Tittle : Pixie Rain
[Part 13]
Author :
Ichaa Ichez
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG-13
Cast : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee
Taemin.
Length : Chapter.
Desclaimer : This story is
originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is
not real. Enjoy reading!
Sudah satu jam yang lalu bell
pulang sekolah berbunyi. Banyak dari siswa yang memilih untuk langsung kembali
ke asrama, tapi tidak sedikit yang memilih untuk tinggal di sekolah demi
menjalani ekstrakulikuler. Sama seperti Taemin yang merupakan ketua club dance
angkatan kedua, dia terlihat sangat sibuk mempersiapkan penampilan untuk pentas
Membership Training yang diadakan minggu depan. Sedangkan Yunbi yang ‘hanya’
mengikuti ekskul bahasa jepang dan bahasa inggris harus rela sering menganggur
karena kedua club itu hampir tidak pernah mengadakan pertemuan.
Awalnya Yunbi sengaja memilih
ekskul yang paling jarang melakukan kegiatan karena ia tidak ingin
sering-sering ‘berhubungan’ dengan siswa lain. Tapi disaat-saat seperti
sekarang entah kenapa Yunbi merasa perlu memiliki kesibukan.
Yunbi bisa saja kembali ke
asrama sekarang juga tapi kejadian beberapa hari lalu membuat hubungannya
bersama Minho menjadi sedikit canggung. Yunbi jadi tidak tahu bagaimana harus
berhadapan dengan namja itu. Apalagi disaat hanya mereka berdua yang ada
didalam asrama. Biasanya Yunbi akan berpura-pura tidur dan mengabaikan
keberadaan Minho. Tapi alasan itu tampaknya sangat tidak cocok untuk dilakukan
sore hari seperti ini.
Akhirnya Yunbi memilih untuk
masuk ke ruang musik. Ruang music yang
biasa digunakan untuk mata pelajaran berbeda dengan ruang music yang dimiliki
club. Disini jauh lebih tenang dan jarang sekali dipakai terutama diluar jam
pelajaran. Oleh karena itu sesekali Yunbi ke tempat ini untuk menghabiskan
waktunya sampai tanpa sadar waktu itu Naeun memergokinya bisa bermain piano.
Dengan pelan Yunbi membuka
tudung piano dan mengamati tutsnya satu persatu. Lagu apa yang harus ia mainkan
saat ini? Yunbi mengetuk bibir dengan ujung jarinya. Meskipun berulang kali dia
berfikir, pasti lagu favoritenya yang akan selalu terngiang. Oleh karena itu
Yunbi memilih untuk memainkannya sekali lagi.
Paganini Rhapsody Var. 18 dari
Rachmaninoff.
Entah kenapa setiap kali
memainkan lagu ini pikiran Yunbi menjadi tenang. Dia merasa terbawa alunan
sehingga seperti berada suatu tempat yang begitu sejuk, jauh dari keramaian dan
terasa sangat nyaman. Yunbi sampai memainkannya dengan menutup mata karena ia
begitu menikmati alunan lagi ini.
Ketika Yunbi membuka matanya,
sebuah bayangan tiba-tiba terperangkap dalam pandangannya. Spontan Yunbi
berdiri.
“Siapa disana?”
Sedikit was-was Yunbi langsung
memundurkan kursinya dan menengok ke arah pintu.
Dan disana muncul seorang namja
bermata sipit menggunakan seragam yang tidak dikancingkan berlapis kaos warna
hitam. Namja itu tersenyum tipis sambil berjalan masuk mendekati Yunbi.
Yunbi
terdiam. Tidak menyangka bahwa itu adalah Key.
“Saat
aku lewat, tidak sengaja ada sebuah lagu yang begitu familiar.” Key mulai
melangkah menaiki podium kemudian berhenti disamping piano yang bertengger
disana. “Aku masih ingat, dulu… ada seseorang yang sering sekali memainkan lagu
ini.”
Deg!
Yunbi kembali menarik langkahnya.
“Disekolahku
yang lama aku sangat senang tiduran di rooftop. Dan tepat dibawahnya adalah
ruang music.” Key mulai menyentuh ujung piano itu sambil terus berbicara.
“Berisik sekali. Tapi lama-lama aku menikmatinya.”
Pandangan
mereka bertemu, cepat-cepat Yunbi mengalihkannya. Ia tidak ingin Key membaca
wajahnya yang tengah panic. Karena baru pertama kali ini Yunbi mendengar cerita
itu. Selama di SMA Cheonsa, ia memang selalu pergi ke ruang music saat jam
istirahat siang. Tapi Yunbi sama sekali tidak menyangka bahwa Key berada
‘diatasnya’ waktu itu.
“Aneh
sekali aku bisa mendengarnya lagi disini.” Salah satu ujung bibir namja itu
terangkat. “Apakah itu suatu kebetulan?”
Jantung
Yunbi hampir saja meledak jika saat itu juga tidak ada seseorang yang tiba-tiba
membuka pintu ruangan. Disana kemudian muncul seorang namja dengan rambut
acak-acakan dan sebuah handuk kecil yang menggantung di lehernya.
“Bi-yah!”
panggil namja itu mengagetkan Yunbi.
“OH!
Taemin!” Yunbipun segera menggerakan kakinya, tapi belum sempat ia melangkah
jauh, sebuah kalimat dari bibir Key membuat ia berhenti di tengah-tengah.
“Aku
dengar ada siswa dari SMA Cheonsa yang sebelumnya juga pindah kemari.” Ucap Key
tidak terlalu keras, tapi seperti sebuah suara petir di telinga Yunbi. “Nama
siswa itu… Kang Yunbi?”
DEG!
Tubuh
Yunbi seketika membeku. Telinganya seperti baru saja tidak sanggup mendengar
apapun lagi beberapa saat padahal waktu itu Taemin sudah meneriakinya beberapa
kali. Karena tidak sabar akhirnya Taemin pun berlari kea rah Yunbi, sebelum
akhirnya meninggalkan ruangan itu setelah menyapa Key seperti tidak ada apapun
yang terjadi.
***
Yunbi menyandarkan tubuhnya
diatas kasur sambil melihat ke langit-langit kamar. Sekarang hari libur, tapi
Yunbi merasa hanya ingin berada di tempat tidur seharian. Padahal sudah sejak
pagi Taemin ribut mengobrak abrik lemarinya seakan-akan ia tengah mencari
sebutir kelereng disana.
“YAAA~” Taemin berteriak lagi.
“Bi yah! Apa kau tidak ingin berkemas huh?” Ia menggoyang-goyangkan tubuh Yunbi
frustasi. “Satu jam lagi kita sudah harus berangkat! Sudah tidak ada waktu
lagi!”
Yunbi justru berguling ke kanan,
menutup kepala dengan bantalnya. “Tidak bisakah kau mengatakan kalau aku sedang
sakit atau apapun yang bisa membuatku tidak perlu ikut?” suaranya tidak terlalu
jelas, tapi cukup membuat emosi Taemin kembali meledak.
“Tidak! Tidak! Kau harus ikut!”
dia membalik badan Yunbi lagi, kali ini sambil menarik namja itu sampai
terduduk menghadapnya. “Ini MT, Bi-yah! MT! Kau tidak boleh melewatkannya!”
Taemin mulai duduk disamping Yunbi dan bercerita dengan menggebu-gebu. “Nanti
kita akan menginap di villa yang ada di pegunungan. Kau bisa berjalan-jalan di
desa atau bahkan di pinggiran hutan. Pagi haripun kita juga bisa mendaki gunung
dan mandi di sungai!”
‘Mandi di sungai katamu?’ Yunbi
melirik malas.
“Kau juga harus menonton
penampilanku bersama club dance, Bi yah!” kali ini nada bicara Taemin berubah
memelas. “Bukankah kau sudah tahu bagaimana perjuanganku latihan selama ini?”
Yunbi yang hampir saja
menanggapi kalimat itu mendadak terdiam ketika pintu asrama tiba-tiba terbuka.
Minho yang selalu pergi jogging di pagi hari tampaknya baru datang.
Saat itu pula Yunbi langsung
bangkit dan meraih kopernya dari atas lemari. Hampir saja dia terjebak di dalam
asrama bersama Minho jika bersikeras untuk tidak pergi mengikuti MT. Sepertinya
kali ini ajakan Taemin memang satu-satunya pilihan yang bisa Yunbi ambil.
***
Ada sekitar 4 bus yang berangkat
dari SMA Seungri menuju Pegunungan Yongdusan untuk Membership Training kali
ini. Semua siswa yang ikut merupakan siswa kelas 2. Biasanya menuju liburan
musim panas memang akan diadakan MT untuk siswa kelas 1 dan 2. Masing-masing
angkatan akan berbeda waktu keberangkatan dan tempat tujuan. Sedangkan untuk
kelas 3, kegiatan akan diganti dengan les selama di sekolah untuk mempersiapkan
Ujian.
Hanya membutuhkan waktu kurang
dari 2 jam untuk sampai di Villa pegunungan Yongdusan. Semua siswa tampak
begitu bersemangat mengikuti MT kali ini. Tapi tidak dengan Yunbi yang hanya
terdiam selama perjalanan dan bahkan harus membiarkan bahunya menjadi tempat
sandaran Taemin yang tertidur sejak mereka berangkat.
Setiap siswa mendapatkan kamar
yang diisi 10 orang sekaligus. Mereka tidak menggunakan tempat tidur, melainkan
kasur lipat yang berjejer di ruangan luas. Benar-benar terasa seperti MT, batin
Yunbi.
Yunbi sempat mengecek jam
tangannya dan memastikan hujan tidak akan turun selama dua hari kedepan.
Lagipula beberapa hari ini memang jarang turun hujan karena cuaca yang tidak
menentu. Bahkan seperti disaat Yunbi pergi bersama Minho waktu itu, hujan terus
saja turun seharian.
Hari pertama diisi dengan
permainan-permainan kecil untuk membangun kerjasama antar siswa. Masing-masing
kelompok dicampur dari semua kelas yang ikut. Tapi tanpa disangka begitu banyak
yeoja yang memilih untuk bergabung di dalam kelompok Yunbi. Sepertinya rumor
bahwa Yunbi yang berhasil mengeluarkan geng Woohyun sudah menyebar di kalangan
siswa. Mereka semua kini melihat Yunbi sebagai siswa yang popular. Dan tentu
saja kini pamor Taemin pun ikut meningkat karenanya.
Memasuki hari kedua, permainan
ditingkatkan menjadi menyusuri area pegunungan. Setiap kelompok diberikan peta
untuk mendapatkan clue menuju tempat berikutnya. Berbeda dengan Taemin yang
begitu bersemangat, Yunbi justru tidak terlalu tertarik dengan kegiatan semacam
ini. Lagipula dia mudah sekali kelelahan. Yunbi hanya bisa melewatkan
hari-harinya selama MT dengan perasaan yang pasrah.
Dan tepat ketika makan malam terakhir usai, siswa sudah duduk
berjajar dengan rapi di aula utama villa itu. Mereka sudah siap dengan
penampilan yang yang akan dibawakan oleh club music, dan club dance.
Yunbi duduk di area terdepan
seperti janjinya pada Taemin. Sepertinya Taemin ingin memastikan bahwa
sahabatnya tidak akan terlewat satu detikpun penampilan yang akan ia sajikan.
Setelah pertunjukan dari club
music selesai, lighting panggung dan lampu penonton meredup beberapa saat
sampai musik dance berdentum beberapa kali. Tak lama kemudian sebuah siluet
muncul diterangi oleh lampu yang menyorot ke tengah panggung. Taemin
dengan setelan jas berpose begitu cool
disana. Dia sempat melirik kea rah Yunbi sebelum akhirnya bergerak dengan bebas
mengikuti alunan lagu. Intro selesai, para member club dance pun satu-persatu mulai
memasuki panggung dan membuat suasana menjadi meriah.
Terdengar teriakan riuh rendah
dari belakang. Tampaknya mereka sudah mulai panas, terbawa oleh alunan music
yang bertempo cepat. Bahkan tak jarang ada yang menghidupkan flash ponsel demi
membuat suasana berubah menjadi ‘club’.
Saat itulah tiba-tiba Yunbi
merasa mendengar seperti suara petir dari luar. Eh… petir? Dia tidak salah
dengar bukan?
Dentuman music benar-benar
menenggelamkan suara yang terdengar dari luar. Yunbi bahkan sampai tidak sadar
bahwa sekarang tengah… hujan! Jam tangannya sudah berdering sejak tadi, namun
Yunbi mengabaikannya.
Tepat ketika Yunbi menoleh ke
belakang ada sebuah jaket yang menutupi kepalanya. Yunbi tidak bisa melihat
dengan jelas, tapi orang itu langsung menarik tubuh Yunbi dan membawanya pergi
dari sana. Taemin yang tengah sibuk tampil tidak sempat melihat kepergian
Yunbi. Yang ia tahu ketika ia mengecek ditempat duduk Yunbi, namja itu sudah
tidak ada disana.
Yunbi sempat takut dan ragu,
tapi ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti langkah namja itu. Perlahan
tapi pasti tampaknya suara dentuman music semakin lama semakin terdengar lirih,
pertanda bahwa ia sudah cukup jauh dari aula. Yunbi pun merasakan tetesan hujan
membasahi bahunya, sepertinya orang itu membawa Yunbi keluar area villa.
Beberapa saat berjalan, akhirnya
mereka berhenti disuatu tempat. Yunbi tidak langsung mengecek dimana ia berada,
sampai sebuah suara menyelusup ditelinganya.
“Duduklah.”
DEG! Ia terperanjat. Cepat-cepat
Yunbi membuka kain selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Sejurus kemudian
yeoja itu menemukan sebuah senyuman misterius dari namja yang duduk tepat
disampingnya.
Namja bermata sipit itu terlihat
sungguh familiar. Rambutnya yang berwarna coklat tua tampak sedikit berantakan
karena basah terkena air hujan. Sebagian tetesan itupun mengenai kulit wajahnya
yang bersinar dengan cahaya purnama sebagai satu-satunya penerangan disana. Beberapa
detik terdiam, bibir tipis dengan lengkukan yang khas itupun akhirnya berujar
pelan.
“Lama tidak bertemu…pacarku.”
-To Be Continue-
No comments:
Post a Comment