Pages

Wednesday, 19 July 2017

FF SHINee : Pixie Rain [Part 18/END]



Annyeonghaseyoooooo~!
Hahaha aku mau menyapa dengan bahagiaa, karena ini terakhir kalinya aku ngepost FF Pixie Rain!
Dengan ini resmi(?) aku umumkan bahwa di part 18, FF Pixie Rain akhirnya mencapai ENDING!
E.N.D.I.N.G!!!!!

aku mau minta maaf kalo ngepostnya selalu telat telat, hikss
padahal sejujurnya aku dah bikin sampe jauh(?) tapi tiap mau ngepost selalu aja ditunda, sampe ngga kerasa ini FF udah dua tahun kalo diitung dari pertama ngepost.

Mianhe Reader-nim
*bows*

kalo gitu langsung aja deh.check this OUT!




Tittle                    : Pixie Rain [Part 18/END]
Author                 : Ichaa Ichez
Genre                  : Fantasy, Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating                 : PG-13
Cast                      : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee Taemin.
Length                : Chapter.
Desclaimer        : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                Hujan deras mengguyur kota Busan malam itu. Tepat seusai makan malam Minho tampak berputar mengelilingi sekolahnya. Hampir setiap penghuni asrama yang berpapasan dengan namja itu tidak luput dari pertanyaan yang ia lontarkan. Sepertinya Minho tengah terburu-buru mencari seseorang.
                Ia sudah mengecek kamar di asrama, gedung olah raga, ruang kelas, ruang seni dan bahkan kamar kecil. Tapi tak ada sedikitpun tanda-tanda orang yang dicarinya berada disana.
                Sampai ia bertemu dengan teman satu kamarnya di sudut koridor, cepat-cepat Minho menghentikan langkah orang itu dengan memegang kedua lengannya kuat-kuat.
                “Taemin-ah! Apa kau melihat Yunbi?”
                 
                Taemin terkejut dengan tindakan Minho yang tiba-tiba, tapi ia sempat meminta temannya untuk pulang duluan agar bisa berbicara dengan Minho lebih nyaman. Rupanya Taemin baru saja menyelesaikan kelas tarinya hingga pulang sedikit terlambat.
                “Aku tidak melihatnya sejak pagi Hyung.”
                Minho mengacak rambutnya.
                “Tadi memang ia memintaku untuk menyampaikan kalau hari ini ia ijin karena pagi sempat hujan. Tapi setelah terakhir kali kami bertukar pesan, dia tidak menghubungiku lagi. Apa hyung sudah mengecek kamar?”
                Yang ditanya mengangguk lemas.
                “Kau juga sudah mencoba menelfonnya?”
                “Hm. Tapi hpnya tidak aktif.”
                Taemin menggigit bibirnya. “Aku jadi khawatir. Jangan-jangan terjadi sesuatu karena berita tadi pagi.”
                “Apa maksudmu?”
                “Hyung belum tahu?” Lantas Taemin mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan headline yang sedang ramai di forum sekolah.  Dengan bodohnya Minho baru mengetahui berita itu dari Taemin. Ia jadi menyesal kenapa baru sekarang ia terfikir untuk mencari keberadaan Yunbi.
                Saat itu pula Minho berbalik untuk mencari keberadaan orang lain yang mungkin mengetahui dimana Yunbi saat ini. Tanpa berfikir panjang Taemin pun mengekor dibelakangnya karena tidak ingin melewatkan kesempatan itu. Mereka berdua berjalan ke lantai 3 sekolah dimana terdapat ruang musik di ujung koridor. Minho pernah bertemu dengan Key disana, ia tahu kali ini pun pasti keberadaannya masih sama.
                “Aku tidak tahu.” Jawab orang itu ketus tanpa menoleh ke arah Minho. “Kalaupun aku tahu, aku tidak akan memberitahumu.”
                “Kau jinjja!” Minho menarik kerah baju Key yang tampak bergeming. “Bukankah terakhir kali kau bilang dia bersamamu?”
                “Bisakah kau berbicara lebih sopan?” ia melirik Minho tajam. “Kau pikir aku bisa memperlakukanmu dengan baik jika kau bersikap seperti ini huh?”
                “Hyung… hyung… sabarlah hyung.” Taemin berusaha melepaskan genggaman tangan Minho dan sedikit menjauhkan namja itu dari Key.
                “Mianhe Key. Tapi kali ini kami tidak sedang bercanda.” Ujar Taemin pada teman satu kelasnya. “Apa kau tahu dimana Yunbi?”
                “Sudah kubilang aku tidak tahu!” Ia membenarkan letak kerahnya yang sedikit kusut. “Terakhir kali aku melihatnya siang tadi saat hujan sudah reda. Aku lihat dia berjalan menuju asrama, sedangkan aku pergi ke lapangan untuk menemui si br***ek itu.” ucapnya sambil menunjuk Minho.
                Taemin mengerutkan dahinya sambil berfikir. Apakah ada sesuatu yang ia lewatkan?
                “Ah chakkaman!” Key tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan mencari sesuatu disana. setelah ketemu dia langsung mencoba menelfon seseorang.
                “Yeo-yeoboseyo Hyung…”
                ‘Hyung?’ Taemin dan Minho mengerutkan dahi. Menebak-nebak siapa orang yang tengah ia telfon.
                Rupanya itu adalah Jongsuk. Tadi pagi Yunbi sempat meminjam ponsel milik Key untuk menelfon oppanya karena ponsel milik Yunbi lobet. Untungnya nomer Jongsuk masih tersimpan disana.
                “Apakah Yunbi sedang bersama Hyung?”
                Sebuah harapan besar bergantung di kalimat itu. Namun setelah beberapa detik berbincang, ekspresi Key justru semakin buruk. Sepertinya ia tidak mampu menemukan keberadaan Yunbi dari orang itu.
                “Bagaimana?” tanya Taemin penasaran.
                “Dia tidak sedang bersamanya.”
                Lalu ketiganya saling bertukar pandang, mereka baru menyadari bahwa kepergian Yunbi kali ini benar-benar serius. Sebelumnya Yunbi selalu berpamitan dengan setidaknya salah satu dari mereka, tapi sekarang… namja itu pergi tanpa jejak sedikitpun. Dan yang memperburuk keadaan adalah bahwa gerbang asrama sebentar lagi akan ditutup.
                “Ashh…” Key mengacak rambutnya kesal. Tidak seharusnya ia melepaskan Yunbi begitu saja. Seharusnya Key tahu disaat seperti ini ia harus lebih berhati-hati karena keberadaan Yunbi tidak lagi aman.
                “Apa kau yakin dia tidak mengatakan apapun tadi?” Minho bertanya lagi pada Key, mencoba memastikan.
                Key menggeleng cepat.
                “Lalu dimana kita harus mencarinya sekarang?”
                Ketika mereka bertiga sedang berfikir, tiba-tiba terdengar sirine tanda ‘jam malam’ akan segera dimulai. Namun tepat setelah sirine itu berakhir, terdengar suara siaran yang bergema di setiap speaker sekolah. Ini bukan hal yang biasa terjadi.
                “Cek…Cek… annyeonghaseyo. Suho imnida!”
                Minho, Key dan Taemin langsung terhentak mendengar nama itu. Ketiganya berdiri tegang mendengarkan lanjutan kalimat yang ia ucapkan.
                “Sebelumnya aku minta maaf karena sudah mengganggu kalian disaat jam malam sudah dimulai seperti sekarang. Namun ada hal penting yang ingin aku sampaikan.” Ia terdiam sejenak, terdengar suara dehaman disana. “Orang itu... orang yang membuat kalian resah di forum sekolah sudah kutemukan…”
                “Seolma…”
                Mereka bertiga langsung berlari menuju ruang siaran begitu menyadari dugaan mereka benar. Bahwa Suho akan mengungkapkan identitas Yunbi sekarang juga!
                “Jika kalian ingin melihatnya, silakan datang ke aula sekolah sekarang juga. Aku akan menunggu kalian disana.”
                Sayangnya jarak ruang siaran ke aula sekolah jauh lebih dekat ketimbang koridor dimana mereka bertiga berada. Bahkan penghuni asrama pun lebih cepat sampai disana dan berkumpul dengan tidak sabar untuk melihat ‘pertunjukkan’ malam ini.
                Minho, Key dan Taemin tampak terengah setelah berlari dari koridor lantai 3 menuju aula yang memiliki gedung terpisah. Begitu sampai disana, dengan jelas mereka bisa menemukan dua orang tengah berdiri di tengah-tengah. Salah satunya adalah Suho, dan seseorang lagi yang tampak menunduk menggunakan hoodie berwarna biru navi.
                “Apa yang kalian lakukan malam-malam begini?” suara Mr Yoo selaku bapak asrama yang baru saja masuk langsung membuat seluruh siswa yang ada disana membungkuk spontan. “Suho-ya, biarkan aku yang membawa siswa ini, kau kembalilah ke asrama.” Beliau tampak sedikit terusik karena siswa jadi mendadak heboh setelah mendengar siaran itu. Apalagi jam malam sudah habis, tidak seharusnya mereka berkeliaran seperti sekarang.
                “Jeosonghamnida Saem. Tapi kali ini aku harus menyelesaikannya, karena ‘dia’ sudah membuat resah semua siswa.”
                Suara menggema terdengar dari sana, sebagian dari mereka bereaksi menyetujui saran Suho.
                Tanpa ragu-ragu Suho langsung membuka hoodie milik Yunbi dan kembali membuat seisi aula terkejut. Benar bahwa dia adalah orang yang sama dengan foto yang tersebar di forum sekolah. Dia seorang yeoja dengan rambut panjang berwarna dark brown, sedikit menunduk namun kulit bersihnya langsung memantulkan cahaya seperti seorang peri. Dari kejauhan, kecantikannya pun jelas terlihat. Tidak jarang dari mereka bergumam, mengagumi betapa cantiknya yeoja itu meski tidak menggunakan make up.
                “Saem…” Suara Taemin yang terdengar pertama kali. Yunbi menaikkan dagunya mencari keberadaan namja yang berdiri beberapa meter tepat didepannya. Ia menatap Taemin dengan tatapan penuh permohonan, kedua matanya berkaca-kaca, bibirnya mengatup namun ia nyaris berteriak, meminta agar Taemin tidak perlu ikut campur kali ini.
                Yunbi sudah cukup merepotkan Taemin selama ini, ia tidak mungkin membuat namja itu terjerumus dengan masalah sekali lagi. Tidak. Tidak untuk sekarang.
                “Jadi… siapa kau sebenarnya? Dan bagaimana kau bisa masuk ke sekolah ini?” Suho membuka pertanyaan yang selama inipun menjadi tanda tanya besar bagi semua siswa SMA Cheonsa.
                Yunbi kembali menunduk. Bahunya menegang, tidak mampu menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
                “Aku yang membawanya kemari.” Sebuah suara berjalan mendekat. Yunbi membelalak saat menyadari bahwa Minho yang mengatakannya. Setelah sampai di samping Yunbi, Minho lantas menggandeng tangan yeoja itu.
                Suara riuh kembali terdengar memenuhi isi aula. Ada yang terkejut dengan ucapan Minho, tapi tidak sedikit pula yang iri dengan tindakan namja itu.
                “Ck. Minho…” Suho mendengus. “Sudah kuduga kau pasti terlibat dengan masalah ini.” Ia tersenyum puas. “Saem dengar sendiri kan? Mereka secepatnya harus mendapatkan hukuman”
                Mr Yoo masih diam sambil mengamati Yunbi. Ia tidak mengucapkan apapun. Selama ini Mr Yoo dikenal baik, namun beliau sangat menunjung tinggi kedisiplinan sekolah sehingga untuk hal-hal semacam ini ia tidak mungkin akan tinggal diam.
                “Sekarang sebaiknya kalian…”
                PET!
                Saat itu pula tiba-tiba lampu sekolah mati, disusul dengan sirine kebakaran yang bordering begitu keras. Seketika seluruh siswa panic dan situasi tidak lagi dapat dikendalikan.
***
                Hujan sudah mulai reda ketika jam tangan Minho menunjukkan pukul 11 malam. Yunbi yang duduk di dekat jendela bus tampak tertegun melihat keluar. Bibirnya tidak mengucapkan sepatah katapun. Tampaknya gadis itu sedikit lelah karena seharian ini sudah melewati perjalanan yang cukup jauh. Dan kini ia pun harus sekali lagi menaiki bus menuju suatu tempat.
                Minho bergerak pelan melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Yunbi yang kedinginan. Sepertinya perjalanan mereka masih membutuhkan beberapa menit lagi untuk sampai ke tujuan.
                Tepat ketika terdapat sebuah bangunan disana, keduanya turun dengan langkah yang berat.
                “Bisakah kita masuk pada jam segini?” Minho berujar sambil memandangi gedung 2 lantai itu. Belum juga ia mendapat jawaban, Yunbi justru langsung bergerak mendekati pos satpam.
                Entah apa yang ia ucapkan, tapi pada akhirnya mereka berdua berhasil masuk ke dalamnya. Gedung dimana abu milik Yoora disimpan.
                Minho tertegun begitu melihat foto Yoora terpampang disana. Tatapannya seketika berubah. Saat itu pula Yunbi menyadari bahwa masih ada sebuah tembok besar, yang tidak memiliki satupun pintu. Tembok yang bahkan tidak pernah Yunbi ketahui apa yang tersimpan didalamnya. Yang hanya bisa Yunbi lihat lewat rasa sakit dalam lubuk hatinya.
                “Aku minta maaf karena harus memintamu melakukan ini Minho. Tapi hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa kembali.” Yunbi berujar lirih. “Aku berjanji setelah ini berakhir aku tidak akan muncul dihadapanmu dan mengusik kehidupanmu lagi…” ia menarik nafas. “Ini benar-benar yang terakhir.”
                Minho hanya menutup matanya. Kemudian ia melakukan hal yang diminta Yunbi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ketika selesai, ia kembali menutup kotak dimana abu milik Yoora disimpan.
                Dan setelah itu sebuah keajaiban benar-benar terjadi. Yunbi kembali berubah menjadi seorang yeoja seutuhnya, padahal bisa dipastikan bahwa kini langit sedang tidak menangis.
Yunbi terisak, kedua matanya basah. Ia menatap Minho untuk yang terakhir kalinya. Rasanya ingin sekali mengekspresikan perasaan yang membuncah namun ia tak mampu melakukannya. Nafasnya tertahan dan ia merasakan bahwa hatinya lebih sakit saat ia menyadari Minho masih menatap foto Yura dalam kotak itu.
Memang seharusnya terjadi seperti ini bukan? Sudah sejak lama Yunbi ingin kembali menjadi yeoja seutuhnya, namun entah kenapa ia tidak merasakan kebahagiaan yang sejak lama ia dambakan. Perasaan yang begitu kuat mengakar dalam tubuhnya bahkan tidak sanggup ia perlihatkan. Sepertinya memang sudah saatnya untuk mengubur semua itu lebih dalam, karena Yunbi memang tidak punya hak untuk memilikinya.
‘Selamat tinggal, Minho Oppa.’
Yunbi mengucapkannya dalam hati. Cairan bening di sudut matanya sudah tidak tertampung lagi, ia tidak sanggup menahannya lebih lama. Tanpa suara yeoja itu langsung berjalan keluar dan meninggalkan semuanya.
Sekarang segalanya sudah benar-benar berakhir. Persahabatannya dengan Taemin yang polos, waktu-waktu menyebalkan sekaligus paling dirindukan bersama Key yang selalu datang saat Yunbi membutuhkannya, dan pertemuan yang tidak terduga bersama Minho. Yunbi telah meninggalkan semuanya. Ia harus bisa melakukannya.
Meski begitu banyak penyesalan sampai ia tidak sempat mengucapkan terimakasih pada mereka semua, Yunbi harus tetap pergi sekarang juga. Ia harus melupakan segalanya untuk bisa kembali membuka kehidupan yang baru lagi.
Belum lama duduk di halte depan gedung, sebuah bus berwarna biru datang dari arah selatan. Bus terakhir menuju stasiun kota Busan itu membuka pintu ketika mengetahui Yunbi sudah berdiri tepat dipinggir jalan.
Dengan pelan Yunbi meraih gagang pintu dan mulai melangkahkan kakinya ke dalam, saat itu pulalah sebuah suara terdengar dari belakangnya. Yunbi menoleh dan mendapati Minho tengah berlari disana.
***
Musim panas, 3 bulan kemudian.
Pegunungan asri di sudut kota Busan memperlihatkan kesibukan yang jauh berbeda dari hari-hari biasanya. Para petani tampak begitu bersemangat mengerubungi pekarangan demi pekarangan milik mereka. Dan tak jauh dari sana terlihat sebuah truk yang bersiap untuk mengangkut buah buahan yang mereka petik dari pekarangan.
Taemin dengan topi bundarnya tersenyum puas saat mengetahui Minho serta Key turut membantu keluarganya untuk memetik hasil kebun hari ini. Baru kali ini dia membawa teman untuk menginap di rumah, dan bahkan mereka bersedia membantunya memanen buah semangka milik keluarganya. Taemin tidak menyangka bahwa orang yang dulunya sering dibully seperti dirinya bisa mendapatkan keberuntungan seperti sekarang.
Minho dan Key, keduanya tidak berubah. Masih saja sering berdebat dengan hal yang tidak penting. Bahkan tak ada satupun dari diri mereka yang cocok satu sama lain. Minho sangat menyukai games dan olahraga. Key sangat membenci itu. Key menyukai fashion dan music. Minho tidak menyukai itu. Tapi setiap kali Key memasakkan sesuatu, Minho adalah seseorang yang paling menikmatinya. Setidaknya mereka tidak akan bertengkar saat sedang makan.
Dan jika saja malam itu Key tidak mematikan lampu dan menyalakan sirine kebakaran mungkin Yunbi tidak akan pernah lolos. Tapi sayangnya saat itu pulalah mereka terakhir kali bertemu dengannya. Gadis itu tidak meninggalkan kabar sedikitpun, dan bahkan nomor yang sudah mereka ketahui sebelumnya sudah tidak lagi aktif. Termasuk nomor milik kakak dari gadis itu.
Rupanya Yunbi sudah membulatkan tekadnya untuk benar-benar pergi dari kehidupan mereka. Dari cerita yang terakhir kali Minho dengar, hari itu Yunbi menghilang seharian karena ia pergi mengunjungi rumah milik Yura dan bertemu dengan keluarga yeoja itu. Yunbi menceritakan hal yang terjadi pada dirinya dan mempertanyakan kemungkinan yang tidak ia ketahui sebelumnya.
Dan sesuai dengan apa yang Yunbi temukan di dalam diary milik Yura. Ternyata hal yang terjadi pada dirinya memang berkaitan dengan yeoja itu. Didalam diarynya Yoora menuliskan, “Selama hujan datang maka aku ingin orang yang aku cintai menemukan pasangan sejati yang bisa membuatnya bahagia.”
Yura adalah seorang Pluviophile (pecinta hujan) sejak dulu. Ketika Yunbi sampai di rumah yeoja itu, bahkan umma Yura mengenali kalung yang selalu Yunbi pakai dan tidak pernah bisa ia lepaskan. Umma Yoora mengatakan bahwa saat di Amerika, Yoora menginginkan kalung dengan bentuk yang seperti ia gambarkan. Kalung itu pulalah yang ia pakai sampai saat terakhirnya. Karena itu Yunbi menarik kesimpulan bahwa ia harus mengembalikan kalung itu kepada Yoora. Namun sayangnya, Yunbi masih saja gagal saat mencoba mengembalikannya seorang diri. Harapan terakhir, dia hanya bisa bergantung pada Minho, orang yang Yura cintai selama ini.
Dan itu berhasil.
Dari kejadian yang Yunbi alami, ia tau benar ada begitu banyak hal yang ia dapatkan. Pelajaran demi pelajaran, pengalaman indah, persahabatan dan bahkan perasaan yang tersembunyi sudah lebih dari cukup ia lewati. Mungkin waktunya memang sudah habis. Karena itulah ia memilih untuk pergi.
“Aigoo… lelah sekali.” Keluh Key. “Taemin, sebaiknya kita beristirahat. Aku sudah tidak kuat lagi.”
“Oh ya. Baiklah-baiklah.” Taemin tidak sanggup menolak disaat Key meminta untuk berhenti, karena mau membantunya sejauh ini saja sudah seperti keajaiban baginya. “Kalau begitu kita pulang sekarang hyung. Ummaku mengatakan sudah menyiapkan semangka hasil panen untuk kita disana.”
Merekapun kembali ke rumah Taemin dengan traktor petani. Appa Taemin adalah orang yang mengemudikannya, Taemin sibuk memegangi buah-buahan yang ia bawa pulang dan Key serta Minho duduk di belakang sambil mengipas-ipas badannya dengan topi petani. Hari ini cukup melelahkan.
“Umma!!”
Begitu turun, Taemin langsung berlari menuju rumah. Namun bukan Ummanya yang ia temukan disana. Melainkan sebuah peri yang sangat cantik.
“Yu…yunbi??” hampir saja Taemin tidak mengenali yeoja itu. Rambutnya kini terlihat lebih panjang dengan hiasan bando pita diatasnya. Wajahnya cerah, dan bahkan jauh lebih cantik dengan menggunakan make up sederhana. Dan yang paling membuat Taemin tercengang, Yunbi kini tengah menggunakan kostum musim panas ala yeoja yaitu kaos tanpa lengan dan rok mini dengan motif bunga. Ini baru pertama kalinya ia mendapati Yunbi menggunakan pakaian wanita.
Tidak mungkin Taemin tidak menyetujui bahwa Yunbi adalah seorang yeoja yang sangat cantik.
“Oraenmaniya Taemin-ah! (Lama tidak bertemu taemin)!”
Taemin langsung menghambur, memeluk Yunbi saking rindunya. Dibelakang namja itu, berdiri Key yang langsung melepas pelukan mereka berdua. Key melihat Yunbi dari atas sampai bawah.
“Kau lebih cantik dengan hoodie biru navy.” Ucapnya datar. Sepertinya Key sudah sering melihat penampilan Yunbi yang seperti ini ketika mereka satu SMA dulu di Seoul. Mendengar ucapan Key, Yunbi hanya bisa  tertawa.
Mereka berbincang sebentar. Saling melepas rindu. Sampai akhirnya Yunbi menyadari ada satu orang yang tidak terlihat disana.
Yunbi lantas berjalan keluar pelataran, menoleh ke jalanan desa dan menemukan siluet namja yang ia cari tengah berdiri di bawah sebuah pohon yang menghadap ke pekarangan tak jauh dari rumah Taemin. Seulas senyum mengembang di bibir yeoja itu.
“Jadi oppa tidak merindukanku?”
Sebutan Oppa baru pertama kali Minho dengar. Ia sedikit terkejut, namun ekspresinya masih tidak berubah.
“Maafkan aku.” Lanjut Yunbi. “Oppa pasti sudah menunggu terlalu lama.”
Minho memutar badannya menghadap ke arah Yunbi. Kelopak matanya menebal, bibirnya berujar pelan.
“Apa kau baik-baik saja?”
Yunbi tersenyum. “Tidak pernah sebaik sekarang.” Ia diam sejenak. “Semua masalahku dengan Appaku sudah selesai. Kini aku melanjutkan sekolahku di Seoul  dan Oppaku juga bekerja disana.” Yunbi tampak bersemangat menceritakan kehidupannya. “Terimakasih sudah memberitahuku dimana rumah Taemin, Oppa. Jika tidak, aku tidak bisa menemukan kalian disini…”
Saat itu pulalah kedua tangan Minho memeluk Yunbi, tidak memberikan kesepatan untuk yeoja itu menyelesaikan ucapannya.
“Jika baik-baik saja maka syukurlah.” Ia mengusap kepala yeoja itu. “Tidak lama.” Lanjutnya. “Aku bahkan bisa menunggu lebih lama lagi jika kau menginginkannya.”
Yunbi memejamkan matanya sambil tersenyum. Tangannya membalas pelukan itu dengan menarik tubuh Minho lebih dekat.
“Terimakasih, Oppa.” Ujarnya lirih. “Terimakasih sudah menungguku.”
Keputusan Yunbi untuk pergi tidak sepenuhnya berjalan seperti yang ia harapkan sebelumnya. Ia sudah berniat untuk benar-benar menghilang dari sana dan melupakan mereka semua, namun niat itupun seketika runtuh ketika Minho memanggilnya tepat sedetik sebelum ia pergi. Dan dari sana Yunbi menemukan alasan bahwa yang ia butuhkan hanyalah waktu. Maka disaat waktu itu sudah ia lewati, kini saatnya Yunbi untuk kembali dan memenuhi janjinya.
Setelah segalanya sudah berubah. Disaat semuanya sudah kembali seperti semula. Tidak ada lagi alasan untuk menahan perasaan yang sempat ia kubur sebelumnya. Memang sudah seharusnya Yunbi membiarkan perasaan itu tumbuh dan berbunga. Karena hanya dengan itulah ia bisa menjalani hidupnya lebih bahagia sekarang.
“Nado saranghae…” balasan dari kalimat yang Minho ucapkan di malam itu baru terdengar sekarang. Meskipun demikian, perasaan yang Minho simpan masih tidak berubah. Bahkan ia pun memupuknya hingga ia yakin bahwa kini tak ada nama lain yang singgah dalam hatinya.
Didalamnya hanya ada satu nama, Kang Yunbi.
-The End-
HAAAA~
Begitulah, happy ending!

Hehehe maapkeun kalo endingnya kurang ngena ya, namanya juga fantasy hehehe
yang penting Yunbi bahagia sama akang minongg
ye~~~~



AND THEN, semua ngga berakhir disini guys!
Setelah pixie rain, akan ada FF BARU!!! ye~~ *pecah balon biar rame*
Tapi bukan FF SHINee, kali ini adalah FF dari boyben yang lagi anget banget yaitu...

WANNA ONE!

dan aku bakalan bikin FF dengan cast yang paling anget di wanna one, siapa lagi kalo bukan...
ONGNIEL!

dengan bangga aku persembahkan....



Yap judulnya serenity, genrenya ga jauh2 lah dari FF2ku sebelum2nya. Tapi bukan fantasy ya, dan yang pasti bukan yaoi juga -_-
kemungkinan aku posting bulan depan
jadi...

TUNGGU YAAA!!!
*lambai tangan bareng ongniel
 

4 comments:

  1. Replies
    1. makasih juga udah mau baca sampai selesai :) #terharuu

      Delete
  2. Lama ga mampir ke sini tau2 ff ini udh selesai aja. Bagus ff nya eon, makasih ya udh mau lanjutin ff ini sampe selesai. Btw ff yg baru dgn berat hati ga aku baca, abis aku gtw member wannaone, ga ngikutin produce sih. Rasanya krg dapet aja gitu kalo baca ff yg aku gtw cast nya. Tp aku suka gaya nulis nya eon, ditunggu novel nya loh, berharap bgt eon rilis novel hehe. Eh iya next time kalo ff yg wannaone udh beres ditunggu loh ff SHINee nya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah... terharu...
      iya say, awalnya juga lumyan sanksi sama diri sendiri mau lanjutin ff ini apa engga. soalnya udah lama banget dan dikiranya udah ngga ada yang mau baca lagi hiks. gataunya masih ada yg inget, padahal udah 2 tahun semenjak pertama kali posting.
      gomawooo
      iya mian untuk sekarang FF SHINeenya off dulu, diganti sama wannaone haha. soalnya skrg lagi ngikutin wannaone.
      siaaap

      Delete