Annyeonghaseo, maap baru bisa post sekarang u.u
Akhirnya setelah seharian tadi nglembur-sampe-lupa-makan-jadi-maag-kambuh-dan-hampir-pingsan akhirnya bisa juga di post hari ini.
Oiya ada beberapa pertanyaan yang muncul di komen part kemaren yang nanya soal appa yungshin, jadi sebenernya appa yungshin itu belum dipenjara. Dia kabur terus jadi buronan (bisa diliat di part 1), dan sekarang ujug2(?) dia dateng jadi copet yungshin. *masih inget kan part kemaren.
Hoho langsung aja yaaa, mian kalo ada yang ga kebagian tag . *bow
Happy reading!
Tittle : Angel Key [Part 7]
Author : Ichaa Ichez Lockets
Genre : Fantasy, Friendship, Family, Romance.
Rating : G
Cast : Park Yungshin, Key SHINee, and Taemin SHINee.
Length : Chapter
Desclaimer : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
“Appa?” pekik Yungshin tidak percaya.
Mr Park pun terperanjat. Ia tampak berdiri mematung dan perlahan tas yang digenggamnya terlepas. Dalam beberapa detik ia sempat ingin kembali pergi, tapi Taemin menahannya.
“Jangan pergi appa.” Cegah Yungshin spontan membuat Mr Park menghentikan langkahnya.
Yungshin kemudian kembali memakaikan topi milik Mr Park yang semula ia lepas. “Appa gwenchana?” tanya Yungshin mengamati Mr Park dari atas sampai bawah. Mr Park tampak jauh lebih kurus dengan baju yang lusuh. Bahkan wajahnya tampak sedikit pucat.
“Mianhe Yungshin ah…” suara Mr Park terdengar bergetar menahan tangis. Ia sama sekali tidak menyangka pertemuan dengan Yungshin harus seperti ini.
“Gwenchana…” ucap Yungshin berusaha tenang walau dalam dadanya terasa bergemuruh. Ingin sekali rasanya memeluk Mr Park sekarang juga dan menangis sejadi jadinya, tapi Yungshin tahu benar dimana ia sekarang. Ini bukan saat yang tepat.
“Lalu dimana umma?” tanya Yungshin lagi.
Tak ada jawaban. Diwajah Mr Park justru terpampang keraguan.
“Jawab appa~ dimana umma sekarang?” tanya Yungshin lagi, tidak sabar. “Apa umma baik-baik saja?!?”
“Yungshin tenanglah.” Taemin mulai angkat bicara melihat appa Yungshin tak sanggup menjawab pertanyaan itu. “Mianhamnida, tolong tunggu disini sebentar ahjussi, aku akan mencarikan taksi untuk kalian.”
Tanpa diminta Taemin langsung menghentikan taksi untuk menuju tempat dimana umma Yungshin berada. Detik berikutnya Yungshin bersama appanya pergi ke tempat itu. Taemin tahu, ada batasan sejauh mana ia harus meninggalkan mereka berdua.
Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya taksi itu berhenti disebuah perkampungan. Mirip seperti gang gang kecil rumah Yungshin dulu, tapi bukan. Mereka sempat berjalan beberapa ratus meter dari badan jalan. Sampai appa Yungshin menghentikan langkahnya disebuah rumah yang sudah tidak terpakai. Rumah yang jauh lebih tidak layak dari rumah Yungshin sebelumnya.
“Umma!” Yungshin langsung menghambur ke ummanya begitu pintu dibuka. Sama dengan Mr Park, Mrs Park tampak jauh lebih kurus dan tubuhnya tampak tak berdaya tertidur di kasur tipis.
“Umma gwenchana?”
Mrs Park ingin bangkit tapi Yungshin tahan.
“Umma sakit apa, Appa?” tanya Yungshin mengalihkan pandangan kea rah Mr Park.
“Sepertinya umma mengalami dehidrasi. Sayang appa tidak bisa berbuat banyak Yungshin. Oleh karena itu tadi appa terpaksa …” ingin mencopet tas milik Yungshin. Yungshin tau kalimat itu yang ingin diucapkan Mr Park, karenanya dengan cepat gadis itu berbicara lebih dulu.
“Gwenchana, aku tahu keadaan appa sekarang.” Ucap Yungshin bijaksana. “Bagaimana kalau sekarang kita bawa umma ke rumah sakit?”
“Andwae, appa tidak ingin keberadaan appa dan umma terbongkar karena itu Yungshin.”
Yungshin terdiam, tatapannya pias. Andai saja ia bisa melakukan sesuatu untuk orang tuanya…
“Kalau begitu aku ingin appa dan umma tinggal bersamaku sekarang. Aku juga akan memanggil dokter untuk merawat umma. Aku jamin identitas appa dan umma akan aman bersamaku.”
“Tapi Yungshin…”
“Aku tidak takut jika suatu saat nanti dituduh menyembunyikan keberadaan kalian berdua. Yang penting sekarang, appa dan umma tidak perlu tinggal di tempat ini lagi.”
Mr dan Mrs Park saling pandang. Dalam diam keduanya menimbang-nimbang untuk menerima tawaran Yungshin atau tidak. Sampai akhirnya Mr Park tersenyum lega menatap Yungshin, “Tidak appa sangka, ternyata kau sudah banyak berubah Yungshin.”
***
Udara dingin menusuk ketika malam tiba. Yungshin yang masih terjaga terlihat duduk diatas sofa memandang ke luar jendela sambil melamun. Gadis itu senang telah menemukan kedua orang tuanya, namun ia pun tak sanggup membayangkan betapa buruk keadaan mereka sebelum ia menemukannya. Bahkan beribu pertanyaan yang muncul didalam otaknya harus ia tahan rapat-rapat agar tak menyakiti hati mereka berdua.
“Kau belum tidur Yungshin?” tanya Mr Park yang tampak keluar dari kamar tamu dan menemukan Yungshin duduk diruang tengah.
“Belum appa, kenapa appa tidak tidur?”
Mr Park berjalan kemudian duduk disamping Yungshin. “Appa memikirkan banyak hal.” Jawabnya. “Bagaimana denganmu? Apa kau juga memikirkan sesuatu?”
Yungshin tak menjawab, justru tertunduk memandangi lututnya.
“Appa tahu kau pasti bertanya-tanya apakah appa melakukan tidakan itu atau tidak. Iya kan?”
Ingin rasanya menjawab tidak, namun ada sedikit rasa penasaran yang hinggap di hati Yungshin. Membuat gadis itu akhirnya membiarkan Mr Park melanjutkan kata-katanya.
“Tentu saja appa tidak melakukannya Yungshin.” Jawab Mr Park mengerti apa yang Yungshin maksud. “Semua yang appa punya, Appa dapatkan dengan kerja keras, bukan karena korupsi seperti yang mereka bilang.” Jelas Mr Park. “Yungshin percaya dengan kata-kata appa kan?”
Yungshin memandang appanya kemudian mengangguk. “Lalu semua uang itu… Kenapa mereka menuduh appa yang melakukannya?”
“Mungkin ada yang tidak menyukai appa Yungshin, appa tidak tahu…” Mr Park menghembuskan nafas keras-keras. “Tapi pagi itu, ada orang kepercayaan appa yang memberi tahu kalau hal ini akan terjadi. Oleh karenanya appa memutuskan pergi dan meninggalkan semua yang appa punya. Mianhe Yungshin-ah, appa tidak ingin kau terlibat semua ini…”
“Jika appa tidak bersalah kenapa appa harus takut?” Ucap Yungshin antusias. “Polisi pasti akan menemukan siapa pelakunya!”
“Tidak semudah itu Yungshin ah…” Mr Park tampak putus asa. “Andai appa punya bukti, pasti appa sudah melakukannya.”
Yungshin terdiam. Sekali lagi menatap appanya lekat-lekat, sampai akhirnya yeoja itu tertunduk lemah. “Sebaiknya appa tidur menemani umma didalam. Yungshin tahu appa pasti sedang kelelahan.” Ucapnya lirih.
Mr Park pun membalas tatapan anak semata wayangnya dengan tenang. “Terimakasih sayang. Terimakasih karena kau berhasil kuat untuk appa.” Mr Park mengusap kepala Yungshin lembut kemudian mengecupnya sekilas. “Kau juga jangan lupa beristirahat, appa tidak ingin melihatmu sakit…”
Seketika mata Yungshin memanas, cepat-cepat ia mengalihkan pandangannya keluar jendela. Memastikan Mr Park telah menutup pintu kamar tamu dan tidak menemukan dia sedang menangis sekarang.
Yungshin sekuat tenaga berusaha tampak tegar dihadapan kedua orang tuanya. Yungshin bukan lagi yeoja yang cengeng, bukan lagi yeoja yang manja dan bergantung dengan orang lain. Yungshin telah berubah. Setidaknya ia sanggup bertahan untuk tidak menangis, sampai ketika tak ada siapapun disana yeoja itu akhirnya tumbang juga.
“Uljima…” ucap seseorang lirih ditelinga Yungshin.
Yungshin menoleh, saat itulah dia menemukan sebuah senyum hangat Key disana.
Key lah yang telah mengatur semua scenario hari ini. Key yang membuat appa Yungshin memilih Yungshin sebagai targetnya hingga semua berlalu seperti sekarang. Key sengaja, agar semua sanggup berjalan sebagaimana mestinya.
“Aku bangga padamu Yungshin.”
Yungshin tak mengeluarkan sepatah katapun, air matanya justru kembali mengalir.
“Uljima…” ucap Key sekali lagi, kali ini seraya menghapus air mata yang membasahi pipi Yungshin. Saat itulah Yungshin melingkarkan kedua tangannya di pinggang Key dan membenamkan wajahnya di dada malaikat itu. Yungshin menangis sepuasnya, mencoba meluapkan segala emosi yang kian memuncak.
‘Menangislah sepuasmu Yungshin, aku percaya kau sanggup melewati semua ini...’ batin Key tanpa suara.
***
Seminggu berlalu, Yungshin tetap melanjutkan aktifitasnya sehari-hari. Yeoja itu tak ingin selama-lamanya larut dengan keadaan. Yungshin tahu kini justru dia yang beralih menjadi tulang punggung keluarga, oleh karenanya dia memiliki tanggung jawab besar yang harus ia jalankan.
Yungshin sempat berfikir ingin menyewa pengacara untuk membela appanya atau bahkan detektif untuk menyelidiki semua perkara ini. Namun yeoja itu terpaksa mengurungkan niatnya mengingat kata-kata yang Mr Park ucapkan. Akhirnya Yungshin memilih bungkam.
“Cappucinonya satu.” Ucap Yungshin memesan kopi kesukaannya di café milik Taemin sepulang kerja. Gadis itu ingin lebih rileks disana.
Sambil menunggu pesanan datang, Yungshin menebarkan pandangan ke sekeliling café. Pelayan tampak sibuk mondar mandir memenuhi permintaan pelanggan yang cukup ramai malam itu. Namun Yungshin bisa memastikan tidak ada Taemin disana.
“Eum kenapa aku tidak melihat Taemin? Apa dia tidak bekerja hari ini?” tanya Yungshin pada pelayan yang baru saja membawakan pesanannya.
“Taemin?” pelayan yeoja dengan rambut pendek sebahu itu tampak berfikir. “Aku dengar dia sudah mengundurkan diri dari sini.”
“Mengundurkan diri?” Yungshin terperanjat. “Sejak kapan?”
Pelayan itu kembali berfikir, “Mungkin sekitar 5 sampai 6 hari yang lalu.”
Yungshin mendadak merasa ada yang aneh. Sejak kemarin bahkan telepon genggam Taemin tidak aktif. Padahal ingin sekali yeoja itu menceritakan semua yang ia alami pada Taemin sekarang juga. Yungshin tahu hanya Taemin yang sanggup membantunya.
Tak sampai sepuluh menit ada di café itu, Yungshin lantas bergegas kembali ke apartemennya. Memastikan keadaan Taemin disana, kalau-kalau namja itu sedang sakit atau ada urusan penting yang membuat ia terpaksa keluar dari pekerjaannya.
Ketika sampai, bell apartemen Taemin langsung Yungshin tekan satu kali. Namun tidak ada jawaban.
Dua kali. Tetap tidak ada jawaban.
Tiga kali. Masih tidak ada jawaban.
“Taemin! Apa kau didalam?” Yungshin sedikit berteriak. Hasilnya tetap sama, apartemen itu seakan tak ada penghuninya.
“Sedang mencari Taemin Hyung noona?” tanya seorang namja kira-kira berumur 15 tahun yang bisa Yungshin tebak dia adalah penghuni apartemen sebelah milik Taemin.
“Ne~ apa kau tahu dimana dia?”
Namja itu menggeleng. “Mollayo. Aku sudah tidak melihat Taemin Hyung seminggu ini.”
Yungshin mengerutkan keningnya. Terasa aneh.
“Eung, gomawo.” Jawab yeoja itu kemudian berpamitan dan berjalan menuju lantai tertinggi apartemennya, tempat ia pernah dibawa kesana dengan Taemin. Yeoja itu mencoba mencari tempat yang hening untuk berfikir, apakah dia telah membuat kesalahan hingga Taemin memutuskan pergi dari nya? Ataukah Taemin menghindar semenjak tahu ayah Yungshin seorang buronan koruptor? Ataukah ada hal lain yang membuat semua ini terjadi?
Sekeras apapun Yungshin berfikir, dia belum juga mendapatkan jawabannya.
“Apa Taemin pergi?” tanya Key tiba-tiba menjulang disamping Yungshin.
Tak ada jawaban. Yungshin mengalihkan pandangannya ke arah gedung-gedung tinggi diantara mereka berdua sekarang, sekejap sebelum akhirnya menatap Key curiga.
“Apa kau yang membuat Taemin pergi?” tanya Yungshin menyelidik.
“Aku?”
“Jangan berpura-pura Key. Aku tahu pasti kau pelakunya.”
Key sanggup mengetahui, apapun yang menyangkut Taemin pasti akan menjadi titik sensitive bagi Yungshin. Perubahan sikapnya yang drastis bukan hanya terjadi kali ini.
“Bagaimana kau bisa menuduhku tanpa bukti?” ucap Key membela diri.
“Aku tidak butuh bukti!” Ucap Yungshin dengan nada meninggi. “Aku tahu pasti kau yang membuat Taemin pergi. Bukankah kau bilang kau bisa melakukan apapun yang tak sanggup kulakukan?”
Key menatap Yungshin yang tampak serius. Keliatan sekali yeoja itu tak main-main dengan tuduhannya kali ini.
Atmosfir yang timbul diantara mereka seketika berubah menjadi tegang.
“Kenapa kau lakukan ini Key?!” teriak Yungshin frustasi. “Aku tidak menyangka kau bisa berbuat sejauh ini.”
“Tapi Yungshin…”
“CUKUP!” Yungshin lebih dulu membentak sebelum Key menyelesaikan ucapannya. “Kau sudah pernah merusak hari terindahku satu kali. Dan sekarang kau tidak hanya merusak hari-hariku, tapi kau justru mengambil seseorang yang paling berharga dalam hidupku saat ini. APA SEBENARNYA YANG KAU INGINKAN DARIKU KEY?!?!” yeoja itu sudah tak sanggup menampung amarahnya.
“Aku tidak melakukannya Yungshin. Sungguh!” jelas Key tak ingin Yungshin salah faham.
“Aku bilang cukup!” Yungshin tampak berat menghela nafas dari dadanya. “Semua ini hanya antara kau dan aku Key. Jangan libatkan Taemin. Membuat ia pergi sama sekali tidak menyelesaikan masalah...”
Bibir Key terkatup rapat. Menyusuri pikiran Yungshin melalui tatapan matanya.
“…Tolong berhenti sampai disini. Kau sudah terlalu banyak ikut campur dalam kehidupanku Key.” lanjut yeoja itu mulai melunak. “Kumohon pergilah… Aku tak ingin melihatmu lagi.”
Key terkesiap memandang Yungshin dalam-dalam, “Apa kau serius?” tanyanya memastikan.
Yungshin mengangguk. Air matanya seketika merebak menahan emosi.
Melihat jawaban Yungshin, akhirnya bahu Key menurun, dia tertunduk. “Baiklah jika kau memang tidak menginginkanku lagi.” ia kembali menatap Yungshin. “Tapi satu yang harus kau tahu Yungshin, aku tidak bisa berbuat banyak ketika seseorang menginginkan sesuatu sesuai takdir yang digariskan padanya. Termasuk Taemin yang memutuskan untuk pergi meninggalkanmu.” Ucap malaikat itu kemudian perlahan menghilang dari tatapan Yungshin.
***
‘KORUPTOR YANG TELAH MENGGELAPKAN UANG SEBESAR SERATUS MILYAR WON AKHIRNYA MENYERAHKAN DIRI’
Yungshin tersentak melihat headline koran di pagi itu. Ia tidak percaya ternyata orang yang selama ini telah menodai nama kedua orang tuanya akhirnya menyerahkan diri. Ini benar-benar sebuah berita besar.
“Appa! Appa kemarilah!” panggil Yungshin dari ruang makan. Ia meletakan sendok makannya dan membaca berita itu lebih teliti.
“Ada apa Yungshin?”
Cepat-cepat Yungshin menyerahkan koran itu pada Mr Park, membuat Mr Park tak sanggup menyembunyikan keterkejutannya.
“Berita ini…”
Umma Yungshin pun berjalan mendekat. Sesaat setelah membaca headline itu kemudian memeluk Mr Park dengan erat. “Akhirnya terjadi sebuah keajaiban…”
Yungshin mengangguk, perasaannya seketika membuncah. Tapi tatapannya terhenti pada satu titik, tepat di koran yang terlipat itu Yungshin bisa jelas melihat foto pelaku yang terpampang disana.
“Orang itu?” Yungshin mengamati lalu mengucek matanya tak percaya. Ia ingin menyanggah namun bagaimanapun juga foto itu sangat familiar dalam ingatannya.
Tidak salah lagi, orang yang Yungshin lihat di foto itu sama persis dengan yang Yungshin lihat di foto milik Taemin.
Tenggorokan Yungshin tercekat, “Jadi Appa Taemin yang melakukan semua ini?”
-To Be Continue-
Ada kaos kaki dibalik lemari (?) banget ya? *maksudnya apa coba :p
Tanpa diduga ternyata eh ternyata justru appanya taemin yang sebenarnya korupsi. O MAI GOT! *teriak ala CL di im the best.
Nah karena itulah Key sudah tau sejak awal dan mencoba memisahkan mereka berdua. Jadi bukan karena key suka sama Yungshin. Hihihihi. Key kan malaikat, masa bisa dia cemburu? ^^v
Dannn taemin juga tiba-tiba menghilang setelah tahu kalo ternyata appa yungshin adalah orang yang menjadi korban appanya sendiri. Jadi appa taemin itu yang korupsi, tapi yang dituduh appanya yungshin. Begitu sodara-sodara. *tepuk tangaaannnn
Hening.
Yak! Dan saya musti bilang kalo next part KEMUNGKINAN BESAR jadi part terakhir. Gimana hubungan YungMin setelah ini? Apa Yungshin akan tetap suka taemin atau justru membencinya? Bagaimana juga dengan key? apa key akan benar-benar meninggalkan Yungshin? Terus apa juga hubungan appa taemin dan appa yungshin? Apa penyebabnya Taemin menyendiri dari bekerja paruh waktu (padahal bokapnya tajir)???
Temukan jawabannya di angel key part 8 yang bakalan nongol minggu depan. Ga tau telat ato engga #plak!
Oiya pengumuman lagi :p, sekedar buat mengklarifikasi yang mungkin tiap minggu dapet tag nya gak menentu ini dia penjelasannya:
Jadi karena aku adalah AUTHOR YANG SANGAT PELUPA SEKALI. Aku biasanya ngeliat daftar nama buat tag itu dari komen yang ditinggalin readers. Dulu pernah aku catetin satu-satu dan ngetag nama yang sama tiap minggunya sampe ada readers yang bilang ‘chingu besok aku ngga usah di tag lagi ya, udah mulai sibuk.’ Nah, karena itu aku ngambil namanya dari komen. Takutnya ada readers baru yang udah capek2 komen tapi ngga aku tag, sedangkan readers lama yang udah ngga mau baca malah dapet tag. Ngga adil kan? Tapi juga musti di inget, jumlah tag notes maksimal ada 30, sedangkan yang komen ada 50an. Jadi aku maaf dengan sangat, kalau yang dateng belakangan Cuma bisa di tag nama.
Semuanya jelas kan? Kalo ada yang ga kebagian berarti ada 2 kemungkinan, komennya telat atau ngga ninggalin komen. Maaf kalo ada yang gak suka sama sistem ini, dan mohon pengertiannya.
*penjelasan soal tag aja panjangnya udah kaya naskah pidato ._.v*
Hehehe gomawo buat yang udah RCL. Annyeong ^^
Keren seperti biasa eon.
ReplyDeleteLanjutkan!!^^
Semoga eonni ga telat ngepost-nya lagi. Amin..
Min, jangab jadi part terakhir dong, taemin jangan diputusin dari yungshin, tapi key jangan dijauhin dari yungshin juga, #galau taemin sama yungshin tetep satu ya
ReplyDeletedaebak eonnie *peluk* salam kenal ya, naneun mutia imnida :) *sok korea #plak
ReplyDeletekeren,
ReplyDeletemian thor, di part sebelumnya aku gak komen, bukan gak komen sih, udah di komen tapi komenya gak masuk2 T_T, soalnya lewat hp.
pokoknya part selanjutnya di tunggu deh.....
aku udah nunggu pas malem minggu, eh, ternyata malah dipost-nya pas hari minggu, padahal udah ga sabar pengen lanjutin baca..lumayan buat ngilangin stress akibat skripsi..haha
ReplyDeletegood job author, ceritanya bagus :)
ayo teruskan eon..... q akan terus ngikutin ff ini... wkwkwkw
ReplyDeletemian jarang comment soalnya bingung mau komen apa. yang jelas ff eonni emang yang the best deh.....
sekeian lama ditunggu akhirnya d'post juga ne FF....
ReplyDeletejadi penasaran :)
ditunggu kelanjutannya ^_^
appa taemin kaya dong kalo korupsi? kenapa taemin jadi pelayan ? *mikir* hehehehee aiiih yung shin tega teganya kau mengisir key (ku) !! yaah udah mau part akhir ?? hikss
ReplyDelete