Pages

Wednesday, 24 July 2013

FF SHINee : Lucid Dream [Part 1]


aahhh akhirnya bisa ngepost!
langsung aja yua :D


Tittle                Lucid Dream [Part 1]
Author             : Ichaa Ichez Lockets
Genre              : Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating             : PG
Cast                 : Jung Yujin, Kim Jonghyun, Lee Jinki (Onew), Choi Minho, Lee Taemin, Kim Kibum (Key), Shin Hana.
Length             : Chapter
Desclaimer      : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


            Samar-samar terdengar lirih suara bunyi alarm dari sebuah handphone yang tergeletak diatas meja, beberapa detik berdering namun kemudian menghilang dengan sedirinya tanpa disentuh oleh siapapun. Jam dinding masih menujukkan pukul 5 pagi. Matahari masih enggan menyorotkan sinarnya sementara lampu kamar tampak menguasai setiap sudut ruang yang memiliki nuansa warna putih.
            Sebuah kamar berdekorasi standar dengan pernak-pernik sederhana itu merupakan istana tersendiri bagi Yujin. Hanya laptop dengan speaker mini yang menjadi satu-satunya hiburan selama ini. Tepat diatas laptop bertengger sebuah rak berisi buku-buku yang sebagian besar merupakan novel romantis khas ‘selera pemimpi’, dan sebagian lagi merupakan buku pelajaran milik Yujin yang isinya penuh dengan coretan. Namun ada sebuah buku yang tampak spesial. Bersampulkan kertas kado warna peach dengan judul ‘Jurnal Mimpi’. Buku ini merupakan buku yang paling berharga bagi Yujin karena didalamnya terekam detil peristiwa yang muncul di setiap mimpinya.
            Meski dari luar Yujin tampak terlelap, diam-diam ia mendengar suara alarm yang baru saja berbunyi itu. Sengaja Yujin atur berdering singkat tanpa pengulangan agar membuat ia bisa terjaga sejenak kemudian melakukan ‘hobi anehnya’ setiap pagi. Lucid Dream.
            Perlahan-lahan Yujin menarik nafasnya dengan ritme beraturan, sementara itu memory di otaknya berusaha kembali memunculkan sesosok namja yang selama ini selalu hadir dalam mimpinya dan membuat kenangan manis disana. Yujin hanya perlu melihat tanda-tanda ganjil saat bermimpi untuk menyadarinya. Dan ketika ia berhasil sadar dalam mimpi, ia mampu mengendalikannya.
            Sekali lagi namja itu muncul. Ia menatap Yujin teduh sambil tersenyum. Tanpa ragu-ragu namja itu meraih tangan Yujin dan membawanya duduk di pinggiran pantai. Yujin merasa ia dan namja itu sudah selayaknya sepasang kekasih. Sangat dekat dan saling memiliki satu sama lain. Untuk kali ini Yujin terfikir untuk sejenak melepaskan penatnya. Ia bersadar pada namja itu, lalu sama seperti apa yang Yujin inginkan, namja itupun melingkarkan tangannya dari samping. Dalam hati Yujin menginginkan lebih. Dan yang terjadi, namja itupun memeluk Yujin dengan kedua tangannya. Terasa begitu hangat. Meski Yujin begitu senang mendapatkan kesempatan seperti ini, tapi tetap saja, itu semua hanya mimpi.
***
            “Cepat habiskan sarapanmu Yujin. Umma tidak ingin kau terlambat.” Ucap umma sambil satu persatu memindahkan mangkuk berisi makanan dari dapur ke ruang makan.
            “Appa sudah berangkat?”
            “Mm. Hari ini dia ada meeting pagi jadi sekalian berangkat bersama Yumi.”
            Yujin hanya ber oh, mulutnya penuh dengan kimbab. “Oiya Umma, minta uang saku.”
            Saat itu juga tiba-tiba gerakan umma terhenti. Dahinya berkerut menatap Yujin. “Apakah uang yang umma beri kemarin sudah habis? Bukankah kemarin kau langsung pulang? Tidak bisakah kau berhemat sedikit? Uang saku itu seharusnya....” dan seterusnya dan seterusnya. Inilah yang sering terjadi setiap pagi. Umma selalu berceloteh jika Yujin meminta hak nya sebagai seorang anak. Padahal Appa Yujin sudah memberikan jatah uang saku yang adil untuk Yujin yang sekarang adalah seorang mahasiswa dan Yumi yang masih duduk di kelas 3 SMP. Tapi Umma Yujin -khas seorang ibu rumah tangga yang hobi berbelanja- akan jauh lebih senang jika uang saku kedua anaknya bisa ‘ditekan’ jadi ia bisa mendapatkan sedikit bonus dari sana.
            “Umma~~ Bukankah Appa sudah...”
            “Arra! Arra!” potongnya sambil merogoh saku celemeknya yang berenda. “Tapi jangan kau habiskan huh, berhematlah mulai sekarang.”
“Neeee~~” Jawab Yujin malas sambil meraih sepatu sneakers dari atas rak. “Umma aku berangkat!” lanjutnya kemudian membuka pintu dan meninggalkan sebuah halaman kecil yang penuh dengan tanaman hias itu.
            Sebenarnya Yujin sama saja dengan yeoja-yeoja kebanyakan. Ia bukan anak yang manja, memiliki otak yang cerdas, punya banyak teman, dan keluarga yang harmonis. Namun ada dua hal yang sedikit berbeda darinya. Pertama adalah hobi. Yujin memiliki hobi yang aneh, yaitu berkhayal dan bermimpi. Ia tidak bisa tidur jika belum mengkhayalkan sesuatu, ia juga tidak mau bangun jika belum berhasil memimpikan sesuatu. Ada fakta mengatakan, semakin sering orang bermimpi maka semakin tinggi IQ orang tersebut. Fakta itu benar-benar terbukti pada Yujin.
            Perbedaan kedua yang dimiliki yeoja ini adalah... style. Yujin benar-benar fashion terorist. Dia bukan anak yang cupu, tapi tidak bisa juga disebut orang yang modis. Rambutnya yang sepanjang bahu selalu ia ikat. Yujin juga tidak pernah lepas dari celana jeans. Dengan motto lebih mengedepankan kenyamanan daripada penampilan, terkadang Yujin menggunakan jaket baseball, baju lengan pendek, celana jeans, tas jinjing dan sepatu ‘ballet’ karet saat suasana mendung. Terkadang pula ia menggunakan mini dress berkerah sepanjang lutut, tas ransel, celana jeans dan sepatu kets. Ada hari-hari dimana pakaian itu serasi, tapi juga ada hari-hari dimana fashion terorist Yujin kambuh.
            “Yujin-ah!” Suara cempreng dengan nada tinggi terdengar di ujung koridor. Diikuti suara sepatu berhigh heels tinggi yang datang mendekat. “Apa kau tidak menerima smsku?”
            “Sms?” Yujin langsung mengambil hp dari saku tasnya. “Astaga! Jadi mata kuliah hari ini kosong? Kenapa aku tidak membukanya sejak dirumah?” sesal Yujin menurunkan kedua bahunya.
            “Gwenchana-gwenchana. Lagipula ada aku sekarang.”
            “Tapi... Apa yang kau lakukan di kampus, Hana? Bukankah kau sudah tahu kalau kita tidak ada kuliah?”
            Hana-teman dekat Yujin-itu tersenyum lebar.
            “Pasti Choi Minho kan?” tebak Yujin diluar kepala. “Aigoo~ kurasa kau sudah menjadi gila sekarang. Gila! Menunggu dia seharian hanya akan membuang waktumu saja huh.”
            “Ani. Lagipula hari ini aku tidak ada kegiatan lain.” Sanggahnya. “Karena kau sudah disini, sekarang temani aku ke kantin fakultas tehnik ne? Kali ini biar aku yang traktir.”
            Awalnya Yujin ingin menolak, tapi akhirnya dengan setengah hati yeoja itu tak sanggup berkutik.
            Berbeda dengan Yujin yang memiliki style buruk, Hana justru yeoja yang super stylish dan feminim. Ia memiliki rambut cokelat bergelombang, mata double eyelids tanpa operasi plastik, hidung yang mancung, kaki yang jenjang, dan kulit yang putih. Sempurna. Apapun yang Hana pakai akan sangat cocok baginya.
            Sudah sejak awal semester ini Hana selalu bercerita tentang seorang namja bernama Choi Minho. Sebenarnya Choi Minho bukan namjachingunya, bukan pula teman sekelasnya. Tapi dia adalah member dari sebuah band yang Yujin sendiri tidak bisa mengingat nama band itu. Yujin alergi setiap kali Hana bercerita tentang Band Minho. Dia bilang mereka sangat tampan, menawan dan terkenal di kalangan siswa sekolah dan mahasiswa. Bahkan band itu juga sering tampil di panggung-panggung besar dan radio meski mereka belum resmi menjadi band nasional. Apapun yang Hana ceritakan tentang band itu, hanya akan seperti mobil di perempatan jalan bagi Yujin, berlalu begitu saja.
            “Yujin, apa aku sudah cantik sekarang? Bunga ini sebaiknya aku pasang di sebelah kiri atau kanan?” tanya Hana sedikit ribet dengan hiasan rambutnya. Sementara Yujin asik dengan semangkuk jajangmyun.
            “Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus meminta foto? Tapi dua hari yang lalu aku sudah meminta foto Minho. Bersama Key pula. Bukankah aneh jika aku meminta foto mereka lagi nanti? Uh... kalau saja semua member kuliah disini pasti akan lebih menyenangkan.”
            Yang terdengar hanya suara sedotan yang berisik karena air didalam gelas sudah habis. “Bolehkah aku meminta jus alpukat lagi?”
            “YA! Kau malah makan terus huh?! Apa kau tidak mendengar ucapanku dari tadi?”
            “Aku mendengarnya.” Jawab Yujin sedikit manyun. “Jadi apakah boleh aku meminta jus alpukat lagi?”
            “Jung Yujiiiin!”
            “Arrasooo~” Yujin menciut mendengarkan bentakan Hana. Wajahnya sudah mulai bosan. “Tapi sampai kapan kita akan disini Hana? Aku ingin ke perpustakaan mencari buku.”
            “Tunggu sampai Minho selesai makan siang ne?”
            Kepala Yujin seketika ia jatuhkan keatas meja. “Kenapa harus selama itu? Jika hari ini mereka tidak makan siang apa kita harus menunggu sampai besok?”
            Hana terlihat tidak memperdulikan, justru teringat akan sesuatu. “Oiya, besok lusa ada acara puncak bazzar yang akan diadakan fakultas seni. Kebetulan SHINee...” ah itu dia nama band Minho. “...akan tampil disana.”
            Yujin tidak merubah posisinya.
            “Mereka pasti akan sangat keren.” Lanjut Hana menerawang. “Pokoknya aku harus mendapat tempat yang paling depan! Kau mau kan menemaniku nonton Yujin?”
            Tak ada suara.
            “Ini pertama kalinya SHINee tampil di kampus kita. Tidak mungkin aku melewatkan penampilan mereka Yujin.” Wajah Hana berubah murung, takut kalau-kalau Yujin menolak.
            Sayangnya masih tak ada suara.
            “Disana juga akan dijual buku-buku dengan harga murah. Kurasa kau akan menyukainya.”
            “Jinja?” seru Yujin cepat.
            “Haha...Ne. Jinja. Jadi kau mau menemaniku kaaan?”
            “Tapi tiket masuk...”
            Hana mengeluarkan dua lembar kertas kecil dari dalam dompetnya. Yeoja itu tersenyum lebar sementara kedua mata Yujin justru membesar.
            “Jinja daebak.”
***
            Bazar fakultas seni yang Hana ceritakan itu diadakan tepat di sepanjang jalan masuk kampus. Sudah sejak 2 hari kemarin dibuka untuk umum, namun khusus malam ini pengunjung dikenakan biaya masuk. Bazar yang diadakan untuk memperingati hari seni sedunia ini tidak hanya menampilkan beberapa pameran seni karya mahasiswa, namun juga ada beberapa stand buku serta makanan. Spesial untuk malam ini akan ditampilkan beberapa pengisi acara yang sebagian besar merupakan mahasiswa seni, namun ada pula pengisi acara dari luar. Dan yang paling ditunggu banyak orang, sama seperti Hana, pengisi acara itu adalah SHINee.
            Penampilan demi penampilan sudah dimulai sejak jam 7 malam, sedangkan SHINee akan tampil untuk closing sebagai puncak acara. Meski demikian Hana sudah stanby di depan panggung karena tak mau ketinggalan. Yeoja itu menggunakan bando pita yang bisa menyala dan pakaian mencolok. Mungkin bagi orang lain tampak norak, tapi karena itu seorang Hana, meski tampak sedikit berlebihan ia justru terlihat cute.
            ‘Dimana kau? Kenapa ke kamar kecilnya lama sekali?’ tulis Hana melalui pesan sms.
            Yujin tak memperdulikan sms itu walau ia sudah membacanya. Yeoja itu justru asik memilih-milih buku yang terpajang di stand buku sambil membawa semangkuk tobokki hangat di tangan kirinya.
            ‘Penonton sudah mulai penuh. Kurasa kau harus lewat jalan samping.’
            Sms kedua masuk, tapi dua buku yang ada didepan Yujin membuatnya menghabiskan waktu untuk berfikir. Antara membeli buku sebelah kiri yang menceritakan tentang cinta segitiga, atau buku sebelah kanan yang melibatkan cerita persahabatan?
            ‘Ini sudah jam 8 lebih Yujin! Sebentar lagi SHINee tampil! Cepat kesini!! ’
            “Jam 8 lebih?” Yujin melirik jam tangannya. “Kenapa cepat sekali?”
            ‘Tunggu sebentar. Sebentar lagi aku kembali.’ Balas Yujin. Pandangan yeoja itu kembali beralih ke dua buku yang ia incar sejak tadi. Setelah melakukan cup cup cup kembang kuncup(?) akhirnya ia meraih buku sebelah kanan tanpa harus berfikir lagi.
            “Ahjumma, berapa harga buku ini?” cepat-cepat Yujin membayar buku yang ia pilih. Hanya untuk membungkus satu buku dalam plastik saja ahjumma itu membutuhkan waktu lebih dari 2 menit, membuat Yujin mendidih karena waktu semakin sempit.
Ternyata benar apa yang Hana katakan, menuju puncak acara pengunjung yang datang semakin banyak. Stand-stand sudah mulai sepi karena sebagian besar merapat ke arah panggung. Menyulitkan Yujin yang harus berjalan dari ujung (stand buku) ke ujung (depan panggung).
            Bug! Karena terburu-buru Yujin tidak sengaja menabrak seseorang yang berjalan didepannya.
            “Jeosongham...” belum sempat Yujin menyelesaikan ucapannya, namja yang ia tabrak tampak tidak peduli. Justru berjalan dengan cuek sambil memeluk seorang gadis berbaju minim dari samping.
            Yujin mengerutkan dahi sambil berfikir. Sepintas ia lihat namja berambut coklat itu menggunakan pakaian serba hitam mulai dari jaket kulit berduri, sampai sepatu boots tebal. Apa itu tidak terlalu berlebihan untuk dipakai di tempat seperti ini huh?
            Saat itu juga handphone Yujin berdering.
            “Jung Yujin!! Dimana kau??”
            “A-aku.. sebentar-sebentar. Aku akan kesana!” Yujin langsung menutup telponnya dan setengah berlari menuju depan panggung.
            Setelah berdesakan berpuluh-puluh menit lamanya dan beribu-ribu kata ‘permisi’ akhirnya Yujin berhasil berdiri disamping Hana yang wajahnya sudah sangat masam.
            “Mian tadi aku...”
            “Band pengisi lain sudah selesai tampil!” seru Hana mengalihkan perhatiannya tiba-tiba. “Ini...ini... setelah ini SHINee yang akan tampil Yujin!”
            Hampir saja Yujin lupa waktu. Ia kembali melirik jam tangannya dengan cemas. Sekarang sudah pukul 20.35, sedangkan ‘jam malam’ Yujin adalah pukul 21.00. Untuk sampai di rumah membutuhkan waktu 15 menit dari sini. Itu berarti waktu Yujin kurang dari 15 menit lagi.
            “Hana... sudah hampir jam 9. Kau tau kan ummaku akan menghukumku kalau...”
            “Aaaaaa~ Minhooo!” lengkingan Hana yang disusul teriakan penonton lain seketika terdengar. Yujin menoleh ke arah panggung, tampak remang dan personil band masih mengecek beberapa alat sebelum tampil. Kenapa responnya harus seheboh ini?
            “OMO! OMO! Minho tampan sekali Yujin. Lihat! Cara dia berjalan membuatku meleleh. Aaaaaa~ Minhoo~~”
            Yujin mendadak ingin menyumpal telinganya dengan kapas. Teriakan Hana benar-benar membuat pendengaran Yujin berkurang beberapa desibel sekarang.
            “Itu yang memegang bass kau tau kan? Dia Key, teman Minho di fakultas tehnik.” Ucap Hana menunjuk namja berbaju modis full aksesoris dan topi yang menghiasi tubuhnya. “Kemudian yang bermain gitar itu Onew. Setauku dia kuliah di jurusan hukum. Dia adalah leader band ini.” Namja yang ditunjuk Hana itu lantas tersenyum saat menyadari ia tengah menjadi pusat perhatian. “Dan yang bermain piano itu Taemin, kudengar dia masih duduk di bangku SMA sekarang. Aigooo~ dia cute sekaliii~~”
            Yujin melihat Taemin heran. Bukankah ini acara kampus? Kenapa anak SMA ada disini?
            “Harusnya masih ada satu lagi...” Hana melihat ke kanan-kiri panggung mencari namja itu. “Dia adalah vokalis band ini, tapi dia juga memegang gitar. Kudengar dia lebih memilih jadi musisi ketimbang kuliah. Hampir semua lagu dari band ini hasil ciptaannya. Keren bukan?”
            Yujin sudah mulai mengabaikan cerita Hana dan lebih terfokus pada jam tangannya karena waktu sudah tak bisa diajak kompromi lagi. Sekarang sudah jam 9 kurang 20 menit. Yeoja itu harus cepat berlari ke halte bus jika tidak ingin mendapat petaka di balik pintu rumahnya.
            “Hana aku harus benar-benar pulang seka...”
            “Aaaa! Why so serious!!” teriakan Hana disusul suara musik rock menenggelamkan suara yang Yujin lontarkan dari bibir kecilnya.
            “Kim Jonghyun!” panggil Taemin dari atas panggung, kemudian seorang namja muncul dengan sebuah gitar dan nyanyian keras.
            Namja berbaju serba hitam dengan jaket kulit berduri itu tampak langsung membius semua penonton yang hadir. Sayangnya tepat sebelum namja itu muncul, Yujin lebih dulu membalikkan badannya dan berjalan berlawanan di celah-celah kerumunan. Jika tidak, mungkin cerita panjang bersama namja itu akan ia mulai dari sekarang.
-To Be Continue-

             Nah! Nanggung banget ya kan? Wkwk itulah gunanya to be continue (?)
            Di part 1 ini emang sengaja sih Yujin ama Jonghyun belum saling dipertemukan, biar rada anget(?) sama para pemainnya dulu. Hehe. Mungkin buat yang udah nonton trailer, udah pada tau ya ini cerita mau dibawa kemana. Yang belum nonton, buruan nonton deh. *tetep yaaaa promooo.*
            Untuk istilah lucid dream lumayan ada gambaran ya kan? Yakin deh, pasti readers udah banyak yang ngalamin hal semacam itu. biasanya itu terjadi pagi2 dimana kita nyadar kalo sebenernya kita lagi mimpi. Nah kalo udah nyadar gampang banget ngendaliinnya, tinggal mikirin apa yang pengen kita alamin di dalam mimpi.
            Terus gimana lanjutan ceritanya? Apakah mereka bakalan ketemu? Dan gimana cara mereka ketemu? Saksikan lucid dream ep selanjutnya. Semoga part 2 gak mengecewakan yaa.
            Oke, akhir kata makasih buat yang masih mau baca! Ditunggu kometarnya! *lempar kecupan minho.

5 comments:

  1. akhirnya di publish jg..
    dan histeris pas ngenalin Taemin. hehehe..
    udah sedikit kebayang gimana jalan ceritanya karna trailer itu. tapi tetep nunggu lanjutannya..
    semangat chingu!

    ReplyDelete
  2. oh my god ini ini ini nanggung banget astaga bikin geregetan aaahh
    ditunggu banget next partnya ^^

    ReplyDelete
  3. wah konsepnya band suka deh >< harusnya ada satu yg ngedrum tuh hihi. ditunggu eon lanjutannya :D

    ReplyDelete
  4. Gilaaa !!! Kerennnn
    Sejak terakhir kali fuchsia ,baru bisa baca ff saeng lagi....

    Hanya biar sekedar tahu,eonnie ngepens ff saeng dan eon udah baca semua ff saeng.

    Eon reader lama,tapi karena ganti FB ,jadi hilang bagai di telan ombak #plakkk

    Eon muncul lagi deh ! Dan ternyata saeng baru share ,dan baru ini...syukur deh ,gak ketinggalan. #modus

    FF ini keren,selain ceritanya yg bagus ,castnya suami eon...hihi.

    Bahagianya aku^^

    Eon is back....back......

    ReplyDelete
  5. Ahh, ffnya bikin gregetan. Shinee jadi anak band bayanginnya aja bikin melted. Huuaaa .... Ffnya kerennn.
    Pengen liat Onew main gitar hahaha xDD..

    ReplyDelete