Pages

Wednesday, 1 September 2010

FanFict - Between Us - Part 4

Akhirnya part 4 nongol juga . hehe . makasi ya yang masih setia baca dan mau komen .

Between Us
Part 4

                Keesokan harinya, pagi-pagi benar minam meninggalkan rumah untuk mencari pekerjaan. Tak lupa ia menyiapkan sarapan dan membereskan perabotan. pagi ini minam bertekad harus mendapatkan pekerjaan. Dia mendatangi pertokoan atau bahkan rumah-rumah. Sampai akhirnya ada sebuah rumah yang membutuhkan tukang kebun. Dengan giat minam bekerja disana. Mulai dari memotong rumput, menyiram tanaman sampai memangkas batang pohon.
                “wah..banyak sekali.” Ucap minam saat mendapatkan gaji dari pemilik rumah.
                “itu setimpal dengan hasil kerja kerasmu hari ini.”
                “oh… terimakasih banyak!”
                Minam sangat girang. Dia pulang dengan semangat. Saat itu hari sudah mulai gelap. Tak lupa dia membeli 4 porsi makanan untuk makan malam.
                “gominam, kamu sudah pulang?” Tanya Jeremy ketika minam tiba.
                Minam tersenyum. “eh, kalian mau kemana?”
                “minam, kami ingin mencari pekerjaan lagi di café. Kamu jaga rumah ya.” Ucap shinwoo mengambil gitar.
                “tapi apa kalian sudah makan malam?”
                Semua hanya saling berpandangan.
                “Kalobegitu kebetulan. Aku tadi baru saja dapat pekerjaan. Lalu kubelikan makanan untuk kalian. Ini!” minam menunjukkan makanan kea rah tae kyung sambil tersenyum puas.
                Tae kyung menyipitkan matanya.
                Malam itu mereka makan bersama. Awalnya tae kyung menolak. Tapi Jeremy memaksanya. Hingga akhirnya makanan itu mendarat juga didasar lambung tae kyung.
                Selesai makan mereka bergegas ke café. Minam ikut atas ajakan shinwoo dan Jeremy. Sedangkan tae kyung sudah tak peduli.
                “I love you forever…”itulah liraik terakhir lagi promise yang tae kyung nyanyikan saat mereka manggung di café.
                “wah keren!” teriak minam dibarisan depan.
                Tae kyung membuang muka, mala mini ia tidak bisa tampil maksimal karena daritadi minam dengan tampang blo’onnya memandang tae kyung tanpa berkedip dan dengan mulut yang menganga lebar. Tae kyung jijik dan merasa terganggu.
                “Bagaimana permainan kami?” Tanya tae kyung ke pemilik café.
                “ehm sebenarnya lagunya sangat variatif. Tapi entah kenapa vocalisnya tadi tidak menyanyi dengan sepenuh hati.”
                Pandangan Jeremy dan shinwo beralih kea rah tae kyung. Sedangkan tae kyung mengalihkan pandangan kea rah minam. Minam pura-pura tidak tahu. Ini semua karena kamu minam, piker tae kyung.
                Pemilik café itu sempat meminta waktu untuk berfikir, sampai akhirnya, “sebelumnya saya minta maaf, sepertinya…”sebelum sempat dia melanjutkan perbincangan, ada suara yang mengalihkan perhatiannya. Itu suara tuts piano yang dibunyikan dan suara emas seorang cewek.
                Pemilik café dan ketiga personel anjell menoleh. Diikuti semua penonton. Ternyata cewek itu gominam yang iseng bermain piano disamping panggung. Suara minam begitu lembut dan melengking tinggi.
                Ketika minam selesai bernyanyi, penonton bersorak. Minam justru kaget dan takut lalu berlari kea rah anjell.
                “luar biasa, suaramu begitu indah” ucap pemilik café. “apa kamu mau bekerja disini?”
                Minam terkejut, matanya melotot dan ia menunjuk kea rah dirinya sendiri. “aku?” minam jadi terlihat bodoh.
                “iya, kamu.”
                “tapi…” minam memandang tae kyung. Tae kyung buang muka. Lalu minam memandang shinwoo dan Jeremy. Keduanya mengangguk.
                “ehm, oke.”
                Wajah tae kyung makin masam.
                “tapi aku mau bekerja jika bersama mereka.” Ucap minam mantap.
                “oh, jadi kalian ini saling kenal? Oke jika itu yang kamu mau.”
                “benarkah?”
                “ayah?” tiba-tiba ada seorang gadis cantik yang datang dan memanggil pemilik café.”siapa mereka?”
                “mereka ini akan menjadi band pengganti di café kita.”
                Gadis itu mengangguk angguk. Lalu akhirnya memperkenalkan diri. “perkenalkan, aku yu he yi.”
                Minam, Jeremy dan shinwoo tersenyum. Sedangkan wajah tae kyung masih datar.
                Heyi memandang tae kyung dari atas sampai bawah. Sepertinya dia punya ketertarikan.
                “ayah, karena mereka baru saja diterima disini, bolehkah aku merayakannya dengan menraktir mereka?”
                “tentu saja.”
                Akhirnya he yi menraktir mereka beberapa minuman dan mulai bertanya-tanya.
                “gominam, bagaimana kamu bisa mengenal mereka bertiga? Kau ini bukan adik mereka kan?” Tanya he yi penuh selidik.
                “ehm… aku…”
                “dia ini teman sekelasku waktu sma.” Jawab shinwoo cepat. Mendengar kebohongan shinwoo, tae kyung langsung pergi.
                “owh…” heyi masih curiga. “kalau begitu mari kita rayakan dengan minum secangkri bir”
                “maaf aku tidak minum.” Ucap minam lirih.
                Jeremy heran, “tidak apa-apa minam, ini hanya berkadar rendah, kamu tidak akan mabuk.”      
                Minam tidak bisa menjawab dan memilih untuk pergi mencari udara di balkon. Disana minam bertemu tae kyung.
                “jangan harap aku berterima kasih karena kamu yang telah membuat kami diterima disini.” Ucap tae kyung.
                “tidak. Aku tidak memintanya. Justru aku yang harusnya berterimakasih karena diijinkan bergabung di band kalian.”
                tae kyung sinis. “ kamu, kenapa tidak minum bersama mereka? Malah mengikutiku kesini.”
                “aku tidak minum.”
                “dasar. Masih saja berlagak sok suci.”
                “bukan begitu kak. Sejak penyakit maag ku makin parah, aku tidak boleh minum-minuman keras. Jangankan minuman keras, kopi saja tidak boleh. Yang ada lambungku bisa terbakar.” Ucap minam polos.
                Tae kyung menoleh heran.
                “hwang tae kyung? Kenapa kau disini?” Tanya heyi yang tiba-tiba datang.
                Tae kyung tak menjawab. Lalu dengan pedenya heyi menggandeng tangan tae kyung dan mengajaknya masuk. Meninggalkan gominam yang memandang tae kyung dengan tatapan penuh harap.
                Sepertinya he yi benar-benar jatuh cinta dengan tae kyung. apakah tae kyung juga cinta dengan he yi? Lalu bagaimana dengan gominam? Apa dia juga memiliki perasaan yang sama?

No comments:

Post a Comment