Untuk
viewers baru, mungkin agak asing dengan postingan semacam ini. Tapi dulu waktu
awal-awal jadi blogger, aku justru lebih sering ngepost postingan semacam ini
ketimbang FF. Sebelumnya aku udah pernah ngebahas tentang ‘Sahabat’, ‘Mimpi’
dan ‘Cinta’. Dan setelah sekian lama ngga ngepost, sekarang aku pengen ngangkat
sesuatu sering disebut kedewasaan.
Sebelumnya, yang tertulis disini adalah Opini.
Jadi ini merupakan pandanganku terhadap sesuatu yang akan aku bahas nantinya.
Oke?
Menurut
kamus webster, kedewasaan berarti
suatu keadaan maju bergerak ke arah
kesempurnaan. Banyak yang menganggap bahwa kedewasaan seseorang ditandai dengan
‘kematangan’secara fisik, namun ada juga yang menganggap seseorang dikatakan
dewasa jika telah menginjak usia tertentu.
Benar jika ada ungkapan ‘kedewasaan’ seseorang
tidak ditentukan oleh tua-mudanya umur mereka.
Karena tidak sedikit usia remaja sudah memiliki pemikiran yang ‘matang’
atau ‘dewasa’. Tapi pemikiran yang matang, pemikiran yang seperti apakah itu?
Pemikiran-pemikiran
seperti ini ada yang menjurus ke arah positif, ada pula yang menjurus ke arah
negatif. Sekarang banyak sekali anak-anak yang mengalami fase ‘kedewasaan
sebelum waktunya’, hal ini terjadi karena pergaulan yang tidak sesuai dengan
umur mereka. Mungkin anak seumuran sekolah dasar harusnya masih bermain boneka
atau menghabiskan waktu seharian untuk bermain, tapi sekarang mereka sudah
mengenal dunia maya dimana banyak hal-hal yang tidak terbatas. Yang memberikan
kesempatan mereka untuk berfikir jauh dari apa yang seharusnya tidak mereka
pikirkan. Akibatnya banyak sekali ‘kedewasaan’ yang menyimpang.
Lalu
bagaimana ‘kedewasaan’ yang seharusnya dialami? Seseorang untuk dapat berfikir
dewasa tidak perlu mengetahui ‘hal-hal yang jauh dari umur mereka’. Namun
kedewasaan dinilai dari bagaimana respon ‘dia’ terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
Seseorang
yang memiliki pemikiran dewasa tidak hanya sanggup memberikan ‘jawaban’ ketika
orang lain memiliki permasalahan, namun dia juga harus sanggup merefleksikan
‘jawaban’ itu terhadap dirinya sendiri. Dalam artian, dia juga harus bisa
menanggapi jika permasalahan yang sama melanda dirinya sendiri. Karena pada dasarnya orang yang dewasa bisa
menerima dan mempertanggung jawabkan situasi dimana ia perbuat-dan berada.
Poin
penting mengenai pemikiran yang dewasa adalah, dia sanggup menentukan tidak
hanya apa yang ia inginkan melainkan apa yang ia butuhkan. Banyak diantara kita
yang menginginkan untuk menjadi sosok yang sejak dulu kita impikan, misal itu
menjadi artis. Tapi apakah itu benar-benar bisa kita pertanggung jawabkan? Lain
halnya jika kita berfikir untuk menjadi sosok yang sesuai dengan apa yang kita
miliki, bukan sosok yang apa yang kita (dan mungkin orang lain) inginkan.
Selain
hal tersebut diatas, kesabaran juga tidak boleh dilupakan. Yang paling terlihat
antara seseorang yang masih memiliki pemikiran ‘childish’ dan yang ‘mature’
adalah hal yang satu ini. Contoh simpelnya, jika ada seorang teman yang
memiliki sesuatu (yang kebetulan) sangat kita inginkan, pasti ambisi kita untuk
memiliki barang yang sama sangat besar. Jika ini terjadi, pasti kita akan
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan secepatnya. Orang yang memiliki
pemikiran dewasa tidak akan melakukan hal yang sama, melainkan dia akan
mempertimbangkan hal tersebut dengan segala kemungkinan. Meskipun ‘sesuatu’ itu
sangat dia inginkan, tapi pada akhirnya ia akan memprioritaskan sesuatu yang
lebih ia butuhkan. Kita juga harus selalu sabar dalam menerima kritik atau saran
dari orang lain, karena dengan introspeksi kita jadi lebih mengetahui
kekurangan apa saja yang kita miliki.
Dalam
pemecahan masalah, sangat penting untuk berfikir dua arah. Semisal ada dua
orang yang sedang bertengkar, kita tidak bisa hanya membela yang ‘mengaku
bersalah’, tapi kita juga harus memberi kesempatan dan mendengarkan versi dari
seseorang yang dianggap bersalah. Bisa saja keduanya yang menyebabkan hal
tersebut. Setidaknya kita bisa belajar ‘tidak mudah percaya’pada suatu hal yang
belum tentu benar.
Meski
begitu banyak ‘jalan’ menuju kedewasaan, kita harus sanggup mengenali diri kita
sendiri. Dari situ akan timbul rasa percaya diri, tanpa takut untuk tidak
menjadi orang lain. Karena bagaimanapun juga, kedewasaan muncul dari dalam diri
kita sendiri secara natural tanpa merubah jati diri kita sebenarnya.
Tidak harus besok, tidak harus 3 tahun lagi.
Meski orang lain menganggap kita belum cukup untuk menjadi ‘dewasa’ setidaknya
kita tahu kedewasaan itu tumbuh dalam dirikita dengan sendirinya.
Nah,
itu dia bahasan tentang kedewasaan. Semoga postingan ini bermanfaat dan bisa
jadi refleksi untuk diri kita ya :D
Originally posted by : ichaichez.blogspot.com
terkadang sy masih blum bsa brsikap dewasa :(
ReplyDeletethanks infonya :)
ne. sama2 :D
Delete