Annyeonghaseyooong!
saya hadir kembali di malam yang indah ini membawa FF kesayangan hadirin semua(?) #plak
iya2, saya sadar diri ini ff ngga ada yang nyayangin(?)
mau ada yang baca aja udah syukur bangeeet u.u
langsung aja deh yaa
buat yang lupa, bisa cek part sebelumnya :)
Tittle : Pixie Rain
[Part 3]
Author :
Ichaa Ichez Lockets
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG-13
Cast : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee
Taemin.
Length : Chapter.
Desclaimer : This story is
originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is
not real. Enjoy reading!
“Apapun yang terjadi kau harus bertahan di kamar ini,
Bi. Kami tidak memiliki pilihan lain.”
Ucapan
dari Mr Yoo sebelum Yunbi masuk ke kamarnya baru kini bisa Yunbi mengerti.
Pantas saja sebelumnya Mr Yoo tampak ragu memasukkan Yunbi ke kamar 305,
keadaannya benar-benar mengerikan. Tapi… apakah memang karena si penghuni aneh
dan ‘keadaan berantakan’ di sisi sebelah kanan kamar 305 yang membuat Mr Yoo
ragu memasukkan Yunbi kesana? Bagaimana dengan ‘sisi sebelah kiri’?
***
Hal pertama yang Yunbi lakukan
setelah ia berhasil masuk asrama tentu saja bukan mempersiapkan buku pelajaran
untuk besok, bukan juga menata barang-barangnya di asrama, melainkan mencari
sesuatu yang jauh lebih mendesak. Yaitu pakaian.
Belum genap satu hari Yunbi bisa
menerima perubahan drastic dari tubuhnya, kini ia sudah harus mampu mencari
berbagai cara untuk mengatasinya. Tentu saja ia membenci semua ini. Sebelumnya
jika Yunbi menginginkan sesuatu, ia hanya butuh menyuruh semua pembantunya. Tapi
sekarang hanya untuk pergi ke toko baju saja Yunbi harus mengambil uang di atm
dan menaiki taksi padahal sebelumnya ia jarang sekali menggunakan angkutan
umum.
Sepatu, tas, seragam sekolah
versi namja, baju sehari-hari dan kebutuhan lainnya Yunbi dapatkan setelah
berbelanja lebih dari 2 jam. Kini ia harus segera kembali ke dalam asrama
sebelum gerbang ditutup jam sepuluh.
“Lebih cepat ahjussi.” Pinta
Yunbi pada supir taksi tak sabar. Waktunya kurang dari 10 menit untuk sampai ke
sekolah. Belum lagi Yunbi harus melalui taman depan sekolah untuk mencapai
gerbang asrama. Yunbi bersyukur akses menuju asrama tidak harus melewati gedung
depan dan gedung utama, jika tidak ia bisa menghabiskan lebih dari 15 menit
hanya untuk mencapai pintu masuk asrama.
“Blam!” pintu taksi Yunbi tutup
dengan sembarangan. Ia langsung berlari memasuki gerbang depan kemudian
melewati taman sejauh 1 kilometer dengan menenteng tas belanjaan penuh berisi
pakaian dan barang lainnya. Tapi sayangnya Yunbi tidak sanggup berlari cepat,
ia kewalahan dan berkali-kali istirahat di tepi jalan masuk untuk mengambil
udara.
‘Jebal…jebal…’ gerbang depan
masih dibuka, berarti ada harapan jika gerbang asrama pun masih terbuka. Namun
jarak perjalanan yang cukup memakan waktu tidak bisa membuat Yunbi tenang.
Begitu sampai ditengah-tengah,
terdengar bel berbunyi disetiap area sekolah, menandakan seluruh kegiatan harus
berhenti tepat jam 10 malam. Yunbi habis sudah.
“Halooo… apa ada orang?” teriak
Yunbi ketika ia sampai di gerbang masuk asrama yang tentu saja sudah terkunci.
Ia mencoba melambaikan tangannya ke dalam gerbang siapa tahu ada orang lain
disana, tapi usahanya gagal.
Saat itu juga terdengar derap
langkah dari koridor gedung utama, Yunbi langsung mendekatkan wajahnya kea rah
gerbang berharap sosok itu bisa menolongnya.
“Ah! Permisi! Kau yang disana!”
Yunbi memanggil orang itu. Dia menoleh.
“…Bisakah kau membantuku mem…”
belum juga Yunbi menyelesaikan ucapannya, siswa itu langsung berjalan melewati
Yunbi tanpa peduli. “YA! Tolong aku! Aku terjebak disini! YAAA!!!”
Usahanya kembali gagal. Apa yang
harus Yunbi lakukan sekarang? Haruskah ia tidur diluar malam ini? Atau menyerah
dengan kembali kerumah setelah semua yang ia lewati sejauh ini?
Namja itu kemudian duduk
bersandar pada gerbang yang ada dibelakangnya. Menbung. Jika saja hp nya
memiliki batrai, pasti ia bisa menghubingi Tae… ah tidak… Yunbi bahkan belum
sempat meminta nomor namja itu. Atau dia memang harus kembali ke Seoul? Tapi
perjalanan sangat jauh, dan tentu saja Yunbi tidak berani pulang di waktu
seperti ini meskipun ia sudah berubah menjadi seorang namja(?).
Apapun ide yang terlintas di
kepala Yunbi selalu saja jalan buntu. Satu-satunya hal yang paling memungkinkan
hanyalah… Yunbi harus tidur diluar malam ini.
“Psstt… Bi… Bi-yah!”
Yunbi langsung bangkit karena
terkejut. Tepat dibelakang tubuhnya, dibalik gerbang, terlihat wajah lain yang
menempel disana. Jantung Yunbi hampir melarikan diri karenanya.
“Taemin…! Bagaimana kau…?”
“Sssttt… Tunggu disana
sebentar.” Ucapnya singkat kemudian berbalik meninggalkan Yunbi begitu saja.
‘Apa
yang sebenarnya ingin ia lakukan? Kenapa dia malah pergi?’ pikir Yunbi.
Tapi
diam-diam Yunbi mengikuti instruksi Taemin dengan duduk terdiam menunggunya
disana. Manik mata namja itu tidak beralih sedikitpun dari lorong menuju asrama
pria tempat Taemin ‘menghilang’ beberapa saat yang lalu.
“Ta-dah!
Aku disini!”
“Akkk!!”
Yunbi terkejut karena tiba-tiba Taemin muncul dari arah belakang dan
mendekatkan wajahnya. ‘Plak!’ sebuah tamparan mendarat spontan di pipi namja
polos itu. “Apa yang kau lakukan?”
Taemin
sempat oleng namun langsung meraih tangan Yunbi saat menyadari ada seseorang
mendekat ketika ia selesai berteriak. Beruntung namja itu tidak lupa juga
meraih seluruh barang belanjaan Yunbi dan mengajak Yunbi melewati ‘jalan
pintas’.
“Apa
kau gila!?” Yunbi protes begitu mereka sudah cukup jauh dari gerbang asrama.
“Ani.
Kau yang gila!” giliran Taemin yang protes karena Yunbi tidak menuruti
kata-katanya. “Apa kau tidak tahu kita hampir saja tertangkap? Jika itu
terjadi, bisa-bisa besok kita harus membersihkan semua toilet di setiap kamar
asrama huh?”
Yunbi
melongo.
“Sekarang
ikut aku dan jangan banyak bicara, arraseo?” jika dilihat dari kata-kata yang
diucapkan Taemin, tampaknya namja itu sedang kesal. Namun tidak dengan
ekspresinya. Bahkan ketika marah ia hanya memperlihatkan wajah yang datar
kemudian mempimpin langkah Yunbi berjalan melewati gang disamping sekolah.
Yang
tidak bisa Yunbi percaya adalah, meski kalimat yang Taemin lontarkan terdengar
kesal, namun ia masih tetap menenteng semua tas belanjaan milik Yunbi demi
membuat namja itu merasa nyaman. Apakah Taemin serius ketika ia mengatakan
ingin menjadikan Yunbi teman baiknya?
***
Bola
mata Yunbi yang tertutup oleh kelopak seketika bergerak ketika sinar matahari
yang masuk ke dalam kamar terganggu oleh bayangan seseorang didepan jendela.
Yunbi sedikit menggeliat kemudian membuka matanya perlahan.
Pagi
pertama di dorm baru Yunbi akhirnya tiba. Semalaman ia sulit terlelap karena
tidak pernah tidur di tempat tidur yang sempit seperti sekarang. Belum lagi
Yunbi terbiasa tidur dengan boneka pororo kesayangannya yang dengan tragis
harus berakhir di tong sampah karena ia takut ketahuan.
Yunbi
menguap sambil mengusap matanya pelan. Saat ia mencoba terduduk, tatapannya
tersita oleh seseorang yang tengah berdiri memunggungi Yunbi sambil menata buku
kedalam tas. Seorang namja bertubuh tinggi itu tampak siap dengan seragam
lengkap dan sepatu. ‘Ah… pasti dia penghuni lain di kamar ini’ pikir Yunbi.
Tadi
malam saat Yunbi datang, namja itu sudah tertidur menghadap ke tembok. Membuat
Yunbi tidak memiliki kesempatan untuk menyapanya. Jangankan menyapa, hanya
untuk melihat wajahnya saja Yunbi kesulitan.
“Sudah
mau berangkat Hyung?” Taemin yang tidur di bed diatas Yunbi ikut terbangun.
Rambut Taemin tampak berdiri acak dengan tubuh kurusnya yang tanpa atasan.
Yunbi
langsung memalingkan arah dan bangkit dari tempat tidur.
“Annyeonghaseo…
kau pasti penghuni kamar ini kan?” Sapa Yunbi hendak memperkenalkan diri. “Aku
Bi, siswa baru di….”
Belum
sempat ia menyelesaikan perkenalannya, namja itu langsung berjalan cuek menuju
pintu kamar. Ia pergi bahkan tanpa berpamitan.
“Dia
Minho Hyung…” Jawab Taemin menanggapi ucapan Yunbi. “Tidak usah diperdulikan,
orangnya memang seperti itu.”
Yunbi
cemberut. Dia sudah berusaha ramah dan berharap orang itu sedikit lebih normal
dari Taemin sehingga bisa menjadi teman baiknya, namun ternyata jauh lebih
menyebalkan. Dengan langkah yang kasar, Yunbi langsung mengambil handuk dan
meluncur ke kamar mandi.
‘Siapa
tadi namanya? Minho?’ batin Yunbi sambil menyikat giginya. ‘Dia pikir dia siapa
berani mengabaikanku huh? Lagipula aku juga tidak bermaksud bersikap manis
padanya! Dia saja yang terlalu percaya diri!’
Yunbi
jadi curiga, jangan-jangan Minho itu tuli makanya tidak mendengarkan sapaannya
pagi ini. Tapi apapun kemungkinannya, Yunbi berjanji tidak akan menyapanya
lebih dulu. Ia gengsi.
Saat
Yunbi mulai menyalakan air untuk mengguyur tubuhnya, tiba-tiba pintu kamar
mandi terbuka dan tanpa ba-bi-bu Taemin langsung melucuti semua pakaiannya lalu
ikut berdiri disamping Yunbi.
“YAAA!!!!
TAEMIN APA YANG KAU LAKUKAAAN!!!”
***
Yunbi berjalan lambat menuju
ruang kelasnya beberapa detik setelah keluar dari gedung depan untuk menemui
Kepala Sekolah,. Namja itu menggaruk tengkuknya bingung karena sebelum ia
bertemu dengan kepala sekolah, Yunbi diminta untuk mengisi data pribadinya.
Data yang Yunbi isi sebagian besar benar-benar sesuai dengan data pribadinya,
namun ada beberapa poin yang tentu saja harus Yunbi rubah. Seperti jenis
kelamin, tinggi dan berat badan. Jujur Yunbi sedikit takut jika pada akhirnya
ia ketahuan, tapi untuk sekarang ia tidak memiliki pilihan lain selain
mengisinya demikian.
“Selamat pagi anak-anak…” Sapaan
guru matematika yang bernama Kim Jongkook atau yang lebih akrab disapa Mr Kim
seketika membuat seluruh kegiatan di kelas sebelas-dua terhenti. Siswa yang
sebelumnya masih mengobrol sambil menunggu kedatangan guru jam pertama
pelajaran langsung berlarian ke bangku masing-masing. Tidak hanya selalu tepat
waktu, namun Mr Kim juga terkenal ‘killer’ di kalangan siswa. Oleh karenanya,
hanya dengan menginjakkan kaki dikelas sudah membuat suasana berubah panas.
“Anak-anak, hari ini kita
kedatangan murid baru. Murid baru ini pindahan dari…” Mr. Kim memulai
pembicaraan didepan kelas, sementara Yunbi masih menunggu diluar sambil sedikit
mengintip keadaan melalui jendela disamping kelas. Belum juga Yunbi dipanggil untuk
masuk, tiba-tiba ada 3 siswa yang berlarian
dari ujung koridor kemudian mendahului Yunbi memasuki kelas sebelas-dua.
Hanya dilihat dari cara berpakaian mereka yang seenaknya, Yunbi bisa menebak
kalau mereka termasuk geng troublemaker di kelas. Dan benar saja, belum sempat
ke tiga-nya mendekati tempat duduk, mereka langsung diusir oleh Mr Kim untuk
berdiri dikoridor tepat disamping Yunbi.
“Anak baru?” Ucap salah satu
siswa berambut pirang pada Yunbi. Yunbi tidak menjawab.
“Ow… sombong sekali.” Sahut
lainnya saat mengetahui tanggapan Yunbi yang ketus. “Padahal kami bertanya
baik-baik, kenapa kau tidak menjawabnya huh? Apa kau ingin mencari masalah
dengan kami?”
Yunbi melayangkan lirikan tajam
pada siswa itu, membuat mereka merasa terganggu. Namun belum sempat mereka
membalas Yunbi, saat itu pulalah Mr Kim memanggil Yunbi masuk.
“Setelah makan siang kau
kutunggu di backstage gedung teater. Kami memiliki acara khusus untuk murid
baru.”Ucap siswa berambut pirang pada Yunbi. “Awas kalau kau tidak datang.”
Yunbi berlalu.
“Annyeonghaseo,
naneun Bi Imnida. Bangapseumnida!” Ucap Yunbi memperkenalkan diri begitu masuk
ke ruang kelas. Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah sosok Taemin yang
melambai-lambaikan tangan di pojok ruangan. Disamping tempat duduk Taemin
terdapat empat bangku yang kosong, yang bisa Yunbi tebak tiga diantaranya adalah
milik siswa berandalan yang dihukum didepan tadi. Selebihnya Yunbi tidak
mengenali yang lain. Ia hanya melihat sepintas kalau dikelas ini hanya ada
sekitar 30 orang siswa, dengan masing-masing separuh siswa laki-laki dan
perempuan.
“Nah
Yunbi kau bisa duduk di bangku yang kosong disebelah sana.” Mr Kim menunjuk
bangku di samping tempat duduk Taemin. Membuat Taemin tersenyum cerah kemudian
membersihkan bangku itu dengan telapak tangan sebelum akhirnya mempersilakan
Yunbi untuk duduk.
***
“Bagaimana dengan hari
pertamamu?” Tanya Taemin saat mereka berdua tengah berjalan dari kelas menuju
kantin di waktu istirahat sekolah. “Apakah menyenangkan?”
Yunbi memanyunkan bibirnya.
“Lumayan.” Tapi sedikit membosankan, sejujurnya pikir Yunbi. Disekolah yang
lama Yunbi merupakan yeoja yang paling populer dan memiliki sebuah geng. Ia
sering melakukan banyak hal menyenangkan bahkan ketika sedang pelajaran
sekolah. Tidak hanya itu, Yunbi bisa menyuruh teman satu gengnya seenak hati
Yunbi ketika ia tengah membutuhkan sesuatu. Tapi disini Yunbi hanya bisa duduk
diam sambil mendengarkan ocehan guru, belum lagi peraturan begitu ketat baik di
sekolah maupun di asrama. Yunbi merasa seperti didalam penjara.
“Taemin bisakah kau mengambilkan
makan siang untukku?” Pinta Yunbi saat mereka sampai di kantin sekolah.
Taemin mengangguk tanpa berfikir
panjang. Kemudian ia berlari ke booth makanan setelah menerima kupon dari
Yunbi. Sekarang baru Yunbi sadar kalau ternyata memiliki teman seperti Taemin
ada gunyanya juga.
Yunbi duduk disamping jendela
sambil melihat keluar. Tepat di samping kantin terdapat lapangan sepak bola
dimana ada beberapa anak yang lebih memilih bermain ketimbang menghabiskan
waktu istrirahat untuk makan siang. Salah satu dari mereka menarik perhatian
Yunbi.
“Oh! Minho Hyuuung!” Taemin yang
baru datang langsung berteriak ke luar jendela begitu melihat teman satu
kamarnya ada disana. Spontan semua penghuni kantin melihat kea rah mereka.
‘Norak sekali.’ Batin Yunbi melirik
Taemin.
“Dia benar-benar keren. Tidak
hanya menjadi kapten tim sepak bola, basket dan base ball, tapi dia juga pernah
meraih kejuaraaan nasional di bidang marathon.” Taemin berceloteh mengiringi
santapan makan siang milik Yunbi. “Bagiku dia bintang nomor satu di sekolah
ini, tapi sayangnya banyak yang menganggap saingan Minho hyung lebih keren.”
Lanjutnya menggebu-gebu. “Ah… haruskah aku menceritakannya padamu?”
Ia mencoba membuat Yunbi
penasaran, tapi Yunbi justru cuek menghabiskan makan siangnya tanpa berkata
apapun.
“Baiklah… karena kau memaksa,
aku akan menceritakan semuanya tentang sekolah ini. Dengarkan baik-baik huh?”
Yunbi hanya membuang napas. ‘Terserah
kau sajalah…’ batinnya tidak peduli.
“Saingan berat Minho Hyung
adalah Suho hyungnim(?). Suho hyungnim merupakan siswa terkaya, tertampan dan
terpintar di sekolah ini. Dia menjadi ketua OSIS tahun lalu. Meskipun ia harus
melepaskan jabatannya di bidang OSIS dan berbagai ekskul karena harus focus
dengan ujian di kelas 12, tapi ketenarannya tidak meredup sampai sekarang.”
Taemin bercerita dengan begitu antusias, seolah-olah Yunbi adalah anak kecil
yang tengah mendengarkan dongeng sebelum tidur. “Jika Minho hyung sering menang
dalam bidang olah raga, Suho hyungnim adalah juara dalam bidang akademik. Hasil
penemuannya bahkan pernah disertakan dalam pameran di Amerika!! A-ME-RI-KA!”
Yunbi masih malas menanggapi
cerita Taemin, kupingnya mulai panas.
“…Tapi yang paling menarik bukan
itu. Meskipun mereka memiliki bidang masing-masing dalam kejuaraan, namun ada
satu hal yang membuat kompetisi mereka semakin sengit. Kau tahu apa itu?” Tanya
Taemin sok misterius.
“Kenapa ia hanya tidur sendirian?”
Yunbi justru bertanya diluar topik. “Bukankah setiap bed harusnya bertingkat
seperti milik kita jadi dalam satu kamar bisa dihuni 4 orang?”
Taemin melongo mendengar
pertanyaan Yunbi yang tiba-tiba. Padahal ia tengah memberi perhatian penuh ke
dalam ceritanya yang merupakan hot topic di sma itu.
“Minho hyung?”
Yunbi mengangguk.
“Hyung mendapat perlakuan
special karena dia selalu menang dalam kejuaraan. Tadinya bahkan dia hanya
menghuni satu kamar sendirian, sama seperti suho hyungnim yang merupakan anak
pemilik yayasan.” Taemin meneguk sedikit air putih, takut tersedak. “Tapi
semenjak Suho hyungnim menjadi ketua OSIS dan berkuasa di sekolah ini,
perlakuan special pada Minho hyung pun berkurang.”
Yunbi mengangguk-angguk. Sial
sekali pikirnya, Minho yang merupakan bintang sekolah harus sekamar dengan
siswa seperti Taemin.
“Tapi apa kau tahu kenapa Suho hyungnim
sangat membenci Minho hyung?” Taemin mulai lagi. “Itu karena…”
“Aku
ingin kembali ke kelas.”
“Ya! Ya! Aku bahkan belum mulai
makan!” protes Taemin menahan kepergian Yunbi. “Baiklah…baiklah aku akan
berhenti bercerita. Tapi tunggu sampai aku selesai makan huh?”
Akhirnya Yunbi kembali
menempelkan pantatnya di bangku kantin. Namja itu melihat ke arah lapangan
sambil menyedot susu pisang yang Taemin bawakan.
“Ah iya, aku sampai lupa
menyampaikan hal yang penting.”
Yunbi menoleh terusik, “Kau
bilang hanya ingin makan!”
“Tapi ini penting. Sangaaattt
penting!” Taemin berbicara sedikit memohon. Membuat Yunbi menyerah untuk
kembali mendengarkannya.
“Di sekolah ini ada satu geng
yang berbahaya.” Wajah Taemin berubah serius. “Mereka merupakan iljin. Apapun
yang terjadi kau harus menghindarinya. Harus!”
“Kenapa aku harus
menghindarinya?” Tanya Yunbi santai.
“Ah… itu mengerikan. Sekalinya
kau jadi sasaran mereka, kau tidak akan pernah bisa lepas darinya.” Taemin
berkata dengan sungguh-sungguh. “Perlu kau tahu, di kelas kita bahkan pernah
ada siswa yang hampir bunuh diri karenanya.”
Yunbi membola. ‘Separah itukah?’
“Kenapa orang itu…” belum sempat
Yunbi menyelesaikan pertanyaan, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dari
arah belakang.
“Hey anak baru!”
Taemin yang duduk di seberang
meja langsung beringsut tidak berani menatap orang yang memanggil Yunbi. Begitu
juga dengan siswa lain yang sebagian besar berpura-pura tidak melihat.
Yunbi menoleh. Dibelakangnya
berdiri tiga namja yang tadi sempat berbicara padanya setelah mendapatkan
hukuman berdiri didepan kelas karena terlambat. Salah satu dari mereka
menyeringai.
“Kau tidak lupa apa yang aku katakan
tadi pagi bukan?”
-To Be Continue-
Haaaahhh Minho udah keluar tapi cuma numpang lewat xD
oiya akan ada banyak cameo nantinya~ so far baru suho sama 3 orang iljin ga jelas tadi(?) wakaka
dan taemin... haha gimana menurut kaliaaan?
bukankah dia best friend material bangeeettsss? hihi
buat yang baik hati silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar.
makasih. selamat berpuasa!
Hwaa.. suka banget sama FF ini.. Lanjut ya thor...
ReplyDeleteAku jadi ngebayangin yunbi jadi cowok melambai gara2 dia cewek..... itu kalung dia apa kabar ya? Lanjut kak fightiiiinnggg
ReplyDelete