aahhh akhirnya bisa ngepost!
langsung aja yua :D
Tittle : Lucid Dream [Part 1]
Author : Ichaa Ichez Lockets
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG
Cast : Jung Yujin, Kim Jonghyun, Lee
Jinki (Onew), Choi Minho, Lee Taemin, Kim Kibum (Key), Shin Hana.
Length : Chapter
Desclaimer : This story is originally mine. This is
only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
Samar-samar
terdengar lirih suara bunyi alarm
dari sebuah handphone yang tergeletak diatas meja, beberapa detik berdering
namun kemudian menghilang dengan sedirinya tanpa disentuh oleh siapapun. Jam
dinding masih menujukkan pukul 5 pagi. Matahari masih enggan menyorotkan
sinarnya sementara lampu kamar tampak menguasai setiap sudut ruang yang
memiliki nuansa warna putih.
Sebuah kamar berdekorasi standar
dengan pernak-pernik sederhana itu merupakan istana tersendiri bagi Yujin.
Hanya laptop dengan speaker mini yang menjadi satu-satunya hiburan selama ini. Tepat
diatas laptop bertengger sebuah rak berisi buku-buku yang sebagian besar
merupakan novel romantis khas ‘selera pemimpi’, dan sebagian lagi merupakan buku
pelajaran milik Yujin yang isinya penuh dengan coretan. Namun ada sebuah buku
yang tampak spesial. Bersampulkan kertas kado warna peach dengan judul ‘Jurnal
Mimpi’. Buku ini merupakan buku yang paling berharga bagi Yujin karena
didalamnya terekam detil peristiwa yang muncul di setiap mimpinya.
Meski dari luar Yujin tampak
terlelap, diam-diam ia mendengar suara alarm yang baru saja berbunyi itu.
Sengaja Yujin atur berdering singkat tanpa pengulangan agar membuat ia bisa
terjaga sejenak kemudian melakukan ‘hobi anehnya’ setiap pagi. Lucid Dream.
Perlahan-lahan Yujin menarik
nafasnya dengan ritme beraturan, sementara itu memory di otaknya berusaha kembali
memunculkan sesosok namja yang selama ini selalu hadir dalam mimpinya dan
membuat kenangan manis disana. Yujin hanya perlu melihat tanda-tanda ganjil saat
bermimpi untuk menyadarinya. Dan ketika ia berhasil sadar dalam mimpi, ia mampu
mengendalikannya.
Sekali lagi namja itu muncul. Ia
menatap Yujin teduh sambil tersenyum. Tanpa ragu-ragu namja itu meraih tangan
Yujin dan membawanya duduk di pinggiran pantai. Yujin merasa ia dan namja itu
sudah selayaknya sepasang kekasih. Sangat dekat dan saling memiliki satu sama
lain. Untuk kali ini Yujin terfikir untuk sejenak melepaskan penatnya. Ia
bersadar pada namja itu, lalu sama seperti apa yang Yujin inginkan, namja
itupun melingkarkan tangannya dari samping. Dalam hati Yujin menginginkan
lebih. Dan yang terjadi, namja itupun memeluk Yujin dengan kedua tangannya.
Terasa begitu hangat. Meski Yujin begitu senang mendapatkan kesempatan seperti
ini, tapi tetap saja, itu semua hanya mimpi.
***
“Cepat habiskan sarapanmu Yujin.
Umma tidak ingin kau terlambat.” Ucap umma sambil satu persatu memindahkan
mangkuk berisi makanan dari dapur ke ruang makan.
“Appa sudah berangkat?”
“Mm. Hari ini dia ada meeting pagi
jadi sekalian berangkat bersama Yumi.”
Yujin hanya ber oh, mulutnya penuh
dengan kimbab. “Oiya Umma, minta uang saku.”
Saat itu juga tiba-tiba gerakan umma
terhenti. Dahinya berkerut menatap Yujin. “Apakah uang yang umma beri kemarin sudah
habis? Bukankah kemarin kau langsung pulang? Tidak bisakah kau berhemat
sedikit? Uang saku itu seharusnya....” dan seterusnya dan seterusnya. Inilah
yang sering terjadi setiap pagi. Umma selalu berceloteh jika Yujin meminta hak
nya sebagai seorang anak. Padahal Appa Yujin sudah memberikan jatah uang saku
yang adil untuk Yujin yang sekarang adalah seorang mahasiswa dan Yumi yang
masih duduk di kelas 3 SMP. Tapi Umma Yujin -khas seorang ibu rumah tangga yang
hobi berbelanja- akan jauh lebih senang jika uang saku kedua anaknya bisa
‘ditekan’ jadi ia bisa mendapatkan sedikit bonus dari sana.
“Umma~~ Bukankah Appa sudah...”
“Arra! Arra!” potongnya sambil
merogoh saku celemeknya yang berenda. “Tapi jangan kau habiskan huh,
berhematlah mulai sekarang.”
“Neeee~~” Jawab Yujin malas sambil meraih sepatu sneakers dari atas rak.
“Umma aku berangkat!” lanjutnya kemudian membuka pintu dan meninggalkan sebuah
halaman kecil yang penuh dengan tanaman hias itu.
Sebenarnya
Yujin sama saja dengan yeoja-yeoja kebanyakan. Ia bukan anak yang manja,
memiliki otak yang cerdas, punya banyak teman, dan keluarga yang harmonis. Namun ada dua hal yang sedikit
berbeda darinya. Pertama adalah hobi. Yujin memiliki hobi yang aneh, yaitu
berkhayal dan bermimpi. Ia tidak bisa tidur jika belum mengkhayalkan sesuatu,
ia juga tidak mau bangun jika belum berhasil memimpikan sesuatu. Ada fakta
mengatakan, semakin sering orang bermimpi maka semakin tinggi IQ orang
tersebut. Fakta itu benar-benar terbukti pada Yujin.
Perbedaan kedua yang dimiliki yeoja
ini adalah... style. Yujin benar-benar fashion terorist. Dia bukan anak yang
cupu, tapi tidak bisa juga disebut orang yang modis. Rambutnya yang sepanjang
bahu selalu ia ikat. Yujin juga tidak pernah lepas dari celana jeans. Dengan
motto lebih mengedepankan kenyamanan daripada penampilan, terkadang Yujin
menggunakan jaket baseball, baju lengan pendek, celana jeans, tas jinjing dan
sepatu ‘ballet’ karet saat suasana mendung. Terkadang pula ia menggunakan mini
dress berkerah sepanjang lutut, tas ransel, celana jeans dan sepatu kets. Ada
hari-hari dimana pakaian itu serasi, tapi juga ada hari-hari dimana fashion
terorist Yujin kambuh.
“Yujin-ah!” Suara cempreng dengan
nada tinggi terdengar di ujung koridor. Diikuti suara sepatu berhigh
heels tinggi yang datang
mendekat. “Apa kau tidak menerima smsku?”
“Sms?” Yujin langsung mengambil hp
dari saku tasnya. “Astaga! Jadi mata kuliah hari ini kosong? Kenapa aku tidak
membukanya sejak dirumah?” sesal Yujin menurunkan kedua bahunya.
“Gwenchana-gwenchana. Lagipula ada
aku sekarang.”
“Tapi... Apa yang kau lakukan di
kampus, Hana? Bukankah kau sudah tahu kalau kita tidak ada kuliah?”
Hana-teman dekat Yujin-itu tersenyum
lebar.
“Pasti Choi Minho kan?” tebak Yujin
diluar kepala. “Aigoo~ kurasa kau sudah menjadi gila sekarang. Gila! Menunggu
dia seharian hanya akan membuang waktumu saja huh.”
“Ani. Lagipula hari ini aku tidak
ada kegiatan lain.” Sanggahnya. “Karena kau sudah disini, sekarang temani aku
ke kantin fakultas tehnik ne? Kali ini biar aku yang traktir.”
Awalnya Yujin ingin menolak, tapi
akhirnya dengan setengah hati yeoja itu tak sanggup berkutik.
Berbeda dengan Yujin yang memiliki
style buruk, Hana justru yeoja yang super stylish dan feminim. Ia memiliki
rambut cokelat bergelombang, mata double eyelids tanpa operasi plastik, hidung
yang mancung, kaki yang jenjang, dan kulit yang putih. Sempurna. Apapun yang
Hana pakai akan sangat cocok baginya.
Sudah sejak awal semester ini Hana
selalu bercerita tentang seorang namja bernama Choi Minho. Sebenarnya Choi
Minho bukan namjachingunya, bukan pula teman sekelasnya. Tapi dia adalah member
dari sebuah band yang Yujin sendiri tidak bisa mengingat nama band itu. Yujin
alergi setiap kali Hana bercerita tentang Band Minho. Dia bilang mereka sangat
tampan, menawan dan terkenal di kalangan siswa sekolah dan mahasiswa. Bahkan
band itu juga sering tampil di panggung-panggung besar dan radio meski mereka belum
resmi menjadi band nasional. Apapun yang Hana ceritakan tentang band itu, hanya
akan seperti mobil di perempatan jalan bagi Yujin, berlalu begitu saja.
“Yujin, apa aku sudah cantik
sekarang? Bunga ini sebaiknya aku pasang di sebelah kiri atau kanan?” tanya
Hana sedikit ribet dengan hiasan rambutnya. Sementara Yujin asik dengan
semangkuk jajangmyun.
“Lalu apa yang harus aku lakukan?
Apa aku harus meminta foto? Tapi dua hari yang lalu aku sudah meminta foto
Minho. Bersama Key pula. Bukankah aneh jika aku meminta foto mereka lagi nanti?
Uh... kalau saja semua member kuliah disini pasti akan lebih menyenangkan.”
Yang terdengar hanya suara sedotan
yang berisik karena air didalam gelas sudah habis. “Bolehkah aku meminta jus
alpukat lagi?”
“YA! Kau malah makan terus huh?! Apa
kau tidak mendengar ucapanku dari tadi?”
“Aku mendengarnya.” Jawab Yujin
sedikit manyun. “Jadi apakah boleh aku meminta jus alpukat lagi?”
“Jung Yujiiiin!”
“Arrasooo~” Yujin menciut
mendengarkan bentakan Hana. Wajahnya sudah mulai bosan. “Tapi sampai kapan kita
akan disini Hana? Aku ingin ke perpustakaan mencari buku.”
“Tunggu sampai Minho selesai makan
siang ne?”
Kepala Yujin seketika ia jatuhkan
keatas meja. “Kenapa harus selama itu? Jika hari ini mereka tidak makan siang
apa kita harus menunggu sampai besok?”
Hana terlihat tidak memperdulikan,
justru teringat akan sesuatu. “Oiya, besok lusa ada acara puncak bazzar yang
akan diadakan fakultas seni. Kebetulan SHINee...” ah itu dia nama band Minho.
“...akan tampil disana.”
Yujin tidak merubah posisinya.
“Mereka pasti akan sangat keren.”
Lanjut Hana menerawang. “Pokoknya aku harus mendapat tempat yang paling depan!
Kau mau kan menemaniku nonton Yujin?”
Tak ada suara.
“Ini pertama kalinya SHINee tampil
di kampus kita. Tidak mungkin aku melewatkan penampilan mereka Yujin.” Wajah
Hana berubah murung, takut kalau-kalau Yujin menolak.
Sayangnya masih tak ada suara.
“Disana juga akan dijual buku-buku
dengan harga murah. Kurasa kau akan menyukainya.”
“Jinja?” seru Yujin cepat.
“Haha...Ne. Jinja. Jadi kau mau
menemaniku kaaan?”
“Tapi tiket masuk...”
Hana mengeluarkan dua lembar kertas
kecil dari dalam dompetnya. Yeoja itu tersenyum lebar sementara kedua mata
Yujin justru membesar.
“Jinja daebak.”
***
Bazar fakultas seni yang Hana
ceritakan itu diadakan tepat di sepanjang jalan masuk kampus. Sudah sejak 2
hari kemarin dibuka untuk umum, namun khusus malam ini pengunjung dikenakan
biaya masuk. Bazar yang diadakan untuk memperingati hari seni sedunia ini tidak
hanya menampilkan beberapa pameran seni karya mahasiswa, namun juga ada
beberapa stand buku serta makanan. Spesial untuk malam ini akan ditampilkan
beberapa pengisi acara yang sebagian besar merupakan mahasiswa seni, namun ada pula
pengisi acara dari luar. Dan yang paling ditunggu banyak orang, sama seperti
Hana, pengisi acara itu adalah SHINee.
Penampilan demi penampilan sudah
dimulai sejak jam 7 malam, sedangkan SHINee akan tampil untuk closing sebagai
puncak acara. Meski demikian Hana sudah stanby di depan panggung karena tak mau
ketinggalan. Yeoja itu menggunakan bando pita yang bisa menyala dan pakaian
mencolok. Mungkin bagi orang lain tampak norak, tapi karena itu seorang Hana,
meski tampak sedikit berlebihan ia justru terlihat cute.
‘Dimana kau? Kenapa ke kamar kecilnya
lama sekali?’ tulis Hana melalui pesan sms.
Yujin tak memperdulikan sms itu
walau ia sudah membacanya. Yeoja itu justru asik memilih-milih buku yang
terpajang di stand buku sambil membawa semangkuk tobokki hangat di tangan kirinya.
‘Penonton sudah mulai penuh. Kurasa
kau harus lewat jalan samping.’
Sms kedua masuk, tapi dua buku yang
ada didepan Yujin membuatnya menghabiskan waktu untuk berfikir. Antara membeli
buku sebelah kiri yang menceritakan tentang cinta segitiga, atau buku sebelah
kanan yang melibatkan cerita persahabatan?
‘Ini sudah jam 8 lebih Yujin!
Sebentar lagi SHINee tampil! Cepat kesini!! ’
“Jam 8 lebih?” Yujin melirik jam
tangannya. “Kenapa cepat sekali?”
‘Tunggu sebentar. Sebentar lagi aku
kembali.’ Balas Yujin. Pandangan yeoja itu kembali beralih ke dua buku yang ia
incar sejak tadi. Setelah melakukan cup cup cup kembang kuncup(?) akhirnya ia
meraih buku sebelah kanan tanpa harus berfikir lagi.
“Ahjumma, berapa harga buku ini?”
cepat-cepat Yujin membayar buku yang ia pilih. Hanya untuk membungkus satu buku
dalam plastik saja ahjumma itu membutuhkan waktu lebih dari 2 menit, membuat
Yujin mendidih karena waktu semakin sempit.
Ternyata benar apa yang Hana katakan, menuju puncak acara pengunjung yang
datang semakin banyak. Stand-stand sudah mulai sepi karena sebagian besar
merapat ke arah panggung. Menyulitkan Yujin yang harus berjalan dari ujung
(stand buku) ke ujung (depan panggung).
Bug! Karena terburu-buru Yujin tidak
sengaja menabrak seseorang yang berjalan didepannya.
“Jeosongham...” belum sempat Yujin
menyelesaikan ucapannya, namja yang ia tabrak tampak tidak peduli. Justru
berjalan dengan cuek sambil memeluk seorang gadis berbaju minim dari samping.
Yujin mengerutkan dahi sambil
berfikir. Sepintas ia lihat namja berambut coklat itu menggunakan pakaian serba
hitam mulai dari jaket kulit berduri, sampai sepatu boots tebal. Apa itu tidak
terlalu berlebihan untuk dipakai di tempat seperti ini huh?
Saat itu juga handphone Yujin
berdering.
“Jung Yujin!! Dimana kau??”
“A-aku.. sebentar-sebentar. Aku akan
kesana!” Yujin langsung menutup telponnya dan setengah berlari menuju depan
panggung.
Setelah berdesakan berpuluh-puluh
menit lamanya dan beribu-ribu kata ‘permisi’ akhirnya Yujin berhasil berdiri
disamping Hana yang wajahnya sudah sangat masam.
“Mian tadi aku...”
“Band pengisi lain sudah selesai
tampil!” seru Hana mengalihkan perhatiannya tiba-tiba. “Ini...ini... setelah ini
SHINee yang akan tampil Yujin!”
Hampir saja Yujin lupa waktu. Ia
kembali melirik jam tangannya dengan cemas. Sekarang sudah pukul 20.35, sedangkan ‘jam malam’ Yujin adalah pukul 21.00. Untuk
sampai di rumah membutuhkan waktu 15 menit dari sini. Itu berarti waktu Yujin kurang dari 15 menit lagi.
“Hana... sudah hampir jam 9. Kau tau
kan ummaku akan menghukumku kalau...”
“Aaaaaa~ Minhooo!” lengkingan Hana
yang disusul teriakan penonton lain seketika terdengar. Yujin menoleh ke arah
panggung, tampak remang dan personil band masih mengecek beberapa alat sebelum
tampil. Kenapa responnya harus seheboh ini?
“OMO! OMO! Minho tampan sekali Yujin.
Lihat! Cara dia berjalan membuatku meleleh. Aaaaaa~ Minhoo~~”
Yujin mendadak ingin menyumpal
telinganya dengan kapas. Teriakan Hana benar-benar membuat pendengaran Yujin
berkurang beberapa desibel sekarang.
“Itu yang memegang bass kau tau kan?
Dia Key, teman Minho di fakultas tehnik.” Ucap Hana menunjuk namja berbaju
modis full aksesoris dan topi yang menghiasi tubuhnya. “Kemudian yang bermain
gitar itu Onew. Setauku dia kuliah di jurusan hukum. Dia adalah leader band
ini.” Namja yang ditunjuk Hana itu lantas tersenyum saat menyadari ia tengah
menjadi pusat perhatian. “Dan yang bermain piano itu Taemin, kudengar dia masih
duduk di bangku SMA sekarang. Aigooo~ dia cute sekaliii~~”
Yujin melihat Taemin heran. Bukankah
ini acara kampus? Kenapa anak SMA ada disini?
“Harusnya masih ada satu lagi...”
Hana melihat ke kanan-kiri panggung mencari namja itu. “Dia adalah vokalis band
ini, tapi dia juga memegang gitar. Kudengar dia lebih memilih jadi musisi
ketimbang kuliah. Hampir semua lagu dari band ini hasil ciptaannya.
Keren bukan?”
Yujin sudah mulai mengabaikan cerita
Hana dan lebih terfokus pada jam tangannya karena waktu sudah tak bisa diajak
kompromi lagi. Sekarang sudah jam 9 kurang 20 menit. Yeoja itu harus cepat berlari ke halte bus jika
tidak ingin mendapat petaka di balik pintu rumahnya.
“Hana aku harus benar-benar pulang
seka...”
“Aaaa! Why so serious!!” teriakan
Hana disusul suara musik rock menenggelamkan suara yang Yujin lontarkan dari
bibir kecilnya.
“Kim Jonghyun!” panggil Taemin dari
atas panggung, kemudian seorang namja muncul dengan sebuah gitar dan nyanyian
keras.
Namja berbaju serba hitam dengan
jaket kulit berduri itu tampak langsung membius semua penonton yang hadir.
Sayangnya tepat sebelum namja itu muncul, Yujin lebih dulu membalikkan badannya
dan berjalan berlawanan di celah-celah kerumunan. Jika tidak, mungkin cerita panjang
bersama namja itu akan ia mulai dari sekarang.
-To
Be Continue-
Nah! Nanggung banget ya kan? Wkwk itulah
gunanya to be continue (?)
Di part 1 ini emang sengaja sih
Yujin ama Jonghyun belum saling dipertemukan, biar rada anget(?) sama para
pemainnya dulu. Hehe. Mungkin buat yang udah nonton trailer, udah pada tau ya
ini cerita mau dibawa kemana. Yang belum nonton, buruan nonton deh. *tetep
yaaaa promooo.*
Untuk istilah lucid dream lumayan
ada gambaran ya kan? Yakin deh, pasti readers udah banyak yang ngalamin hal
semacam itu. biasanya itu terjadi pagi2 dimana kita nyadar kalo sebenernya kita
lagi mimpi. Nah kalo udah nyadar gampang banget ngendaliinnya, tinggal mikirin
apa yang pengen kita alamin di dalam mimpi.
Terus gimana lanjutan ceritanya?
Apakah mereka bakalan ketemu? Dan gimana cara mereka ketemu? Saksikan lucid
dream ep selanjutnya. Semoga part 2 gak mengecewakan yaa.
Oke, akhir kata makasih buat yang
masih mau baca! Ditunggu kometarnya! *lempar kecupan minho.
akhirnya di publish jg..
ReplyDeletedan histeris pas ngenalin Taemin. hehehe..
udah sedikit kebayang gimana jalan ceritanya karna trailer itu. tapi tetep nunggu lanjutannya..
semangat chingu!
oh my god ini ini ini nanggung banget astaga bikin geregetan aaahh
ReplyDeleteditunggu banget next partnya ^^
wah konsepnya band suka deh >< harusnya ada satu yg ngedrum tuh hihi. ditunggu eon lanjutannya :D
ReplyDeleteGilaaa !!! Kerennnn
ReplyDeleteSejak terakhir kali fuchsia ,baru bisa baca ff saeng lagi....
Hanya biar sekedar tahu,eonnie ngepens ff saeng dan eon udah baca semua ff saeng.
Eon reader lama,tapi karena ganti FB ,jadi hilang bagai di telan ombak #plakkk
Eon muncul lagi deh ! Dan ternyata saeng baru share ,dan baru ini...syukur deh ,gak ketinggalan. #modus
FF ini keren,selain ceritanya yg bagus ,castnya suami eon...hihi.
Bahagianya aku^^
Eon is back....back......
Ahh, ffnya bikin gregetan. Shinee jadi anak band bayanginnya aja bikin melted. Huuaaa .... Ffnya kerennn.
ReplyDeletePengen liat Onew main gitar hahaha xDD..