Eloha~~(?)
Maap2 baru nongol sekarang, baru
insap(?) setelah ada beberapa readers yang nagih part ini ._.v soalnya minggu
kemaren kelewat tersepona ama ending dua drama favorite yang berakhir
bersamaan. Hikss *peluk suha sama Ma seongsaenim. #skip
Sebelumnya makaaaaaaaasiiih
banget atas semua komentar yang dtinggalkan readers di part 1. Semoga part ini
ga terlalu mengecewakan ya. Kalopun mengecewakan ya maap2 lah, hehe sekalian
minta maap buat besok lebaran. Ihihi
Langsung aja. Cekidots~
Tittle : Lucid Dream [Part 2]
Author : Ichaa Ichez
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG
Cast : Jung Yujin, Kim
Jonghyun, Lee Jinki (Onew), Choi Minho, Lee Taemin, Kim Kibum (Key), Shin Hana.
Length : Chapter
Desclaimer : This story is originally mine. This is
only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
Sudut jalan kota Seoul tampak
sepi ketika
malam sudah melewati setengah dari ‘waktu rotasinya’. Pertokoan dan beberapa pedagang pinggir jalan kompak
menutup lapak mereka hingga yang terlihat hanya lampu neon yang menerangi tiap
papan masing-masing. Sebagian besar warga seoul pun sudah bergelut dengan
mimpi-mimpi mereka, kontras dengan kehidupan malam beberapa bar yang khas akan bunyi dentuman lirih dari pinggir jalan.
Sebuah motor besar bermerk
jepang melintas secepat kedipan mata bak sang pemilik jalanan. Bahkan
lampu-lampu lalu lintas tampak
seperti tunduk dan membiarkan ia melintas tanpa halangan. Jaket kulit serta
helm full face tampaknya belum cukup melindungi tubuh
namja itu dari derasnya
angin sampai-sampai buku-buku
jarinya terasa
membeku. Namun dengan mantap ia masih menggenggam stang motor dan
menarik gas itu lebih kencang.
Pengendara itu memperlambat laju
motornya ketika ia tiba di basement sebuah apartemen mewah di kawasan Osan, utara kota Seoul.
Setelah memarkirkan motor di sembarang tempat, ia memainkan kunci motornya
seraya berjalan santai memasuki lift untuk pergi ke sebuah tempat tinggal milik
seseorang.
“Ting tong...”
Namja dengan rambut poni sedikit
berantakan itu sempat melirik ke arah jam tangan berwarna silvernya, pukul
setengah 2 pagi. Ia yakin seseorang yang tinggal di apartemen ini sudah tidur
sekarang.
“Onew Hyuung~! Buka pintunya~~
ini aku Jonghyun.” panggil Jonghyun tidak sabar.
Sayangnya masih tak ada respon dari dalam, membuat ia
sedikit bosan kemudian menyandarkan punggung di daun
pintu sambil memukulnya pelan-pelan. Detik kemudian pintu
itu justru terbuka, Jonghyun hampir jatuh karenanya.
“Jangan berteriak, aku bisa
dimarahi tetangga huh~” omel Onew saat pintu terbuka. Sebelah matanya masih sangat lengket karena mengantuk, “Masuklah...” lanjut namja itu mendahului langkah
Jonghyun memasuki apartemennya.
“Hoamm...tumben sekali kau
kemari. Ada apa kau mencariku?” Onew menuangkan minuman yang ia ambil dari
kulkas, sedangkan Jonghyun langsung bersandar pada sofa besar di ruang tengah lalu menyambar remote tv.
“Tidak apa-apa Hyung. Aku hanya
sedang ingin kemari. Lagipula sudah lama aku datang tidak ke tempat ini.” Jawabnya tanpa
melihat ke arah Onew.
“Oh... hoamm... ini makananlah.”
Onew masih saja menguap saat ia membawakan segelas orange jus dan beberapa
kimbab yang ia beli tadi. “Jika masih kurang kau bisa mencarinya didapur.”
“Aniyo, ini sudah cukup.” Ucap
Jonghyun langsung mengambil suguhan yang Onew letakkan diatas meja. Meski Onew sudah sangat mengantuk dan ia adalah
tipe-namja-yang-sangat-suka-tidur, ia masih merasa perlu untuk menemani
Jonghyun dan memperlakukan namja itu selayaknya tamu.
“Apa terjadi sesuatu?”
“Eung?”
“Apa baru saja terjadi sesuatu?”
tanya Onew mengulangi pertanyaannya.
Jonghyun menggeleng, mulutnya
penuh dengan kimbab.
Selalu ada sesuatu. Jonghyun tidak pernah datang ke apartemen Onew hanya
dengan alasan ‘karena-ia-hanya-ingin-kemari’ seperti sekarang. Apalagi ini
sudah sangat larut. Onew tahu Jonghyun pasti sedang menyembunyikan sesuatu
darinya, tapi karena Jonghyun tidak ingin menceritakan itu, jadi Onew memilih
diam.
Dibandingkan dengan apartemen
Onew, sebenarnya
Jonghyun lebih sering pergi ke apartemen MinKey yang juga
adalah basecamp mereka berlima. Apartemen MinKey memang tidak semewah dan
seluas milik Onew, namun disana suasananya jauh lebih ramai. Sedangkan Onew
yang orang tuanya sedang mengembangkan cabang usaha mereka di Incheon sejak
awal tahun ini, hanya tinggal di apartemennya sendirian. Otomatis suasana juga
lebih tenang dan sepi. Cocok
dengan Onew
yang memang tidak terlalu suka
dengan keramaian.
Meski sebenarnya Onew dan
Jonghyun memiliki hubungan yang canggung, mereka berdua justru kenal lebih lama
dari yang lain. Onew adalah kakak kelas Jonghyun sejak di bangku SD. Kemudian
di bangku SMA mereka berdua bertemu dengan MinKey yang kini tinggal bersama di
sebuah apartemen. Sedangkan Taemin adalah member terakhir yang bergabung
setelah bertemu dengan Jonghyun di toko musik.
Mereka berlima memutuskan untuk
membuat sebuah band setahun yang lalu dibawah kepemimpinan Onew. Onew pulalah
yang selalu mencari tempat dan membiayai semua kebutuhan band sampai mereka
bisa berdiri seperti sekarang. Onew merupakan pondasi kokoh bagi mereka semua,
namun bagi Jonghyun, Onew lebih dari itu.
“Hyung…” panggil
Jonghyun tiba-tiba.
“Um?”
“Soal kemarin, mian.”
Wajahnya tampak begitu menyesal. “Yang lain juga pasti kerepotan karena aku.”
“Ani. Kau tidak usah
memikirkannya.” Jawab Onew tampak santai. “Sepertinya mereka tidak terlalu
mempermasalahkan hal itu. Justru mereka sendiri yang menawarkan diri.”
Jonghyun lantas
bersandar pada sofa. Pandangannya tertuju pada lampu hias di langit-langit ruang
tamu.
“Tapi Jonghyun…” panggil
Onew tidak langsung melanjutkan kalimatnya. “Lain kali jika hal ini terjadi
lagi, bisakah kau cepat menghubungiku?”
“Tidak akan.” Tatapan
Jonghyun beralih pada Onew. “Lain kali hal ini tidak akan terjadi lagi.”
lanjutnya tersenyum tipis.
Bagi Jonghyun, orang
yang duduk disampingnya ini
adalah satu-satunya orang yang bisa ia percaya menyimpan masa lalunya. Semua
rahasia yang
selama ini Jonghyun
tutup rapat-rapat ada ditangan Onew.
***
Sebuah sore di
koridor kampus fakultas ekonomi, tampak seorang yeoja berjalan sedikit tergesa diantara kerumunan mahasiswa
yang berhamburan meninggalkan kelasnya. Wajah yeoja itu tampak
sedikit pucat karena sudah 8 jam sejak makan pagi terlewat ia sama sekali belum mengisinya
lagi. Yeoja itu ingin segera pulang sekarang juga sebelum perutnya semakin
meronta-ronta.
“Yujin kau mau kemana?”
lengkingan cempreng Hana membuat Yujin harus sedikit menjauhkan telinganya dari
wajah yeoja itu.
“Pulang.” Jawab Yujin singkat.
“Apa kau mau menemaniku?”
Yujin sudah benar-benar membulatkan tekad untuk secepatnya pulang ke rumah. Kalaupun Hana memberikan iming-iming tobokki gratis
kesukaannya, ia akan tetap memilih untuk pulang dan makan sepuasnya disana.
“Aku ingin melihat Minho perform
hari ini
Yujin.” Lanjut Hana setelah beberapa
menit Yujin diam. “Apa kau mau menemaniku?” pertanyaan itu keluar untuk yang
kedua kalinya.
“Mian hari ini aku
ingin cepat pu...”
“Tapi Yujin, hari ini Minho
akan...”
“Ah! Sepertinya bus-ku sudah
datang.” Balas Yujin memotong pembicaraan Hana. “Bye~” Cepat-cepat ia berlari
ke arah halte bus yang sudah mulai tampak di kejauhan.
Sesampainya
didalam, Yujin memilih duduk di
bagian belakang bus sambil menyandarkan kepalanya di kaca jendela. Sore itu bus
tampak sepi karena waktu anak pulang sekolah sudah terlewat
beberapa jam yang lalu. Hanya ada
beberapa yeoja berseragam rapi yang sepertinya baru saja selesai
bekerja, dan seorang kakek
setengah baya yang duduk tepat dua bangku didepan Yujin.
Yujin menghela nafas karena bus
berjalan sangat lambat. Bisa ia perkirakan waktu tempuh yang biasanya 20 menit
sampai rumah akan memakan waktu lebih lama. Membuat yeoja itu bosan dan
perlahan menutup matanya untuk mengurangi rasa lelah.
Bukan
Yujin namanya jika ia tidak bisa tidur dalam waktu singkat. Hanya dengan
membayangkan beberapa khayalan indah versinya, yeoja itu bisa dengan cepat
berpindah ke alam mimpi.
Dalam keadaan setengah sadar, Yujin
merasa suasana
begitu nyaman. Ia membuka matanya perlahan
dan mendapati bahwa ia tidak
sedang bersandar pada jendela,
melainkan di bahu seorang namja yang kini tengah tersenyum manis padanya.
“Kau sudah bangun?”
Yujin mengerjap-erjapkan matanya
menatap namja itu.
“Apa
tidurmu nyenyak?”
Yujin masih tidak percaya bertemu dengan namja yang selama ini
selalu muncul dalam mimpinya. Ia mencoba melihat ke sekeliling,
ternyata mereka berdua masih
diatas bus yang Yujin tumpangi namun kehadiran namja ini terasa begitu janggal.
“Ada apa?” tanya
namja itu dengan suara yang
lembut, sangat pelan dan terdengar begitu khas di telinga Yujin.
Saat itu pula ia
merasa tubuhnya terpental ke atas. Hampir saja ujung
kepalanya membentur atap bus karena bus baru saja melewati gundukan di tengah
jalan. Yujin terkesiap, spontan ia menoleh ke arah kanan dan tidak mendapati siapapun disana.
“Hanya mimpi ternyata.” Sesal
Yujin kecewa. Ia sempat berkedip beberapa kali sampai akhirnya menyadari
jalanan yang ia lewati terasa berbeda.
“BERHENTI AHJUSSI!!”
Sebuah halte dengan iklan yang
dibintangi Girls Generation menjadi saksi kebodohan Yujin. Karena ketiduran yeoja itu tidak menyadari kalau ia sudah jauh sekali
melewatkan halte di sekitar rumahnya. Dan yang harus dilakukan yeoja itu selanjutnya adalah mencari halte diseberang jalan untuk menunggu bus
yang bisa membawanya pulang. Jika Yujin tadi menerima ajakan Hana, mungkin sudah dua mangkuk tobokki ia habiskan sekarang.
Ting!
Lampu untuk pengendara berubah
merah, memberi
kesempatan para pejalan kaki seperti Yujin untuk
menyeberang. Ia melangkah dengan malas, sementara dari arah berlawanan justru
terlihat beberapa orang yang tampak sangat terburu-buru
berjalan melewatinya.
Yujin
sedikit menguap sambil terus memperhatikan lampu lalu lintas warna hijau yang
digunakan untuk pejalan kaki. Sepintas, sangat singkat, hanya dalam sepersekian detik bola mata Yujin menangkap
sekelebat sosok namja yang melewatinya. Namja itu berjalan tak kalah cepat dengan orang-orang
yang ada disekitar mereka. Membuat Yujin sempat tidak memperhatikan, namun ia sejenak menghentikan langkahnya ditengah-tengah kemudian menoleh ke
belakang.
Namja
dengan sebuah blazer berwarna hitam itu seperti memiliki aura yang berbeda di
mata Yujin. Rambutnya yang coklat sedikit bergoyang karena ia berjalan begitu cepat sampai-sampai sanggupmendahului beberapa pejalan kaki didepannya.
“Namja
itu...”
“Tinn!
Tiin!”
Kesadaran
Yujin kembali muncul saat indra pendengarannya tiba-tiba dikejutkan. Ia menoleh ke arah kiri, disana sudah berderet beberapa mobil yang tampaknya
sudah tidak sabar melewati lampu merah. Spontan Yujin langsung melanjutkan
langkahnya ke seberang yang hanya tinggal 1 meter lagi.
Sesampainya di trotoar yeoja itu justru kembali terdiam. Jantungnya tiba-tiba berdegup dengan kencang. Bukan karena klakson mobil yang baru saja ia dengar,
melainkan namja itu. Sosok namja itu tampak tidak begitu asing dimata Yujin.
Mungkinkah dia...
Dengan
ekspresi yang berubah tegang sorot matanya kembali mencari sosok namja itu di
seberang. Tidak terlalu jelas, namun Yujin tahu namja itu mulai berjalan
kekanan menjauhi jalan utama.
Ini
kesempatan langka. Pertemuan yang sangat kebetulan dan tak pernah Yujin bayangkan ini tidak
mungkin ia abaikan. Apapun yang terjadi, ia harus menemukan namja itu
sekarang juga. Setidaknya untuk
memastikan bahwa namja yang ia lihat tadi benar-benar namja yang sama dengan
yang ia temukan dalam mimpinya!
Tanpa
berfikir panjang Yujin langsung menyeberang begitu saja. Ia tidak memperdulikan
beberapa mobil yang lewat karena lampu lalu lintas masih berwarna hijau.
Beberapa kali hampir saja Yujin tertabrak, bahkan ada sebuah motor yang nyaris
menyerempetnya. Namun yeoja itu masih saja berjalan kedepan, sosok namja yang
ia lihat tadi tiba-tiba
saja
seperti membutakan mata dan
seluruh pikirannya dalam waktu singkat.
Nafas
Yujin sedikit terengah saat ia berhasil tiba di seberang. Dengan teliti ia
melihat ke beberapa meter didepannya, namun namja itu tidak
tampak. Sekali lagi Yujin mempercepat langkahnya, setengah
berlari, namun namja itu masih saja sulit untuk ia temukan.
“Dimana
kau... jebal...” ucap Yujin panik. Langkahnya kecilnya semakin
terburu-buru karena tanda-tanda keberadaan namja itu sama sekali hilang.
Tidak
boleh, ia tidak boleh kehilangan jejaknya kali ini. Karena Yujin tidak tahu entah kapan mereka akan kembali
dipertemukan. Sekecil apapun kesempatan, Yujin sangat ingin mewujudkan
mimpi-mimpinya dalam dunia nyata. Yujin percaya, ada sebuah pesan yang
tersembunyi dibalik kejadian ini jika namja itu benar-benar namja yang selalu
hadir dalam mimpinya.
Tanpa terasa sudah hampir satu kilometer Yujin berjalan,
nafasnya sudah tidak kuat. Lagipula tenaga Yujin cepat habis karena ia sama
sekali belum makan. Dengan
putus asa Yujin duduk di bangku kayu pinggir trotoar. Kepalanya
sudah mulai berat sedangkan perutnya tidak perlu lagi ditanya. Yujin harus
segera mengisinya dengan beberapa lembar roti atau seteguk minuman jika ingin
bertahan.
Tak jauh dari sana ada
sebuah café yang menarik perhatian Yujin. Café berwarna mocca dengan gaya eropa
itu sepertinya sedang memutar beberapa serenade lirih yang membuat Yujin merasa
nyaman hanya dengan mendengarkannya dari kejauhan. Bukan ide buruk sepertinya jika mencari beberapa minuman
dingin sejenak di cafe itu sebelum ia kembali melanjutkan pencariannya.
Tanpa
ragu Yujin berjalan mendekati café itu kemudian menarik gagang pintu dan mulai melangkah masuk. Namun
belum sempat Yujin duduk di salah satu bangku, tiba-tiba ia terperanjat dengan sosok yang tengah duduk
diatas panggung sambil memainkan gitar akustik. Tubuh Yujin seketika membeku ditempat.
Namja
itu, namja yang sejak tadi ia cari hingga membuat nyawanya hampir melayang dan
tubuhnya hampir pingsan kini tengah berjarak 7 meter dari tempat ia berdiri.
Rahangnya yang keras, sorot matanya yang tajam, bibirnya yang tebal dan
wajahnya yang tercetak sempurna tidak sedikitpun memberikan celah perbedaan
dengan namja yang Yujin temukan dalam mimpinya. Bahkan cara namja itu tersenyum
pun nyaris membuat Yujin tidak percaya bahwa ia kini tengah berada di alam
nyata. Namja itu dan namja yang ada dalam mimpi Yujin.... mereka benar-benar
sama!
Yujin
masih berdiri dengan posisi yang tidak berubah sampai sebuah suara cempreng nan tinggi yang sangat
familiar menyelusup di telinganya,
“Yujiiin... Apa yang kau lakukan disini?
Bukankah kau bilang kau ingin cepat pulang?”
-To Be Continue-
Dor~
cepet banget TBC nya -_-v maap, episode2(?) awal emang rada singkat-singkat
untuk memperlambat(?) pertemuan Yujin-jonghyun. hehehe. Lagi2 di part ini
memperkenalkan(?) sosok jonghyun yang
misterius-dan-Cuma-mau-cerita-sama-onew-doang U.U dan sepertinya readers ga
perlu dikasih tau dengan terang2 an kalo itu jonghyun kan? Pasti udah pada
tahu. hehe
Mungkin
part 4 dan seterusnya baru agak memuaskan(?) ya. Wkwkwk.
So,
gimana kelanjutan perjuangan(?) Yujin untuk bertemu dengan jonghyun? apa
jonghyun benar-benar namja yang sama dengan yang ada dalam mimpinya? Hoho
temukan jawabannya di part 3 mendatang ._. *ditabok minho.
Akhir
kata, gomawo banyaaak untuk masih-bersedia membaca FF saya yang butut(?) ini.
Ditunggu komennya, annyong!
waaah lumutan nunggu episode 2 ini -_-
ReplyDeleteMisterinya Jonghyun belum kebaca (?) nih *mikir
o iya mau tanya, selain kisah JongJin(?), apa ada kisah cinta member yg lain?
minal aidzin wal faidzin ya chingu ^^
hoaahh aku suka bahasa eonni, bikin aku ngebuat roll film di otak, detail dan bisa ngebawa aku ikut masuk ke ceritanya :D ditunggu kelanjutannya eon ^^ hwaiting!
ReplyDeleteHuuaaa udh lama gakmain dimari, sekali main malah dapat asupan ff xD
ReplyDeleteSorry baru komen dipart 2, soalnya baru baca sii *kudet haha
Kak icha, please, genrenya jgn angst ;AA kalopun angst buat yg happy ending ya *readers byk maunya-_-
Kira2 masa lalu jjong apayak?
Aku tunggu part selanjutnya^^
Satu lg, JANGAN LAMA2! Hahaha xD
Adegan demi adegan tersusun rapi dan teratur,jadi berasa ada di dalam ff dan srperti melihat film
ReplyDeleteCiri khas saeng tetep !! Eon suka...suka....
Onjong>>>> dua namja yg eon suka dan mereka punya rahasia !! Penasaran euyyy....
Jangan lama-lama ya ? Part selanjutnya....
Baru dua part kan ?
wah jinja?
Deletemakasih unnn
siap. diusahain cpet deh. hehe
keren bgt ffnya udah baca part satu td, bru sempet komen di part ini,
ReplyDeleteaku ngerasa yujin.ittu kaya aku bgt,, sering mimpiin seorang cowo
keren bgt ffnya udah baca part satu td, bru sempet komen di part ini,
ReplyDeleteaku ngerasa yujin.ittu kaya aku bgt,, sering mimpiin seorang cowo
Wahh, part 2nya makin seru.... Tapi aku lebih tertarik sama Onew daripada Jonghyunnya xD....
ReplyDeleteAdegannya juga bikin gregetan.. Suka ff ini :)