Pages

Wednesday, 27 July 2011

FF B1A4 : Victory [Part 6]


Tittle        : Victory [Part 6]
Author : Ichaa Ichez Lockets
Genre         : Friendship, Romance.
Rating : T
Cast                : Shin Hye Mi (Naya), Jung Eun Sun, Janny Lee (Jane), Kumiko Chan, B1A4 member.
Length         : Chaptered
Desclaimer : This story is originally mine and inspired of many articles that I read. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!

“Siapa disana?”
Tak ada jawaban.
Hye Mi sempat berfikir sejenak sampai akhirnya memutuskan untuk mendekati pintu perlahan-lahan. Namun saat ia bermaksud untuk membuka pintu, ternyata pintu itu justru terbuka lebih dulu.
“Nuguseyo?” Tanya Hye Mi saat menemukan seorang namja tengah berdiri diambang pintu.  Hye Mi tak tahu jelas siapa dia, hanya saja wajahnya terlihat tidak asing. Badan yang tinggi, berhidung mancung, dengan potongan rambut yang sedikit lebih pendek dari Jinyoung, Hye Mi pikir.
Dia hanya tersenyum, meski tidak berpipi chubby, namun senyumnya terlihat menggemaskan.
“Apa kau ingin memakai ruangan ini?” tanya Hye Mi lagi.
“Oh.. Ani. Aku tadi hanya tak sengaja lewat ruangan ini dan melihatmu berlatih.” Ucapnya terbata-bata. “Eum. Mianhe jika aku mengganggu latihanmu noona…”
‘Noona?’ Hye Mi sempat ingin menanyakannya, namun sepertinya namja itu tidak salah memanggilnya noona. Hye Mi pikir dia adalah seorang trainee yang masih bersekolah, makannya larut malam seperti ini ia masih ada disini. Karenanya Hye Mi hanya diam saja.
Namja itu juga terdiam. Dalam sekejap suasana jadi berubah canggung.
“Kalau begitu, aku pergi dulu ya noona…” pamitnya tiba-tiba.
“Eh chakkaman!” Hye Mi memanggilnya tepat sebelum namja itu melangkah. “Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?” akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari bibir Hye Mi, ia merasa sangat penasaran dengan namja yang satu ini.
Namja itu tak langsung menjawab sampai akhirnya hanya tersenyum, “Aku pernah bertemu denganmu di kantin minggu lalu.” lanjutnya, membuat Hye Mi mencoba mengingat kapan itu terjadi. “Waktu itu noona sedang duduk bersama Shinwoo Hyung.”
“Di kantin?” tanya Hye Mi sambil melihat ke arah namja itu lagi. Masih belum mampu mengingatnya, bahkan nama “Shinwoo” itu juga tak membantu.
“Tidak pa-pa jika noona tidak ingat.” Dia tertawa kecil. “Mungkin lain kali ingatan itu akan muncul lagi.”
“Ne~” jawab Hye Mi merasa sangat bodoh karena bahkan tak mampu mengingat namja itu setelah ia menceritakan kapan mereka pernah bertemu. “Tapi, apa aku boleh tahu namamu?”
“Oh.. namaku…”
“Gongchan?” panggil seseorang yang baru saja datang. “Kau baru selesai latihan?”
Hye Mi dan namja bernama Gongchan itu langsung menoleh.
“Jinyoung? Kau…?” pekik Hye Mi tak melanjutkan kata-katanya.
“Annyeonghaseo~” sapa Jinyoung sambil berjalan mendekat.
“Kalau begitu sepertinya aku harus pergi sekarang.” pamit Gongchan tiba-tiba. Padahal Hye Mi ingin bertanya lebih lanjut, namun namja itu justru langsung berlari melintasi koridor.
“Kau sudah selesai latihan?” tanya Jinyoung lagi.
Hye Mi mengangguk, “Waeyo?”
Jinyoung tidak menjawab pertanyaan itu justru tersenyum sambil melirik sebuah kotak makanan yang diangkatnya, membuat Hye Mi mengernyit heran.
“Ayo kita makan didalam. Aku sudah memasak makanan special untukmu.”
“Mwo?” Hye Mi terkejut. Ingin mengeluarkan begitu banyak pertanyaan, namun niat itu tertahan saat Jinyoung menggandengnya kembali masuk ke ruang koreo.
“Bagaimana? Enak tidak?” tanya Jinyoung saat Hye Mi mulai mencicipi suapan pertamanya.
“Mashitta!” Hye Mi tersenyum lebar. “Tapi kenapa kau tiba-tiba datang dan membawakanku makanan yang banyak seperti ini?”
Yang ditanya justru terkekeh pelan. “Aku hanya ingin memenuhi janjiku…”
‘Eh? Janji?’
“….Apa kau lupa dengan perjanjian kita tentang ‘lancar-berbahasa-korea-dalam-satu-bulan?” Jinyoung balik tanya.
“Ah iya!” Hye Mi langsung menepuk keningnya dengan keras. “Aigooo~ kenapa aku bisa melupakannya?”
Jinyoung justru tertawa. “Gwencahana. Aku tahu akhir-akhir ini kau sibuk dengan latihanmu untuk penilaian bulan depan.” Ucapnya sambil menatap kea rah Hye Mi. “Sekarang pengucapan bahasa koreamu sudah jauh lebih baik. Anggap saja kau yang menang. Dan aku sudah menraktirmu dengan makanan buatanku. Impas bukan?”
“Mwo? Mana bisa begitu? Aku jadi tidak enak karena telah merepotkanmu.” Dia tertunduk dan memukul kepalanya. “Aku memang selalu merepotkanmu. Uh babo! Hye Mi babo!”
Jinyoung langsung meraih genggaman tangan Hye Mi dan membuat gadis itu berhenti memukuli kepalanya, “Gwenchana. Aku senang bisa membantumu.” Dia tersenyum. “Dan bukankah sesama teman harus saling membantu?”
Hye Mi justru tertegun menatap senyum Jinyoung. Ia tak mengeluarkan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan itu. Tampaknya senyum Jinyoung sekali lagi membuat semua kata-kata yang ada dalam benak Hye Mi sekejap hilang, dan entah kenapa yang terdengar sekarang justru dentuman keras detak jantungnya.
Teman? Iya… sekarang Jinyoung adalah teman…
Teman yang bahkan tak pernah Hye Mi temui ada yang sebaik, setampan, dan semanis Jinyoung.
***
Sambil menutup pintu loker, Hye Mi jadi teringat kejadian tadi malam. Lucu sekali saat mengetahui Jinyoung rela datang di tengah malam hanya untuk mengingatkan Hye Mi akan perjanjian mereka berdua. Dan makanan itu… rasanya benar-benar enak. Jujur jika ada kesempatan Hye Mi jadi ingin mencobanya kembali.
Tanpa Hye Mi sadari ia justru terkekeh sendiri sambil berjalan pelan menuju ruang koreo. Yeoja itu tak henti-hentinya tersenyum mengingat kejadian tadi malam. Benar-benar pengalaman yang langka pikirnya.
“Oh mianhe, kukira ruang ini sedang kosong.” Ucap Hye Mi sesaat setelah ia membuka pintu ruang koreo. “Kalau begitu aku akan menunggu di luar saja.”
“Chakamanyo noona!”
Hye Mi berhenti berbalik dan kembali melihat ke arah ruang koreo itu.
“Gongchan?”
Gongchan tersenyum. “Kau bisa memakainya, aku akan istirahat sebentar.”
Hye Mi terdiam sejenak lalu akhirnya mengangguk.
Tanpa menunggu lebih lama, setelah pemanasan Hye Mi mulai memutar music dari I-Pod yang terhubung melalui head setnya. Dia bergerak lincah kesana kemari tanpa memperdulikan Gongchan yang masih disana tampak begitu serius memperhatikan setiap gerakan yang Hye Mi lakukan.
“Ada apa Gongchan?” Hye Mi tiba-tiba berhenti menari. Sepertinya yeoja itu mulai sadar dengan tatapan Gongchan yang mengarah padanya. “Jika kau ingin mulai lagi dan menggunakan musik, tidak apa-apa. Aku tidak akan terganggu.” Ucapnya sesopan mungkin sambil menunjukkan headset agar Gongchan tidak sungkan mulai menari lagi.
“Ah aniyo noona. Aku hanya sedang memperhatikan gerakanmu. Kau sangat hebat.” Jawabnya polos. Spontan Hye Mi tersenyum lalu berjalan mendekat dan meraih botol minumnya.
“Kau juga hebat.” Ucapnya sambil meminum air dalam botol yang dibawanya.
“Ani.” Sanggah Gongchan. “Aku tidak hebat dalam menari, oleh karena itu aku lebih sering berlatih.”
Hye Mi terdiam, ucapan Gongchan membuatnya berfikir sejenak. Sepertinya namja itu benar,  Hye Mi memang tidak hebat dalam menari, namun ia lebih tidak hebat dalam menyanyi. Seharusnya dia tak hanya rajin berlatih menari, melainkan juga menyanyi.
“Noona, aku pulang dulu ya.” Pamit Gongchan sesaat setelah mereka selesai berlatih.
“Ah Ne~ hati-hati Gongchan.”
Tak lama setelah itu Hye Mi pun meninggalkan ruang koreo. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti ketika ia mendengar suara piano mengalun indah dari ruang vokal. Awalnya memang ruang ini yang akan Hye Mi tuju, namun ia berfikir hari sudah terlalu larut. Lagipula ia bisa berlatih vokal di dorm, pikirnya.
Namun suara piano itu benar-benar membuatnya penasaran. Perlahan Hye Mi berjalan mendekat sambil mumbuka pintu ruang vokal sepelan mungkin.
“Kalau kau ingin masuk, masuk sajalah.” Ucap orang itu tiba-tiba. Tampaknya ia menyadari kehadiran Hye Mi disana. Membuat Hye Mi seketika terkejut.
“Mianhe, aku tak bermaksud…” Hye Mi tak melanjutkan ucapannya ketika ia mulai mengingat sesuatu mengenai namja itu. “Oh bukannya kita pernah bertemu?” tanya Hye Mi to the point. Ia ingat betul pernah bertemu dengan namja berambut gondrong, berbadan tinggi dan berkacamata besar ini. Hye Mi yakin ingatannya tak mungkin salah.
 “Ne~ Dan kau temannya Jinyoung itu kan?” Suaranya terdengar begitu tenang.
Hye Mi mengangguk sambil berjalan mendekat. “Apa yang kau lakukan disini oppa?”
Dia tak langsung menjawab justru tersenyum, “Oppa?” tanyanya balik karena merasa aneh mendengar panggilan itu.
“Eh?” Hye Mi jadi tidak enak. “Apakah aku salah memanggilmu oppa?”
Dia menggeleng, “Tidak. Hanya saja sepertinya umur kita tidak berbeda jauh.”
 Hye Mi sempat terkejut, kali ini dia benar-benar malu karena sudah salah menilai orang.
 “Lalu… apa kau bisa memainkan ini?” ucap namja itu mengalihkan perhatian seraya melirik ke arah piano.
“Bermain ini? Ehm… hanya sedikit.” Jawab Hye Mi menunjukkan kata sedikit dengan jari telunjuk dan jempol yang ia dekatkan.
“Kalau begitu duduklah.” Dia menggeser posisi duduknya kemudian mempersilakan Hye Mi duduk dikursi piano yang cukup untuk mereka berdua.
Awalnya Hye Mi ragu, namun akhirnya menerima tawaran namja itu untuk bermain piano. Jemari Hye Mi pun mulai mendekati tuts piano, namun ia tak langsung memainkannya. Sudah lama ia tak bermain piano, dan kini harus bermain dihadapan seseorang yang belum lama ia jumpai. Yeoja itu jadi mendadak gugup.
“Kau bisa memulainya di nada ini.” Ucap namja itu menekan salah satu tuts piano. “Ini benar-benar membantu mengontrol pitch mu dalam menyanyi.”
Hye Mi lagi-lagi diam. Tampaknya ia mulai berfikir.
‘Pitch control? Ah.. bukankah Miss Young pernah membahas soal itu di penilaian bulan lalu?’
Hye Mi pun menurut. Ia mulai menekan tuts piano itu sampai terdengar sebuah intro lagu yang tak asing di telinga mereka berdua.
I’ve been living with a shadow overhead
I’ve been sleeping with a cloud above my bed
I’ve been lobely for so long
I just can’t seem to move on
Namja yang duduk tepat disamping Hye Mi tersenyum sekilas. Ia sempat terkejut ketika Hye Mi menyanyikan lagu ‘Way Back Into Love’ secara tiba-tiba. Namun akhirnya dia pun ikut menyanyi sesaat setelah Hye Mi menoleh menandakan part menyanyi pria itu sebentar lagi.
I’ve been hiding all my hopes and dreams away
Just in case I ever need them again someday
I’ve been setting aside time
To clear a litte space in the corners of my mind
Mereka terus menyanyikan lagu itu sampai habis… tak peduli malam telah larut… tak peduli lorong gedung telah sepi… namun alunan lagu itu tetap terdengar indah diikuti dengan suara dua orang yang bahkan belum sempat saling bertukar nama masing-masing.
***
“Rupanya kau datang lebih awal lagi Gongchan.” Ucap Hye Mi saat menemukan sosok Gongchan telah memakai ruang koreo sebelum ia datang.
Gongchan pun tersenyum menghentikan dance nya dan menghampiri Hye Mi, “Apa noona mau latihan sekarang?”
Hye Mi mengangguk sambil menaruh tasnya. “Apa aku mengganggumu?”
“Ani noona.” Jawab Gongchan sambil menggoyangkan tangannya. “Bagaimana kalau kita menari bersama? Mungkin tarianku memang tidak terlalu bagus, tapi…”
“Baiklah. Kita menari bersama malam ini.” Potong Hye Mi cepat. “Dan jangan pernah bilang kalau tarianmu tidak terlalu bagus lagi. Karena bagaimanapun juga disini kau adalah seniorku Gongchan. Arasso?”
Gongchan pun tersenyum lebar, “Ne arraso.” Jawabnya tanda mengerti. “Eh tapi aku membawakan sesuatu untukmu noona.” Gongchan mulai mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, “Ini… lihatlah.”
Ternyata itu adalah sebuah notebook. Didalam notebook itu terdapat beberapa video dance performance. Tidak terlalu banyak namun cukup lengkap, mulai dari artis korea sampai mancanegara.
“Kau bisa mempelajarinya untuk menambah variasi gerakanmu noona.”
Hye Mi tampak terkejut melihat video-video Gongchan. “Astaga… ini… ish kenapa aku tidak berfikir untuk mencari video dance seperti ini?” runtuk Hye Mi pada dirinya sendiri. “Gomawo Gongchan…Jeongmal…”
Gongchan justru tertawa lebar. “Ne~ cheonmaneyo noona.”
Benar saja. Hye Mi langsung mengamati dengan teliti setiap detail gerakan itu dan mencoba mengingat poin penting di dalamnya. Sambil melihat, otak Hye Mi berkali-kali membuat hitungan sampai akhirnya dia mampu memadukan gerakan  itu dengan gerakan yang sebelumnya telah ia buat.
Akhirnya mereka mulai berlatih bersama. Diawali dengan dance yang mereka lihat dalam video, sampai mereka menunjukkan dance skill masng-masing secara bergantian.
Sangat menyenangkan bagi mereka berdua. Selain bisa mencoba gerakan baru, mereka juga saling bisa bertukar pikiran dan memilih gerakan mana yang mungkin lebih baik ditampilkan, dan gerakan mana yang sudah sering dipakai trainee lain. Meski lebih muda, tentu saja Gongchan lebih lihai dalam hal ini. Hye Mi merasa sangat terbantu dengan masukan namdongsaengnya yang satu ini.
“Gomawo Gongchan, kau banyak membantuku akhir-akhir ini.” Ucap Hye Mi seraya mengambil satu persatu barang yang ia bawa di ruang koreo.
“Dengan senang hati noona. Lagipula aku juga banyak belajar darimu.” Gongchan tersenyum menggemaskan, lantas Hye Mi tertawa.
“Lalu bagaimana dengan penilaian besok? Apa kau sudah siap?”
Hye Mi tak langsung menjawab, ia justru memandang kea rah Gongchan sambil tersenyum. “Tentu saja siap.” Jawabnya mantap. “Aku benar-benar tidak sabar mengambil kembali 99% yang bulan lalu telah kuhilangkan.” Lanjut yeoja itu sambil tersenyum lebar.
-To Be Continue-


Hyaaaa~ sepertinya Hye Mi dapet dua temen baru lagi nih. Hihihihi
Oiya, maybe di part2 ini belum terlalu banyak adegan romance+konflik nya, soalnya author pengen nyeritain dulu gimana hari-hari Hye Mi selama training. Ntar di part-part  selanjutnya baru muncul konflik tokoh utama sama tokoh-tokoh lainya. Hehehe. Jadi mohon bersabar yaa, dan jangan bosen2 baca FF ini… *author bow 100x.
Dannn, kemaren ternyata banyak readers yang pada kompakan nanyain soal FF One Shoot Shinee yang aku janjiin sebelumnya. Wkwkwkwk. Sebenernya aku dah nyiapin FF One Shoot SHINee buat segera di post. Tapi mian, sekarang masih aku simpen ^^v. Maybe aku post beberapa hari lagi biar pada penasaran *plak!
Ini dia covernya~



Judul dan cast nya udah keliatan kan di cover? Hihihi

No comments:

Post a Comment