hadir!
maap ya lama, habis swc 5 kemarin jadi ngga bisa ngapa2in alias belum muv on hikss
ada beberapa part disini yang harus mengingat capter sebelumnya. jadi kalo lupa bisa buka di sini yaa :D
Tittle : Pixie Rain
[Part 11]
Author :
Ichaa Ichez
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG-13
Cast : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee
Taemin.
Length : Chapter.
Desclaimer : This story is
originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is
not real. Enjoy reading!
Yunbi
masih mematung di tempatnya berdiri ketika Geng Woohyun cs mulai berjalan
mendekat. Alarm di jam tangannya kembali bordering, menandakan hujan sebentar
lagi akan turun. Angin dinginpun sudah mulai bertiup dari barat, menerbangkan
rambut Yunbi yang berwarna kecoklatan.
Tidak
ada waktu lagi, Yunbi harus segera menyelamatkan diri. Tapi Yunbi terjebak oleh
segerombolan namja bengal yang menutup jalannya untuk kembali keluar.
Yunbi
hanya bisa berjalan mundur perlahan. Ia melirik ke arah geng Woohyun untuk
mencari celah. Yunbi berniat menerobos geng itu kemudian berlari keluar. Tapi
sayang…belum juga Yunbi selesai menyusun rencana, tetes-tetes hujan lebih dulu
turun.
DEG!
Yunbi
terperanjat.
Kejadian
selanjutnya berlalu sangat cepat, secepat sebuah cahaya petir yang baru saja
terlihat menyapa mereka semua. Yunbi menahan nafasnya terkejut, tidak berani
membuka mata. Sejurus kemudian ada sebuah hoodie yang menutupi kepala Yunbi dan
sebuah suara yang terdengar sangat familiar.
“Cepat
pakai!”
Terlambat
Yunbi sadari, beberapa meter dibelakang tempat ia berdiri sebelumnya terdapat
sebuah pintu yang Yunbi tahu selalu dikunci karena jarang dilewati. Pintu itu
menuju kea rah gudang yang terletak di belakang gedung theater. Satu-satunya
cara untuk membukanya adalah dengan menarik kunci besi dari dalam.
Dan
dengan cepat pintu itu terbuka. Ada seseorang yang begitu keluar dari sana
langsung menarik Yunbi ke dalam dan melemparinya sebuah hoodie berwarna biru
navy dengan tulisan Tim Basket SMA Seungri.
“Wah…
sekarang rupanya kau juga melibatkan orang lain huh?” Ujar Woohyun setelah
berhasil masuk ke dalam ruang itu. Sebelumnya, orang yang menolong Yunbi sudah
berusaha menutup pintu. Tapi ia terlambat karena lebih dulu melepaskan jaket
dan memberikannya pada Yunbi.
“Lihatlah
siapa yang ada disini…” sahut L menyeringai. “Bukankah ini Minho SUNBAENIM?” ia
memperjelas kata di akhir kalimatnya.
“Kau
pikir aku takut jika melibatkan kakak kelas?” timpal Hoya. “Cepatlah keluar,
jangan bersembunyi disitu huh! Bukankah kau yang mengatakan bahwa kami harus
melangkahi mayatmu dulu jika ingin menyakiti Taemin?”
Yunbi
berusaha menyembunyikan wajahnya di dalam hoodie milik Minho yang cukup besar.
Gadis itu tidak bisa berbuat apapun selain berdiri dibalik tubuh Minho.
Sebenarnya
Yunbi sangat benci jika harus melibatkan orang lain ke dalam masalahnya.
Apalagi orang itu adalah Minho. Belum lagi ia sekarang tengah berwujud sebagai
yeoja. Yunbi tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Minho saat nanti
menemukan bahwa dia dan Yunbi adalah orang yang sama. Dan sekarang,
satu-satunya hal yang bisa Yunbi lakukan hanyalah berdiam diri sementara orang
lain harus menyelesaikan masalah yang sudah ia perbuat.
“Jangan
sentuh dia.” Ucap Minho datar. “Sebaiknya kalian pergi sekarang juga sebelum
terjadi keributan disini. Aku yakin teman kelasku yang sedang menggunakan ruang
theater disana akan mendengarnya.”
Woohyun
tersenyum kecut. “Bilang saja kau takut.” Dia membuang punting rokok yang
terselip diantara jari tengah dan telunjuknya. “Jika kau mencampuri urusan
kami, berarti kau juga harus siap dengan konsekuensinya. Karena masalah ini
tidak akan pernah selesai jika tidak diselesaikan dengan cara kami.”
“Tunggu
apa lagi?” L berseru.
Saat
itu juga Hoya lantas maju dan mencoba melayangkan pukulan kea rah Yunbi, tapi
Minho lebih dulu menangkisnya. Woohyun yang tidak sabar ikut menyerang kea rah
Minho. Sayangnya Minho terlambat membela diri dan membuat namja itu terhuyung
dengan sekali pukulan. Otomatis Yunbi yang berdiri dibelakangnya pun jatuh
terduduk.
Minho
sempat menoleh untuk mengecek keadaan Yunbi, sebelum akhirnya membalas pukulan
Woohyun. Tapi bagaimanapun juga jumlah mereka tidak sebanding. Hanya
membutuhkan waktu beberapa menit, Minho langsung tumbang.
‘Andwae!
Andwae!’ Yunbi berseru dalam hati. Ia harus melakukan sesuatu. Yeoja itu sangat
ingin berteriak tapi bahkan suaranya pasti akan membuat ia ketahuan.
‘Bagaimana
ini? Apa yang harus aku lakukan?’ Yunbi tidak tahu harus berbuat apa. ‘Kumohon…
kumohon… hentikan…”
Tapi
kemudian Minho tampak menendang kaki milik Hoya yang membuat namja itu
terjatuh. Disusul dengan menarik lengan L sekuat tenaga dan membantingnya ke
sisi kiri Minho. Dengan gerakan itu, Minho berhasil bangkit. Ia lantas
mengincar Woohyun dengan mendorongnya ke dinding. Minho langsung mengunci leher
namja itu menggunakan sikunya. Woohyun sampai kaku tidak bergerak, nafasnya
hampir habis. Ia tampak menepuk bahu Minho cepat, minta dilepaskan. Tapi Minho
tidak bergeming dan justru memperkuat sikunya di leher Woohyun.
“Berjanjilah
untuk tidak mengganggu mereka lagi.”
Ucap Minho terengah. “Kalau tidak kau akan…”
Woohyun
mengangguk cepat. Ia memberikan sinyal dengan bola matanya kepada L dan Hoya
untuk tidak macam-macam pada Taemin dan Yunbi setelah ini. Akhirnya Minho pun melepaskan
kunciannya, dan membiarkan mereka lari ketakutan.
Semoga
ini memang terakhir kalinya Yunbi berurusan dengan para preman itu.
“Kau
tidak pa-pa?” Minho berjongkok didepan Yunbi yang meringkuk di pojok ruangan.
“Sudah aman sekarang. Kau bisa membukanya.”
Yunbi
tidak merubah posisinya. Bagaimanapun juga Minho adalah salah satu orang yang
harus Yunbi hindari. Iapun harus bersembunyi dari namja itu. Tapi keadaan kali
ini benar-benar membuat Yunbi tidak sanggup berkutik.
“Aku
sudah tahu siapa kau sebenarnya.”
Kalimat
itu terdengar pelan, tapi bagai suara petir di telinga Yunbi. Ia mendongak,
melihat ke arah Minho tidak percaya.
“Aku
sangat mengenal banded dari kotak P3K yang ada di ruang olah raga, karena dulu
ada seseorang yang pernah memakaikannya untukku dan menuliskan gambar hati di
ujung kirinya.” Jelas Minho kemudian duduk di samping Yunbi, bersandar pada
dinding. “Seingatku aku memasangkannya pada kaki seorang yeoja yang kutemukan
di sana, tapi anehnya banded yang sama juga dipakai oleh seseorang yang satu
asrama denganku. Bahkan ia juga menggunakannya di kaki sebelah kiri.”
Yunbi
terperanjat mendengar penjelasan Minho.
“Waktu
itu hujan deras. Aku ingin berterimakasih pada teman satu asramaku karena telah
mengobati alergiku. Ketika aku membuka mataku, dia tak ada disana. Jadi aku
mencoba untuk mencari udara segar ke salah satu tempat favoriteku.” Minho
bercerita lagi. “Dan disana aku menemukan seorang yeoja dengan kaki yang
dibanded dan baju yang sama persis dengan baju orang yang sedang aku cari. Aneh
bukan?”
“Minho
Opp… Ah.. Hyu…” Yunbi jadi bingung harus memanggilnya apa. “Itu… aku…”
Yang
terdengar justru kekehan lirih. “Kemudian aku menemukan jawabannya dimalam yang
sama.” Lanjutnya. “Saat itu batrai hpku sudah habis dan flash kamerakupun mati.
Aku sempat khawatir pada yeoja itu karena gelap akan membuat fobianya kambuh.
Tapi tak lama kemudian lampu gedungpun menyala, hujan sudah berhenti, dan
menemukan orang yang berbeda disana.” Minho menoleh kea rah Yunbi. “Seorang
namja yang sedang tertidur.”
Yunbi
tidak bisa mengelak lagi. Ia sudah tertangkap basah. Yunbi tidak menyangka ia
bisa sebodoh itu sampai Minho dengan mudah menemukan identitas aslinya hanya
dalam beberapa saat. Selama ini pertemuan mereka berdua tidak bisa diprediksi,
selalu disaat Yunbi terperangkap dan tidak bisa melarikan diri. Meski Yunbi
tahu cepat atau lambat hal ini kan terjadi, tapi ia tidak menyangka Minho bisa
mengetahuinya secepat ini. Yunbi sangat ingin menjelaskan semuanya, namun
sepertinya sudah terlambat.
“Maafkan
aku.” Hanya kata itu yang bisa Yunbi ucapkan. Ia tidak tahu harus berkata apa
lagi.
“Kau
tidak perlu meminta maaf. Itu bukan salahmu.” Jawab Minho santai. “Lagipula
setiap orang punya rahasia bukan?”
Jawaban
yang mengejutkan. Ditambah kalimat itu keluar dari bibir Minho yang selama ini
paling Yunbi takutkan. Apakah benar Minho bisa menerimanya semudah itu?
“Sebenarnya
ini terdengar bodoh.” Ia berujar lagi. “Tapi malam itu aku benar-benar tidak
bisa tidur saat mengetahui kebenaran tentang dirimu. Aku bahkan sampai kembali
mengecek semua pintu dan memastikan memang tidak ada orang lain yang bisa masuk
untuk menggantikan ‘posisimu’. Lalu paginya aku mendengar Taemin yang
menanyakan dimana kau tadi malam, saat itulah aku yakin bahwa aku sedang tidak
berhalusinasi.”
Yunbi
tertawa kecil. Ia tidak bisa membayangkan seorang Minho sampai melakukan hal
sekonyol itu. Sepertinya reaksi Minho jauh lebih menggelikan ketimbang Taemin
dan Oppanya saat menyadari Yunbi memiliki dua tubuh.
“Jadi…
yang mana wujud aslimu?”
Alis
Yunbi terangkat, mencerna pertanyaan itu sejenak. “Saat ini. Aku hanya bisa
menjadi diriku yang sebenarnya disaat hujan turun. Karena itulah setiap kali
hujan, aku akan bersembunyi di gedung olah raga agar tidak ada yang
menemukanku.”
“Tapi
aku menemukanmu.”
“Yeah…
aku sangat tidak beruntung.” Canda Yunbi. “Tapi reaksimu jauh dari dugaanku.”
Minho
menarik dahinya.
“Kukira
kau akan melaporkanku ke pihak sekolah.”
Namja
itu lantas tertawa. Pertama kalinya Yunbi melihat Minho tertawa lepas seperti
ini.
“Aku
tidak sejahat itu.” Jawabnya. “Aku hanya tidak terlalu lihai dalam menjalin
hubungan dengan orang lain. Terutama dengan orang yang baru saja kutemui.” Ia
kembali menoleh kea rah Yunbi. “Sepertinya kau memiliki kesan yang buruk
terhadapku.”
Kali
ini Yunbi yang tertawa kecil. “Kau cukup menakutkan.”
Minho
mengangguk setuju. “Aku bisa menjadi sangat menakutkan kepada orang yang baru
kukenal, apalagi jika orang itu mencampuri urusanku.”
Minho
tengah menyindir Yunbi, Yunbi sangat tahu itu. “Tapi kenapa kau masih bersikap
dingin terhadap Taemin?” Tanya Yunbi bali. “Tapi begitu bertemu denganku, kau
langsung bisa memberikan kesan yang jauh berbeda…”
“Itu
karena kau…” terlihat begitu familiar dimataku. Minho tidak melanjutkan
kata-katanya. “Lagipula saat itu kau sedang jatuh. Haruskah aku mengabaikan
seseorang yang sedang membutuhkan bantuanku huh?”
Mulai
lagi… Minho kembali ke ‘wujud aslinya’.
“Geurae…”
Yunbi menjawabnya dengan malas. “Kalau begitu setelah ini kau harus ikut
denganku.”
“Kemana?”
“UKS.”
“Huh?”
***
Begitu
sampai di asrama sepulang sekolah, Yunbi langsung menceritakan semuanya pada
Taemin. Dan bisa dibayangkan bagaimana reaksi Taemin saat tahu Minho sudah
menemukan identitas asli Yunbi.
“JINJJA??”
ia langsung bangkit dari kasur Yunbi. Dug! Kepalanya lantas terbetur tempat
tidur diatasnya, Taemin meringis kesakitan.
Yunbi
hanya tertawa geli.
“Lalu
bagaimana tanggapan Minho Hyung? Apakah dia percaya padamu? Atau dia justru
melaporkanmu?” Tanya Taemin bertubi tubi. “Setahuku Minho Hyung bukan orang
yang mudah percaya dengan perkataan orang lain. Dia juga paling tidak suka jika
dibohongi. Tidak mungkin dia menerima semudah itu.”
“Minho
hyung tidak…”
“Jangan-jangan
selama ini Minho Hyung memang sudah mengetahuinya sejak awal.” Insting detektif
versi Taemin kembali muncul. “Apakah dia memasang cctv di kamar ini? Atau
sebuah pelacak di tubuhmu?”
“Come
on Taemin…”
“Ah!
Itu… jangan-jangan Minho Hyung yang memantraimu agar menjadi seperti sekarang?
Apakah dia punya kenalan sebuah paranormal yang bisa merubah seseorang menjadi
dua tubuh? Atau justru…”
“YA!”
Yunbi menimpali Taemin dengan bantal. “Hentikan imajinasi liarmu itu! Sudah
kubilang dia tahu gara-gara banded yang kupakai kemarin.”
Taemin
tidak langsung setuju. Dia melirik kea rah Yunbi dengan tatapan curiga. “Tidak
biasanya Minho Hyung bersikap seperti ini dengan orang lain. Apakah terjadi
sesuatu disaat kalian berdua terkunci di gedung olah raga waktu itu?”
“YA!
TAEMIN-AH APA YANG KAU PIKIRKAN?!?”
Cklek!
Ketika
Yunbi sibuk menghajar Taemin, disaat yang sama pintu asrama terbuka. Mereka
berdua langsung mematung begitu menyadari orang yang daritadi mereka
perbincangkan muncul disana.
“Hm…ehm…”
Taemin berdehem sambil menarik Yunbi ke belakang tubuhnya. Bagaimanapun juga
sekarang Minho sudah mengetahui kalau Yunbi adalah yeoja. Dan ia harus
memberikan proteksi ekstra dari namja-namja yang berniat buruk pada Yunbi,
termasuk Minho.
Minho
hanya memutar bola matanya tanpa berkata apapun. Sedetik kemudian sebuah bantal
kembali mendarat di kepala Taemin. Disusul dengan guling dan juga selimut.
“Hyung!
Apa yang kau lakukan?!?” Protes Taemin sambil berdiri. Tapi Minho justru cuek
mengambil barang lain miliknya dan memindahkannya ke kasur Yunbi.
“Mulai
sekarang Yunbi tidur dikasurku.” Jawabnya. “Mana boleh yeoja tidur bersama
dengan namja lain seperti itu.” Lanjut Minho sambil melepas plester yang selama
ini ditempelkan di lantai untuk membuat batas antara wilayahnya dengan wilayah
Taemin.
“Namja
lain? Kau pikir aku ini namja seperti apa
Hyung?” Lagi-lagi Taemin tidak terima. “Aku ini namja baik-baik tahu! Selama
ini akulah yang melindungi Yunbi. A-ku!” menunjuk dadanya dengan bangga.
“Tapi
tetap saja kau itu namja.” Minho masih menanggapinya. “Pabo namja!”
“Hyung~
kenapa kau bisa memanggilku seperti itu? Aku ini bla bla bla na na na du du la
la.”
Dan
Minho menjawabnya lagi. Kemudian Taemin memprotesnya lagi. Dan seterusnya dan
seterusnya.
Yunbi
tidak menyangka jika diantara sesama namja pun akan terjadi pertengkaran yang
penuh dengan omelan seperti itu. Apalagi Minho yang awalnya dingin ternyata
bisa bawel juga.
“Loh
Yunbi, mau kemana kau? Aku belum selesai bicara.” Tanya Taemin saat menyadari
Yunbi membuka pintu kamar untuk keluar.
“Panggil
aku jika perdebatan kalian sudah selesai.” Jawab Yunbi kemudian menghilang dari
balik pintu.
***
Sudah seminggu sejak pertamakali
Minho mengetahui siapa Yunbi sebenarnya. Sejak saat itu suasana di kamar dua
kali lipat menjadi lebih ramai dari biasanya. Taemin jadi jarang pergi latihan
dance, dan Minho lebih cepat kembali ketimbang biasanya dia pulang saat jam
asrama sudah tutup.
Di pagi hari biasanya Minho akan
bangun paling pagi, disusul Yunbi kemudian Taemin yang paling susah bangun.
Tapi sekarang Taemin jadi tidak mau kalah, dia akan berdebat dengan Minho demi
mempersilakan Yunbi lebih dulu mandi sampai namja itu selesai bersiap-siap.
Selama itu, Taemin akan tetap sekuat tenaga menahan Minho diatas kasurnya
karena curiga kalau-kalau Minho akan mengintip Yunbi selama melakukan aktivitas
hariannya.
Tapi ada positifnya juga. Minho
beberapa kali tidak menolak ajakan Taemin untuk makan di tempat jokbal
favoritenya. Belum lagi setiap kali hujan turun bisa dipastikan mereka berdua akan
berada di dalam asrama dan menjaga pintu ekstra ketat demi menyembunyikan Yunbi
versi yeoja didalamnya. Semenjak ‘batas’ itu dilepas, Taemin pun jadi punya
ekstra ruang disana untuk berlatih dance di asrama. Bahkan namja itu membeli
karpet dan menaruhnya di tengah-tengah untuk tempat menonton drama.
Dan satu kabar gembira lagi.
Beberapa hari yang lalu, geng Woohyun tertangkap basah tengah merokok di
sekolah. Diantara mereka semua, Woohyun memiliki poin kesalahan yang paling
tinggi. Karena kesalahan itu, akhirnya Woohyun terpaksa dikeluarkan dari
sekolah. Sedangkan teman satu gengnya masing-masing mendapatkan skors selama
satu minggu.
Entahlah… kini Yunbi merasa jauh
lebih nyaman. Meski sebelumnya Taemin sudah menjaga Yunbi dengan baik, sekarang
ia memiliki satu guardian lagi. Ketua geng berandalan itupun sudah pergi.
Mulai
sekarang tidak ada lagi yang Yunbi khawatirkan.
Bel masuk sekolah berbunyi.
Yunbi sudah duduk di posisinya, tepat di samping meja Taemin. Semua siswa yang
semula melakukan berbagai aktivitas langsung kembali ke tempat duduknya
masing-masing. Disusul dengan kedatangan Mr Lee selaku guru fisika yang mengisi
jam pelajaran pertama hari ini.
“Insa!” teriak ketua kelas.
Semua murid mengambil posisi
siap.
“Annyeonghaseo~” ucap mereka
bersamaan.
Mr Lee yang punya tinggi badan
190cm itu menganggukan kepalanya. “Sebelum saya memulai kelas hari ini, ada seseorang
yang ingin saya perkenalkan.” Mr Lee menoleh ke luar kelas, tanda mempersilakan
orang itu untuk masuk. “Dia adalah murid baru di kelas ini.” Lanjut Mr Lee
berbicara dengan orang itu. “Silakan perkenalkan dirimu.”
Orang yang Mr Lee panggil
kemudian masuk ke dalam kelas. Dia menggunakan seragam dari sekolah lamanya
yang berwarna cokelat dengan blazer yang lebih gelap. Orang itu memiliki mata
sipit dengan sorot yang tajam. Hanya melihat sekilas pun, aura misterius sangat
terasa dari tubuhnya. Dengan angkuh perlahan bibir tipisnya mulai berujar.
“Aku Key dari Seoul.” Ucapnya
datar. “Bangawo~”
Pulpen yang Yunbi pegang
langsung terlepas. Tubuh namja itu seketika lemas dengan tengkuk yang berubah
tegang. Sepintas saat ia bertemu tatap dengan namja bernama Key itu, sebuah
dentuman menghantam dengan keras di dalam dadanya.
Namja itu… Dia adalah… Mantan
kekasih Yunbi.
-To Be Continue-
Dan muncullah Kibum! ahaha
jadi mantannya yunbi lagi wkwkwk
jangan bosen tunggu kelanjutannya yaak. heheh
What ?! Key jd mantannya Yunbi?
ReplyDeleteWahh jd makin penasaran nih sma crita selanjutnya. Moga ajh Key gk suka lg sma Yunbi, krn aku maunya Key suka sma aku hahahaha :v
nyahaha kalo gitu aku juga mau sama key kekekeke
Delete