Pages

Monday, 27 June 2011

FF SHINee : Fool Again!

Heillowww semua~ aku datang lagi setelah hiatus kurang lebih 3 minggu.
Adakah yang kangen dengankuuu?? *pasti gak ada TT__TT. Kekeke
Yasudahlahh, pasti udah pada ngga sabar kan baca FF ini?
Tapi jangan diketawain yaa kalo ternyata FF nya jelek. Soalnya udah lama nih gak bikin FF (terakhir bikin yang sweet summer. Kalo yang FF Key udah dibikin dari taon kemaren malah *plak!) <<--- malah curcol.
Langsung aja yoo~ selamat membaca ^^


Tittle               : Fool Again!
Author                        : Ichaa Ichez Lockets
Cast                 : Park Eun Mi, Taemin SHINee.
Genre              : Friendship, Comedy.
Length            : One Shoot.

“I hate this love song~~!”
“I hate this love song~~!”
Kuputar keras lagu bigbang-love song favoriteku di dalam mobil. Suasana Seoul sore ini sangat padat dan penuh. Belum lagi kemacetan jalan. Benar-benar menjemukan.
Setidaknya lagu ini bisa memberiku sedikit semangat, pikirku.
Perjalanan pulang kerumah sekitar 8 km. Dan sekarang aku tepat berada di km yang ke 4. Berarti sudah separuh jalan. Tapi mungkin masih beberapa traffic light yang harus kulalui.
Apesnya lagi ada sebuah truk besar yang dengan tanpa dosa berada didepan mobilku. Truk barang itu tak hanya besar tapi juga tinggi. Tentu saja menghalangi pandanganku untuk melihat traffic light. uhh~
Tak ada pilihan. Aku harus membuka jendela dan menjulangkan kepalaku keluar mobil.
“Jeduk!”
BODOH! Aku lupa memperhatikan seseorang yang berada tepat disamping mobilku. Walhasil kepala kami terbentur.
Tak mau lebih malu, cepat-cepat kututup kaca mobil sebelum dia melihat wajahku. Beruntung kaca mobil ini tidak terlihat dari luar, jadi aku bisa langsung bersembunyi sambil sedikit mengintip di baliknya.
Kacamata berframe hitam besar, headphone, jaket berwarna abu-abu dan sebuah sepeda. Hanya itu yang bisa kutemukan. Tentu saja berserta wajahnya yang terlihat cool. Yeah.. dia terlihat cool dengan rambut merahnya meski hanya menggunakan sebuah sepeda.
“TINN!!” klakson mobil di belakangku meraung-raung, memaksaku berjalan karena traffic light sudah berubah hijau.
Akupun melewati namja itu. Sepintas kulihat dari kaca spion, namja itu tampak santai menggunakan sepedanya berjalan lambat dibelakangku. Perlahan mulai tak terlihat oleh kendaraan lain.
Dan berlalu…
***
            Pukul 16.15. Tepat sama seperti kemarin. Kuhentikan skuter miniku tepat disamping tiang traffic light tempat aku bertemu dengan namja itu kemarin.
            Eh tunggu… skuter mini?
            Oke kuakui hari ini aku sengaja menggunakan skuter bukan karena ayahku bangkrut dan harus menggadaikan mobil. Tapi karena namja itu. Dengan sukses dia membuatku galau tadi malam. Aku benar-benar penasaran akan sosok dirinya.
Well yeah, kau akan tahu.
            Sudah sekitar 23 detik aku menunggu lampu merah berubah itu menjadi hijau. Namun sosok namja itu tak juga kutemukan. Kalau dia tak juga muncul, bisa-bisa aku terpaksa melewati traffic light ini dan berharap bertemu dengannya esok hari.
            “Ugh!” karena kesal kutinju spion skuter sampai bengkok. Yang ada justru tanganku yang sakit. Oke aku bodoh sekali lagi.
            Tapi tanpa sengaja spion bengkokku justru menampakkan sosok yang kucari didalamnya. Namja itu ternyata berada di belakangku!
            “Gotcha!”
            Tepat setelah itu lampu berubah hijau. Kuperlambat laju skuterku pada kecepatan yang paling rendah agar aku bisa mensejajarkannya dengan sepeda itu. Pelan dan semakin pelan sampai akhirnya dia menyalipku.
            Hehe, kupikir sekarang tinggal membuntutinya saja.
            Aku tersenyum sambil melihat punggungnya yang membungkuk karena kedua tangannya harus meraih stang sepeda. Kuperhatikan pula rambutnya yang bebas tersapu angin karena tak terlindungi apapun kecuali headphone warna putihnya.
            Sekali lagi aku tersenyum. Kupikir aku bodoh karena melakukan hal yang bahkan aku tak tahu apa maksudnya. Tak apalah yang penting aku senang. Setidaknya aku ingin mencari jawaban atas rasa penasaranku. Itu saja.
            Awalnya namja itu berjalan santai, semakin lama semakin lambat sampai akhirnya berhenti. Eh? Kenapa ia berhenti? Apa dia tahu kalau sedang kubuntuti?
            Sedetik kemudian dia menengok.
            OMO! Dia benar-benar menyadarinya !!
            Karena panic, aku langsung menarik gas skuterku lalu melewatinya sekencang mungkin.
            “Neomu Baboya! Hampir saja aku ketahuan! Babo! Babo!” ucapku sambil memukul helm berulang-ulang.
            Tapi ternyata kebodohanku tak hanya sampai disitu. Aku baru sadar kalau ternyata aku melewati traffic light.
            “Berarti dia tadi berhenti karena traffic light? Bukan karena menyadari keberadaanku?” tanyaku sendiri seperti orang bodoh. “Ish! Kenapa aku tidak tahu kalau tadi ada traffic light? Huh!”
            Dan benar, tak sampai satu menit bisa kulihat ada polisi lalu lintas yang menuju ke arahku. Pasti aku ditilang karena menerobos lampu merah begitu saja.
            Belum lagi aku tidak punya SIM C, hanya SIM A.
            Habislah aku!
***
            Esoknya, karena tak ingin lebih sial lagi, aku jauh lebih prepare dari sebelumnya. Bukan menggunakan mobil atau skuter. Tapi menggunakan sepeda.
            Brillian bukan?
            Okelah… aku memang tidak se brillian itu. Tetap saja terlihat bodoh. Bahkan lebih bodoh dari sebelumnya, karena ternyata menggunakan sepeda itu sungguh melelahkan.
            Dengan pelan kukayuh pelan sepeda miniku mengingat ini masih jam 4 sore. Berarti waktuku untuk sampai ke perempatan itu masih 15 menit lagi.
            Setelah menempuh jarak kurang lebih 4km, akhirnya aku sampai juga di perempatan yang kutuju. Dan ketika tiba disana, lagi-lagi lampu berwarna merah menyambutku. Baguslah, kupikir aku tinggal menunggu.
            Kutebar pandang mencari-cari sosok itu disana. Tidak ada. Aku justru menemukan sesosok namja yang mirip dengan namja itu ada di seberang perempatan. Ah bukan! Bukan hanya mirip. Tapi dia benar-benar namja itu!
Aigoo~ dia sudah melewati traffic light sebelum aku datang! Eotokhae??
            Aku mendadak jadi cacing kepanasan disana. Benar-benar tidak sabar menunggu lampu berbuah hijau.
            3…2…1 hijau! Aku langsung mengayuh sepedaku sekencang mungkin yang aku bisa. Hosh hosh… benar-benar melelahkan!
            “BRUK!”
            Aneh. Tiba-tiba saja aku terjatuh tanpa sebab di pinggir jalan. Kejadian itu terasa begitu cepat sampai akupun tak tahu sejak kapan dan karena apa aku bisa terjatuh. Tau-tau aku sudah terkapar tak berdaya di trotoar.
            “Kyaa! Kenapa aku bisa jatuh? Siapa saja…. Tolong aku!!”
            Kutebarkan pandangan ke sekitarku. Biasanya didalam sinetron atau drama, disaat-saat seperti ini akan ada orang yang datang menolong, terutama namja itu. Tapi sekarang?? Tak ada siapapun disana. Krik krik krik
            “Ish!” kutendang sepeda itu dengan keras. Yang ada justru kakiku jadi terasa sakit karena ternyata sepeda itu tak kalah keras.
            Dasar bodoh!
            Akhirnya kutinggalkan bergitu saja sepeda itu di pinggir jalan, sementara aku berjalan kaki mencari bantuan.
            Tepat di toko pertama aku langsung masuk. Ternyata disana tak ada siapapun. Mungkin pemiliknya sedang masuk ke dalam, pikirku.
            Saat itu juga mataku justru menangkap botol air minum yang tertata di rak. Aku mendekatinya lalu memilih mana minuman yang cocok untukku.
            “Eum ini…” aku mulai memundurkan langkahku menatap rak berisi minuman itu. Tapi bodohnya aku lupa kalau dibelakangku masih ada rak lain yang berisi makanan ringan. Walhasil rak itu goyah. Walau tak jatuh tapi cukup membuat kegaduhan karena beberapa isinya tumpah dan berserakan di lantai.
            “Hey siapa disana?” teriak pemilik toko yang spontan membuatku panic.
            Aduh.. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?
            Aku tak tahu harus berbuat apa sekarang. Kepalaku tiba-tiba blank. Keputusan terakhir yang kupilih adalah lebih baik pergi sekarang juga.
            Kutinggalkan begitu saja makanan-makanan itu lalu kubuka pintu sebelum sang pemilik menyadarinya.
            “Bawa aku pergi dari sini secepatnya!!” pekikku panik sambil membonceng di belakang sebuah pengendara yang parkir didepan toko.
            Pengendara itu ikut saja, membawaku semakin menjauh melewati beberapa gang kecil sampai akhirnya melintasi sebuah padang rumput yang luas.
            Aku tak memikirkan apapun kecuali ahjussi pemilik toko yang meneriakiku tadi. Tak terpikirkan apapun… termasuk namja ini.
            Ah namja ini. Kenapa dia mau saja kusuruh-suruh?
            “Eh.. Stop..stop!” pintaku tiba-tiba. Dia pun menurut dan langsung memberhentikan sepedanya.
            Akupun meloncat lalu melihat siapa wajah yang ada dibalik punggung ini sedari tadi.
            GLEK!
Benar! Ternyata namja itu.
            Spontan aku membalikan badan sambil menutup wajah dengan kedua tanganku.
            Namja itu… kenapa harus dia yang ada disini? Harusnya dia sudah ada untuk menolongku saat terjatuh tadi. Tapi dia justru ada disini untuk menolongku kabur dari toko itu -___-
            Dia menatapku penuh tanda tanya. Aku justru semakin canggung. Perlahan kulangkahkan kaki melintasi ilalang untuk menjauhinya, masih dengan wajah yang tertutup tangan.
            BUG!
            Aku terjatuh. kali ini tersandung batu dan seluruh tubuhku dengan sukses menghantam rumput. Perbuatan bodoh apa lagi ini?
            “Aigoo! Gwenchanayo?” tanya namja itu lalu membantuku duduk.
            Aku tertunduk dalam, masih enggan menatap kedua matanya. Bisa-bisa dia akan merasa aneh bertemu dengan yeoja bermuka merah seperti kepiting rebus begini. Meski aku tahu aku ingin bertemu dengannya, tapi benar-benar memalukan dengan cara seperti ini.
            “Jinja gwencahana?” tanyanya lagi dengan sopan.
            “Nan.. nan gwenchana.” Jawabku malu.
            “Rumahmu dimana? Biar kuantar.”
            Jujur aku terkejut. Rupanya namja ini tidak hanya tampan, tapi juga sopan dan tentu saja baik hati.
            Ragu-ragu kubuka kedua tanganku dan langsung bisa melihat senyumnya yang terkembang tepat didepan wajahku.
            OMO~~ senyumnya begitu tulus.
            Kurasa aku akan meleleh. Ah tidak! Tapi pingsan.
            Tubuhku benar-benar jatuh kebelakang dan telentang di rerumputan menghadap langit sore yang berwarna biru bercampur jingga.
            Namja itu tidak merasa aneh melihat tingkahku. Justru kini ikut tiduran disampingku. Kami berdua terdiam sesaat sampai akhirnya dia menyodorkan sesuatu.
            Sebuah headphone yang biasa dia pakai.
            “Ini… dengarkanlah…”
            Akupun menerima headphone itu dan langsung memakainya. Sebuah alunan piano mulai menyelusup dengan tenangnya. Walau aku tak mengerti namun istrumen ini benar-benar membuatku tenang.
            “Oh iya, siapa namamu?” tanya namja itu disela lagu yang tengah kudengarkan.
            “Aku Eun Mi imnida.” Jawabku lalu menoleh ke arahnya. “Dan kau?”
            Dia sempat tersenyum lalu melihat ke langit. “Aku Taemin imnida. Senang bisa membawamu ke tempat favoriteku.”
            Aku tak menjawab, hanya membalasnya dengan senyuman.
            Taemin hanya tidak tahu kalau aku berlipat-lipat kali lebih senang daripada dirinya. Aku merasa beruntung, setidaknya bisa bertemu dengannya setelah serangkaian kebodohan telah kuperbuat hari ini.
            Dan Taemin… kurasa inipun akan menjadi tempat favoriteku mulai sekarang.
            “Taemin… sedang apa kau disana?” teriak sebuah suara dari arah belakang. Spontan aku dan Taemin langsung bangkit.
            ASTAGA! Ahjussi itu!?!
Entah pandanganku kabur atau tidak, tapi dengan jelas bisa kulihat laki-laki paruh baya itu mirip sekali dengan pemilik toko tempat aku membuat keributan tadi. Iya! Itu benar-benar dia!
            “Ne Aboji… waeyo?”
            MWO ABOJI?
            Seteguk lidah meluncur cepat melewati kerongkonganku, kedua mataku melotot lebar. OMO… sepertinya aku dalam masalah besar sekarang!!
-The End-
***
            Wekekeke, aneh banget yak?
            Okelah, author akan menerima dengan pasrah semua kiritikan, saran dan komen dari kalian (?) *mulai gaje.
            Oiya, setelah ini aku bakalan mulai aktif (?) lagi nge share FF setiap minggunya. Tapi karena ini lagi liburan, jadi ngga musti hari sabtu. Kadang2 hari senin, selasa, rabu, daaannnn seterusssnyaaa. Se jadinya aja deh ntar langsung author post. Kekeke
            Tapi author minta maap dengan sangat buat yang setia sama FF SHINee dari author, karena FF (chapter) berikutnya cast nya bukan SHINee. 
            Dannnn~ cast nya adalaahhhh *diiringi suara tabuhan drum dan panci tetangga (?)* …… B1A4!!! Author bakalan masukin unsur “SHINee” nya disitu, tapi yang jadi cast nya tetep B1A4.
Biar ngga pada bingung, ini dia teaser FF berikutnya.


            Tittle: VICTORY

            Naya, gadis berusia 19 tahun ini sepintas tidak memiliki perbedaan dengan gadis lainnya. Namun dibalik wajahnya yang polos, dia bersama dengan sahabat baiknya, Renata, memiliki sebuah keinginan yang besar untuk mewujudkan mimpi menjadi seorang artis korea dan mampu berdiri satu panggung dengan idolanya, SHINee.
            Lalu apakah Naya berhasil meraih impiannya? Jika iya, mampukah Naya melewati masa training yang berat? Temukan jawabannya di the next FF, Victory yang akan tayang di notes FB author kesayangan anda. Wkwkwkwkwk

*bagi yang OL komputer, bisa langsung lihat cover fool again sama VICTORY nya..

            Mianhe, soalnya author lagi pengeeennn banget bikin cerita kaya gitu. Soalnya akhir2 ini author lagi dapet banyak banget artikel konkritnya. Sekali-sekali author pengen ngangkat cerita dari artikel-artikel itu menjadi sebuah fanfiction.
            Tapi tenang, author bakalan tetep nge post FF one shoot shinee kog (tapi ngga bisa cepet2 ya ^^v). Jadinya, author senang, readers senang dan semua senang *apadeh*.

8 comments:

  1. yyyaaa seruu!!! ^^
    tpi ending nya g' memuaskan*kritik dikit*
    hehehehheehe ^^ *d getok kk* :D

    ReplyDelete
  2. aga' gaje -_- *dikroyok author

    ReplyDelete
  3. Hallo author ^-^
    aku reader baru dini, salam kenal~
    hmm, ff nya bagus, bisa sequel ga thor?hehe..
    *udh telat baca, minta sequel lagi

    ReplyDelete
  4. waaa, pdhl bagus ini ceritanya tapi sayang endingnya ngegantung gitu..dan itu ga bisa ngebayangin gimana muka eunmi bgitu tw taemin anak ahjussi tadi..hahaha

    ReplyDelete
  5. Aaaaa.....lanjutin lagi dong kak, bagian ini. Masa nanggung gini sih? egk enak bangeeeeeeetttttttt.....

    ReplyDelete
  6. ceritanya gantung thor...tapi tetep seru kok...hehe. Ikut nimbrung ya. Saya reader baru di sini. :)

    ReplyDelete