Hari sabtu jatahnya ngepost FF.
Karena ada cast baru, covernya juga baru ^^
Happy reading~
Tittle : Angel Key [Part 4]
Author : Ichaa Ichez Lockets
Genre : Fantasy, Friendship, Family, Romance.
Rating : G
Cast : Park Yungshin, Key SHINee, and Taemin SHINee.
Length : Chapter
Desclaimer : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
“Kau masih berani datang kemari?” tanya Yungshin tepat ketika Key muncul didepannya.
Key diam. Hanya memajang tampang tanpa dosa seraya melipat kedua tangannya menatap Yungshin, tak berniat menjawab pertanyaan itu.
“Kemana saja kau kemarin?” tanya Yungshin lagi. “Hampir saja aku diculik, kau tahu?”
Lagi-lagi tak ada jawaban. Yang diajak bicara justru berjalan mendekati dinding didepan tempat tidur Yungshin. “Jaket siapa ini?” ucapnya mengangkat lengan panjang jaket berwarna hitam itu.
“Jangan disentuh!” cepat-cepat Yungshin meraih jaket itu dan memeluknya. “Jaket ini milik Taemin. Dia yang menolongku tadi malam, kalau tidak ada dia mungkin…” Yungshin terus melanjutkan kalimatnya namun Key tak menghiraukan. Namja itu tampak memajang wajah bosan sambil melihat langit-langit kamar Yungshin.
Meski Yungshin begitu membanggakan Taemin, tanpa Key pun mungkin dia tak akan pernah bertemu dengan namja itu. Key lah yang secara tidak langsung memberi tahu Taemin kalau Yungshin sedang ada dalam bahaya. Dan bahkan Key juga memberikan sedikit ‘bekal’ agar Taemin bisa melawan mereka. Hanya saja Yungshin tidak tahu.
“Kau tidak bekerja hari ini?” Key mulai mengalihkan pembicaraan tepat setelah Yungshin menyelesaikan narasinya yang terdengar membosankan itu.
“Aku sedang libur hari ini. Memangnya kenapa?” Yungshin balik tanya.
“Bukankah jika kau tidak bekerja berarti kau tidak punya uang?”
“Eh?” Dalam beberapa detik Yungshin sempat mencerna kata-kata yang Key ucapkan. Begitu sadar, wajahnya seketika berubah panik. Cepat-cepat ia bangkit kemudian menyambar tas selempang yang ada di gantungan.
10 ribu won. Hanya itulah uang yang Yungshin miliki sekarang.
“Ottokachi?” Yungshin memandang Key bingung, berharap malaikat itu memberi jawaban atas masalahnya.
Tapi apa yang Key lakukan? Namja itu justru hanya menggindikkan bahunya kemudian berbalik badan seolah-olah ingin menghilang.
“Yaaa~ Jangan pergi…” ucap Yungshin meraih tangan Key. “Kau tidak boleh meninggalkanku hanya dengan 10 ribu won seperti ini huh!”
Tak ada reaksi.
“Tidak bisakah kau memberiku 50 ribu won saja? Kau kan malaikat.” Rengek Yungshin lagi.
“Itu kau tahu. Aku ini malaikat Yungshin, bukan mesin ATM.” Jawabnya malas. “Lagipula kemarin-kemarin bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak boros? Tapi kau tetap saja berbelanja sepuasmu dan membeli banyak barang yang tidak berguna. Aku sudah bilang, jangan…blah blah blah nananana syalalala…” Omel Key tanpa henti. Tampaknya Key sudah mulai jenuh melihat tingkah Yungshin yang selalu saja berbuat seenaknya. Dan ketika situasi sudah genting seperti ini, pasti Key yang menjadi sasaran. Benar-benar merepotkan.
“Oke oke!” Teriak Yungshin menghentikan omelan Key. “Yang penting sekarang adalah, bagaimana aku bisa hidup satu hari hanya dengan sepuluh ribu won ini?”
Key memegang dagunya sambil menatap selembar uang berwarna hijau itu. “Kupikir kau bisa membeli beberapa bahan makanan yang ada di pasar tradisional kemudian memasaknya dirumah.” Ucap Key memberi saran, tapi Yungshin justru menatap Key heran seolah-olah baru saja mendengar siput bisa berlari secepat mobil.
“Apa kau bercanda?”
“Ya! Apa aku terlihat bercanda?” Bentak Key tiba-tiba, membuat Yungshin terkesiap. “Soal masak memasak, kau bisa menyerahkannya padaku.” Ucapnya kemudian mengeluarkan kertas dari dalam saku celana. “Kurasa uangmu cukup untuk membeli bahan-bahan sundubu jiggae. Ini daftar belanjanya.”
Yungshin menerima kertas itu dengan wajah bingung. “Jadi aku harus belanja di pasar?” gadis itu masih terlihat enggan untuk melakukannya.
“Terserah jika kau tidak mau.” Jawab Key seakan tidak memberi banyak pilihan.
***
Bawang putih, tahu, telur, bubuk cabe dan kaldu yang sesuai dengan takaran yang ada di dalam daftar belanja sudah Yungshin beli. Ternyata perhitungan Key tidak meleset, bahkan uang Yungshin masih tersisa 500 won sekarang.
“Puhahaha, kostum apa itu?” tawa Yungshin seketika meledak saat Key tiba-tiba muncul dengan baju koki lengkap dengan topi dan scarf berwarna biru donker.
“YA! Ini baju koki tahu! Bukankah kita akan memasak sekarang?”
Yungshin masih menahan tawa ketika ia menyerahkan beberapa kantong plastic berisi bahan makanan. “Jadi kita akan memulai dari mana?”
Setelah mengecek semua belanjaan, barulah Key menjawab pertanyaan itu. “Kau potong-potong tahu ini. Biar aku yang mencincang bawang putihnya.”
“YES CHEF!” jawab Yungshin lantang kemudian meraih pisau dari atas rak.
Sepertinya Yungshin beruntung mendapat malaikat serba bisa seperti Key ini. Terbukti Key mampu memasak menu di hari itu dengan cekatan. Bahkan hanya dengan 10 ribu won bisa terhidang satu panci kecil yang penuh berisi sundubu jiggae.
“Bagaimana? Enak?”
Yungshin memasukkan sesendok kuah ke dalam mulutnya. “Whoaaa ashhittaa!” jawabnya dengan mulut yang terbuka lebar karena kepanasan.
Tawa Key spontan meledak. Buru-buru dia menuangkan air dan menyodorkannya pada Yungshin.
“Apa kau tidak mau mencobanya? Porsi ini sepertinya terlalu banyak untukku.” Lanjut Yungshin setelah sukses menelan beberapa teguk air untuk menetralkan lidahnya yang terbakar.
Key hanya menjawabnya dengan gelengan.
“Apa kau tidak suka dengan makanan manusia?”
“Suka. Bukankah sekarang aku juga sedang menjadi manusia?” Jawab Key yang langsung membuat Yungshin terdiam. “Aku hanya tak ingin mengurangi jatah makanmu Yungshin. Kau bisa memanaskan kuah sup ini untuk makan siang dan malam nanti.”
Tak ada tanggapan spontan dari bibir Yungshin. Yeoja itu tampak berfikir, ‘Apa Key benar-benar sedang menjadi manusia?’
Yungshin menyipitkan matanya menatap Key yang duduk tepat di seberang meja. Perlahan jari tangan yeoja itu menekan lembut pipi Key, terasa kenyal. Sama seperti ketika Yungshin menekan pipinya sendiri.
Key justru tersenyum. “Aku bisa menjadi manusia kapan saja Yungshin. Tapi aku hanya boleh memperlihatkan wujud asliku didepanmu. Sedangkan didepan orang lain akupun harus menjadi orang lain.”
Yungshin mengernyit. “Kalau begitu kenapa kau tidak berubah jadi manusia terus saja? Bukankah menjadi manusia lebih menyenangkan?”
Key kembali tertawa. “Tentu saja tidak bisa. Manusia dan malaikat itu berbeda, Yungshin.”
“Apa bedanya?” Yungshin meletakan sendoknya diatas mangkuk, berusaha lebih memperhatikan.
“Malaikat mampu mengetahui apa yang tidak manusia ketahui. Dan malaikat juga tidak memiliki amarah, obsesi, maupun dendam. Kami bersifat netral.”
Yungshin berubah menatap Key curiga. “Tidak pernah marah katamu??”
Spontan tawa Key kembali meledak. “Kalau sering mengomel beda lagi Yungshin. Itu karakter namanya. Hahahaha.”
***
Sepulang kerja Yungshin tampak terburu-buru berjalan menuju rumahnya. Setelah sampai, cepat-cepat gadis itu beranjak mandi kemudian berdandan secantik mungkin. Tak lupa Yungshin menggunakan gaun yang masih tersimpan didalam lemari setelah dia pindah ke tempat ini.
“Mau kemana kau? Kenapa rapi sekali?” tanya Key yang duduk di salah satu sisi tembok.
Yungshin tak langsung menjawab, tampak berkonsentrasi menempelkan soft lens pada bola matanya, “Aku akan mengadiri sebuah resepsi pernikahan.”
“Mwo? Siapa yang menikah?” tanya Key lagi, penasaran.
“Atasanku.” Jawab Yungshin singkat.
Key hanya sanggup ber oh sementara Yungshin tinggal mengoleskan beberapa sentuhan terakhir pada kulit wajahnya. Detik berikutnya gadis itu meraih tas tangan dan melangkah keluar rumah. Seperti biasa, tanpa berpamitan Yungshin sudah melengang menuju tempat yang menjadi tujuannya sekarang, Imperial Palace Hotel.
Tepat pukul 7 malam, Ballroom Imperial Palace Hotel sudah dipenuhi oleh tamu undangan. Privat party malam itu tampak mewah dengan dekorasi yang serba berwarna putih. Di setiap sisi ruangan terlihat kain yang menjuntai, berpadu dengan mawar putih yang menambah kesan elegan.
Lampur Kristal superbesar yang tergantung ditengah ruangan adalah benda pertama yang menarik perhatian Yungshin. Kemudian pandangannya menebar ke setiap sudut ballroom. Sebagian besar tamu undangan tak pernah Yungshin lihat sebelumnya, dan sebagian lagi dari perusahaan kosmetik tempat Yungshin bekerja.
Sudah lama Yungshin tidak berada di pesta mewah seperti ini. Gadis itu tidak merasa asing, hanya saja sedikit canggung dengan keadaannya yang sudah berbeda seperti sekarang.
Tapi ada seseorang yang menarik perhatian Yungshin. Rambut yang lebat berwarna kecoklatan dengan senyum yang khas, tak mungkin Yungshin sanggup melupakannya. Dari kejauhan orang itu terlihat sedang berbincang-bincang dengan seseorang didepannya. Entah karena merasa diperhatikan, dia pun membalas tatapan Yungshin. Sejenak, kemudian sama-sama berfikir.
‘Taemin?’ gumam Yungshin dalam hati.
Entah siapa yang memulai, jarak keduanya perlahan semakin dekat. Dan ketika senyum itu sekali lagi terkembang, Yungshin bisa memastikan dia tidak salah orang.
“Tidak menyangka bisa bertemu lagi di tempat ini Taemin.” Ucap Yungshin membuka pembicaraan.
“Ne.” jawab Taemin. “Annyeonghaseo Yungshin.” Lanjutnya sedikit membungkuk, membuat Yungshin pun ikut membungkuk.
“Apakah mereka kerabatmu?” Yungshin menunjuk mempelai dengan ekor matanya.
“Ani. Kebetulan mempelai pria itu adalah pemilik café tempat aku bekerja.”
Yungshin mengangguk namun tak kembali berbicara, seakan memberi Taemin kesempatan.
“Disini sedikit membosankan. Bagaimana kalau kita keluar?”
Lantas Yungshin tertawa kecil. “Tak kusangka kau bisa membaca pikiranku Taemin.”
Dan mereka berdua memutuskan untuk duduk di kursi taman samping kolam renang hotel. Kolam itu dikelilingi beberapa pepohonan yang tampak indah dihiasi dengan lampu sorot kecil dari bawah.
“Apakah yang sedang menikah itu kerabatmu?” tanya Taemin mengulang pertanyaan Yungshin karena tak sanggup menemukan bahan pembicaraan lain.
“Ani. Sama sepertimu, mempelai wanitanya adalah atasanku.” Jawab Yungshin menatap Taemin lagi. “Eung, sekali lagi terimakasih atas pertolonganmu waktu itu Taemin. Kau sangat hebat bisa melawan mereka.”
“Ne cheonmaneyo.” Taemin sedikit menerawang mencoba mengingat kejadian itu. “Entahlah, waktu itu aku sendiri juga tidak percaya bisa melakukannya. Semua terjadi begitu saja.” lanjutnya tersenyum canggung.
‘Tch! Tentu saja kau sendiri tidak percaya! Itu semua karena bantuanku Taemin!’ umpat Key dari kejauhan. Berusaha tidak diketahui oleh Yungshin.
Yungshin mengangguk mendengar jawaban Taemin. Jika dilihat sepintas, Taemin memang tidak tampak seperti orang yang menyukai ilmu bela diri. Bahkan namja itu memiliki senyum yang sangat menggemaskan. Membuat Yungshin tak pernah bosan memandang wajahnya.
Obrolan demi obrolan semakin tenggelam dalam hangatnya suasana. Dari situ Yungshin bisa tahu kalau Taemin berasal dari Daegu dan sedang menempuh kuliah di Seoul National University. Pada malam hari namja itu bekerja paruh waktu di caffe jalanan kota Myeongdong, dekat dengan tempat kerja Yungshin.
“Ahh sebagai tanda terimakasihku, bagaimana kalau besok kau kutraktir makan?”
Taemin tak menjawab, justru tertawa kecil karena ajakan Yungshin terdengar kekanakan.
“Apa kau tidak mau? Eung, kalau begitu bagaimana kalau kita berjalan-jalan saja di Everland? Sepertinya menyenangkan!”
Taemin kembali tertawa mendengar Yungshin menyebutkan kata ‘Everland’ – tempat bermain terbesar di korea – yang bahkan terdengar lebih kekanakan daripada ajakan yang pertama. Tapi kemudian namja itu mengangguk.
“Tapi besok aku masih ada kuliah. Apa ada waktu lain?” tanya Taemin balik.
Yungshin menekuk jari-jarinya menghitung berapa hari lagi dia mendapat jatah liburan. “Sabtu depan! Apa kau juga free?”
“Setiap week end aku free.” Jawab Taemin yang lantas membuat Yungshin girang.
Sedangkan Key yang berdiri jauh dari mereka hanya sanggup menggelengkan kepala, seperti baru saja melihat dua orang bocah yang sedang membuat janji untuk bermain bersama.
‘Ckckck, sepertinya kau akan mendapat masalah besar karena telah mengenal Yungshin, Taemin. Bersabarlah menghadapi yeoja childish itu.’ saran Key yang kemudian menghilang dari tempat itu.
-To Be Continue-
Wkwkwk, jadi yang bikin taemin bisa jadi superhero itu key sodara-sodaraaa~ dan satu lagi, taemin itu manusia beneran, bukan jelmaannya(?) Key xD
Terus gimana ya acara jalan-jalan yungmin kopel di everland? Apa bakalan terjadi sesuatu? Atau…. Pokoknya baca sendiri aja yak besok! #plak!
Maap kalo part ini ngga seru, kata katanya acak adul dan feelnya ga dapet. *bow
Oiya, masih inget ngga FF B1A4 ku yang judulnya Victory? Kemaren sempet iseng bikin trailernya dan di aplot di yutub. Jadi buat readers semua, aku akan sangattt berterimakasih jika pada mau mampir nonton. Kekeke ^^
un, kok part 1 lagi ????
ReplyDeleteya kok part 1 lagi? gk sabar part 5nya
Deletemaap salah nulis judul.
ReplyDeleteSekarang judulny udah bener. Hehe
Cool eonn! aku afriella ya.. males log in google account. aku tunggu..:3
ReplyDeletesi yungshin nyebelin yah masa malaikat seganteng dan sebaik key dicuekin sih. hhihi nice eonni. btw design blog nya kereen !!
ReplyDeletewah ceritanya daebak, jangan lama2x yach lanjutannya oenni follow my twitter @mayra_sugandi pasti iam followback, promosi hee...he...he
ReplyDeletekak,part 5 nya kapan?salam..aku namira :)
ReplyDeleteckckckckckckc!!! seru and lucu!! ^^
ReplyDeleteq tunggu Part. selnjut ny!!! :D
keren2... hah? dimasukin youtube??aku mau link nya doong...:D
ReplyDelete