Selamat hari Minggu!
di hari minggu yang cerah ceria ini author kembali dengan membawa paket ayam spesial dengan saus sambal khas kota jogja dengan dua es teh manis! hehehe
ayo ngaku siapa yang udah lupa sama part sebelumnya!!
boleh intip disini :)
di part 4 kali ini akan (kembali) ada cameo. banyak malahan wkwk
langsung aja ya!
Tittle : Pixie Rain
[Part 4]
Author :
Ichaa Ichez Lockets
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG-13
Cast : Kang Yunbi, Choi Minho, Lee
Taemin.
Length : Chapter.
Desclaimer : This story is
originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is
not real. Enjoy reading!
“BRAK!!”
Suara
gaduh terdengar dari arah belakang panggung gedung theater.
“Akk…
aww... sakit huh?” Yunbi mengusap lengannya yang terkena rak property setelah
didorong oleh salah satu geng iljin.
Mereka
tertawa keras, “Kenapa teriakanmu seperti yeoja huh? Tunjukkan pada kami
kemampuanmu!” tantang salah satu dari mereka yang memiliki name tag bertuliskan
Hoya.
“Apa
yang sebenarnya kalian inginkan?” Yunbi enggan meladeni. Dari sorot matanya, namja
itu sama sekali tidak terlihat takut. Di sekolah yang lama Yunbi memiliki
begitu banyak ‘penggemar’ yang siap membantunya, belum lagi ayah Yunbi
merupakan orang yang cukup berpengaruh. Yunbi tidak pernah memiliki perasaan
takut pada siapapun yang berdiri dihadapannya.
“Kami
hanya ingin bersenang-senang.” Jawab siswa lain yang hanya memiliki satu huruf
dalam name tag nya, L.
“Kalau
begitu pergilah ke ruang karaoke. Bukankah disana lebih menyenangkan?”
Mereka
terlihat tidak suka dengan jawaban Yunbi.
“Berani-beraninya
kau… Bugh!” sebuah pukulan mendarat di pipi Yunbi tanpa ba-bi-bu.
“AAAWWW…
aku bilang sakiiiit!” Yunbi menjerit sambil memegangi pipi kanannya.
Seumur-umur baru sekali ini Yunbi mendapatkan pukulan. Bahkan ayahnya tidak
berani melakukan itu. Dan sekarang justru namja tengik seperti mereka yang
semena-mena memukul Yunbi padahal ia tidak melakukan kesalahan.
“Kalian!
Apa kalian tidak memiliki sopan santun?” omel Yunbi kesal. “Berani-beraninya
kalian memukul seorang…” yeoja seperti ini. Yunbi tidak meneruskan
kata-katanya. Ia hampir lupa dengan keadaan ia sekarang.
Mereka
kembali tertawa. “Kau benar-benar cerewet seperti yeoja huh? Lama-lama mulutmu
akan bungkam sampai kau tidak bisa berbicara lagi. Apa kau mau?” kali ini
seseorang bernama Woohyun yang maju.
“Jika
kau berani melakukannya aku akan…”
“Akan
apa?” Woohyun mendorong keras bahu Yunbi kebelakang. “Apa yang akan kau
lakukan?!?”
‘Aku
akan melaporkanmu pada… semua penggemarku!’ Yunbi hanya bisa mengatakannya
dalam hati. ‘Ah tidak… tapi akan melaporkanmu pada ayahku!’ sekali lagi niat
yang ada dalam hati Yunbi tidak bisa ia lontarkan dari bibirnya. Yunbi tahu ia
tidak bisa melakukan semua itu. Yunbi tahu kalaupun ia mengatakannya, semua
hanya akan berakhir menjadi lelucon.
“KATAKAN!”
Woohyun semakin kesal. “Apa yang akan kau lakukan!!!”
“Tok!
Tok! Tok!” sebuah ketukan dari luar pintu membuat semua yang ada di backstage
seketika mematung. “Apa ada orang didalam? Cepat buka pintunya!”
Mereka semua terjebak. Pintu itu adalah satu-satunya
akses untuk keluar.
“Ce…cepat
buka!” Woohyun menyuruh Hoya untuk maju. Dengan tangan yang bergetar akhirnya Hoya
membuka pintu backstage dan saat itulah Mr Kim bersama dengan Mr Yoo masuk.
“Apa
yang kalian lakukan disini?” Mr Kim mencium sesuatu yang tidak beres.
“Ka…kami
hanya…”
“Latihan!
Haha… iya kami hanya latihan drama seongsaenim.” Sahut yang lain mencari-cari
alasan.
“Apa
itu benar?”
“Tentu
saja! Benar kan Hyung?”
Semua
pandangan tertuju pada Sunggyu yang sejak tadi diam. Hanya dia satu-satunya
namja yang belum menyentuh Yunbi sama sekali. Diantara semua siswa disana, Sunggyu
lah yang paling senior karena dia merupakan siswa kelas dua belas. Karena itu
pula ini pertama kalinya Sunggyu bertemu dengan Yunbi.
“Ne.”
Jawab namja itu singkat. Mata sipitnya menatap kea rah Yunbi datar.
Namun
Mr. Yoo masih belum bisa percaya, ia melihat kea rah Yunbi yang berdiri
tertunduk di pojokan.
“Apa
yang sebenarnya terjadi, Bi? Apakah yang mereka katakan benar?”
Yunbi
mengusap sudut bibirnya yang berdarah kemudian mendongak. Sepintas ia melihat
tatapan para geng iljin yang tampak tegang. Jika Yunbi mengatakan semuanya
sekarang, habislah mereka semua.
“Tidak
pa-pa, kau bisa mengatakan semuanya pada kami.” Mr. Yoo membujuk Yunbi sekali
lagi. Ia tahu ada yang tidak beres. Apalagi wajah Yunbi tampak babak belur
seperti sekarang.
“Ani
seongsaenim, itu semua benar.” Jawab Yunbi. “Kami hanya sedang
bersenang-senang.”
***
Sekitar pukul 1 siang, pintu
ruang konsultasi yang terletak di ujung lorong akhirnya terbuka. Mr Kim selaku
wali kelas yang baru saja menanyakan hal terkait kejadian tadi tampak keluar
dengan membawa sebuah map. Disusul dengan kepergian Yunbi yang meninggalkan
ruang itu menuju kelas. Namun tepat di belokan koridor, ternyata sudah ada
beberapa orang yang menunggunya dengan tidak sabar.
“Apa yang kau katakan? Kau tidak
mengatakan yang sebenarnya kan?” Woohyun yang bertanya dengan penasaran masih
meninggikan nadanya agar terdengar sedikit angkuh dihadapan Yunbi.
Yunbi menyeringai. “Kalian
berhutang satu kali padaku.” Jawabnya mengisyaratkan bahwa ia telah
menyelamatkan ‘nyawa’ para geng iljin itu kali ini.
Mereka terlihat menghela nafas
lega, namun kembali menatap Yunbi dengan garang. “Kau… urusan kami denganmu
belum selesai.”
Yunbi pun menanggapinya dengan
santai. “Silakan lakukan semau kalian.” Ia tersenyum licik. “Jika kalian
melakukannya sekali lagi maka hutang kalian padaku akan menjadi dua kali
lipat.” Jawabnya kemudian membalik badan dan berjalan menuju kelas sambil bersiul
riang.
Namun
belum juga Yunbi sampai kelas, seorang namja dengan telapak tangan yang
berkeringat sudah menghadangnya didepan pintu. Sorot mata namja itu tampak
panik. Ia langsung meraih kedua lengan Yunbi untuk memastikan bahwa tak ada
luka di tubuh namja itu.
“Bi-yah! Apa kau tidak apa-apa
kan?”
Yunbi sempat kaget tapi justru
balik bertanya, “Kau tidak mengikuti pelajaran?”
“Tidak… Mr Kim tidak mengajar
karena harus mengintrogasimu terkait kasus pengeroyokan tadi.” Itu terdengar
seperti Yunbi baru saja menemui seorang detektif. Taemin selalu mengungkapkan
sesuatu secara berlebihan. “Ah bibirmu… Apa woohyun memukulmu begitu keras?”
“Aku tidak apa-apa.”
“Aniya! Itu tampak parah. Kita
harus ke UKS sekarang juga!” Taemin langsung menyeret Yunbi tanpa ba-bi-bu.
“YA! Aku bilang aku tidak pa-pa
Taemin!” protes Yunbi mencoba melepaskan pegangan tangan namja itu. Tapi Taemin
tetap bersikeras ingin pergi ke UKS. Belakangan Yunbi baru menyadari kalau
tujuan namja itu membawa Yunbi ke UKS bukan karena ingin mengobati luka Yunbi,
tapi karena ada maksud lain.
***
Bell pulang sekolah berbunyi.
Yunbi tidak menyangka hari pertamanya di sekolah ini berjalan lebih sulit dari
yang ia bayangkan. Mulai dari jadwal pelajaran yang padat hingga urusan dengan
geng iljin. Bisa mendengar bunyi bell pulang sekolah rasanya seperti baru saja
menemukan sebuah oasis di padang pasir, sangat melegakan.
Yunbi
sedikit mengusap luka di wajahnya yang mulai membiru sambil berjalan lambat menuju
ke asrama. Tidak ketinggalan, disampingnya berdiri sosok Taemin yang seharian
mengikutinya dengan setia seperti seorang sasaeng fan. Secara sukarela bahkan
namja itu menawarkan diri untuk membawakan semua barang milik Yunbi karena khawatir
dengan tubuh Yunbi yang baru saja terkena pukulan.
“Kau menyukainya?” Tanya Yunbi tiba-tiba
sambil menaiki tangga asrama menuju lantai dua.
“Ye?” Taemin menaikkan kedua
alisnya.
“Gadis yang tadi…” Yunbi menoleh
ke belakang, “KAU MENYUKAI ‘GADIS UKS’ TADI KAN?”
“Ya! Ya! Ya!” Cepat-cepat Taemin
naik dua anak tangga untuk menyamakan langkahnya dengan Yunbi. “Jangan
keras-keras huh? Nanti ada yang mendengar!” ucap namja itu sambil menempelkan
jari telunjuk didepan bibirnya yang tebal.
Yunbi justru terkekeh melihat
Taemin yang kelabakan.
“Kau… bagaimana kau bisa tahu?”
“Itu
bahkan seperti tertulis dengan jelas di jidatmu huh!” Yunbi menepuk jidat
Taemin pelan. “Jadi seperti itu tipe yeoja idamanmu?” diam-diam Yunbi
membandingkan yeoja tadi dengan dirinya sebelum menjadi namja. Jika saja Taemin
lebih dulu bertemu dengan Yunbi pasti ia akan jatuh cinta pada Yunbi. Itu yang
ada dalam pikirannya.
“Siapa namanya tadi?” Tanya
Yunbi lagi. “Na…na..”
“Naeun. Nama yeoja itu Naeun.”
***
Selepas makan malam beberapa
hari kemudian, tiba-tiba terdengar teriakan keras yang berasal dari asrama
nomor 305. Bukan karena ada ular di kamar mandi, melainkan karena Taemin yang
terlampau girang setelah mendapatkan hadiah kecil dari Yunbi. Berulang kali ia
menciumi ponselnya seakan-akan itu adalah kupon undian senilai 500 juta won
yang baru saja ia menangkan.
“Malam ini pesan apa yang harus
aku kirimkan, Bi? ‘Selamat malam?’ ‘Apakah kau sudah tidur?’ atau….. ‘Hai
sayang?’ ‘Apa kau merindukanku?’ whuaaaa!” Ia tampak begitu senang bahkan ketika
kata-kata itu masih ada dalam bayangannya.
Meski sering sekali memalukan,
tapi ada kalanya kelakuan polos Taemin membuat Yunbi tertawa seperti sekarang.
“Tapi… bagaimana caranya kau
bisa mendapatkan nomor telpon Naeun? Apakah kau melakukan sesuatu untuknya?”
Tanya Taemin penasaran. “Atau kau merayunya?”
Yunbi membuang muka, berlagak
misterius.
“Seolma….” Ekspresi bahagia
namja itu langsung berubah dengan sebuah tatapan curiga. “Kau tidak menyukainya
bukan?”
“Mwo?” Yunbi reflek memukul
wajah Taemin dengan bantal, membuat namja itu terjatuh ke tempat tidur. “Yang
benar saja! Seharusnya kau berterimakasih karena aku sudah memberikannya padamu
huh?”
Taemin kembali duduk lalu mencoba
memegang kedua telapak tangan Yunbi yang langsung ia tangkis.
“Arraseo…
arraseo… Gomawo Bi-nim!” Ucapnya sambil beraegyo. Yunbi mendadak ingin muntah.
“Tapi dulu aku pernah meminta nomer hpya dan dia tidak mau memberikannya
padaku. Jadi tolong ceritakan apa yang kau lakukan sampai dia dengan mudah
member nomornya padamu Bi-yaahh. Jebal… hmm? Hhhmmm??” Taemin memohon dengan
nada tinggi persis seperti suara dubber dalam tokoh kartun.
“Ya! Ya! Ya! Geumanhae!” Yunbi
mengacak rambut Taemin karena sebal. “Itu tidak penting! Yang penting sekarang
kau sudah mendapatkannya bukan?” ucapan Yunbi dibalas dengan anggukan tidak
ikhlas dari Taemin.
Padahal itu sederhana. Hari ini
adalah tepat 5 hari Yunbi masuk sekolah, dimana ia harus memutuskan
ekstrakulikuler apa yang akan ia ikuti nantinya. Dan Yunbi memilih untuk masuk
ke ekskul piano dan melukis. Secara kebetulan Naeun pun mengikuti ekskul yang
sama. Ia tinggal menyimpan nomer yeoja itu dari yang tertera di buku biodata
para anggota ekstrakulikuler. Jadilah, sekarang nomer itu tersimpan di dalam
ponsen milik Taemin.
“Ah iya, karena kau sudah
memberikan nomer ponsel Naeun padaku, malam ini bagaimana kalau kau kutraktir
makan?”
Yunbi yang semula ingin bangkit
ke kamar mandi lantas menoleh ke arah Taemin. Baru kali ini ada orang lain yang
memberikan tawaran itu pada Yunbi selain Oppa nya saat beliau masih berada di
korea. Selama ini selalu Yunbi yang menraktir teman-temannya, karena jika ia
tidak melakukannya maka mereka akan kompak tidak membalas pesan dari Yunbi.
Rasanya sedikit canggung ketika Yunbi mendengarkan tawaran itu dari orang yang
baru dikenalnya.
“Ini sudah malam. Setengah jam
lagi gerbang asrama akan ditutup.” Jawab Yunbi. “Sebaiknya lain kali saja.”
“Ani! Ani! Aku akan tetap
menraktirmu!” Taemin bangkit sambil menggoyangkan tangannya menolak. “Jika kau
takut tertangkap, biar aku yang keluar untuk membelikanmu makanan. Dibelakang
area sekolah ada toko JOKBAL yang sangat enak! Kau harus mencobanya.”
“Tidak perlu Taemin, lagipula
aku sudah kenyang.”
Taemin justru tersenyum sambil
mengambil jaket dari gantungan belakang pintu asrama. “Tempatnya tidak jauh,
dalam sepuluh menit pasti aku akan kembali. Tunggu ya!”
“Tapi… Tae… hey!”
“Cklek!” pintu tertutup.
Yunbi membuang nafasnya keras-keras.
Percuma melarang namja itu pergi karena dia memang tipe keras kepala yang sulit
untuk mendengarkan ucapan orang lain. Meskipun beberapa hari ini Taemin selalu
patuh dengan semua perintah yang Yunbi ucapkan, seperti membersihkan kamar
misalnya, namun namja itu juga tidak jarang mengabaikan keinginan Yunbi ketika
Yunbi merasa sesuatu hal tidak seharusnya dilakukan. Taemin selalu berfikir
sebaliknya.
“Cklek!”
“Cepat sekali kau…”
Itu Minho. Yunbi langsung
mengalihkan pandangannya saat menyadari orang yang datang bukan Taemin. Hampir
saja Yunbi melupakannya. Semenjak ia pindah ke kamar ini, ia sangat jarang
bertemu dengan namja itu. Paling tidak hanya satu kali sehari.
Pagi hari disaat Yunbi membuka
matanya, biasanya Minho sudah siap dengan pakaian rapi kemudian berangkat
sekolah. Namja itu akan pulang tepat sebelum, hampir atau melebihi beberapa
menit pukul 10 malam. Setelah datang ia akan mandi lalu tidur. Tak ada satupun
kata-kata yang pernah Yunbi dengar keluar dari mulutnya. Satupun.
Dan sama seperti malam ini,
Minho masuk ke dalam kamar kemudian mandi tanpa berkata apapun. Yunbi hanya
menggerutu dalam hati karena ia selalu merasa diabaikan oleh namja arogan itu.
Tuutt…. Tuuutt…. Tuuttt….
Ponsel Minho yang ia letakkan
diatas tempat tidur tiba-tiba berbunyi. Yunbi melirik sepintas tapi enggan
memberitahu namja itu kalau ponselnya berdering. Lagipula itu urusan Minho,
bukan dirinya.
Tuutt…. Tuuutt…. Tuuttt….
Sempat berhenti sebentar, ponsel
itu kembali berdering. Yunbi mengacak rambutnya karena kesal mendengar suara
itu.
“Hy…hyu…Hyung! Ada telepon!”
Yunbi sudah berusaha menurunkan egonya dengan memberitahu Minho akan dering
telpon dari namja itu. Tapi tak ada reaksi apapun.
Tuutt…. Tuuutt…. Tuuttt….
Ini yang ketiga kalinya semenjak
dering itu sempat berhenti. Kesabaran Yunbi sudah habis.
“HYUUNGG! Ponselmu bordering!!”
kali ini Yunbi sudah menggengam ponsel itu dan siap-siap menggedor pintu. Namun
belum sempat Minho keluar, telpon itu kembali berhenti berdering.
“Eh?” Yunbi melirik kea rah
handphone Minho untuk memastikannya, namun justru ada sesuatu yang membuat ia
tertarik.
“Cklek!” Pintu kamar mandi
terbuka. Yunbi yang tengah berdiri tepat didepannya sempat bertukar tatapan
beberapa detik sampai Minho menyadari ponsel yang namja itu genggam adalah
miliknya.
“Apa yang kau lakukan?!” Tanya
Minho langsung merebut handphone itu kasar.
“I…itu….”
-To Be Continue-
Tuh kan ada member infinite. ada naeun juga hahaha. aku ngga bermaksud bikin mereka pairing(?) tapi karena sulli udah keluar dari fx(?) jadinya ya... (apaan maksudnya wkwk)
gimana? nanggung kaan. iya emang hihihi
part berikutnya semoga ngga mengecewakan.
sedikit bocoran, besok mulai ada kejadian antara yunbi - minho, dan rahasia taemin yang terkuak!
apakah itu?
ditunggu ya!!
ppyong~
No comments:
Post a Comment