Pages

Wednesday, 7 August 2013

FF SHINee : Lucid Dream [Part 2]

Eloha~~(?)
Maap2 baru nongol sekarang, baru insap(?) setelah ada beberapa readers yang nagih part ini ._.v soalnya minggu kemaren kelewat tersepona ama ending dua drama favorite yang berakhir bersamaan. Hikss *peluk suha sama Ma seongsaenim. #skip
Sebelumnya makaaaaaaaasiiih banget atas semua komentar yang dtinggalkan readers di part 1. Semoga part ini ga terlalu mengecewakan ya. Kalopun mengecewakan ya maap2 lah, hehe sekalian minta maap buat besok lebaran. Ihihi
Langsung aja. Cekidots~


Tittle                    : Lucid Dream [Part 2]
Author                                : Ichaa Ichez
Genre                  : Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating                 : PG
Cast                      : Jung Yujin, Kim Jonghyun, Lee Jinki (Onew), Choi Minho, Lee Taemin, Kim Kibum (Key), Shin Hana.
Length                : Chapter
Desclaimer        : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                Sudut jalan kota Seoul tampak sepi ketika malam sudah melewati setengah dari ‘waktu rotasinya’. Pertokoan dan beberapa pedagang pinggir jalan kompak menutup lapak mereka hingga yang terlihat hanya lampu neon yang menerangi tiap papan masing-masing. Sebagian besar warga seoul pun sudah bergelut dengan mimpi-mimpi mereka, kontras dengan kehidupan malam beberapa bar yang khas akan bunyi dentuman lirih dari pinggir jalan.
                Sebuah motor besar bermerk jepang melintas secepat kedipan mata bak sang pemilik jalanan. Bahkan lampu-lampu lalu lintas tampak seperti tunduk dan membiarkan ia melintas tanpa halangan. Jaket kulit serta helm full face tampaknya belum cukup melindungi tubuh namja itu dari derasnya angin sampai-sampai buku-buku jarinya terasa membeku. Namun dengan mantap ia masih menggenggam stang motor dan menarik gas itu lebih kencang.
                Pengendara itu memperlambat laju motornya ketika ia tiba di basement sebuah apartemen mewah di kawasan Osan, utara kota Seoul. Setelah memarkirkan motor di sembarang tempat, ia memainkan kunci motornya seraya berjalan santai memasuki lift untuk pergi ke sebuah tempat tinggal milik seseorang.
                “Ting tong...”
                Namja dengan rambut poni sedikit berantakan itu sempat melirik ke arah jam tangan berwarna silvernya, pukul setengah 2 pagi. Ia yakin seseorang yang tinggal di apartemen ini sudah tidur sekarang.
                “Onew Hyuung~! Buka pintunya~~ ini aku Jonghyun.” panggil Jonghyun tidak sabar.
Sayangnya masih tak ada respon dari dalam, membuat ia sedikit bosan kemudian menyandarkan punggung di daun pintu sambil memukulnya pelan-pelan. Detik kemudian pintu itu justru terbuka, Jonghyun hampir jatuh karenanya.
                “Jangan berteriak, aku bisa dimarahi tetangga huh~” omel Onew saat pintu terbuka. Sebelah matanya masih sangat lengket karena mengantuk, “Masuklah...” lanjut namja itu mendahului langkah Jonghyun memasuki apartemennya.
                “Hoamm...tumben sekali kau kemari. Ada apa kau mencariku?” Onew menuangkan minuman yang ia ambil dari kulkas, sedangkan Jonghyun langsung bersandar pada sofa besar di ruang tengah lalu menyambar remote tv.
                “Tidak apa-apa Hyung. Aku hanya sedang ingin kemari. Lagipula sudah lama aku datang tidak ke tempat ini.” Jawabnya tanpa melihat ke arah Onew.
                “Oh... hoamm... ini makananlah.” Onew masih saja menguap saat ia membawakan segelas orange jus dan beberapa kimbab yang ia beli tadi. “Jika masih kurang kau bisa mencarinya didapur.”
                “Aniyo, ini sudah cukup.” Ucap Jonghyun langsung mengambil suguhan yang Onew letakkan diatas meja. Meski Onew sudah sangat mengantuk dan ia adalah tipe-namja-yang-sangat-suka-tidur, ia masih merasa perlu untuk menemani Jonghyun dan memperlakukan namja itu selayaknya tamu. 
                “Apa terjadi sesuatu?”
                “Eung?”
                “Apa baru saja terjadi sesuatu?” tanya Onew mengulangi pertanyaannya.
                Jonghyun menggeleng, mulutnya penuh dengan kimbab.
                Selalu ada sesuatu. Jonghyun tidak pernah datang ke apartemen Onew hanya dengan alasan ‘karena-ia-hanya-ingin-kemari’ seperti sekarang. Apalagi ini sudah sangat larut. Onew tahu Jonghyun pasti sedang menyembunyikan sesuatu darinya, tapi karena Jonghyun tidak ingin menceritakan itu, jadi Onew memilih diam.
                Dibandingkan dengan apartemen Onew, sebenarnya Jonghyun lebih sering pergi ke apartemen MinKey yang juga adalah basecamp mereka berlima. Apartemen MinKey memang tidak semewah dan seluas milik Onew, namun disana suasananya jauh lebih ramai. Sedangkan Onew yang orang tuanya sedang mengembangkan cabang usaha mereka di Incheon sejak awal tahun ini, hanya tinggal di apartemennya sendirian. Otomatis suasana juga lebih tenang dan sepi. Cocok dengan Onew yang memang tidak terlalu suka dengan keramaian.
                Meski sebenarnya Onew dan Jonghyun memiliki hubungan yang canggung, mereka berdua justru kenal lebih lama dari yang lain. Onew adalah kakak kelas Jonghyun sejak di bangku SD. Kemudian di bangku SMA mereka berdua bertemu dengan MinKey yang kini tinggal bersama di sebuah apartemen. Sedangkan Taemin adalah member terakhir yang bergabung setelah bertemu dengan Jonghyun di toko musik.
                Mereka berlima memutuskan untuk membuat sebuah band setahun yang lalu dibawah kepemimpinan Onew. Onew pulalah yang selalu mencari tempat dan membiayai semua kebutuhan band sampai mereka bisa berdiri seperti sekarang. Onew merupakan pondasi kokoh bagi mereka semua, namun bagi Jonghyun, Onew lebih dari itu.
“Hyung…” panggil Jonghyun tiba-tiba.
“Um?”
“Soal kemarin, mian.” Wajahnya tampak begitu menyesal. “Yang lain juga pasti kerepotan karena aku.”
“Ani. Kau tidak usah memikirkannya.” Jawab Onew tampak santai. “Sepertinya mereka tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Justru mereka sendiri yang menawarkan diri.”
Jonghyun lantas bersandar pada sofa. Pandangannya tertuju pada lampu hias di langit-langit ruang tamu.
“Tapi Jonghyun…” panggil Onew tidak langsung melanjutkan kalimatnya. “Lain kali jika hal ini terjadi lagi, bisakah kau cepat menghubungiku?”
“Tidak akan.” Tatapan Jonghyun beralih pada Onew. “Lain kali hal ini tidak akan terjadi lagi.” lanjutnya tersenyum tipis.
Bagi Jonghyun, orang yang duduk disampingnya ini adalah satu-satunya orang yang bisa ia percaya menyimpan masa lalunya. Semua rahasia yang selama ini Jonghyun tutup rapat-rapat ada ditangan Onew.
***
                Sebuah sore di koridor kampus fakultas ekonomi, tampak seorang yeoja berjalan sedikit tergesa diantara kerumunan mahasiswa yang berhamburan meninggalkan kelasnya. Wajah yeoja itu tampak sedikit pucat karena sudah 8 jam sejak makan pagi terlewat ia sama sekali belum mengisinya lagi. Yeoja itu ingin segera pulang sekarang juga sebelum perutnya semakin meronta-ronta.
                “Yujin kau mau kemana?” lengkingan cempreng Hana membuat Yujin harus sedikit menjauhkan telinganya dari wajah yeoja itu.
                “Pulang.” Jawab Yujin singkat.
                “Apa kau mau menemaniku?”
                Yujin sudah benar-benar membulatkan tekad untuk secepatnya pulang ke rumah. Kalaupun Hana memberikan iming-iming tobokki gratis kesukaannya, ia akan tetap memilih untuk pulang dan makan sepuasnya disana.
                “Aku ingin melihat Minho perform hari ini Yujin.” Lanjut Hana setelah beberapa menit Yujin diam. “Apa kau mau menemaniku?” pertanyaan itu keluar untuk yang kedua kalinya.
                “Mian hari ini aku ingin cepat pu...”
                “Tapi Yujin, hari ini Minho akan...”
                “Ah! Sepertinya bus-ku sudah datang.” Balas Yujin memotong pembicaraan Hana. “Bye~” Cepat-cepat ia berlari ke arah halte bus yang sudah mulai tampak di kejauhan.
                Sesampainya didalam, Yujin memilih duduk di bagian belakang bus sambil menyandarkan kepalanya di kaca jendela. Sore itu bus tampak sepi karena waktu anak pulang sekolah sudah terlewat beberapa jam yang lalu. Hanya ada beberapa yeoja berseragam rapi yang sepertinya baru saja selesai bekerja, dan seorang kakek setengah baya yang duduk tepat dua bangku didepan Yujin.
                Yujin menghela nafas karena bus berjalan sangat lambat. Bisa ia perkirakan waktu tempuh yang biasanya 20 menit sampai rumah akan memakan waktu lebih lama. Membuat yeoja itu bosan dan perlahan menutup matanya untuk mengurangi rasa lelah.
Bukan Yujin namanya jika ia tidak bisa tidur dalam waktu singkat. Hanya dengan membayangkan beberapa khayalan indah versinya, yeoja itu bisa dengan cepat berpindah ke alam mimpi.
                Dalam keadaan setengah sadar, Yujin merasa suasana begitu nyaman. Ia membuka matanya perlahan dan mendapati bahwa ia tidak sedang bersandar pada jendela, melainkan di bahu seorang namja yang kini tengah tersenyum manis padanya.
                “Kau sudah bangun?”
                Yujin mengerjap-erjapkan matanya menatap namja itu.
“Apa tidurmu nyenyak?”
                Yujin masih tidak percaya bertemu dengan namja yang selama ini selalu muncul dalam mimpinya. Ia mencoba melihat ke sekeliling, ternyata mereka berdua masih diatas bus yang Yujin tumpangi namun kehadiran namja ini terasa begitu janggal.
                “Ada apa?” tanya namja itu dengan suara yang lembut, sangat pelan dan terdengar begitu khas di telinga Yujin.
                Saat itu pula ia merasa tubuhnya terpental ke atas. Hampir saja ujung kepalanya membentur atap bus karena bus baru saja melewati gundukan di tengah jalan. Yujin terkesiap, spontan ia menoleh ke arah kanan dan tidak mendapati siapapun disana.
                “Hanya mimpi ternyata.” Sesal Yujin kecewa. Ia sempat berkedip beberapa kali sampai akhirnya menyadari jalanan yang ia lewati terasa berbeda.
                “BERHENTI AHJUSSI!!”
                Sebuah halte dengan iklan yang dibintangi Girls Generation menjadi saksi kebodohan Yujin. Karena ketiduran yeoja itu tidak menyadari kalau ia sudah jauh sekali melewatkan halte di sekitar rumahnya. Dan yang harus dilakukan yeoja itu selanjutnya adalah mencari halte diseberang jalan untuk menunggu bus yang bisa membawanya pulang. Jika Yujin tadi menerima ajakan Hana, mungkin sudah dua mangkuk tobokki ia habiskan sekarang.
                Ting!
                Lampu untuk pengendara berubah merah, memberi kesempatan para pejalan kaki seperti Yujin untuk menyeberang. Ia melangkah dengan malas, sementara dari arah berlawanan justru terlihat beberapa orang yang tampak sangat terburu-buru berjalan melewatinya.
Yujin sedikit menguap sambil terus memperhatikan lampu lalu lintas warna hijau yang digunakan untuk pejalan kaki. Sepintas, sangat singkat, hanya dalam sepersekian detik bola mata Yujin menangkap sekelebat sosok namja yang melewatinya. Namja itu berjalan tak kalah cepat dengan orang-orang yang ada disekitar mereka. Membuat Yujin sempat tidak memperhatikan, namun ia sejenak menghentikan langkahnya ditengah-tengah kemudian menoleh ke belakang.
Namja dengan sebuah blazer berwarna hitam itu seperti memiliki aura yang berbeda di mata Yujin. Rambutnya yang coklat sedikit bergoyang karena ia berjalan begitu cepat sampai-sampai sanggupmendahului beberapa pejalan kaki didepannya.
“Namja itu...”
“Tinn! Tiin!”
Kesadaran Yujin kembali muncul saat indra pendengarannya tiba-tiba dikejutkan. Ia menoleh ke arah kiri, disana sudah berderet beberapa mobil yang tampaknya sudah tidak sabar melewati lampu merah. Spontan Yujin langsung melanjutkan langkahnya ke seberang yang hanya tinggal 1 meter lagi.
Sesampainya di trotoar yeoja itu justru kembali terdiam. Jantungnya tiba-tiba berdegup dengan kencang. Bukan karena klakson mobil yang baru saja ia dengar, melainkan namja itu. Sosok namja itu tampak tidak begitu asing dimata Yujin. Mungkinkah dia...
Dengan ekspresi yang berubah tegang sorot matanya kembali mencari sosok namja itu di seberang. Tidak terlalu jelas, namun Yujin tahu namja itu mulai berjalan kekanan menjauhi jalan utama.
Ini kesempatan langka. Pertemuan yang sangat kebetulan dan tak pernah Yujin bayangkan ini tidak mungkin ia abaikan. Apapun yang terjadi, ia harus menemukan namja itu sekarang juga. Setidaknya untuk memastikan bahwa namja yang ia lihat tadi benar-benar namja yang sama dengan yang ia temukan dalam mimpinya!
Tanpa berfikir panjang Yujin langsung menyeberang begitu saja. Ia tidak memperdulikan beberapa mobil yang lewat karena lampu lalu lintas masih berwarna hijau. Beberapa kali hampir saja Yujin tertabrak, bahkan ada sebuah motor yang nyaris menyerempetnya. Namun yeoja itu masih saja berjalan kedepan, sosok namja yang ia lihat tadi tiba-tiba saja seperti membutakan mata dan seluruh pikirannya dalam waktu singkat.
Nafas Yujin sedikit terengah saat ia berhasil tiba di seberang. Dengan teliti ia melihat ke beberapa meter didepannya, namun namja itu tidak tampak. Sekali lagi Yujin mempercepat langkahnya, setengah berlari, namun namja itu masih saja sulit untuk ia temukan.
“Dimana kau... jebal...” ucap Yujin panik. Langkahnya kecilnya semakin terburu-buru karena tanda-tanda keberadaan namja itu sama sekali hilang.
Tidak boleh, ia tidak boleh kehilangan jejaknya kali ini. Karena Yujin tidak tahu entah kapan mereka akan kembali dipertemukan. Sekecil apapun kesempatan, Yujin sangat ingin mewujudkan mimpi-mimpinya dalam dunia nyata. Yujin percaya, ada sebuah pesan yang tersembunyi dibalik kejadian ini jika namja itu benar-benar namja yang selalu hadir dalam mimpinya.
Tanpa terasa sudah hampir satu kilometer Yujin berjalan, nafasnya sudah tidak kuat. Lagipula tenaga Yujin cepat habis karena ia sama sekali belum makan. Dengan putus asa Yujin duduk di bangku kayu pinggir trotoar. Kepalanya sudah mulai berat sedangkan perutnya tidak perlu lagi ditanya. Yujin harus segera mengisinya dengan beberapa lembar roti atau seteguk minuman jika ingin bertahan.
Tak jauh dari sana ada sebuah café yang menarik perhatian Yujin. Café berwarna mocca dengan gaya eropa itu sepertinya sedang memutar beberapa serenade lirih yang membuat Yujin merasa nyaman hanya dengan mendengarkannya dari kejauhan. Bukan ide buruk sepertinya jika mencari beberapa minuman dingin sejenak di cafe itu sebelum ia kembali melanjutkan pencariannya.
Tanpa ragu Yujin berjalan mendekati café itu kemudian menarik gagang pintu dan mulai melangkah masuk. Namun belum sempat Yujin duduk di salah satu bangku, tiba-tiba ia terperanjat dengan sosok yang tengah duduk diatas panggung sambil memainkan gitar akustik. Tubuh Yujin seketika membeku ditempat.
Namja itu, namja yang sejak tadi ia cari hingga membuat nyawanya hampir melayang dan tubuhnya hampir pingsan kini tengah berjarak 7 meter dari tempat ia berdiri. Rahangnya yang keras, sorot matanya yang tajam, bibirnya yang tebal dan wajahnya yang tercetak sempurna tidak sedikitpun memberikan celah perbedaan dengan namja yang Yujin temukan dalam mimpinya. Bahkan cara namja itu tersenyum pun nyaris membuat Yujin tidak percaya bahwa ia kini tengah berada di alam nyata. Namja itu dan namja yang ada dalam mimpi Yujin.... mereka benar-benar sama!
Yujin masih berdiri dengan posisi yang tidak berubah sampai sebuah suara cempreng nan tinggi yang sangat familiar menyelusup di telinganya,
“Yujiiin... Apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau bilang kau ingin cepat pulang?”
-To Be Continue-


                Dor~ cepet banget TBC nya -_-v maap, episode2(?) awal emang rada singkat-singkat untuk memperlambat(?) pertemuan Yujin-jonghyun. hehehe. Lagi2 di part ini memperkenalkan(?) sosok jonghyun yang misterius-dan-Cuma-mau-cerita-sama-onew-doang U.U dan sepertinya readers ga perlu dikasih tau dengan terang2 an kalo itu jonghyun kan? Pasti udah pada tahu. hehe
                Mungkin part 4 dan seterusnya baru agak memuaskan(?) ya. Wkwkwk.
                So, gimana kelanjutan perjuangan(?) Yujin untuk bertemu dengan jonghyun? apa jonghyun benar-benar namja yang sama dengan yang ada dalam mimpinya? Hoho temukan jawabannya di part 3 mendatang ._. *ditabok minho.

                Akhir kata, gomawo banyaaak untuk masih-bersedia membaca FF saya yang butut(?) ini. Ditunggu komennya, annyong!


8 comments:

  1. waaah lumutan nunggu episode 2 ini -_-
    Misterinya Jonghyun belum kebaca (?) nih *mikir

    o iya mau tanya, selain kisah JongJin(?), apa ada kisah cinta member yg lain?

    minal aidzin wal faidzin ya chingu ^^

    ReplyDelete
  2. hoaahh aku suka bahasa eonni, bikin aku ngebuat roll film di otak, detail dan bisa ngebawa aku ikut masuk ke ceritanya :D ditunggu kelanjutannya eon ^^ hwaiting!

    ReplyDelete
  3. Huuaaa udh lama gakmain dimari, sekali main malah dapat asupan ff xD
    Sorry baru komen dipart 2, soalnya baru baca sii *kudet haha
    Kak icha, please, genrenya jgn angst ;AA kalopun angst buat yg happy ending ya *readers byk maunya-_-
    Kira2 masa lalu jjong apayak?
    Aku tunggu part selanjutnya^^
    Satu lg, JANGAN LAMA2! Hahaha xD

    ReplyDelete
  4. Adegan demi adegan tersusun rapi dan teratur,jadi berasa ada di dalam ff dan srperti melihat film

    Ciri khas saeng tetep !! Eon suka...suka....

    Onjong>>>> dua namja yg eon suka dan mereka punya rahasia !! Penasaran euyyy....

    Jangan lama-lama ya ? Part selanjutnya....

    Baru dua part kan ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah jinja?
      makasih unnn

      siap. diusahain cpet deh. hehe

      Delete
  5. keren bgt ffnya udah baca part satu td, bru sempet komen di part ini,
    aku ngerasa yujin.ittu kaya aku bgt,, sering mimpiin seorang cowo

    ReplyDelete
  6. keren bgt ffnya udah baca part satu td, bru sempet komen di part ini,
    aku ngerasa yujin.ittu kaya aku bgt,, sering mimpiin seorang cowo

    ReplyDelete
  7. Wahh, part 2nya makin seru.... Tapi aku lebih tertarik sama Onew daripada Jonghyunnya xD....

    Adegannya juga bikin gregetan.. Suka ff ini :)

    ReplyDelete