Pages

Wednesday, 1 September 2010

FanFict - Between Us - Part 5

Lanjut part ke 5 yah . tengs b4 buat komen2nya J . aku juga pengen ngasih tau, sebenernya alur cerita ini emang ngga jauh beda sama You’re beautiful, tapi adegan2nya ku bikin beda . enjoy this guys J

Between Us
Part 5

                Minam tak ingin membuat yang lain kecewa. Oleh karena itu Minam selalu berlatih dengan keras. Melihat keseriusan minam, semangat anggota ANJELL lainnya juga semakin meningkat. Minam benar-benar membawa nafas yang berbeda.
                Jika latihan berlangsung, heyi sering datang dan membawakan makanan. Perhatian He Yi ke tae kyung terkadang berlebihan. Namun tae kyung tidak begitu memikirkannya. Tae kyung hanya menghormati he yi sebagai anak pemilik café tempat tae kyung bekerja.
                “Semua, ayo pergi latihan!” ucap minam ketika siap untuk berangkat. Tapi Jeremy dan shinwoo tidak ada. Yang minam temukan hanya tae kyung yang sedang asik bermain gitar. “Kak tae kyung, yang lain mana?”
                “Jeremy pergi bersama temannya. Sedangkan shinwoo sedang mencari referensi gitar.” Ucap tae kyung tanpa memandang minam.
                Saat itu juga hape tae kyung berdering. Rupanya dari pemilik Café. Pemilik café meminta tae kyung untuk datang. Karena tak ada personil lain, akhirnya tae kyung mengajak minam.        
                “Hwang tae kyung, rupanya kau sudah datang.” Ucap he yi ketika tae kyung tiba. Heyi tampak terkejut saat tae kyung datang tidak sendirian.
                “Mana ayahmu?”
                “Oh… dia…” heyi berfikir sejenak. “Minam, bisakah kamu meninggalkan kami berdua?”
                Minam memandang tae kyung namun tae kyung tak membalas pandangannya. “Baiklah.” Minam langsung pergi dan menunggu diluar.
                “Katakan, dimana ayahmu? Dia bilang ingin bertemu denganku.”
                “Tak usah buru-buru, sebaiknya kita ngobrol sebentar.” Ucap heyi penuh goda.
                Tae kyung mulai emosi, “Sebenarny yang ingin bertemu denganku itu kamu, atau ayahmu sih?”
                “Jika aku yang ingin bertemu memangnya tidak boleh?” lagi-lagi he yi menggoda tae kyung.
                Diluar, minam duduk diatas kursi depan café. Kakinya ia biarkan menggantung dan sesekali ia goyang-goyangkan. Matanya celingak-celinguk dengan bodohnya, mengamati setiap orang yang lewat.
                “Minam, ayo kita pergi dari sini.” Tae kyung tiba tiba keluar dari café dengan wajah yang masam lalu berjalan melintasi minam begitu saja. Minam terkejut dan setengah berlari menyamakan langkah tae kyung.
                “Kakak, kita mau kemana?”
                “Pulang.” Jawab tae kyung singkat.
                Dahi minam berkerut. “ bagaimana kalau kita jalan2 saja. Aku belum pernah jalan2 di kota seoul.”
                “Tidak mau.”
                “Kalau begitu kita mampir saja ke toko musik sambil melihat-lihat.”
                “Tidak mau.” Jawab tae kyung datar.
                “Ehmm.” Minam berfikir. “Kita makan saja kak!”
                Langkah tae kyung berhenti. “Sudah kubilang tidak mau!” saat itu juga terdengar suara perut dangdutan.
                “Eh? Suara apa itu? Sepertinya bukan dari perutku.” Tanya minam penasaran.
                Tae kyung mencoba untuk tenang dan menyembunyikan wahah paniknya.
                “haaaa… pasti suara perut kakak kan? Hahahaha..” tawa minam meledak. “Ayo kita makan.”
                Sempat ada perdebatan dengan menu makan siang itu. Sampai akhirnya tae kyung mengalah dan mereka makan spaghetti. Selesai makan saatnya untuk pulang. Ditengah jalan, minam menemukan sebuah brosur lomba band.
                “Kakak. Ikut lomba ini yuk. Siapa tahu kita menang.”
                “Kalau hadiahnya bukan kontrak rekaman aku tidak mau.”
                “Hadiahnya memang bukan itu. Tapi lumayan kak, ada uang 3 juta won dan privat holiday. Ayolah.. ikut kak!”
                “Sudah kubilang tidak mau ya tidak mau.”
                “bibir minam mengerucut. “Wah tanggal terakhir pendaftarannya hari ini. dan kalau tidak salah, tempat pendaftarannya juga sudah dekat. Kalau kakak tidak mau biar aku saja yang mendaftar.” Minam langsung pergi meninggalkan tae kyung.
                “terserah! Jika mau, lomba saja sendiri!” tae kyung berjalan kea rah yang berlawanan. Dia piker, jika gadis itu pergi dia juga tak akan rugi. Tapi baru berjalan beberapa langkah, tae kyung berfikir ulang. “Bukankah dia tidak tahu daerah sini? Nanti jika dia tersesat, pasti aku yang dituduh menelantarkannya.” Tae kyung menghela nafas. “Gadis itu memang merepotkan!”
                 Dengan terpaksa tae kyung kembali menyusul minam ke tempat pendaftaran lomba band. Ketika tae kyung menemukan minam, minam langsung tersenyum. karena ternyata minam sudah selesai mendaftar.  Tae kyung sudah tak punya pilihan.
                “hehe, sekarang mau tidak mau kakak harus ikut karena aku mendaftar atas nama ANJELL.” Minam tersenyum puas sambil menggit lidahnya. Tae kyung terkejut sesaat.
                “lagi-lagi kamu merepotkanku.” Desah tae kyung.
                “haha. Ayo kita pulang.”
                Sore itu mereka pulang naik bis. Kebetulan bis sedang lengang. Minam duduk didekat jendela dan tae kyung duduk disampingnya. Karena bosan, tae kyung mendengarkan music dengan headset. Tae kyung tampak menikmati lagu itu sambil menutup matanya.
                Dalam sesaat minam terhenyak. “Dia terlihat begitu tenang.” Pikir minam. “benar-benar berbeda dari yang biasa kulihat.” Minam memandang tae kyung penuh arti. Mata yang indah, rahang yang kukuh, hidung yang mancung dan garis wajah yang lurus. Tae kyung benar-benar begitu menawan.
                Dengan sekejap seperti ada desir yang hinggap di hati minam.

No comments:

Post a Comment