Wuannyeong
lucider yang hari ini makin berseriii~
Kemaren kan aku
dah janji kalo ngga bakalan lama2 ngepostnya, oleh karena itu sesuai janjiku
hari ini aku bakalan ngepost part 12. Mhehehe
Karena ngga
terlalu lama, jadi ngga udah pake cuplikan langsung cekidot yaa
Jangan kaget
kalo di akhir part ada sesuatu yang mengejutkan!
Happy reading!
Tittle : Lucid Dream [Part 12]
Author : Ichaa Ichez
Lockets
Genre : Friendship, Romance, Angst,
Family.
Rating : PG-13
Cast : Jung Yujin, Kim
Jonghyun, Lee Jinki (Onew), Choi Minho, Lee Taemin, Kim Kibum (Key), Shin Hana.
Length : Chapter.
Desclaimer : This story is originally mine. This is
only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
-Flashback-
Tepat di samping gerbang fakultas ekonomi, sejak siang hari bertengger
sebuah motor sport berwarna hitam metalik yang menarik perhatian. Seorang namja
dengan jaket kulit duduk diatasnya sambil terus mengamati satu persatu
mahasiswa yang berlalu lalang melewati gerbang itu. Tampaknya ada seseorang
yang ingin ia temui disana.
Setelah menunggu kurang lebih satu jam, dari kejauhan terlihat seorang
yeoja yang baru saja turun dari mobil. Yeoja dengan rok terusan berwarna pink
pastel dengan motif polkadot itu langsung terkejut saat menemukan orang yang
tak asing sedang menunggunya disana.
“Apa yang sedang kau lakukan disini Jonghyun?”
Jonghyun tidak menjawab, justru meraih lengan yeoja yang merupakan sahabat
dari Yujin itu dan membawanya ke taman kampus yang tak jauh dari sana. Ia
melepas kacamata hitamnya kemudian menunjukkan sesuatu dalam handphonenya.
“Foto ini kau kan yang mengambil dan menyebarkannya?” tanya Jonghyun to the
point, tak alang membuat Hana seketika terkejut.
“Apa maksudmu? Jangan menuduhku yang tidak-tidak Kim Jonghyun!”
Jonghyun menyeringai. “Apa perlu aku cek nama admin yang memposting berita
ini di fansclub?” ia kemudian mengutak atik handphonenya. “...Tepat pukul 10
malam seorang admin bernama Flaming Angel baru saja memposting sebuah berita
dan beberapa foto dalam blog... Sepertinya kau lupa kalau blog ini memiliki
profil lengkap para admin dengan beberapa media sosial yang dimilikinya.”
Jonghyun kembali membaca sesuatu dalam handphonenya keras-keras. “Dan dalam
media sosial milik Flaming Angel tercantum bahwa nama aslinya adalah...”
“CUKUP!” Hana tersudut. Ia tak menyangka jika identitasnya bisa dengan
sangat mudah ditemukan. Padahal awalnya ia sengaja memposting foto-foto itu
agar Yujin mendapatkan kesulitan, tapi sekarang itu justru menjadi boomerang
baginya.
Semua yang Jonghyun katakan benar. Hana lah yang mengambil semua foto-foto
itu. Ia sengaja membuntuti semua kegiatan Yujin terutama bersama member SHINee
setelah tahu Yujin adalah manager mereka. Semua itu ia ambil sejak Minho
mengajak Yujin untuk mempersiapkan ulang tahun Onew, sampai saat Minho dan
Yujin pergi bersama bermain ice skating.
Kehadiran Yujin di antara member SHINee membuat Hana tidak terima. Apalagi
melihat kedekatannya bersama Minho, memberikan kecemburuan yang mendalam meski
ia tahu Yujin adalah teman terdekatnya. Ia tidak peduli siapapun itu, orang
yang mendekati Minho adalah musuh baginya.
“Aku tak menyangka ternyata kau
tidak hanya licik, tapi juga bodoh.” Cela Jonghyun yang lantas membuat Hana melirik
tajam. “Apa hanya ini yang bisa kau lakukan? Kau pikir dengan cara ini kemudian
Yujin menyerah dan pergi?”
“NE!” jawabnya tak mau kalah. “Memangnya kenapa? Kau ingin mengungkapkannya
pada Yujin untuk mengancamku huh? Katakan saja! Aku tidak takut!”
Jonghyun menarik salah satu sudut bibirnya. “Ani. Aku juga ingin membuatnya
pergi. Tapi tidak dengan cara bodoh sepertimu.”
Hana membola. ‘Ingin membuat Yujin pergi?’
“Jadilah yeojachinguku dihadapan mereka. Maka aku akan merahasiakan semua
perbuatanmu.”
-Flashback End-
Chagiya?
CHA-GI-YA?
Yujin terperanjat. Ia hampir
tidak mempercayai indera pendengarannya sendiri saat mendengar panggilan mesra
itu keluar dari bibir Hana. Apakah panggilan itu benar-benar ditunjukkan untuk
JONGHYUN?
Semua member tak kalah terkejut
saat mendengarnya, mereka semua masih terdiam menunggu bagaimana reaksi
Jonghyun. Tapi yang terjadi berikutnya justru lebih buruk. Jonghyun memeluk
tubuh Hana dari samping kemudian membawanya duduk tepat dihadapan Yujin. Dengan
tatapan yang nakal namja itu mendekatkan wajahnya ke arah Hana sambil berbisik
lirih. Ia pun tersenyum puas saat menyadari ekspresi Yujin berubah drastis.
Karena sudah tidak tahan akhirnya Yujin bangkit, dengan gerakan cepat ia
langsung meraih tangan Hana. “Aku ingin bicara denganmu diluar.”
“Shireo!” Hana menangkisnya.
“HANA!” bentak Yujin keras sambil menarik tangan sahabatnya sekali lagi.
Hana mencoba meminta bantuan pada Jonghyun tapi Jonghyun diam. Akhirnya Yujin
berhasil membawa keluar yeoja itu meski dengan deretan kalimat keluhan yang
terlontar darinya. Mereka berdua menaiki tangga dan berhenti diatas basement,
tepat dipinggir jalan.
“Apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan? Kenapa kau memaksaku seperti ini
huh?” protes Hana sambil memegangi pergelangan tangannya yang memerah.
“Katakan...! Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu.”
Hana bertingkah seolah ia tidak mengerti. Yeoja itu memainkan ujung
rambutnya sambil menatap penuh tanda tanya ke arah Yujin. “Apa maksudmu? Aku
tidak menyembunyikan apapun.”
Yujin menutup matanya dan menghembuskan nafas keras-keras. “Aku percaya
padamu Hana. Aku selalu berusaha tidak mengabaikanmu...”
“Tch...” Hana tersenyum kecut. “Kau lucu sekali Yujin. Kau bilang kau tidak
pernah mengabaikanku? Haruskah kukatakan semuanya sekarang?”
Yujin mengerutkan dahinya.
“Kau sudah menyembunyikan identitasmu sebagai manager mereka, kau juga
hampir setiap hari bertemu dengan mereka tanpa memberitahuku...”
“Tapi bukankah kau sudah memaafkanku?”
“...kau bahkan diam-diam pergi bersama Minho dibelakangku. Sekarang
bisa-bisanya kau bilang kau tidak pernah mengabaikanku?” nada bicara Hana
semakin meninggi. Tampaknya yeoja itu sudah tidak tahan untuk meluapkan amarah
yang selama ini bersembunyi dalam dadanya.
Yujin terdiam. Tatapannya nanar. Ia tidak pernah berfikir jika selama ini
sahabatnya memiliki anggapan seperti itu. Yujin tahu ia salah. Seharusnya sudah
sejak awal dia melibatkan Hana dalam kegiatannya. Ia bisa terima jika Hana
meluapkan emosinya seperti sekarang, bahkan ia pun tidak akan memberontak jika
yeoja itu memutuskan untuk menjauh darinya. Tapi dengan mendekati Jonghyun?
Kenapa Hana sengaja melibatkan namja itu hanya untuk menyakiti hati Yujin?
“Aku...” Yujin sampai sulit untuk membuka bibirnya. Kedua matanya berkaca-kaca. “Aku... tidak
pernah menyangka selama ini kau memiliki pikiran seperti itu Hana...”
“Jangan bertingkah seolah-seolah kau tidak menyadarinya Yujin.” Balas Hana
tajam. “Kau pikir kau pantas mendapatkan Minho sedangkan aku tidak pantas
bersama Jonghyun? KAU MENYUKAI JONGHYUN KAN?”
Yujin tersentak karena Hana mengungkapkan hal itu secara terang-terangan.
“Jangan bermain-main denganku Yujin. Akupun bisa melakukan sesuatu dengan cara
yang kotor.” Lanjut Hana. “Aku tahu kau sengaja berpura-pura menjadi manager
SHINee hanya untuk mendekati Jonghyun. Aku tidak peduli apa sebenarnya yang kau
inginkan darinya, tapi aku tidak bisa tinggal diam jika kau harus melibatkan
Minho. Aku...”
Hana terus saja meluapkan amarahnya dengan lantang. Ia tidak akan berhenti
sampai seluruh isi kepalanya bisa sampai di telinga Yujin. Tapi satu yang Hana
dan Yujin tidak sadari, bahwa sebenarnya para member bisa mendengar semuanya
dengan jelas.
Tentang kekecewaan Hana... tentang prasangkanya pada Yujin... dan tentang
perasaan yang diam-diam Yujin sembunyikan dari Jonghyun. Semua member bisa
mendengarnya. Mereka hanya terdiam tanpa saling bertukar pandang. Tak ada
satupun yang berani buka suara.
Key dan Taemin tampak terkejut dengan perasaan Yujin pada Jonghyun, Onew
menyesalkan semua yang terjadi sekarang, Minho tidak menyangka seseorang yang
selama ini menjadi perhatiannya ternyata menaruh hati pada orang lain, dan
Jonghyun yang menjadi topik pembicaraan justru tampak cuek menancapkan headset
di telinganya meski tak satupun lagu terputar disana.
Jonghyun tahu jika selama ini Yujin menyukainya. Ia juga mengetahui bahwa
ia adalah alasan terbesar untuk Yujin tetap bertahan. Tapi Jonghyun tidak ingin
semua itu terjadi. Ia hanya ingin Yujin pergi darinya secepat mungkin.
Sayangnya semakin Jonghyun berusaha untuk membuat Yujin jera, justru semakin
membuat yeoja bertahan karena sudah terlalu banyak kejadian yang telah mereka
lalui bersama-sama.
Di tengah pertengkaran Hana-Yujin yang kian menjadi, Minho sebagai salah
satu penyebab pertengkaran itu akhirnya bangkit ingin melerai mereka berdua.
“Biar aku saja.” Onew pikir jika Minho yang menengahi maka situasi justru
akan semakin sulit, oleh karenanya ia memilih untuk mendahului langkah Minho
berjalan menuju keluar basement tempat latihan.
***
Sekitar tigapuluh menit setelah kejadian itu, Yujin tampak duduk dengan
resah di salah satu meja Season Cafe. Ia tidak menyentuh sedikitpun hidangan
yang ada didepannya meski sang pemilik sudah mempersilakan.
“Aku tidak menyangka situasinya akan menjadi rumit seperti sekarang...”
Onew membuka pembicaraan, tapi Yujin masih tidak mengeluarkan sepatah katapun.
“...Apa ada yang bisa kulakukan untuk memperbaiki hubungan kau dan Hana?
Karena bagaimanapun juga ini karena...”
“Aniyo Oppa, gwenchanayo.” Ucap Yujin akhirnya. “Ini sepenuhnya masalahku
dengan Hana, tidak ada hubungannya dengan kalian.”
Onew menurunkan bahunya sambil menatap Yujin sekali lagi. Melalui
kegelisahan yang terpancar dari wajah yeoja itu, bisa Onew tebak bahwa yang
tengah dipikirkan Yujin bukan Hana, melainkan namja yang membuatnya terkejut
karena tiba-tiba menjalin hubungan dengan sahabatnya sendiri.
Meski Jonghyun sangat sering berganti yeojachingu dan Hana memiliki
kriteria untuk itu dibandingkan dirinya, tapi Yujin tahu benar sejak awal
Jonghyun tidak terlalu menyukai Hana. Setau Yujin mereka berdua juga tak pernah
pergi bersama diluar. Bahkan setiap kali Hana berbicara, Jonghyun selalu
berpura-pura tidak mendengarkannya. Yujin berani bertaruh, Hana pasti tidak
mengetahui siapa Jonghyun sebanyak yang ia tahu.
Tapi mengapa Jonghyun bersedia untuk menjadi namjachingu Hana?
Kerutan di dahi Yujin semakin dalam. Tatapannya tertuju pada vas bunga yang
berdiri diatas meja namun pikirannya melayang entah kemana. Membuat Onew
tersenyum melihatnya.
“Mereka berdua tidak benar-benar menjalin hubungan, kau tahu itu Yujin.”
Yujin mendongak, ia tidak mengerti yang dimaksud Onew.
“Aku tidak tahu pasti apa alasannya, tapi sepertinya mereka hanya ingin
menujukkan sesuatu didepanmu. Yang mungkin bisa menarik perhatianmu.”
Bukan menarik perhatian, cemburu lebih tepatnya. Untuk Hana itu sudah sangat
jelas, tapi Jonghyun?
“Sejujurnya sampai sekarang akupun tidak mengerti mengapa Jonghyun selalu
mengabaikanmu Yujin. Selama lebih dari 10 tahun kami berteman, ia tak pernah
menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi tidak denganmu...”
Yujin tak menyangka ternyata diantara semua member justru Onew lah yang
paling dekat dengan Jonghyun. Jika ia berkata lebih dari 10 tahun, berarti bisa
dipastikan kalau Onew pun mengenal Jihyun dan mengetahui semua masa lalu
Jonghyun yang kelam.
“...Satu hal yang aku tangkap dari perlakuan Jonghyun padamu, bahwa ia
selalu berbuat sesuatu yang yang tidak kau sukai untuk membuatmu jera. Dan
setelah kau jera, kau pergi menjauh darinya.”
“Jonghyun ingin aku menjauh darinya?”
Onew mengangguk, “Termasuk yang terjadi hari ini. Sepertinya ia ingin
membuatmu membencinya namun... sepertinya itu tidak terlalu berhasil. Haha...”
ia justru tertawa setelah mengucapkan kalimat itu. Onew tahu benar Yujin bukan
tipe yang akan dengan mudah membenci seseorang. Apalagi orang yang disukainya.
Bahkan Hana yang sudah jelas-jelas menusuknya dari belakangpun bisa dipastikan
akan dengan cepat Yujin maafkan.
“Tapi Oppa... kenapa Jonghyun selalu ingin aku menjauh darinya? Apa ia
benar-benar membenciku atau...?”
Mendengar pertanyaan Yujin wajah Onew kembali berubah serius. Ia memainkan
gelas yang ada didepannya sambil berfikir. “Untuk yang satu itu aku tidak
terlalu mengerti. Mungkin kau mengingatkan Jonghyun pada seseorang di masa
lalunya. Apakah itu cinta pertamanya? Ah... Dulu Jonghyun punya terlalu banyak
yeojachingu, jadi aku tidak bisa mengetahui siapa yang jadi cinta pertamanya
-_-. Mungkin saja kau mengingatkannya pada seseorang yang ia benci atau
sejenisnya(?)”
Benarkah Yujin mengingatkan Jonghyun akan seseorang di masa lalunya? Ucapan
Onew justru membuat Yujin bertanya-tanya. Jika memang benar haruskah ia mencari
jawabannya langsung pada namja itu? Tapi bagaimana caranya? Hanya untuk bertemu
namja itu saja sulit.
Tampaknya Yujin memang harus berfikir tentang itu sekali lagi.
***
Pukul 11 malam lebih 15 menit,
Minho yang tengah bermain game sendirian di ruang televisi tiba-tiba dikejutkan
oleh suara dering telfonnya. Dengan malas ia bangkit kemudian mengambil ponsel
diatas meja, namun begitu lawan bicaranya terdengar dari seberang telefon, raut
wajah namja itu langsung berubah. Cepat-cepat ia menyambar jaket dan kunci
mobil sesaat setelah menutup ponselnya.
Sebuah bar di daerah Gangnam
menjadi tujuan mobil Minho melaju. Ia tidak terlalu familiar dengan tempat itu,
tapi tak ada yang bisa ia lakukan sekarang selain menjemput seseorang disana.
Minho menebarkan pandangannya ke
setiap sudut ruangan begitu sampai di bar yang penuh dengan pengunjung itu.
Kata pekerja bar yang baru saja menelfonnya, ada seorang yeoja yang membutuhkan
bantuan Minho karena tengah mabuk berat. Meski orang itu tidak menyebutkan
nama, namun dari nomor telpon yang Minho simpan tentu saja ia tahu siapa yang
harus ia cari.
Tepat di sebuah meja yang
terletak tak jauh dari panggung bar, seorang yeoja dengan baju berwarna merah
motif bunga tengah meletakkan kepalanya diatas meja. Tampaknya yeoja itu mabuk
berat.
“Hana... Bangunlah...”
Tak ada jawaban. Hanya justru
bergumam tidak jelas dengan posisi badan yang tak berubah.
“Permisi...” panggil Minho pada
salah satu pelayan. “Apakah yeoja ini sudah membayar minuman yang ia pesan?”
Pelayan itu sempat memeriksa
catatan yang dipegangnya kemudian menggeleng.
“Berapa minuman yang harus
kubayar?” tanya Minho sambil mengeluarkan dompet dari saku belakangnya.
Setelah memastikan semua beres,
dengan sekali angkat Minho menggendong Hana menuju mobilnya. Ia sempat bimbang
harus mengantar yeoja ini kerumahnya atau tidak. Karena jika orang tuanya
mengetahui Hana pulang dalam keadaan mabuk dan diantarkan oleh seorang namja
pasti mereka akan mengira yang tidak-tidak. Minho juga sempat berfikir untuk
mengantar Hana kerumah Yujin, tapi bukankah mereka berdua sedang bertengkar?
Dalam beberapa saat namja itu
hanya terdiam di parkiran sambil menatap setir mobilnya.
Sejujurnya Minho tidak pernah
membenci Hana. Ia pun tidak merubah persepsinya tentang yeoja itu meski ia
sudah mendengar semua yang Hana ucapkan dalam pertengkaran yang terjadi tadi
sore. Minho justru merasa kasihan. Lagipula sedikit banyak ia juga merupakan
salah satu alasan kenapa Hana melakukannya. Minho tahu Hana hanya terlalu
mengaguminya sampai harus membenci sahabatnya sendiri.
“Mi...minho...”
Minho menoleh, tanpa sadar Hana
bergumam memanggil namanya.
“Maafkan aku...” ucap Hana
sambil terisak. Matanya terbuka sedikit namun alkohol masih menguasai
kesadarannya. “Bintang...” telunjuk yeoja itu mengarah ke atas. “Kau seperti
bintang... bintang yang ber-sinar...”
Minho masih diam mendengarkan
ucapan Hana yang terbata.
“Kau yang paling terang,
saa-ngat terang. Uhuk!” Hana terbatuk tapi tetap melanjutkan kata-katanya.
“Tapi sekarang sinar itu... sinar yang terang itu hilang. Hik hik... aku tidak
bisa melihatnya.” Ia mulai menangis lagi. Mencoba menatap wajah Minho yang
duduk di sebelahnya tapi ia tak sanggup melihatnya dengan jelas karena air yang
memenuhi sudut matanya.
“Minho kumohon... aku mohon...”
kedua tangan Hana menyatu dengan lemas. “Jangan meredupkan sinar itu... Kau
meredupkannya dengan memilih seseorang untuk ada disisimu.” Tangisnya semakin
menjadi. “Bagiku jika ada seseorang... itu... Sinarmu akan redup. Huhuhu Aku
mohon Minho... Aku...”
Minho memegang kedua bahu Hana
dan menyandarkannya di jok mobil seperti semula. Dengan hati-hati ia memasang
sabuk pengaman untuk yeoja itu. Lama kelamaan gumaman Hana menjadi pelan lalu
hilang sama sekali saat ia menemukan posisi yang nyaman untuk tidur disana.
Melihat kondisi Hana sekarang
justru membuat Minho semakin iba. Kini ia mengerti kenapa yeoja itu sangat
terobsesi dengan keberadaannya. Apalagi saat mengetahui Minho pergi bersama
sahabatnya sendiri tentu saja membuat Hana kecewa. Tapi jauh daripada itu,
Minho memikirkan perasaan semua orang yang selama ini memiliki perasaan seperti
Hana. Hana adalah satu contoh dari ratusan perasaan yang kecewa karena
kecerobohan Minho.
Minho tahu ia bukan siapa-siapa.
Seharusnya ia berhak untuk menentukan pilihan pada seseorang yang membuatnya
nyaman. Tapi melihat akibat yang ditimbulkan seperti sekarang sepertinya memang
lebih baik untuk Minho menjaga perasaan Hana atau Hana-hana lain yang ada
diluar sana. Karena kejadian ini pula Yujin juga harus menerima konsekuensinya.
Minho tidak ingin semua terulang kembali.
Setelah berfikir beberapa saat
akhirnya namja itu meraih ponsel dari dashbor mobil dan menghubungi seseorang.
“Yujin, bisakah aku meminta
bantuanmu?”
***
Langit yang semula berwarna biru
cerah perlahan berganti jingga dan lama kelamaan berubah kelam. Orang-orang
yang semula sibuk beraktivitas harian mulai memenuhi angkutan umum dengan
wajah-wajah yang lelah dan semangat yang memudar. Namun ada beberapa dari
mereka yang justru memiliki planning untuk kembali melanjutkan aktivitas lain
meski hanya untuk sekedar menghabiskan sisa hari yang tidak panjang.
Tak jauh berbeda dengan Yujin
yang tampak turun dari bus dan menoleh ke kanan-kiri untuk memastikan dimana
tempat tujuannya. Dengan jaket hitam berlapis sweater serta syal tebal, yeoja
itu berjalan ke arah selatan sembari sesekali mengeja beberapa plakat Cafe yang
terlihat disana. Ia tidak peduli meski malam ini suhu menurun dan membuat
nafasnya dua kali terasa lebih berat, namun bukan Yujin namanya jika ia mudah
menyerah dengan rasa penasaran.
Setahu Yujin melalui jadwal
harian member SHINee yang selalu dicatatnya, hari selasa adalah waktunya
Jonghyun untuk melakukan penampilan solo di White Cafe. Ini semua lagi-lagi
tentang Jonghyun.
Setelah kejadian Hana yang
mengaku sebagai yeojachingu Jonghyun beberapa hari lalu, mereka sama sekali
belum bertemu. Mungkin ini sedikit banyak imbas dari keputusan Jonghyun untuk
menolong Yujin di tengah konser waktu itu, jadwal SHINee beberapa hari kedepan
jadi sepi. Hanya tersisa jadwal tampil mereka di Season Cafe dan jadwal solo
Jonghyun. Karena SHINee tampil di Season Cafe masih 4 hari lagi jadi Yujin
memutuskan untuk menemui Jonghyun di jadwal tampil solonya.
Mengenai Hana, malam dimana ia
mabuk, Minho memutuskan untuk meminta bantuan Yujin agar menghubungi orang tua
Hana dan mengatakan kalau Hana sedang menginap dirumahnya. Awalnya memang ia
bermaksud membawa Hana kerumah Yujin namun umma Yujin... bisa dipastikan beliau
tidak akan memperbolehkan Hana masuk dalam keadaan mabuk, bahkan bisa saja
melarang mereka berdua berteman selamanya. Tentu hal itu akan memperumit
keadaan. Akhirnya Minho tak memiliki pilihan lain selain membawa Hana ke
apartemennya.
“Rock Cafe... Mc Donalls...”
Yujin membaca satu persatu plakat yang ada di pinggir jalan sambil berjalan
melewatinya. “Toko Roti...White cafe... ah ini!”
Ia langsung bergegas masuk
begitu menemukan cafe itu. Didalamnya lebih banyak pengunjung jika dibandingkan
dengan Cafe milik Onew. Namun design interior Cafe ini jauh lebih minimalis
dengan perabotan dan cat yang didominasi warna putih dan sedikit warna hitam.
Meja kursinya pun berbentuk box dengan beberapa titik menyerupai dadu. Cukup
unik tentu saja, tapi bukan itu yang jadi fokus penglihatan Yujin sekarang.
Melainkan panggung yang ada di tepi ruangan.
“Annyeonghaseo... selamat datang
di white cafe!” sapa salah seorang pelayan saat melihat Yujin yang baru saja
masuk memajang tampang kebingungan. “Ada yang bisa kami bantu?”
Yujin langsung menoleh ke arah
pelayan yang jauh lebih pendek darinya itu. “Jonghyun... apa dia tidak tampil
hari ini?”
Pelayan itu sempat mengerutkan
dahi lalu membuka mulutnya saat mengerti siapa yang dimaksud Yujin. “Oh bintang
tamu hari ini tampil lebih awal karena sebentar lagi akan diadakan privat
party. Untuk Kim Jonghyun kebetulan baru saja menyelesaikan penampilannya.
Mungkin dia sudah pulang sekarang.”
Bahu Yujin menurun. Ia lantas
mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya meninggalkan cafe itu dengan kecewa.
Rasa-rasanya Jonghyun memang seperti hantu karena ia selalu menghilang begitu
cepat.
Tak ada pilihan lagi selain
mencari bus dan segera pulang karena hari sudah gelap. Yujin tidak ingin
ummanya bertanya yang tidak-tidak karena tadi ia pergi tanpa pamit.
Tapi saat Yujin sibuk menunggu
di halte bus, ekor matanya menangkap seseorang yang berjalan melewati samping
halte tempat ia berdiri. Seorang namja dengan jaket kulit dan celana serta
sepatu yang serba hitam, tidak mungkin Yujin salah mengenalinya.
“Kim Jonghyun!”
Cepat-cepat Yujin pergi mengejar
Jonghyun yang lebih dulu berjalan didepannya. Yeoja itu sudah memanggil dengan
keras namun Jonghyun masih saja melangkah tanpa mempedulikan teriakan Yujin.
“Jonghyun berhenti!” Yujin
berjalan tergesa melewati beberapa orang dari arah berlawanan. Ia sampai
kewalahan karna langkah Jonghyun sangat cepat.
“JONGHYUN!”
Akhirnya namja itu berhenti. Ia
memutar badannya dan terlihat ada sebuah headset yang menancap di telinganya.
Pantas saja.
“Hosh...Hosh..” Yujin membungkuk
memegangi lututnya saat berhenti dihadapan Jonghyun. “Kau Jinjja...”
Bukannya mendengarkan ucapan
Yujin, namja itu kembali berbalik dan berjalan dengan cuek. Membuat Yujin
terpaksa sekali lagi mengikutinya.
“Aku ingin bicara denganmu
Jonghyuun!”
Jonghyun masih tak mempedulikan
dan justru menyebrangi jalan dengan cepat. Saat itulah Yujin buru-buru
mengerjarnya tanpa melihat rambu yang sudah melarangnya menyeberang.
“TIIIN!”
Sebuah mobil mewah berwarna silver
mengerem mendadak saat menyadari seseorang menyeberang dengan tiba-tiba. Suara dencitan
dan klaksonnya berbunyi nyaring, menarik perhatian semua pejalan kaki serta
beberapa kendaraan yang berhenti di belakang mobil itu. Dalam hitungan detik,
mereka semua lantas berjalan mendekat untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Yujin langsung lemas begitu tahu sebuah mobil hampir saja mengambil
nyawanya. Yeoja itu jatuh terduduk dengan mata yang tertutup karena silau
dengan cahaya lampu mobil. Hanya tinggal beberapa sentimeter lagi mungkin
kecelakaan akan benar-benar terjadi. Untung saja pengemudi itu memiliki reflek
yang baik.
“Yujin gwenchana?” tanya Jonghyun yang tersentak saat menyadari Yujin
hampir saja celaka karena perbuatannya. Ia langsung berjongkok didepan yeoja
itu untuk memperhatikan bagian mana yang terluka.
“Jeosonghamnida...” kali ini giliran pengemudi yang menghampiri Yujin.
“Gwenchaseumnida?”
Yujin masih shock walau sudah dua orang menanyakan hal yang sama. Ia
menarik nafasnya dalam-dalam dan membuka matanya secara perlahan untuk membalas
tatapan kedua orang itu.
“Gwencha...”
Tiba-tiba lidah Yujin berhenti bergerak. Matanya membola saat memandang
pengemudi yang hampir saja menabraknya.
“K-kau...” telunjuk Yujin mengarah ke orang itu. Spontan Jonghyun pun ikut
melihat ke arahnya. Dan mereka berdua sama-sama terperanjat saat saling beradu
tatap.
“Hyung?!?”
Sebuah panggilan yang tidak pernah terbayang dalam pikiran Yujin. Jonghyun
yang mendengarkannya sampai menyangga dengan salah satu tangannya ke aspal
karena hampir terjatuh. Ekspresi wajahnya begitu terkejut saat mengetahui
pengemudi itu benar-benar orang yang dikenalnya.
Yujin melihat ke arah Jonghyun, kemudian ke pengemudi itu lagi. Ia ingin
memastikan kalau apa yang ia temukan sekarang bukan halusinasinya. Ini
kenyataan. Kenyataan bahwa setiap inci dari wajah mereka berdua sama persis!
Mereka saudara kembar!
Jonghyun memiliki saudara kembar!
Suasana semakin ramai. Orang-orang lebih banyak yang berdatangan dan
bertanya tentang keadaan Yujin. Saat itulah Jonghyun langsung bangkit. Terakhir
kali yang Yujin lihat, wajahnya menyiratkan kepiluan yang begitu jelas. Tapi
cepat-cepat ia berpaling kemudian menghilang di balik kerumunan.
***
“Namja yang ada dalam mimpimu... Bagaimana jika itu bukan aku, Yujin?” Tanya
Jonghyun dengan sorot ingin tahu.
-To
Be Continue-
Hiyaaa ternyata Jonghyun punya
sodara kembar sodara-sodaraa~ huwaaah, sebenernya aku pernah ‘membahas’ tentang
sodara kembar jonghyun di part sebelumnya tapi ngga terlalu jelas hehe. Dan part
depan janji deh bakalan diungkapin secara nyata(?) tentang siapa saudara kembar
jonghyun dan kenapa mereka berpisah. Masa lalu jonghyun yang tersembunyi ternyata
masih panjang... jadi siap2 yaa? Hehe
Dan soal Minho sebenernya aku
bikin ngga terlalu yang naksir2 Yujin banget ya. Dia masih dalam batasan ‘simpatik’
karena dulu yujin pernah bantuin dia dikampus. Apalagi Yujin terus jadi manager
shinee, makanya mereka deket. Gitu aja sih. Kekeke
Akhir kata gomawo buat yang
masih mau ngikutin sampe part ini. Saya cinta kalian semuaaa(?)
Huaaaa jjong ada sodara kembar. Ini seruuuu jadi yujin, siapa yg ada dimimpimu? Baru sempet baca
ReplyDeletedaaann sukaaaa lanjut eon ^^
Terus lanjut..
ReplyDeleteDaebak..(kasih cap jempol.)
Bagus isinya..
ReplyDelete(Jempol..)