Annyeonghaseooo~
Long time no
seee buat semua readers yang sangat baik hati mau baca ffku sebelum2nya.... ah
kayaknya baru kemaren ya FF Lucid Dream ending (plak!). maap maap maap karena
terlalu lama menunggu. Sebenernya ff ini udah lama jadinya tapi belum ada waktu
buat ngepost. Lagian tadinya mau bikin sampe part 7 atau 8 dulu baru di post,
tapi baru bikin ampe part 5 udah langsung aku post takutnya kelamaan hihi
Oiya di akhir
drama Lucid dream aku udah pernah nyampain kalo FF ini Cuma akan di post di
blog ini, jadi FF ini ngga akan aku posting di FB. Cuma link nya aja yang aku
share. Harap maklum ya <3
Berbeda dengan
FF-Ffku sebelumnya, kali ini selain bertemakan fantasy, FF ini juga jauh lebih
fresh. Bertemakan school life dan dibintangi(?) oleh pairing paling populer(?)
di SHINee yaitu 2MIN hehehe.
Langsung aja
deh ya, selamat membaca!
Tittle : Pixie Rain [Part 1]
Author : Ichaa Ichez
Lockets
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG-13
Cast : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee
Taemin.
Length : Chapter.
Desclaimer : This story is originally mine. This is
only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
Langit berselimut
mendung tampak mengiringi laju sebuah mobil mewah yang berjalan melintasi jalanan
tol dari pusat distrik kota seoul menuju ke arah selatan, tepatnya di kota
Busan. Seorang yeoja dengan baju terusan motif bunga berwarna peach duduk di
bangku penumpang sambil melihat-lihat keadaan sekitar dengan bosan. Sejak mobil
yang ditumpanginya keluar dari rumah, perasaannya tidak enak. Apalagi sudah
berjam-jam mereka ada di perjalanan, sang sopir pribadinya enggan menyebutkan
tujuan kemana mereka pergi sekarang.
Gadis
itu bernama Yunbi. Dia adalah putri kedua dari keluarga Kang yang terkenal
memiliki usaha di bidang property kualitas ekspor. Yunbi memiliki seorang kakak
laki-laki bernama Kang Jongsuk yang kini tengah berada di Amerika untuk
melanjutkan kuliah.
Berbeda
dengan Jongsuk yang merupakan anak penurut, Yunbi sering kali membuat appanya kerepotan.
Yunbi memang pintar, ia menguasai berbagai bidang mulai dari seni, fashion hingga
akademik. Sejak kecil yeoja itu sudah mengikuti kursus ballet, melukis,
biola, piano, gitar, fashion, menyanyi, bahasa inggris, bahasa jepang, bahasa perancis
sampai kursus kecantikan. Yunbi sangat sempurna. Dia tidak hanya memiliki
banyak keahlian, namun juga kecantikan yang luar biasa. Tapi semenjak ibunya
meninggal, Yunbi sering sekali berbuat masalah. Ia sengaja melakukan hal yang
tidak disukai oleh ayahnya hanya demi membuat beliau marah. Tidak hanya melakukan kegiatan yang
dilarang, tapi Yunbi juga gemar menghabiskan uang untuk membeli hal yang tidak
ia butuhkan.
Dan
tepat seminggu yang lalu, tampaknya kesabaran Mr. Kang sudah habis. Yunbi sengaja berbuat onar di dalam bar
dan minum-minuman keras padahal sudah jelas dia belum memiliki cukup umur.
Urusan dengan pihak polisi dan sekolah bisa terselesaikan dengan cepat
mengingat posisi Mr Kang sekarang, namun sejak saat itu
beliau sama sekali tidak berbicara sedikitpun pada Yunbi. Sampai akhirnya
hari ini tiba-tiba sopir pribadinya membawa Yunbi ke tempat yang tidak Yunbi
ketahui. Yunbi curiga appanya akan melakukan sesuatu padanya karena kejadian itu.
“Apa
masih jauh?” tanya Yunbi untuk yang kesekian kalinya.
“Sebentar
lagi nona muda.” Selalu jawaban yang sama yang Yunbi dengar sejak pertama kali
Yunbi bertanya.
Mulanya
mereka melalui jalan raya di kota Seoul, kemudian menuju ke arah selatan agak
condong ke barat. Melewati jalanan tol, jembatan layang dan sempat berhenti
sejenak di rest area. Perjalanan terasa begitu jauh dengan waktu tempuh sekitar
6 jam, rasanya seperti tidak juga
mencapai tempat tujuan.
Tapi kemudian mobil
yang Yunbi tumpangi masuk ke dalam sebuah area yang sangat luas. Hanya untuk
masuk ke gerbang utamanya saja Yunbi harus melewati jalan masuk yang begitu panjang
dan dikelilingi taman serta pepohonan rindang. Yunbi mengerutkan dahinya saat
melihat area yang tampak asing itu. Alisnya menyatu sambil menengok
ke luar jendela untuk mencari nama tempat dimana ia sekarang. Sampai yeoja itu
menemukan sebuah tulisan yang cukup besar di tengah taman dengan hiasan bunga
lavender berwarna ungu yang berbunyi, Seungri International School.
Yunbi
terperangah.
“Berhenti
ahjussi!”
Sopir
itu bergeming.
“Aku
bilang berhenti!!” ulangnya berteriak. “Berhenti sekarang juga atau aku akan
melompat keluar.”
Sopir
itu sempat melirik ke spion tengah kemudian menghentikan laju mobilnya tak jauh
dari sana.
“Putar
balik.” Lanjut Yunbi yang tidak mendapatkan respon dari supirnya.
“Aku
bilang putar balik!”
“Jeosonghamnida
nona muda. Tapi Tuan meminta saya untuk mengantar nona sampai ke dalam.”
Yunbi
menekuk kedua tangan di dadanya sambil mendengus. Matanya menyipit sambil
berfikir. “Kalau begitu turunkan saja aku disini biar aku masuk sendiri.” Ia
tahu sekarang ia tidak lagi bisa mengendalikan supirnya. Oleh karena itu Yunbi terpikir
rencana lain.
“Tapi
nona...”
“Jika
appa bertanya, bilang saja aku sudah selamat sampai tujuan. Atau aku sendiri
yang akan menghubunginya.” Lanjut yeoja itu kemudian membuka pintu.
Yunbi
tidak mengira orang tuanya sudah menyiapkan semuanya hanya dalam waktu singkat.
Tidak hanya perpindahannya dari SMA Seoul sampai ke Busan, tapi juga semua
barang-barang kebutuhan Yunbi sudah berada dalam satu koper. Ia hanya bisa
terperangah saat sang supir menurunkan kopernya dari bagasi mobil.
Dengan
kesal Yunbi menyeret kopernya menjauhi gerbang utama menuju gerbang luar
sekolah sesaat setelah memastikan mobil yang ditumpangi supirnya sudah
meninggalkan area sekolah itu. Hanya dengan melihatnya dari luar saja Yunbi
tahu sekolah ini memiliki aura yang sama sekali tidak cocok baginya.
Yunbi membuang nafas berat sambil memandang ujung sepatunya
yang lancip. Saat itu juga tiba-tiba ia teringat akan seseorang. Cepat-cepat Yunbi berhenti sejenak
di bawah pohon sambil menengok kanan kiri siapa tahu ada orang yang datang.
Yunbi mencoba menelfon Oppa kesayangannya untuk mencari ‘bantuan’. Disaat
genting seperti sekarang tidak ada orang lain selain Oppanya yang bisa Yunbi
percaya.
“Tuuut...tut....”
Yunbi menunggu seraya melilitkan
ujung rambut di jemari lentiknya untuk mengurangi rasa bosan.
“Beep.”
Tidak diangkat. Yunbi
lantas mencobanya sekali lagi.
“Nomor
yang anda tuju sedang tidak aktif....”
“Ige
mwooyaa!” Yunbi menggerutu sambil membanting kopernya di jalan.
Tadinya
Yunbi ingin meminta Oppanya untuk menyuruh ‘utusannya’ menjemput Yunbi dan
membawa gadis itu sekalian sampai ke Amerika. Disana mungkin Yunbi bisa hidup
jauh lebih enak ketimbang terdampar di tempat ini. Tapi Yunbi tidak mengira
disaat seperti ini Oppanya bahkan tak mau mengangkat telpon. Apakah appa dan
oppanya sudah sepakat untuk membuang Yunbi sampai kemari?
Tidak
ada pilihan lain. Rencana Yunbi kini tinggal satu, yaitu kembali ke Seoul sendirian. Untuk masalah lain
yang kemungkinan akan ia hadapi disana, ia akan memikirkannya nanti. Yang
penting ia tidak akan terdampar di tempat ‘mengerikan’ ini untuk sementara.
Jarak
dari gerbang luar sampai ke gerbang utama sekitar satu kilometer.
Sedangkan mobil yang mengantar Yunbi tadi sudah lewat setengahnya. Kini
terpaksa Yunbi harus berjalan kaki sekitar 500 meter sambil menggeret sebuah koper. Yeoja itu tak
henti-hentinya menggerutu karena keputusan konyol dari appanya ini.
Tepat ketika Yunbi mencapai depan
gerbang utama, tiba-tiba gerimis mulai turun. Yunbi langsung menyeberang jalan
dan berteduh di tempat terdekat dari sana, sebuah toko aksesoris.
“Aneh sekali, perasaan tadi langit
masih cerah...” pikir Yunbi. Padahal sudah sejak ia berjalan dari Seoul, langit
sudah mulai mendung. Wajar jika kemudian turun hujan.
Yeoja itu duduk didepan pintu toko yang
kebetulan sepi. Ia sempat mengintip ke dalam dan melihat beberapa barang yang terpajang rapi disana. Daripada Yunbi
bosan menunggu, lebih baik sambil melihat-lihat aksesoris, pikirnya.
Krincing...krincing...
Beberapa tabung kecil yang terbuat dari
alumunium diatas pintu berbunyi nyaring ketika Yunbi membukanya. Seorang gadis
dengan seragam berwarna putih langsung menyambutnya dengan senyuman.
Toko yang memiliki dekorasi warna
kesukaan Yunbi, peach, itu tidak memiliki ukuran yang cukup luas. Dengan design
yang sederhana, disana terdapat beberapa rak berisi aksesoris mulai dari
cincin, kalung, gantungan kunci dan beberapa jepit rambut. Dibagian kanan
ruangan juga terlihat berbagai bentuk kuciran rambut yang tampak tergantung
dengan rapi.
Yunbi langsung menuju ke rak bagian
kiri toko dimana banyak sekali cincin dan kalung yang beraneka ragam. Begitu
melihatnya dengan seksama, pandangan Yunbi langsung tertuju pada sebuah kalung perak
dengan lingkaran dibagian luar dan bentuk tetesan yang bisa berputar di bagian
dalam.
*kurang lebih begini ya -_-*
Bola matanya membesar, hanya dalam
hitungan detik Yunbi langsung jatuh cinta pada kalung itu. Sejak dulu Yunbi
memang paling suka berbelanja aksesoris. Ia tak pernah ketinggalan memakai satu aksesoris pun yang melekat di
tubuhnya mulai dari
anting-anting, kalung, gelang, cincin atau bando dan jepit rambut.
Tidak ingin berfikir lebih lama, Yunbi
langsung mengambil kalung itu kemudian membawanya ke meja kasir. Tak lupa Yunbi
mengeluarkan credit cardnya untuk membayar.
“Ah maaf, tapi kami hanya menerima uang
cash.” Tolak kasir itu lembut.
Yunbi mulai panik, ia membuka setiap sisi dari dompetnya
untuk mencari uang cash. Namun seingat Yunbi, ia jarang menyimpan uang cash
dalam dompetnya. Bahkan untuk membayar parkir ke beberapa tempat, Yunbi
selalu menggunakan kartu langganan yang sudah diurus oleh pembantunya. Yunbi
tidak pernah sekalipun menaiki bus dan membeli makanan ataupun sesuatu di
pinggiran jalan yang membutuhkan uang cash.
Dan benar, setelah berulang kali mengecek isi
dompetnya, tidak ada satu lembar pun uang disana.
“Eottokhae?” Yunbi tidak berani menatap
kasir di toko itu, pandangannya hanya tertuju pada sebuah kalung yang sudah
masuk ke dalam kotak bening terbungkus plastik yang siap untuk Yunbi bawa.
“Jika kau menginginkan kalung ini, kau
boleh mengambilnya.” Ucap kasir itu akhirnya.
Wajah Yunbi berubah cerah. “Jeongmal?”
Dia mengangguk.
Eyyy, tapi seumur hidup Yunbi ia tidak
pernah menerima barang secara cuma-cuma kecuali dari anggota keluarganya.
Selama ini justru Yunbi yang sering memberikan barang maupun makanan kepada
teman-temannya di sekolah. Tapi sekarang keadaan justru berbalik. Yunbi tidak
pernah bertemu dengan situasi seperti ini.
“Kau bisa membawanya agashi.” Kasir itu
menawarkan sekali lagi. Membuat Yunbi semakin bimbang, ia melihat ke arah
kalung itu kemudian memandang kasir sekali lagi. Yunbi sangat menginginkannya,
haruskah ia menerimanya begitu saja?
***
Tetesan air hujan yang semula memenuhi
setiap sudut kota Busan semakin lama semakin menipis. Beberapa ranting dan
ujung daun yang semula goyah oleh terpaan angin kini terdiam dan menurunkan
sisa-sisa air yang membasahinya. Aktivitas para warga yang sempat terhenti
sejenak kembali dimulai. Beberapa dari mereka tampak terburu-buru dengan
langkah yang lebar dan berjingkat menghindari genangan air.
Dari kejauhan terlihat sesuatu yang menarik perhatian. Segerombolan
orang tengah berdiri melingkar di halte bus sambil saling berbisik pelan karena
ada sebuah objek yang tampak asing di mata mereka. Tak jarang ada yang hanya melihat
secara sekilas kemudian pergi menaiki bus dengan tawa yang mereka tinggalkan. Ada pula yang tidak ingin kehilangan
moment dan memutuskan untuk menyimpan pemandangan asing itu dalam ponselnya.
Sementara yang lain hanya duduk dengan cuek sambil menunggu bus yang ia tunggu
datang.
Sampai salah satu diantaranya mulai
mengambil langkah. Meninggalkan ketegangan sekaligus rasa penasaran bagi yang
lainnya.
Yunbi yang sebelumnya tertidur dengan
pulas mulai terusik dengan sebuah sentuhan pada lengan sebelah kirinya. Ia
menggeliat sejenak kemudian menguap karena rasa kantuk yang menyerangnya masih
sangat terasa. Perlahan-lahan kelopak Yunbi bergerak ke atas, mengijinkan
sorotan cahaya matahari sore menyentuh permukaan bola matanya.
Yunbi masih belum sadar dengan apa yang
ada di sekitarnya. Ia justru mencoba terduduk tegak sambil mengucek kedua
matanya, saat itulah sebuah gumaman orang-orang disekitarnya mulai terdengar.
Yunbi terkesiap. Tepat disekelilingnya kini tengah berdiri begitu banyak orang
yang menatapnya dengan aneh, ada beberapa yang tertawa geli, namun tidak jarang
mereka melontarkan pandangan jijik. Yunbi seperti sesuatu yang tidak pantas
untuk mereka pandang. Bahkan ada seorang ibu yang menutup mata anaknya kemudian
cepat-cepat pergi dari sana.
‘Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi?’
“...Ya! Kenapa kau berpakaian seperti
itu?...”
“...Sepertinya dia bukan orang dari
daerah sini...”
“...Sebaiknya kita lapor polisi sebelum
keributan bertambah besar...”
“...Tutup kakimu dengan ini,
Adeul-i!...”
Seseorang melemparkan sebuah jaket.
Saat itulah Yunbi menyadari ada sesuatu yang aneh dengan tubuhnya.
Yunbi lantas bangkit, tapi kakinya
terasa begitu sakit karena sepatunya jauh lebih sesak daripada sebelumnya.
Cepat-cepat Yunbi melepas high heelsnya, menarik koper kemudian pergi dari
sana.
‘Kenapa seperti ini? Kenapa tubuhku
terasa aneh?’ Yunbi berlari sambil menutup wajahnya. Kejadian tadi benar-benar
membuat Yunbi terkejut sampai ia tidak sempat menyadari apa yang tengah
terjadi. Biasanya Yunbi akan memberikan respon dengan nada tinggi setiap kali
ia mendapatkan komentar buruk, tapi ia tahu ada sesuatu yang salah.
Tak jauh dari sana Yunbi menemukan
toilet umum. Tanpa berfikir panjang
ia langsung masuk
ke toilet wanita, namun belum juga menginjak bagian dalam toilet semua yeoja
yang ada didalam sana langsung berteriak.
“Keluar! Dasar lelaki mesum!”
DEG!
Yunbi merapatkan punggungnya di dinding
bagian luar. Nafasnya memburu, lututnya lemas sementara jantungnya berdegup
sangat kencang.
‘Mereka tadi memanggilku apa??’
‘Tolong katakan kalau tadi aku hanya
salah mendengarnya...’
Yunbi kemudian melirik ke bagian kiri tempat ia
berdiri, disana terpampang simbol toilet pria. Jika tadi Yunbi tidak
diperkenankan masuk toilet wanita, haruskah ia lalu masuk ke dalam sana?
Setelah menarik nafas dalam dua kali,
Yunbi nekat masuk ke dalam toilet itu.
Rupanya didalam tidak ada orang sama
sekali. Yunbi langsung disambut dengan sebuah cermin besar yang berada tepat
disamping kiri pintu masuk. Tubuhnya seketika terperanjat begitu melihat
pantulan dirinya disana.
“KYAAAAA!!!!”
Yunbi berteriak sekeras-kerasnya. Ia
hampir pingsan saat itu juga.
Jika disana tidak hanya ada Yunbi
seorang diri, mungkin ia mengira seseorang yang ada dalam cermin itu adalah
orang lain. Namun ruang itu terlalu sederhana untuk bahkan melakukan trik
sulap. Yunbi tahu benar orang itu adalah dirinya. Yunbi menyadari jika ia sudah
100% berubah meski ia sangat ingin membohongi dirinya sendiri.
“Ini pasti hanya mimpi! Tolong katakan
ini semua hanya mimpi!!!”
Yunbi menyentuh wajahnya sambil
membuang nafas keras-keras.
“Astaga... ini benar-benar aku!!”
Tangannya kemudian turun ke dadanya,
disana tidak ada gundukan atau apapun(?) yang wajar dimiliki wanita. Dada Yunbi
benar-benar rata.
Saat itu juga tatapannya bergerak
kebawah, pikirannya jadi tertuju pada sesuatu.
“Seolma... (tidak mungkin...)”
Cepat-cepat Yunbi masuk ke dalam ruang
toilet kemudian membuka dress terusan mini dan celana yang ia pakai. Saat itu
juga seketika tubuhnya menegang. Dari semua hal yang ia temukan sejak tadi
tidak ada apa-apanya ketimbang sesuatu yang tengah ia lihat sekarang.
“WAAAAAAA BENDA APA INI!!!” Yunbi
berteriak lebih keras. “Pergi... pergi... kenapa ‘itu’ harus ada
disanaaa...huwaaaa....”
Yunbi melompat-lompat sambil
menggoyangkan tangannya jijik, tidak ingin menyentuh benda itu namun juga tidak
sudi memilikinya. Ia langsung kembali memakai celana kemudian dress terusannya
yang terasa sesak. Tubuhnya seketika ambruk di dudukan closet.
“Kenapa jadi seperti iniiii? Huwaaaaa,
apa salahku sebenarnyaaa?” Yunbi kemudian berteriak dari dalam hatinya. ‘KENAPA
AKU BISA BERUBAH MENJADI NAMJAAA!!!’
-To Be Continue-
Nyahahaha apaan itu tadi? Endingnya ambigu(?)
wkwkwk maap bukan bermaksud untuk NC(?) tapi Cuma mau nggambarin kalo karakter
Yunbi berubah jadi cowok tulen. TULEN! Dan pas adegan orang pada mengerumuni
Yunbi di halte itu bukan karena mereka pada liat Yunbi berubah jadi namja, tapi
mereka heran kenapa ada COWOK yang tidur di pinggir jalan PAKE ROK MINI dan
HIGH HEELS. Begituu~
Oiya karena dicerita ini tokoh utamanya
akan berubah jadi bener2 namja, maka aku juga akan memakai kata ganti “NAMJA
ITU” ya biar feels nya juga bisa sampai di readers.
Untuk part 1 emang masih a lil bit
classy, tapi tunggu deh part selanjutnya. Banyak hal diluar dugaan yang bakalan
terjadi hehehe. Jangan lupa tinggalkan komentar!
Kalau gitu sampai ketemu lagi di part
2, saya akan bekerja keras! Annyeong!
*NB: buat yang masih bingung gimana cara ninggalin komentar, klik >>DISINI<<
*NB: buat yang masih bingung gimana cara ninggalin komentar, klik >>DISINI<<
keren,,, ditungu part 2 nya,, secepatnya ya... makasih.........
ReplyDeleteicha....aku mau nanya,,tapi kalo disini aku ga tau notifinya....mau email aku yaaaa..pleasee k imelmelisa22@gmail.com....perlu bangt..kal0o pake email biar lebih cepet ajaaa..mau yaaa
ReplyDeletewahhh :D
ReplyDeleteOh, jadi dia berubah jadi namja? Kirain apaan.. Ha ha.. ada" aja
ReplyDeleteHuih fantasy asik :3 rasan tuh yubin jadi cowok hahaha
ReplyDelete