuh sesal,
ikut merasa bersalah.
“...Setelah itu Hyosun langsung
pergi. Dan sampai sekarang dia tidak mau mengangkat telponku.” Lanjutnya
membuang nafas panjang.
“Mungkin sudah saatnya Hyosun
tahu soal ini.” Suara berat Onew seketika membuat bahu Yeonju menurun. Ia tidak
setuju. Baginya, sampai kapanpun Hyosun tidak boleh mengetahui hal yang sudah
sejak lama ia sembunyikan.
“Foto-foto itu mestinya sudah
kubakar sejak dulu Oppa...”
Kali ini Onew yang tidak setuju.
“Ani.” Sergahnya. “Meski kau melakukannya, cepat atau lambat Hyosun tetap akan
mengetahui hal ini.”
Ucapan Onew ada benarnya. Serapat
apapun menyimpan bangkai, maka baunya akan tercium juga. Walaupun seandainya
Hyosun tidak mengetahui yang terjadi melalui foto-foto itu, tetap saja ia akan
mengetahuinya dengan cara lain. Lagipula sekarang semuanya sudah terjadi bukan?
Ragu-ragu akhirnya Yeonju meraih
sebuah kotak berwarna dark purple yang sejak tadi ia letakkan disamping tempat
duduknya. “Sepertinya aku memang harus mengembalikan ini padamu Oppa.” Yeonju
meletakkan kotak itu diatas meja. “Oppa dulu pernah bilang bahwa aku harus menyimpan ini untuk mengingat apa saja yang pernah kita lewati
bersama, tapi kurasa sekarang aku sudah tidak berhak untuk menyimpannya.” Jelas
Yeonju kemudian tersenyum tipis. “Oppa tidak usah khawatir, karena aku tidak
akan pernah melupakan apa yang sudah terjadi dulu.”
Kotak itu mematung tepat
ditengah-tengah mereka berdua. Perlahan jemari Onew membukanya dan meraih satu
lembar foto yang paling atas. Ia tersenyum.
“Aku akan membawa semua foto
dalam kotak itu kecuali yang satu ini.” Ia meletakkan sebuah foto dihadapan
Yeonju. “Bawalah... ingat aku sebagai seorang sahabat yang kini menjadi kekasih
sahabatmu.”
Yeonju menatap foto itu nanar.
Didalamnya dengan jelas terpampang senyum cerah Onew dan tawa lepas Yeonju yang
masih menggunakan seragam sekolah. Terlihat sangat natural.
“Oppa, bolehkah aku bertanya
sesuatu?”
Alis Onew terangkat.
“Bagaimana perasaan Oppa
terhadap Hyosun sekarang? Oppa benar-benar mencintainya kan?”
Onew memainkan ujung kunci
mobilnya diatas meja sambil menatap Yeonju, “Kau tidak perlu meragukan hal ini
Yeonju, perasaanku bukan karena keterpaksaan. Dulu aku menyukai sifatmu yang misterius dan apa
adanya,
jauh berbeda dengan Hyosun yang
spontan dan sering berubah mood. Mencoba mencintai Hyosun karena mencintaimu
adalah hal tersulit yang pernah kulakukan...”
Kedua ujung alis Yeonju menurun.
“...tapi lama-lama sifatnya yang
polos membuatku merasa nyaman. Dia selalu membuatku merasa dibutuhkan, selalu
membuatku ingin melindunginya. Dan sekarang aku tidak main-main dengan niat
untuk menikahinya.”
Penjelasan Onew merubah ekspresi
Yeonju dengan cepat, “Aku senang mendengarnya. Tapi masalah yang timbul
sekarang begitu rumit Oppa, aku takut akan berdampak buruk dengan hubungan
kalian.”
“Aku justru berfikir
sebaliknya.” Seloroh Onew pelan, “Bagaimanapun juga kau lebih dulu mengenal
Hyosun daripada aku. Aku tidak ingin hanya karena aku, persahabatan kalian
hancur.”
“Itu...”
“Aku akan berusaha semampuku.
Sama seperti sebelumnya, pasti kali inipun Hyosun akan memaafkan kita
berdua.”Ucap Onew yakin. “Setelah ini aku akan langsung menemuinya, kau tidak
perlu khawatir ne?”
Yeonju masih menatap Onew ragu.
Jika sebelumnya Onew berhasil mengambil hati Hyosun dengan ‘pulau Jeju’, lalu
apa sekarang?
“Tapi Yeonju, maukah kau
berjanji padaku?”
“Mm?”
“Jika nanti aku tidak bisa
menjaga Hyosun, maukah kau menjaganya untukku?”
“Oppa?”
“Apapun yang terjadi, kumohon
jangan menyerah padanya.”
Kebimbangan di hati Yeonju
semakin menjadi. “Apa Oppa tidak yakin dengan usaha kali ini?”
Onew justru tersenyum, “Tentu
saja aku yakin. Kau hanya perlu percaya kalau nantinya semua akan baik-baik
saja.”
***
- 20.23 KST -
Sebuah sedan coupe premium Audi A5 berwarna silver berjalan dengan
kecepatan 75 km/jam melewati jalanan Osan, selatan kota Seoul. Mobil itu sempat
berhenti di sebuah florist sebelum akhirnya melaju kembali menuju sebuah rumah
mewah dengan 3 tingkat bergaya eropa.
Onew memarkirkan mobilnya tepat
disisi kanan rumah itu. Ia lantas meraih sebuket bunga berwarna merah muda dari
jok belakang kemudian berjalan tenang menuju pintu utama. Tanpa mengetuk pintu
pun Onew sudah tahu bahwa salah satu orang didalam akan mengetahui
kedatangannya.
“Annyeonghaseo ahjumma, apa
Hyosun ada?” tanya Onew dengan bahasa formal sesaat setelah seorang ahjumma
berseragam hitam-putih berenda muncul dari balik pintu.
“Nona Hyosun ada, tapi-“
“Dia tidak ingin menemuiku?”
potong Onew menebak kalimat yang akan dikatakan ahjumma itu selanjutnya.
“Bukan begitu Tuan.”
“Katakan saja ada dimana Hyosun
sekarang.” Nada bicara Onew masih pelan, dia tahu kepada siapa dia sedang
berbicara.
Ahjumma itu terdiam beberapa
detik sebelum akhirnya menyebutkan tempat Hyosun berada diantara rumah
megahnya.
Masih dengan langkah yang
tenang, Onew berjalan melewati ruang tengah dimana terdapat sebuah lampu
kristal yang menjuntai dari lantai dua. Tepat dibawah lampu kristal itu
terlihat lantai marmer yang disusun berbentuk bulat, menampakkan corak
kemegahan khas selera Mr Kim yang menyukai hal yang berbau klasik.
Onew terus melanjutkan
perjalanannya melintasi ruang makan, kemudian berhenti di samping kolam halaman
belakang. Pandangannya menyapu taman seluas 10 x 15 meter itu. Selain kolam
renang, yang terlihat hanyalah kilau lampu pijar dibawah setiap pohon dan
sebuah gazebo mungil yang terbuat dari kayu.
Jantung Onew sempat berdentum
keras satu kali ketika ia menemukan dua orang tengah berpelukan disana. Namja
dan yeoja tentu saja. Sang namja tampak mengelus lembut rambut sang yeoja,
sedangkan yeoja itu terlihat menunduk sambil membisikkan sesuatu.
Onew masih kaku dalam posisinya
hingga tatapannya beradu dengan yeoja itu.
“Annyeonghaseo Hyosun.” Sapa
Onew canggung.
Pelukan itu terlepas.
“...Maaf jika aku datang disaat
yang tidak tepat, tapi ada sesuatu yang harus aku sampaikan secepatnya.”
Hyosun menatap Onew datar.
Seakan berbicara ‘apapun yang akan kau katakan sekarang tidak akan ada gunanya.’
Tapi menangkap tatapan itu, Onew justru tersenyum.
“Bisakah kita...” berbicara
berdua saja? Onew melanjutkannya dalam hati ketika menyadari ekspresi Minho
berubah. “...oke aku akan berbicara disini saja.”
Sejenak Onew tampak ragu, seolah
tidak yakin bagaimana caranya menjelaskan semua ini pada Hyosun. Tapi akhirnya
namja berambut coklat itu berujar dengan tenang.
“Semua yang kau ketahui itu
benar Hyosun. Maaf aku harus membohongimu.”
Deg!
“...Aku memang dekat dengan
Yeonju sebelum menjalin hubungan denganmu. Kami hampir saja berpacaran sampai
suatu saat Yeonju memintaku untuk menjauhinya. Setelah aku mencari tahu lebih
lanjut, ternyata Yeonju memilih untuk mundur karena ia tahu sahabatnya
mencintai orang yang sama...” Kata-kata itu melesat keluar dari mulut Onew
bagaikan lecutan cambuk, membuat wajah Hyosun seketika berubah tegang.
“...Aku tidak sanggup memaksakan
perasaanku pada Yeonju. Akhirnya aku memilih untuk terpaksa mencintaimu demi
membuat Yeonju senang karena telah memberi kebahagiaan pada sahabat yang paling
ia sayangi...”
Hyosun menarik nafas dalam,
mencoba menahan air mata yang hendak bergulir di pipinya.
“Maaf tapi yang terjadi selama
ini hanya sebuah kebohongan. Yeonju tidak mengetahui apapun. Yang ia tahu hanya
kau bahagia karena telah mendapatkanku. Apa kau kira kau pantas membenci
seseorang yang sudah mengorbankan cintanya demi kau Hyosun?”
Jantung Hyosun berdetak lebih
kencang dari biasanya. Dadanya bergemuruh, hampir saja tak sanggup percaya
siapa yang baru saja mengucapkan kata-kata itu. Saat kepedihan itu menyeruak
dalam hatinya, amarahnya sendiri meledak menjadi kobaran api.
“Jadi benar selama ini Oppa
menyukai Yeonju dan tidak mencintaiku?”
Onew tersenyum hambar, “Bukankah
aku sudah mengatakannya?”
Saat itu juga sebulir air mata
Hyosun terjatuh, bahunya bergetar hebat menahan sesak yang hampir saja membuat
ia nyaris tidak bisa bernafas. Berulang kali ia mensugesti pikirannya untuk
tidak tampak lemah dihadapan namja yang baru saja menghancurkan perasaanya,
namun usaha itu sia-sia. Bahkan sekarang air mata itu semakin mengalir tanpa
dapat ia kendalikan.
Kenyataan bahwa orang yang sudah
sangat ia cintai selama ini ternyata membohonginya terasa seperti mimpi buruk.
Hyosun ingin secepatnya bangun dan meninggalkan mimpi buruk itu, tapi ia
sendiri tahu meski ini memang mimpi buruk ia tidak sanggup pergi darinya.
Perasaan yang sudah lama
mengakar dalam hati yeoja itu kini tiba-tiba dicabut dengan paksa hingga
meninggalkan bekas yang begitu dalam, tak sanggup ditimbun maupun ditumbuhi
lagi. Hyosun sadar, jika ia masih mencoba memohon pada Onew untuk mengambil
kembali semua kata-katanya, pada akhirnya kenyataan pahit itulah yang musti ia
telan.
Akhirnya Hyosun bangkit tanpa
suara dan beranjak mendekati Onew.
“Jika memang itu yang terjadi,
akan lebih baik jika Oppa tidak pernah mencoba untuk mencintaiku...” ucapnya
lirih kemudian terus berjalan memasuki rumah.
Sebuket bunga mawar berwarna
merah muda yang sejak tadi Onew genggam seketika jatuh. Matanya terpejam,
menunduk, sekuat tenaga menahan panas yang menjalari sudut matanya. Kesunyian
yang menyusul setelah pernyataan Hyosun tadi bergaung begitu keras, menyayat
ulu hati Onew dengan satu kali kibasan.
“Tidak seharusnya kau
berbohong.” Ucap seseorang bersuara berat yang sejak tadi memilih diam.
Onew membuka matanya, butiran
kristal seketika terlihat memenuhi pelupuk mata itu. “Aku tidak berbohong.”
Sanggah Onew berusaha yakin.
“Kau boleh mengucapkan apa saja
yang bisa membuat Hyosun percaya. Tapi tatapanmu berkata lain.” Minho tahu
benar ada maksud dari kebohongan Onew saat ini. Bahkan meski ia pernah
menghajar Onew habis-habisan, setelah namja itu mengakui semuanya, perasaan
Minho justru berkata lain.
“Ada apa sebenarnya Jinki?
Kenapa kau menyerah semudah ini?”
“Tidak ada. Hanya merasa Hyosun memang perlu
membenciku.” Ia menunduk. “Kau membenciku, Hyosun membenciku... memang
seharusnya seperti itu bukan?”
Alis Minho berkerut. “Apa ini
semua karena Yeonju?” tanyanya penasaran.
Onew menggeleng pelan. “Bukan,
tapi demi persahabatan mereka.” Kemudian
ia tersenyum tipis, “Apa ini tandanya kau sekarang mempercayaiku?”
Tak ada jawaban, Minho hanya
membalas tatapan Onew dengan sorot ingin tahu. Masih tidak sanggup mengerti
kemana arah pemikiran namja itu. Jika Onew mencintai Hyosun tidak seharusnya
dia berbohong dan justru membuat Hyosun membencinya. Padahal sudah jelas-jelas
hubungan mereka berdua hampir berjalan ke arah yang lebih serius. Atau
jangan-jangan...
“Jawab dengan jujur...” ucap
Minho. “Apa kau dan Yeonju masih ada hubungan spesial?”
Pertanyaan retoris, batin Onew.
Tapi ia tidak mengabaikannya, justru berjalan mendekati Minho kemudian menepuk
bahu namja yang lebih muda satu tahun darinya itu. “Jika aku dan Yeonju masih
ada hubungan, tidak mungkin Yeonju akan mencintaimu Minho...”
Tenggorokan Minho seketika
tercekat.
“Kau tahu semuanya sudah
berakhir sekarang. Maafkan aku atas sesuatu yang terjadi dimasa lalu. Kuharap
kau bersedia menggantikanku menjaganya, serta Yeonju. Aku percaya padamu
Minho.” Onew berujar pelan. Ia berusaha tersenyum, saat itulah air matanya
jatuh.
***
- 21.36 KST-
Dengan cermat Yeonju memainkan jarinya diatas mouse. Matanya berusaha fokus
mengamati detail objek yang terpampang dilayar laptopnya. Berbagai efek sudah
tertata rapi diluar kepalanya. Kini tinggal menambahkan efek
gloomy sebagai sentuhan
terakhir, maka foto itu siap dikirimkan pada Jonghyun-atasannya.
Sejenak Yeonju merenggangkan
otot-otot bahunya yang tegang karena terlalu lama berkonsentrasi pada laptop,
sampai sebuah foto yang menempel di gabus tepat belakang layar laptopnya
menarik perhatian. Entah kenapa foto itu terlihat begitu menyedihkan sekarang.
Foto itu adalah foto selca
Yeonju bersama Onew ketika Onew belum menjadi kekasih Hyosun. Foto inilah yang
sempat Onew berikan sebelum akhirnya ia pergi menemui Hyosun sebelum makan
malam tadi.
Yeonju meraih foto itu kemudian
melihatnya lebih seksama. Yeonju sangat berharap usaha Onew malam ini berhasil.
Ia hanya ingin semua kembali seperti dulu, bahkan mungkin lebih baik.
Saat itulah tiba-tiba handphone
Yeonju berdering. Cepat-cepat ia meraihnya, siapa tahu itu kabar baik dari
Onew. Namun jauh dari dugaan Yeonju, telpon itu justru dari Song Jihyo, seorang
perawat rumah sakit tempat umma Yeonju dirawat. Jihyo selalu menelpon Yeonju
saat umma Yeonju ingin menemuinya, atau sedang tidak mau makan.
“Yeoboseyo...?”
“Yeonju?” suara di seberang
tampak panik.
“Wae guraeyo onni?”
“Kau masih ingat dengan temanmu
yang praktik di rumah sakit ini?”
“Ne?”
“Dia mengalami kecelakaan...”
DEG!
“... dan baru saja dibawa ke UGD
rumah sakit. Sekarang kondisinya kritis. Kulihat terjadi banyak pendarahan di
kepalanya.”
Yeonju menjatuhkan ponselnya ke
lantai. Kepalanya tiba-tiba terasa berat, lututnya melemas. Akhirnya Yeoja itu
tumbang dengan kedua tangan yang menjadi tumpuannya dilantai.
“Onew...Op-pa?”
***
“Jika
nanti aku tidak bisa menjaga Hyosun, maukah kau menjaganya untukku Yeonju? Kau
hanya perlu percaya kalau nantinya semua akan baik-baik saja.”
-To
Be Continue-
Nah
nah nah abang Onew ada apa denganmuuuuuuuuu~
Sekedar
info(?), sebenernya Onew itu cinta beneran ama Hyosun. Dia bilang jujur ke
Yeonju kalo dia sekarang suka dan serius ama Hyosun. Tapi Onew tau kalo gara2
dia persahabatan HyoNju terancam(?). jadi dia rela bohong biar bikin Hyosun
benci ama dia dan ngembaliin kepercayaan Hyosun ke Yeonju. Jadi soal Onew yang
bilang kalo-dia-ada-hubungan-ama-Yeonju itu jujur, Cuma boongnya pas bilang
kalo ‘semua ini hanya kebohongan’ (alias menandakan kalo dia Cuma pura-pura
suka ama Hyosun) padahal aslinya engga! Onew cinta mati beneran lagi sama
Hyosun. *apa ini*
Entah
kenapa kata2 Onew yang bohong, nutupin kebeneran, dan ngga takut dibenci orang
yang disukainya itu tiba-tiba mengingatkanku pada Kang Maroo. HAHAHA *apa pula
ini #plak! dan cameo Jihyo yang tiba2, itu iseng aja sebenernya, soalnya sekarang lagi addict ama Runningman xD
Heihooo,
maap part ini pendek, tapi semoga sedikit membuat shock(?) dengan endingnya
yang gantung abis -_-
Kecelakaannya
parah engga? Onew meninggal engga? Hyosun tetep bisa maafin Onew engga?
Semua
pertanyaan itu akan terjawab di next part. Tapi bersiaplah untuk kemungkinan
terburuk ._.v
Gatau
apa Cuma perasaanku aja ya, tapi ngebayangin Onew di part ini rada nyesek,
lebih nyesek ketimbang liat dia digebukin xD
Akhir kata gomawo buat semuanyaaaa. Be a good readers please J
Wow! Part 14nya kapan kelaurnya nih? ._. Udah nggak sabar~
ReplyDeletemana tisu..mana..? :'(
ReplyDeletedubu ksian bnget unn.. jd g tega.. tp entahlah, intinya g sbar ama part 14 :') fighting unn nuisnya.. hehehe g sabar..
Bagi para penggemar K-Pop, berita ini pasti anda tunggu-tunggu! Akan segera hadir, KBS Music Bank, sebuah konser dari 8 grup K-Pop kenamaan di Jakarta. Anda dapat menonton Super Junior, SHINee, 2PM, Beast, Infinite, Sistar, Teen Top dan Eru dalam satu panggung. Wow! Klik http://www.iyaa.com/hiburan/musik/2394358_2535.html#/0
ReplyDeletehweee ini udah lama banget di postnya T^T karena aku terlalu asik sama wordpress jadi lupa sama blogspot TT_TT #curcol
ReplyDeleteHwaa Onyuu >< kalo dikasihin ayam si onyu sadar ga ya? #eh
Icha-ssi, bikin galau part 13-nya, berat hati begitu tau Onew berkorban buat persahabatan Hyosun--Hyonju, gak rela juga.. Jangan-jangan gak Happy Ending Fuschia-nya.. -__-
ReplyDeleteMian Icha-ssi, karena buru2, sampe salah ketik 2 kali.. >_<
Delete