Pages

Tuesday, 2 August 2011

FF B1A4 : Victory [Part 7]



Tittle                    : Victory [Part 7]
Author                                : Ichaa Ichez Lockets
Genre                  : Friendship, Romance.
Rating                 : T
Cast                      : Shin Hye Mi (Naya), Jung Eun Sun, Janny Lee (Jane), Kumiko Chan, B1A4 member.
Length                : Chaptered
Desclaimer        : This story is originally mine and inspired of many articles that I read. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!

                Sama seperti bulan sebelumnya, penilaian bulan ini diadakan pukul sembilan dengan peraturan yang tidak berbeda. Meski demikian, masih tampak jelas terpancar kecemasan di wajah semua trainee yang mengikuti penilaian di pagi itu.
                Gongchan tampil lebih dulu. Begitu namanya dipanggil, terdengar teriakan keras dari sisi kanan ruangan. Yeoja-yeoja yang berada disana tampak histeris melihat penampilan Gongchan yang memukau. Hye Mi malah baru sadar Gongchan ternyata adalah idola di kalangan trainee yeoja.
                “Jung Jinyoung.”
                Sesaat setelah nama itu dipanggil, dengan tenang Jinyoung naik ke atas panggung dan mulai menari. Hye Mi sempat terpana melihat tarian yang Jinyoung tampilkan. Aura bintang namja itu bahkan terpancar begitu jelas.
                Jinyoung melanjutkan penampilannya dengan menyanyi. Sejenak ia melirik kemudian tersenyum ke arah Hye Mi yang sedang melamun. Gadis itu langsung terkejut menyadarinya. Memaksa Jinyoung harus menahan tawa melihatnya.
                Selang beberapa lama setelah Jinyoung tampil, nama-nama teman sekamar Hye Mi mulai dipanggil. Mulai dari Eun Sun, Kumiko, kemudian Jane. Mereka semua menampilkan yang terbaik, walau nyatanya penilaian Jane tidak terlalu baik.
                Tatapan Hye Mi pun tak pernah lepas dari Jane yang tampak kesal menuruni panggung. Hye Mi ingin menenangkan gadis itu, namun ia tak memiliki cukup waktu karena nama trainee yang harus tampil berikutnya adalah ia sendiri.
                “Shin Hye Mi.”
                Hye Mi terkesiap namun tetap berusaha fokus. Dengan yakin ia mulai berjalan ke atas panggung kemudian tersenyum pada tiga juri yang akan menilainya.
                “Nona Shin Hye Mi, apa kau sudah siap?” tanya Miss Hyun sambil tersenyum.
                “Ne. Aku siap.” Jawab Hye Mi sambil mengangguk mantap.
***
                “Bersulang~~!”
                “Chukkae eonni akhirnya mendapatkan penilaian yang baik bulan ini!” ucap Eun Sun bersemangat.
                “Ne.” sahut Kumiko. “Perjuangan eonni selama ini ternyata tidak sia-sia!” Kumiko mengacungkan kaleng soft drinknya kemudian disentuhkan dengan milik Hye Mi.
                “Gamsahamnida dongsaengku~” Hye Mi terharu. “Seharusnya tidak usah memakai perayaan seperti ini segala.”
                “Aniyo Eonni, kemenangan seperti ini tentu saja harus dirayakan.”
                Hye Mi tersenyum, “Eon sendiri tidak menyangka Mr Cho akhirnya memuji eon seperti itu. Walau nyatanya Miss young masih mengkritik cara bernyanyi eon yang belum memenuhi standarnya.” Lanjutnya berubah sedih.
                “Gwenchana eonni.” Kumiko memeluk Hye Mi dari samping. “Suatu saat unnie pasti bisa menaklukkan Miss Young. Hwaiting!” Lanjutnya memberi semangat.
                Hye Mi pun tersenyum lagi, ia merasa begitu senang memiliki teman sekamar sebaik mereka. Namun sejurus kemudian Hye Mi justru terdiam, tampaknya ia menyadari sesuatu.
                Jane. Dimana gadis itu?
                “Apa kalian tahu dimana Jane?”
                Eun Sun dan Kumiko saling pandang, sepertinya mereka berdua juga baru menyadarinya. Kemudian Eun Sun mendongak ke arah pintu kamar yang terbuka lebar. Jane tak ada disana.
                Hye Mi pun langsung bangkit dan mencari ke segala penjuru dorm, tapi dorm itu bahkan terlalu sederhana untuk menjadi tempat Jane bersembunyi.
Setelah memastikan Jane tak ada didorm, Hye Mi berinisiatif untuk mencarinya di gedung WM Entertaiment. Entah kenapa Hye Mi jadi cemas dengan keadaan Jane, jangan-jangan dia marah karena tadi sempat mendapatkan penilaian buruk dari juri.
                Hye Mi mulai menyusuri beberapa ruangan yang ada disana. Sampai ia mendengar ada suara music dan derap kaki dari ruang koreo. Dan benar, Jane ada disana. Tapi Jane tidak sendirian.
                “Noona?” panggil Gongchan saat ia menyadari Hye Mi mengintip dari balik pintu. Saat itu juga gerakan dance Jane dan Gongchan berhenti bersamaan.
                “Ada apa noona?” Gongchan langsung berjalan mendekat.
                “Ah tidak, aku hanya mencari Jane.”
                Yang dicari justru tampak cuek meminum air dari botol sambil mengelap keringat. Gongchan tidak mempedulikannya, justru kembali bicara pada Hye Mi.
                “Kupikir noona akan latihan lagi. Makannya aku kesini.” Terdengar sedikit nada kecewa dalam kalimat yang Gongchan ucapkan, membuat Hye Mi seketika terkejut.
                 “Jinja? Kau menungguku?” tanyanya memastikan. Gongchan mengangguk. “Aigoo~ mianhe Channie. Tadi Eun Sun dan Kumiko memintaku cepat pulang, jadi hari ini aku tidak latihan.” Sesal Hye Mi merasa bersalah.
                Gongchan mengangguk-angguk pelan. “Ne~ Gwenchana noona. Lagipula ada Jane noona.” Gongchan menunjuk ke arah Jane. Hye Mi pun melihat ke arah yang sama.
                “Aku pulang dulu Gongchan. Gomawo untuk hari ini.” Ucap Jane datar tanpa membalas tatapan Hye Mi. Jane justru langsung berjalan meninggalkan Hye Mi yang sudah sengaja mencarinya.
                “Tunggu Jane!”
                Panggilan Hye Mi diabaikan.
                “Mian Gongchan, aku harus pergi sekarang. Annyeong~” pamitnya cepat lalu mengejar Jane. Begitu terkejar, Hye Mi langsung berdiri dihadapan Jane. Membuat yeoja itu terpaksa berhenti.
                “Apa kau marah padaku?” tanya Hye Mi to the point.
                “Marah? Untuk apa?” Nada bicara Jane masih terdengar cuek dan tak peduli.
                “Eum..” Hye Mi jadi ragu mengatakannya. “Marah karena penilaianmu buruk dan aku bagus.”
                “Tch!” Jane mencibir. “Aku tidak se childish itu.” jawabnya singkat kemudian melengang pergi meninggalkan Hye Mi yang masih dipenuhi tanda tanya. Hye Mi ingin meminta maaf, namun ia bahkan tak tahu apa yang harus dimaafkan. Namun ekspresi terakhir Jane masih benar-benar mengganjal dihatinya.
***
                Pukul enam pagi Eun Sun dan Hye Mi meninggalkan dorm untuk melakukan aktivitas harian mereka di pagi hari. Lari pagi. Tak hanya Eun Sun dan Hye Mi, namun ini juga salah satu kegiatan rutin para trainee. Selain untuk menjaga kondisi tubuh, juga mampu melatih pernafasan mereka dalam bernyanyi.
                “Saeng, tunggu!” Panggil Hye Mi pada Eun Sun yang berlari mendahuluinya. “Bisakah kita istirahat disini sebentar saja?”
                Eun Sun pun mengangguk lalu mengajak Hye Mi duduk disebuah kursi taman belakang dorm mereka, lagipula sejak tadi mereka belum beristirahat.
                Dorm mereka sendiri terlihat seperti apartemen yang menjulang tinggi. Disekitar apartemen itu terdapat taman kecil yang mengelilinginya. Bagian belakang apartemen memiliki taman yang lebih luas ketimbang di bagian depan. Selain ada pepohonan, kursi taman, gazebo, serta air mancur, taman itu juga memiliki semacam alur jalan setapak yang sering digunakan para trainee untuk berlari pagi.
                “Oiya, mana Kumiko?” tanya Hye Mi sambil meneguk air minum yang ia bawa. “Tadi sepertinya unnie belum bertemu dengannya.”
                 “Dia berangkat lebih dulu un.” Jawab Eun Sun sambil merenggangkan tubuhnya.
                Hye Mi hanya bisa ber ‘oh’ sambil mengangguk., sampai ia justru menemukan sosok yang baru saja ia tanyakan berjarak kurang lebih 10 meter darinya.
                Sepertinya memang benar itu Kumiko. Tapi siapa namja yang ada disampingnya?
                Hye Mi tak langsung bertanya pada Eun Sun, ia justru berfikir siapa sebenarnya namja yang tampak asing itu. Namja itu terlihat begitu asik menceritakan sesuatu bersama Kumiko. Sesekali mereka tertawa, sesekali pula mereka hanya saling pandang, seakan-akan dunia ini hanya berisi mereka berdua.
                “Baro!” pekik Eun Sun sambil melihat ke arah yang sama dengan yang Hye Mi lihat.
                “Ne?” Hye Mi tak kalah terkejut.
                “Namja yang bersama Kumiko itu bernama Baro, Unnie!” Jawab Eun Sun lalu tertawa. “Pantas saja Kumiko terlihat begitu bersemangat pagi tadi.”
                Hye Mi pun masih tak sepenuhnya mengerti ucapan Eun Sun. Ia kembali melihat ke arah Baro-Kumiko yang masih tampak sibuk dengan obrolan seru mereka. Tapi sejurus kemudian seulas senyum justru terkembang di bibir Hye Mi. Wajah Baro dan Kumiko sama-sama imut dengan mata yang kecil dan pipi yang chubby. Mereka benar-benar serasi, Hye Mi pukir.
                “Annyeonghaseo Eun Sun~”
                Eun Sun dan Hye Mi menoleh.
                “Jinyoung Oppa?” Eun Sun memanggil Jinyoung lebih dulu. Lagi-lagi Hye Mi dibuat terkejut untuk yang kedua kalinya.
                “Jinyoung? Eun Sun? Kalian… Saling kenal?”
                Mereka berdua mengangguk bersamaan. “Oiya Hye Mi, kenalkan ini sandeul.” Lanjut Jinyoung menunjuk seorang namja yang datang bersamanya. “Sandeul, ini Hye Mi.”
                Hye Mi langsung saja membungkuk. Ia tak mampu berkata-kata lagi, padahal beribu pertanyaan muncul di kepalanya.
                “Oh bangapseumnida Hye Mi.” Jawab Sandeul santai.
                “Aku dan Eun Sun masuk trainee disaat yang bersamaan, Hye Mi.” ucap Jinyoung seakan tahu apa yang ingin Hye Mi tanyakan. “Dan Sandeul muncul setelahnya.”
                “Ne~” sahut Eun Sun. “Tapi Sandeul dan Jinyoung Oppa sangat hebat. Aku ketinggalan jauh dari mereka.” Eun Sun memukul pelan ke arah lengan Sandeul yang berdiri disampingnya. Sandeul pun pura-pura meringis. Membuat mereka bertiga lantas tertawa.
                Hye Mi pun hanya mampu tersenyum tipis. Ia ingin ikut tertawa namun ia bahkan tak tahu apa yang harus ia tertawakan.
***
                Lorong gedung tampak ramai. Hye Mi berjalan pelan melintasinya sambil berfikir tentang kejadian yang baru saja ia lewati pagi tadi. Sedikit aneh baginya. Ia hanya heran, kenapa baru sekarang ia tahu kalau Jinyoung dan Eun Sun saling mengenal? 
 Lamunan Hye Mi seketika buyar begitu ia mencapai bibir pintu kantin. Memang tempat inilah yang menjadi tujuannya. Namun Hye Mi jadi mendadak tidak tahu apa yang harus ia lakukan  ketika melihat suasana kantin yang sangat penuh. Benar-benar penuh dengan meja kantin yang sudah terpakai semua serta antrian pengambilan makanan yang teramat panjang.
                Tapi Hye Mi merasa sangat lapar. Sepertinya gadis itu memang tak punya pilihan. Akhirnya ia mengambil sebuah nampan dan berdiri di antrian paling belakang. Sekali lagi ia melamun memikirkan kejadian pagi tadi untuk sedikit mengurangi rasa jenuh karena menunggu lama.
                “Hey!” ucap seseorang sambil menepuk bahu Hye Mi dari belakang. Spontan Hye Mi menoleh.
                “Oppa?”
                Namja itu tersenyum. “Waktu itu kita belum sempat berkenalan bukan? Aku Shinwoo. Senang bisa bertemu denganmu.”
                “Ah ne~ Shin Hye Mi imnida. Bangapseumnida.” Ucap Hye Mi sambil membungkuk.
                “Bangapseumnida.” Shinwoo pun balas sedikit membungkuk. “Oh iya, berikan nampan itu padaku.”
                “Ne?” ucap Hye Mi tak mengerti.
                “Nampanmu~ berikan saja padaku, biar aku yang mengantri.”
                “Mwo? Shireo, aku tidak ingin merepotkanmu, Oppa.” Tolak Hye Mi tidak mau.
                “Haha, gwenchana. Serahkan saja padaku. Kau hanya perlu mencari meja untuk kita berdua nanti.” Shinwoo meraih nampan yang dibawa Hye Mi kemudian meletakkan diatas bakinya. Tampaknya Hye Mi tak bisa lagi menolak. “Oiya, kau mau pesan apa?”
                “Terserah Oppa sajalah. Eum… gomawo sebelumnya.”
                Shinwoo mengangguk.
                Akhirnya Hye Mi pun keluar dari antrian dan mulai menebar pandang ke seluruh penjuru kantin. Untungnya masih ada dua meja yang kosong. Hye Mi lebih memilih duduk di meja dekat jendela. Dari kejauhan dia sempat melihat sosok Shinwoo yang berdiri di antrian. Hye Mi tak menyangka bisa bertemu kembali dengan Shinwoo disaat seperti ini. Tampaknya dia memang orang yang baik.
                “Unnie!” panggil Eun Sun yang tiba-tiba datang. Dibelakang Eun Sun menyusul Kumiko serta Jane yang langsung duduk disebelah Hye Mi.
                “Kenapa Unnie tidak bilang kalau mau kekantin?” protes Kumiko. “Aku tadi mencarimu unnie~”
                Hye Mi jadi merasa bersalah. “Mianhe Saeng, unnie tadi kelaparan. Jadi unnie ke sini duluan.”
                “Tch! Alasan~” cibir Jane tanpa melihat ke arah Hye Mi.
                Ketiga yeoja yang duduk disekitar Jane langsung menoleh. Tapi Jane justru dengan cuek melihat ke luar jendela sambil mengetuk-ketukan tangannya diatas meja.
                “Annyeonghaseo yeorobun~”
                Kumiko menoleh, “Oppa?” wajahnya langsung berubah. Tampak berseri.
                “Hehehe…”
                Baro, Sandeul dan Gongchan yang baru datang langsung tersenyum lebar menghampiri meja Hye Mi dan ketiga teman sekamarnya.
                “Kalian belum mengambil makan?” tanya Sandeul sambil menunjuk tempat pengambilan makan.
                “Belum. Atriannya sangat panjang.” Jawab Eun Sun tampak enggan ikut mengantri.
                “Eum, kalau begitu biar aku saja ya yang mengantrikanmu, Eun Sun.” tawar Sandeul tiba-tiba.
                “Jinjayo?” Eun Sun tak langsung percaya.
                “He’em.” Sandeul mengangguk semangat. “Tunggu sebentar ya.” Sandeul langsung meluncur ke antrian dan tersenyum lebar pada Eun Sun ketika ia sampai disana.
                “Eum, kau juga ya Kumiko?” tanya Baro sambil menaik turunkan kedua alisnya.
                “Ne?”
                “Hehe, aku akan mengantrikanmu juga kumiko.” Baro menyenggol lengan Kumiko. “Aku akan segera kembaliii~” *wink*
                Kumiko hampir saja dibuat pingsan melihat kedipan mata Baro. Dia sampai tak mampu berkata-kata lagi. Jika saja udara tidak transparan, mungkin akan terlihat bunga-bunga berterbangan disekitar tubuhnya yang mungil.
                Dan yang terakhir Gongchan. Gongchan hanya diam saja sambil malu-malu menatap ke arah Hye Mi. Tentu saja ia juga ingin melakukan apa yang baru saja kedua hyungnya lakukan. Namun ia tak tahu harus memulai dari mana.
                Walhasil wajahnya justru terlihat memerah dengan tatapan malunya yang menggemaskan. Spontan Hye Mi, Eun Sun dan Kumiko terpaksa menahan tawa melihatnya.
                “Hehe, kau tak usah melakukannya Gongchan.” Ucap Hye Mi mengetahui maksud namja itu. “Aku sudah diantrikan Shinwoo oppa tadi.”
                Gongchan menggaruk tengkuknya sambil tersenyum garing. “Kalau begitu aku mengantrikan untuk Jane noona saja.” ucapnya lalu cepat-cepat pergi sebelum wajahnya lebih memerah.
                Tawa yang sempat tertahan langsung terdengar membahana. Namun Jane justru menggelengkan kepalanya melihat tingkah polos Gongchan.
                “Oh? Shinwoo Oppa!” pekik Eun Sun tiba-tiba saat melihat Shinwoo kerepotan membawa dua nampan penuh berisi makanan.
                “Aigoo~” Hye Mi pun bangkit dan mengambil nampannya. “Gomawo oppa. Mianhe kau jadi kerepotan seperti ini.”
                Shinwoo tersenyum. “Ne~ cheonmaneyo.” Dia sempat melirik ke arah meja yang dicarikan Hye Mi untuknya ternyata telah terisi penuh. “Kalau begitu aku mencari meja lain saja. Sekalian untuk Baro dan yang lainnya.”
                “Oh… kalau begitu biar kubantu Oppa.” Hye Mi benar-benar merasa tidak enak dengan Shinwoo.
                “Tidak usah.” Shinwoo tersenyum. “Nikmati makan siangmu Hye Mi. Annyeong~”
                Hye Mi sempat ingin berkata lagi, namun Shinwoo lebih cepat pergi. Walhasil Hye Mi hanya mampu terdiam melihat Shinwoo harus kembali mencari meja dengan sebuah nampan diatas tangannya.
                “Hya unniee, kenapa kau melihat Shinwoo Oppa sampai begitu?” goda Kumiko dengan tatapan menyelidik. “Jangan-jangan kau suka ya dengan Shinwoo Oppa?”
                Hye Mi menoleh ke arah Kumiko dan Eun Sun. Sepertinya ia tak perlu terkejut lagi melihat kedua dongsaengnya yang sudah mengenal Shinwoo. Bagaimanapun juga mereka sama-sama trainee dalam satu perusahaan.
                 “Kau juga Kumiko, ada apa denganmu dan Baro hayooo~?” sela Eun Sun lebih dulu, tepat sebelum Hye Mi ingin menjawab pertanyaan dari Kumiko.
                “Mwo?” Kumiko terkesiap karena sasaran jadi berubah padanya. “Oh.. aniyo.. tidak ada apa-apa…” lanjutnya gelagapan.
                “Haha, tidak usah menyanggah lagi.” Eun Sun mulai mengintrogasinya. “Aku dan unnie tadi pagi melihat kalian jalan bersama. Hayo ada apaa?”
                “Jeongmalyo?” Kumiko tak mampu berkutik, kartu merahnya telah terbuka sekarang. “Tapi bagaimana pula hubunganmu dengan Jinyoung Oppa?”
                DEG!
                Baik Jane, Eun Sun maupun Hye Mi langsung menoleh kearah Kumiko. Apa maksud dari ucapannya?
                “…bukankah kalian sudah sangat dekat?” lanjut kumiko mencoba ikut membuka kartu milik Eun Sun.
                Eun Sun tidak menjawab, pipinya justru berubah merah. Ia hanya mampu tertunduk malu tanpa sedikitpun menanggapi pertanyaan yang Kumiko lontarkan. Seakan-akan ada sesuatu yang sedang ia sembunyikan.
Hye Mi terus menatap Eun Sun penuh tanda tanya. Tak ada jawaban. Ekspresi Eun Sun benar-benar membuatnya semakin penasaran. Dan Jane tahu benar arti dari situasi ini.
-To Be Continue-

                Weleh2…. Ada apa ini antara Eun Sun ama abang Jinyoung? Ckckckck
                Sekarang udah mulai keliatan kan hubungan masing2 trainee kaya apaa. Hihihi. Tunggu jawabannya next part yaaa.
                Oiya, gomawo juga buat yang udah RCL di FF one shootku yang kemaren. Lumayan shock ternyata masih banyak juga yang suka FF SHINee dariku. Wekekekek. Sekali lagi gomawo~
                Jangan lupa tinggalkan komen. Gamsahamnidaaa~ *lempar Jinyoung XP

No comments:

Post a Comment