Tuesday, 18 December 2012

FF SHINee : Fucshia [Part 13]


Alohaaa fuchsia-lover-deul(?)
Di siang bolong ini saya dating membawa sepaket fuchsia beserta cast dan tag nya(?)
Maaf baru bias posting sekarang, inipun gara2 dilembur tadi malem ampe jam 1. Entah kenapa tadi malem tiba2 datang keajaiban(?) yang membuat mood saya tiba-tiba naik lagi :p
Buat yang udah mulai lupa sama part sebelumnya, ini diaaa:
·         Pada akhirnya Yeonju semakin sesak dengan perasaannya sendiri. Ia tidak tahu pasti kenapa ia selalu berubah menjadi lemah dalam sekejap setiap kali berhadapan dengan namja ini. Hanya dengan menemukan kedua tatapan sendu itu, tanpa terasa sudut mata Yeonju memanas. Bibirnya bergetar, dan yang it tahu selanjutnya ia berhasil menumpahkan semua perasaan itu dalam pelukan hangat Onew.
·           Dengan jelas Yeonju bisa melihat kilatan di mata Minho. Namja itu seperti dirasuki iblis yang tidak bisa terpengaruh dengan hasutan apapun. Kembali ia melayangkan pukulan pada Onew meski Onew sudah terlihat tak berdaya. Membuat Yeonju semakin tidak tahan melihat betapa panasnya suasana saat itu. 
·         Yeonju menatap nanar sebuah punggung yang baru saja meninggalkannya. Sosok itulah yang kini dengan jelas memilih siapa yang harus diperjuangkan. Bukan Yeonju, melainkan seseorang yang sebelumnya telah mendapatkan cinta pertama yeoja itu. Dan kini ia kembali mendapatkan cinta berikutnya.
·         “KATAKAN YEONJU!! KATAKAN!” Hyosun menggoyangkan bahu Yeonju dengan keras, tubuhnya sudah begitu panas dikuasai oleh emosi. Tidak mungkin ia diam saja melihat kekasih dan sahabatnya sendiri begitu mesra dalam beberapa lembar foto polaroid.
·         “Jika Oppa mencintaiku, tolong jadikan Hyosun kekasih Oppa. Dan lupakan semua yang pernah terjadi diantara kita.”
·         “AKU BENCI KAU YEONJU! JANGAN PERNAH SEKALIPUN MUNCUL DIHADAPANKU LAGI!!” geram Hyosun kemudian membanting pintu keras-keras.


  Tittle                    : Fuchsia [Part 13]
Author                   : Ichaa Ichez Lockets
Genre                  : Friendship, Romance, Angst.
Rating                 : T
Cast                      : Lee Yeonju, Kim Hyosun, Lee Jinki (Onew), Choi Minho.
Cameo                 : Song Jihyo.
Length                : Chapter
Desclaimer        : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


-  19.08 KST -
Yeonju masih terdiam ketika seorang namja yang duduk diseberang meja melayangkan tatapan serius padanya. Mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan langkah apa yang selanjutnya dilakukan. Mereka berdua tampak duduk disudut sebuah cafe yang kala itu sepi pengunjung, Green Cafe, tempat favorite mereka berdua.
                Sesekali Yeonju menyesap green tea hangat yang sudah ia pesan, sedikit merilekskan diri sebelum nantinya akan kembali menjelaskan sebuah peristiwa yang baru separuhnya ia ceritakan. Sedangkan tepat diatas meja dihadapan Onew hanya terlihat sebuah kunci dengan gantungan dari kayu yang tempo hari ia beli di pulau Jeju. Namja itu terlalu antusias mendengarkan penjelasan dari Yeonju sampai-sampai ia lupa untuk memesan sesuatu.
                “Sayangnya aku belum sempat menjelaskan semuanya pada Hyosun, Oppa.” Ucap Yeonju melanjutkan pembicaraan. “Ia tampak begitu terkejut kemudian mengatakan kalau tidak ingin bertemu denganku lagi.”
                Onew menatap Yeonju penuh sesal, ikut merasa bersalah.
                “...Setelah itu Hyosun langsung pergi. Dan sampai sekarang dia tidak mau mengangkat telponku.” Lanjutnya membuang nafas panjang.
                “Mungkin sudah saatnya Hyosun tahu soal ini.” Suara berat Onew seketika membuat bahu Yeonju menurun. Ia tidak setuju. Baginya, sampai kapanpun Hyosun tidak boleh mengetahui hal yang sudah sejak lama ia sembunyikan.
                “Foto-foto itu mestinya sudah kubakar sejak dulu Oppa...”
                Kali ini Onew yang tidak setuju. “Ani.” Sergahnya. “Meski kau melakukannya, cepat atau lambat Hyosun tetap akan mengetahui hal ini.”
                Ucapan Onew ada benarnya. Serapat apapun menyimpan bangkai, maka baunya akan tercium juga. Walaupun seandainya Hyosun tidak mengetahui yang terjadi melalui foto-foto itu, tetap saja ia akan mengetahuinya dengan cara lain. Lagipula sekarang semuanya sudah terjadi bukan?
                Ragu-ragu akhirnya Yeonju meraih sebuah kotak berwarna dark purple yang sejak tadi ia letakkan disamping tempat duduknya. “Sepertinya aku memang harus mengembalikan ini padamu Oppa.” Yeonju meletakkan kotak itu diatas meja. “Oppa dulu pernah bilang bahwa aku harus menyimpan ini untuk mengingat apa saja yang pernah kita lewati bersama, tapi kurasa sekarang aku sudah tidak berhak untuk menyimpannya.” Jelas Yeonju kemudian tersenyum tipis. “Oppa tidak usah khawatir, karena aku tidak akan pernah melupakan apa yang sudah terjadi dulu.”
                Kotak itu mematung tepat ditengah-tengah mereka berdua. Perlahan jemari Onew membukanya dan meraih satu lembar foto yang paling atas. Ia tersenyum.
                “Aku akan membawa semua foto dalam kotak itu kecuali yang satu ini.” Ia meletakkan sebuah foto dihadapan Yeonju. “Bawalah... ingat aku sebagai seorang sahabat yang kini menjadi kekasih sahabatmu.”
                Yeonju menatap foto itu nanar. Didalamnya dengan jelas terpampang senyum cerah Onew dan tawa lepas Yeonju yang masih menggunakan seragam sekolah. Terlihat sangat natural.
                “Oppa, bolehkah aku bertanya sesuatu?”
                Alis Onew terangkat.
                “Bagaimana perasaan Oppa terhadap Hyosun sekarang? Oppa benar-benar mencintainya kan?”
                Onew memainkan ujung kunci mobilnya diatas meja sambil menatap Yeonju, “Kau tidak perlu meragukan hal ini Yeonju, perasaanku bukan karena keterpaksaan. Dulu aku menyukai sifatmu yang misterius dan apa adanya, jauh berbeda dengan Hyosun yang spontan dan sering berubah mood. Mencoba mencintai Hyosun karena mencintaimu adalah hal tersulit yang pernah kulakukan...”
                Kedua ujung alis Yeonju menurun.
                “...tapi lama-lama sifatnya yang polos membuatku merasa nyaman. Dia selalu membuatku merasa dibutuhkan, selalu membuatku ingin melindunginya. Dan sekarang aku tidak main-main dengan niat untuk menikahinya.”
                Penjelasan Onew merubah ekspresi Yeonju dengan cepat, “Aku senang mendengarnya. Tapi masalah yang timbul sekarang begitu rumit Oppa, aku takut akan berdampak buruk dengan hubungan kalian.”
                “Aku justru berfikir sebaliknya.” Seloroh Onew pelan, “Bagaimanapun juga kau lebih dulu mengenal Hyosun daripada aku. Aku tidak ingin hanya karena aku, persahabatan kalian hancur.”
                “Itu...”
                “Aku akan berusaha semampuku. Sama seperti sebelumnya, pasti kali inipun Hyosun akan memaafkan kita berdua.”Ucap Onew yakin. “Setelah ini aku akan langsung menemuinya, kau tidak perlu khawatir ne?”
                Yeonju masih menatap Onew ragu. Jika sebelumnya Onew berhasil mengambil hati Hyosun dengan ‘pulau Jeju’, lalu apa sekarang?
                “Tapi Yeonju, maukah kau berjanji padaku?”
                “Mm?”
                “Jika nanti aku tidak bisa menjaga Hyosun, maukah kau menjaganya untukku?”
                “Oppa?”
                “Apapun yang terjadi, kumohon jangan menyerah padanya.”
                Kebimbangan di hati Yeonju semakin menjadi. “Apa Oppa tidak yakin dengan usaha kali ini?”
                Onew justru tersenyum, “Tentu saja aku yakin. Kau hanya perlu percaya kalau nantinya semua akan baik-baik saja.”
***
-  20.23 KST -
Sebuah sedan coupe premium Audi A5 berwarna silver berjalan dengan kecepatan 75 km/jam melewati jalanan Osan, selatan kota Seoul. Mobil itu sempat berhenti di sebuah florist sebelum akhirnya melaju kembali menuju sebuah rumah mewah dengan 3 tingkat bergaya eropa.
                Onew memarkirkan mobilnya tepat disisi kanan rumah itu. Ia lantas meraih sebuket bunga berwarna merah muda dari jok belakang kemudian berjalan tenang menuju pintu utama. Tanpa mengetuk pintu pun Onew sudah tahu bahwa salah satu orang didalam akan mengetahui kedatangannya.
                “Annyeonghaseo ahjumma, apa Hyosun ada?” tanya Onew dengan bahasa formal sesaat setelah seorang ahjumma berseragam hitam-putih berenda muncul dari balik pintu.
                “Nona Hyosun ada, tapi-“
                “Dia tidak ingin menemuiku?” potong Onew menebak kalimat yang akan dikatakan ahjumma itu selanjutnya.
                “Bukan begitu Tuan.”
                “Katakan saja ada dimana Hyosun sekarang.” Nada bicara Onew masih pelan, dia tahu kepada siapa dia sedang berbicara.
                Ahjumma itu terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menyebutkan tempat Hyosun berada diantara rumah megahnya.
                Masih dengan langkah yang tenang, Onew berjalan melewati ruang tengah dimana terdapat sebuah lampu kristal yang menjuntai dari lantai dua. Tepat dibawah lampu kristal itu terlihat lantai marmer yang disusun berbentuk bulat, menampakkan corak kemegahan khas selera Mr Kim yang menyukai hal yang berbau klasik.
                Onew terus melanjutkan perjalanannya melintasi ruang makan, kemudian berhenti di samping kolam halaman belakang. Pandangannya menyapu taman seluas 10 x 15 meter itu. Selain kolam renang, yang terlihat hanyalah kilau lampu pijar dibawah setiap pohon dan sebuah gazebo mungil yang terbuat dari kayu.
                Jantung Onew sempat berdentum keras satu kali ketika ia menemukan dua orang tengah berpelukan disana. Namja dan yeoja tentu saja. Sang namja tampak mengelus lembut rambut sang yeoja, sedangkan yeoja itu terlihat menunduk sambil membisikkan sesuatu.
                Onew masih kaku dalam posisinya hingga tatapannya beradu dengan yeoja itu.
                “Annyeonghaseo Hyosun.” Sapa Onew canggung.
                Pelukan itu terlepas.
                “...Maaf jika aku datang disaat yang tidak tepat, tapi ada sesuatu yang harus aku sampaikan secepatnya.”
                Hyosun menatap Onew datar. Seakan berbicara ‘apapun yang akan kau katakan sekarang tidak akan ada gunanya.’ Tapi menangkap tatapan itu, Onew justru tersenyum.
                “Bisakah kita...” berbicara berdua saja? Onew melanjutkannya dalam hati ketika menyadari ekspresi Minho berubah. “...oke aku akan berbicara disini saja.”
                Sejenak Onew tampak ragu, seolah tidak yakin bagaimana caranya menjelaskan semua ini pada Hyosun. Tapi akhirnya namja berambut coklat itu berujar dengan tenang.
                “Semua yang kau ketahui itu benar Hyosun. Maaf aku harus membohongimu.”
                Deg!
                “...Aku memang dekat dengan Yeonju sebelum menjalin hubungan denganmu. Kami hampir saja berpacaran sampai suatu saat Yeonju memintaku untuk menjauhinya. Setelah aku mencari tahu lebih lanjut, ternyata Yeonju memilih untuk mundur karena ia tahu sahabatnya mencintai orang yang sama...” Kata-kata itu melesat keluar dari mulut Onew bagaikan lecutan cambuk, membuat wajah Hyosun seketika berubah tegang.
                “...Aku tidak sanggup memaksakan perasaanku pada Yeonju. Akhirnya aku memilih untuk terpaksa mencintaimu demi membuat Yeonju senang karena telah memberi kebahagiaan pada sahabat yang paling ia sayangi...”
                Hyosun menarik nafas dalam, mencoba menahan air mata yang hendak bergulir di pipinya.
                “Maaf tapi yang terjadi selama ini hanya sebuah kebohongan. Yeonju tidak mengetahui apapun. Yang ia tahu hanya kau bahagia karena telah mendapatkanku. Apa kau kira kau pantas membenci seseorang yang sudah mengorbankan cintanya demi kau Hyosun?”
                Jantung Hyosun berdetak lebih kencang dari biasanya. Dadanya bergemuruh, hampir saja tak sanggup percaya siapa yang baru saja mengucapkan kata-kata itu. Saat kepedihan itu menyeruak dalam hatinya, amarahnya sendiri meledak menjadi kobaran api.
                “Jadi benar selama ini Oppa menyukai Yeonju dan tidak mencintaiku?”
                Onew tersenyum hambar, “Bukankah aku sudah mengatakannya?”
                Saat itu juga sebulir air mata Hyosun terjatuh, bahunya bergetar hebat menahan sesak yang hampir saja membuat ia nyaris tidak bisa bernafas. Berulang kali ia mensugesti pikirannya untuk tidak tampak lemah dihadapan namja yang baru saja menghancurkan perasaanya, namun usaha itu sia-sia. Bahkan sekarang air mata itu semakin mengalir tanpa dapat ia kendalikan.
                Kenyataan bahwa orang yang sudah sangat ia cintai selama ini ternyata membohonginya terasa seperti mimpi buruk. Hyosun ingin secepatnya bangun dan meninggalkan mimpi buruk itu, tapi ia sendiri tahu meski ini memang mimpi buruk ia tidak sanggup pergi darinya.
                Perasaan yang sudah lama mengakar dalam hati yeoja itu kini tiba-tiba dicabut dengan paksa hingga meninggalkan bekas yang begitu dalam, tak sanggup ditimbun maupun ditumbuhi lagi. Hyosun sadar, jika ia masih mencoba memohon pada Onew untuk mengambil kembali semua kata-katanya, pada akhirnya kenyataan pahit itulah yang musti ia telan.
                Akhirnya Hyosun bangkit tanpa suara dan beranjak mendekati Onew.
                “Jika memang itu yang terjadi, akan lebih baik jika Oppa tidak pernah mencoba untuk mencintaiku...” ucapnya lirih kemudian terus berjalan memasuki rumah.
                Sebuket bunga mawar berwarna merah muda yang sejak tadi Onew genggam seketika jatuh. Matanya terpejam, menunduk, sekuat tenaga menahan panas yang menjalari sudut matanya. Kesunyian yang menyusul setelah pernyataan Hyosun tadi bergaung begitu keras, menyayat ulu hati Onew dengan satu kali kibasan.
                “Tidak seharusnya kau berbohong.” Ucap seseorang bersuara berat yang sejak tadi memilih diam.
                Onew membuka matanya, butiran kristal seketika terlihat memenuhi pelupuk mata itu. “Aku tidak berbohong.” Sanggah Onew berusaha yakin.
                “Kau boleh mengucapkan apa saja yang bisa membuat Hyosun percaya. Tapi tatapanmu berkata lain.” Minho tahu benar ada maksud dari kebohongan Onew saat ini. Bahkan meski ia pernah menghajar Onew habis-habisan, setelah namja itu mengakui semuanya, perasaan Minho justru berkata lain.
                “Ada apa sebenarnya Jinki? Kenapa kau menyerah semudah ini?”
                 “Tidak ada. Hanya merasa Hyosun memang perlu membenciku.” Ia menunduk. “Kau membenciku, Hyosun membenciku... memang seharusnya seperti itu bukan?”
                Alis Minho berkerut. “Apa ini semua karena Yeonju?” tanyanya penasaran.
                Onew menggeleng pelan. “Bukan, tapi demi persahabatan mereka.” Kemudian  ia tersenyum tipis, “Apa ini tandanya kau sekarang mempercayaiku?”
                Tak ada jawaban, Minho hanya membalas tatapan Onew dengan sorot ingin tahu. Masih tidak sanggup mengerti kemana arah pemikiran namja itu. Jika Onew mencintai Hyosun tidak seharusnya dia berbohong dan justru membuat Hyosun membencinya. Padahal sudah jelas-jelas hubungan mereka berdua hampir berjalan ke arah yang lebih serius. Atau jangan-jangan...
                “Jawab dengan jujur...” ucap Minho. “Apa kau dan Yeonju masih ada hubungan spesial?”
                Pertanyaan retoris, batin Onew. Tapi ia tidak mengabaikannya, justru berjalan mendekati Minho kemudian menepuk bahu namja yang lebih muda satu tahun darinya itu. “Jika aku dan Yeonju masih ada hubungan, tidak mungkin Yeonju akan mencintaimu Minho...”
                Tenggorokan Minho seketika tercekat.
                “Kau tahu semuanya sudah berakhir sekarang. Maafkan aku atas sesuatu yang terjadi dimasa lalu. Kuharap kau bersedia menggantikanku menjaganya, serta Yeonju. Aku percaya padamu Minho.” Onew berujar pelan. Ia berusaha tersenyum, saat itulah air matanya jatuh.
***
-  21.36 KST-
Dengan cermat Yeonju memainkan jarinya diatas mouse. Matanya berusaha fokus mengamati detail objek yang terpampang dilayar laptopnya. Berbagai efek sudah tertata rapi diluar kepalanya. Kini tinggal menambahkan efek gloomy sebagai sentuhan terakhir, maka foto itu siap dikirimkan pada Jonghyun-atasannya.
                Sejenak Yeonju merenggangkan otot-otot bahunya yang tegang karena terlalu lama berkonsentrasi pada laptop, sampai sebuah foto yang menempel di gabus tepat belakang layar laptopnya menarik perhatian. Entah kenapa foto itu terlihat begitu menyedihkan sekarang.
                Foto itu adalah foto selca Yeonju bersama Onew ketika Onew belum menjadi kekasih Hyosun. Foto inilah yang sempat Onew berikan sebelum akhirnya ia pergi menemui Hyosun sebelum makan malam tadi.
                Yeonju meraih foto itu kemudian melihatnya lebih seksama. Yeonju sangat berharap usaha Onew malam ini berhasil. Ia hanya ingin semua kembali seperti dulu, bahkan mungkin lebih baik.
                Saat itulah tiba-tiba handphone Yeonju berdering. Cepat-cepat ia meraihnya, siapa tahu itu kabar baik dari Onew. Namun jauh dari dugaan Yeonju, telpon itu justru dari Song Jihyo, seorang perawat rumah sakit tempat umma Yeonju dirawat. Jihyo selalu menelpon Yeonju saat umma Yeonju ingin menemuinya, atau sedang tidak mau makan.
                “Yeoboseyo...?”
                “Yeonju?” suara di seberang tampak panik.
                “Wae guraeyo onni?”
                “Kau masih ingat dengan temanmu yang praktik di rumah sakit ini?”
                “Ne?”
                “Dia mengalami kecelakaan...”
                DEG!
                “... dan baru saja dibawa ke UGD rumah sakit. Sekarang kondisinya kritis. Kulihat terjadi banyak pendarahan di kepalanya.”
                Yeonju menjatuhkan ponselnya ke lantai. Kepalanya tiba-tiba terasa berat, lututnya melemas. Akhirnya Yeoja itu tumbang dengan kedua tangan yang menjadi tumpuannya dilantai.
                “Onew...Op-pa?”
***
            “Jika nanti aku tidak bisa menjaga Hyosun, maukah kau menjaganya untukku Yeonju? Kau hanya perlu percaya kalau nantinya semua akan baik-baik saja.”
-To Be Continue-

                Nah nah nah abang Onew ada apa denganmuuuuuuuuu~
                Sekedar info(?), sebenernya Onew itu cinta beneran ama Hyosun. Dia bilang jujur ke Yeonju kalo dia sekarang suka dan serius ama Hyosun. Tapi Onew tau kalo gara2 dia persahabatan HyoNju terancam(?). jadi dia rela bohong biar bikin Hyosun benci ama dia dan ngembaliin kepercayaan Hyosun ke Yeonju. Jadi soal Onew yang bilang kalo-dia-ada-hubungan-ama-Yeonju itu jujur, Cuma boongnya pas bilang kalo ‘semua ini hanya kebohongan’ (alias menandakan kalo dia Cuma pura-pura suka ama Hyosun) padahal aslinya engga! Onew cinta mati beneran lagi sama Hyosun. *apa ini*
                Entah kenapa kata2 Onew yang bohong, nutupin kebeneran, dan ngga takut dibenci orang yang disukainya itu tiba-tiba mengingatkanku pada Kang Maroo. HAHAHA *apa pula ini #plak! dan cameo Jihyo yang tiba2, itu iseng aja sebenernya, soalnya sekarang lagi addict ama Runningman xD
                Heihooo, maap part ini pendek, tapi semoga sedikit membuat shock(?) dengan endingnya yang gantung abis -_-
                Kecelakaannya parah engga? Onew meninggal engga? Hyosun tetep bisa maafin Onew engga?
                Semua pertanyaan itu akan terjawab di next part. Tapi bersiaplah untuk kemungkinan terburuk ._.v
                Gatau apa Cuma perasaanku aja ya, tapi ngebayangin Onew di part ini rada nyesek, lebih nyesek ketimbang liat dia digebukin xD
                Akhir kata gomawo buat semuanyaaaa. Be a good readers please J





6 comments:

  1. Wow! Part 14nya kapan kelaurnya nih? ._. Udah nggak sabar~

    ReplyDelete
  2. mana tisu..mana..? :'(
    dubu ksian bnget unn.. jd g tega.. tp entahlah, intinya g sbar ama part 14 :') fighting unn nuisnya.. hehehe g sabar..

    ReplyDelete
  3. Bagi para penggemar K-Pop, berita ini pasti anda tunggu-tunggu! Akan segera hadir, KBS Music Bank, sebuah konser dari 8 grup K-Pop kenamaan di Jakarta. Anda dapat menonton Super Junior, SHINee, 2PM, Beast, Infinite, Sistar, Teen Top dan Eru dalam satu panggung. Wow! Klik http://www.iyaa.com/hiburan/musik/2394358_2535.html#/0

    ReplyDelete
  4. hweee ini udah lama banget di postnya T^T karena aku terlalu asik sama wordpress jadi lupa sama blogspot TT_TT #curcol
    Hwaa Onyuu >< kalo dikasihin ayam si onyu sadar ga ya? #eh

    ReplyDelete
  5. Icha-ssi, bikin galau part 13-nya, berat hati begitu tau Onew berkorban buat persahabatan Hyosun--Hyonju, gak rela juga.. Jangan-jangan gak Happy Ending Fuschia-nya.. -__-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mian Icha-ssi, karena buru2, sampe salah ketik 2 kali.. >_<

      Delete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...