Saturday, 7 April 2012

FF SHINee : Fuchsia [Part 1]

 selamat sore readers diseluruh dunia shinee(?), saiia kembali datang membawa FF baru.
kali ini castnya onho. ayo yang biasnya onho mana suaranyaaaa *sodorin mic ke arah tribun penonton.
krik
judul fuchsia aku dapetin secara ngga sengaja. setelah searching2, baru tau ternyata fucshia itu gabungan dua warna. ada juga bunga yang namanya fuschia, warna bunga itu juga fuchsia. wk *apaan dah. 
cast ceweknya (lagi-lagi) pake ulzzang fav saya, mikki. tapi kali ini pake nama aslinya mikki, yaitu Lee Yeonju. hehehe
 sebenernya ini prolog, tapi karena (kupikir) prolog ini penting dan terkadang-banyak-readers-yang-mengabaikannya, jadi aku masukin langsung ke part 1.
langsung aja, happy reading~



Tittle                     : Fuchsia [Part 1]
Author                 : Ichaa Ichez Lockets
Genre                   : Friendship, Romance, Angst.
Rating                  : T
Cast                      : Lee Yeonju, Kim Hyosun, Lee Jinki (Onew), Choi Minho.
Length                 : Chapter
Desclaimer         : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
A.N                       : Ungu merupakan warna campuran antara merah dan biru. Selain memiliki sifat stabil dan tenang seperti warna biru, juga melambangkan keberanian, kekuatan, kemauan keras dan penuh semangat seperti warna merah. Sedangkan merah muda merupakan campuran antara merah dan putih yang melambangkan kelembutan, feminism, ketenangan dan keindahan. Dan ketika merah muda dan ungu menjadi satu…terciptalah fuchsia…



                “Saengil chukkahamnida…saengil chukkahamnida, saranghaneun uri Yeonju, saengil chukkahamnia!” Hyosun tampak bersemangat menyanyikan lagu ulang tahun untuk sahabatnya, Yeonju, yang tepat hari itu merayakan ulang tahunnya yang ke delapan belas. Sebuah cake kecil dan dua buah lilin dengan angka satu dan delapan menjadi pelengkap perayaan ulang tahun yang sederhana itu.
                “Ayo tiup lilinnya Yeonju!” ucap Hyosun mendekatkan cake itu pada Yeonju, namun Yeonju tak langsung memadamkan api pada puncak lilin itu, justru terdiam sambil menutup mata, memanjatkan harapannya untuk setahun kedepan.
                “Fiuh…” dalam sekali tiupan api lilin itu padam. Disusul tepuk tangan Hyosun yang terdengar meriah di apartemen Yeonju yang sempit.
                “Nah sekarang saatnya buka kado!” Hyosun meletakan cake itu diatas meja kemudian meraih sebuah kotak besar dan menyerahkannya pada Yeonju.
                “Apa ini?”
                “Buka saja…”
                “Tapi bukankah kita sudah berjanji tidak saling memberi hadiah saat ulang tahun?” protes Yeonju membahas kesepakatan mereka sebelumnya.
                Hyosun memang selalu menolak jika diberi hadiah saat ulang tahun, namun ketika Yeonju menginginkan hal yang sama selalu saja berakhir seperti ini. Hyosun akan terus memberinya hadiah meski ia telah memaksa untuk menolak.
                “Gwenchana~ sekali ini saja…” bujuk Hyosun. “Lagipula aku sudah membelikan ini khusus untukmu, sayang kan jika kau tidak mau menerimanya?”
                Yeonju memandang Hyosun nanar. Kemudian beralih memandang kotak berwarna ungu yang diserahkan Hyosun padanya.
                Lagi dan lagi, Yeonju tidak punya pilihan lain selain menerimanya.
                “Ini…?” Yeoju terpekik melihat isi dalam kotak itu. Kamera SLR Nikon D300s yang selama ini hanya ada dalam impian Yeonju, tiba-tiba hadir didepan matanya. Bagaimana tidak, gaji Yeonju selama berbulan-bulan saja tak sanggup dikumpulkan untuk membeli kamera seharga 1700 dolar ini.
                “…Bukankah kau telah memberiku kamera di ulangtahunku yang ke 16 kemarin?” lanjut Yeonju masih enggan menerima barang mahal itu.
                “Come on Yeonju… waktu itu hanya kamera Polaroid.” Sanggah Hyosun. “Bukankah kau bilang ingin masuk jurusan fotografi di universitas? Tidak mungkin kan kau masuk kesana hanya dengan sebuah kamera Polaroid?”
                “Tapi ini…”
                “Gwenchana. Aku senang bisa membelikan sesuatu yang berguna untukmu.”
                Yeonju diam. Tak sanggup lagi berkata. Ia hanya tertunduk memandangi sebuah kamera yang bahkan belum pernah ia lihat secara langsung itu.
                “Ayolah…” Hyosun mengambil kamera itu dari dalam kotak kemudian menyerahkannya pada Yeonju. “Cobalah mengambil gambar menggunakan kamera ini. Aku ingin model pertamamu.”
                Yeonju tak bereaksi ketika kamera itu jatuh dalam pangkuannya, “Tapi… bagaimana caranya aku membalas semua kebaikanmu Hyosun?”
                 Spontan Hyosun memeluk sahabatnya itu dari samping, “Kau sudah memberikan semua lebih dari yang kuharapkan Hyosun.”
                Tanpa dikatakan pun, Hyosun tahu benar betapa Yeonju sangat berterimakasih atas semua pemberiannya hari ini. Tapi Hyosun tidak membutuhkan itu. Bisa melihat Yeonju senang saja sudah lebih dari cukup baginya.
                Berbeda dengan Hyosun yang selalu mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya secara langsung, Yeonju adalah tipikal yeoja yang pendiam, dan sedikit misterius. Dia memang tidak mengucapkan kata terimakasih dalam betuk lisan, namun Yeonju selalu menanamkan dalam hatinya untuk membalas semua kebaikan seseorang melalui perbuatan. Hyosun sangat mengerti akan hal itu.
                “Aku yakin kau bisa menggunakan kamera ini.” Ucap hyosun melanjutkan usahanya agar Yeonju mau menerima kamera itu. “Sekarang aku ingin berfoto bersama cake yang kuberikan padamu. Ayolah Yeonju… fotolah aku!”
                Yeonju menatap Hyosun yang mulai mengeluarkan jurus aegyo-memohonnya, tidak mungkin dia mampu menolaknya sekarang.
                “Kau memang selalu merepotkanku Hyosun.” Candanya kemudian meraih kamera itu.
                “Hahaha ne! Aku suka sekali merepotkanmu. Hihi” Hyosun tersenyum puas kemudian berpose seraya mengangkat cake itu. “Hana…dul…set!”
                Jadilah sebuah foto Hyosun bersama cake berwarna putih yang tercantum menjadi foto pertama dalam kamera Yeonju.
***
                Yeonju dan Hyosun. Keduanya bersahabat sejak mereka berdua masih duduk di bangku kelas 2 SMP, kira-kira 5 tahun yang lalu.
                Persahabatan itu tidak disengaja. Hyosun masih ingat, ketika itu hujan deras membasahi setiap sudut kota Seoul termasuk sekolahnya. Tampaknya Hyosun kurang beruntung karena lupa membawa payung, padahal ia harus berjalan dari kelas menuju gerbang sekolah dan menunggu jemputan di sana.
                Yeoja itu tampak resah didepan koridor sekolah. Sampai Yeonju tiba-tiba datang dan menyerahkan payung pada Hyosun kemudian berlari begitu saja menembus hujan.
                Yeonju tak mengatakan apapun, hanya menyerahkan payung itu lalu pergi.
                Buru-buru Hyosun mengembangkan payung berwarna ungu itu kemudian berlari mengejar Yeonju yang mulai menjauh. Namun langkahnya terhenti ketika ia melihat mobil jemputannya sudah tiba didepan gerbang sekolah.
                Yang terakhir Hyosun lihat, Yeonju masih terus berlari menuju halte bus meski tetes-tetes air hujan menghujami baju seragamnya yang mulai basah.
                Hyosun tidak tahu siapa Yeonju. Bahkan hampir tak pernah melihat keberadaannya di sekolah meski mereka satu angkatan. Yeonju jarang sekali keluar ketika jam istirahat tiba. Ia juga akan cepat pulang ketika sekolah telah usai. Sedangkan Hyosun adalah seorang ketua osis dan siswa yang sangat aktif mengikuti berbagai organisasi, hampir tidak ada siswa yang tidak mengenalnya.
                Namun sejak kejadian itu, Hyosun memutuskan untuk mengenal sosok Yeonju lebih dekat. Ia rela setiap hari harus menaiki bus agar selalu bisa pulang bersama Yeonju. Mengetahui kepribadian Yeonju dari sifatnya yang misterius merupakan kesenangan tersendiri bagi Hyosun.
                Sedikit demi sedikit Hyosun tahu kalau ayah Yeonju sudah meninggal sejak ia berumur 10 tahun. Dan sejak 1 tahun lalu ibu Yeonju terserang stroke yang memaksa gadis itu hidup mandiri untuk memenuhi semua kebutuhannya.
                Dan keluarga Hyosunlah yang membiayai perawatan ibu Yeonju, keluarga Hyosun juga yang membayar uang sekolah Yeonju ketika di SMA, dan Hyosun sendiri yang memberi Yeonju sebuah laptop agar sahabatnya bisa bekerja di bidang design fotografi.
                Selama ini Yeonju bekerja sebagai editor foto disebuah studio. Dia sering membawa semua pekerjaannya ke apartemen dan bekerja lembur disana, kemudian kembali bersekolah di pagi harinya. Yeonju memang selalu tertarik dengan hal yang berbau fotografi, dan mimpinya hampir terwujud sekarang.
                Sedangkan Hyosun selalu ingin menjadi dokter. Sejak kecil ketika ditanya apa cita-citanya, selalu dokter yang ia sebutkan. Gadis manis itu ingin menjadi penolong bagi mereka yang membutuhkan tenaganya di bidang kesehatan. Dan dokter adalah sebuah pekerjaan mulia yang sangat cocok untuknya.
                Baik Hyosun dan Yeonju memiliki begitu banyak perbedaan. Hyosun yang feminim, Yeonju yang tomboy. Hyosun yang perfect dan Yeonju yang apa adanya. Hyosun yang memiliki segalanya dan Yeonju yang sederhana.
                Hyosun dan Yeonju bagai merah muda dan ungu. Namun mereka sanggup melebur menjadi satu layaknya fuchsia…
-To Be Continue-

nah! itu dia gambaran ceritanya~
intinya sekarang aku lagi ngungkapin tentang persahabatan dua cewek yang penuh dengan perbedaan.
untuk keberadaan OnHo, itu masih belum bisa dimunculin. next part mereka bakalan nongol, dan salah satunya bakalan jadi cowo si cast cewe. ehehehe

7 comments:

  1. ini ky lagi baca cerpen berseri eonnie, ga sabar nunggu next part nya hehe
    salam kenal ya eonnie :)

    ReplyDelete
  2. kayanya bakalan bagus deh ini FF :D
    hahaa :D
    lanjut dh eon, ga sabar baca part selanjutnya :)

    ReplyDelete
  3. Gak ada cinta segitiga kan? Semoga nggak hahaha :D
    Baru denger ada warna fuchsia

    ReplyDelete
  4. lanjut chingu..
    gak sabar nunggu part berikutnya..
    :)

    ReplyDelete
  5. eonni... ceritanya bagus sih tapi BURUNGNYA ganggu baca eon hehehehe

    ReplyDelete
  6. wahhh makasih semuaa
    keep reading next part ya ^^

    ReplyDelete
  7. bagus eonnie...ceritanya bikin penasaran ^^

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...