Salam perdamaian! (?)
Aku back! Aku back! Aku back back back! *abaikan*
Lagi2 musti minta maaf karena mengepost telat. Ini
dikarenakan bus jurusan jogja – wates kebetulan kelamaan ngetem di pasar
gamping kemudian ngantri isi bensin di ambarketawang terus macet didaerah
wirobrajan jadinya baru bisa ngepost sekarang -_-v *oke ini mah jalurku
bepergian(?)
Terakhir aku ngepost kira-kira sebulan yang lalu, teruuss
masih ada yang inget ama cerita ini ga yaaa? Oke oke ini dia cuplikan part
kemaren
-
“Oh hyung! Kau sudah pulang?” sapa Taemin senang.
“Sepertinya kita sudah menemukan manager yang tepat untuk band kita Hyung...”
-
Beberapa detik
sebelum akhirnya kembali keluar, bibir tebal namja itu berseloroh tegas, “Aku
setuju jika band kita memiliki manager, asal bukan dia.”
-
Tatapan Jonghyun
beralih dari bola mata Yujin ke sebuah kalung yang menggantung di sela jari
yeoja itu. Yujin tidak terlalu yakin, tapi entah kenapa ada semburat sendu yang
terpancar dari sorot mata Jonghyun.
-
Hanya dengan
mendengar kalimat Onew saja Yujin tidak bisa berkata apapun lagi. Tadinya ia
sudah menyusun dengan rapi beberapa alasan yang bisa ia jadikan ‘senjata’
tambahan untuk menolak tawaran menjadi manager shinee tapi semuanya lenyap.
-
Selain Yujin dan
Key, tak ada lagi yang memperdulikan ke-belum-datang-an Jonghyun disana.
Sepertinya mereka semua sudah sangat hafal dengan kebiasaan Jonghyun yang
selalu datang terlambat.
-
Jonghyun hanya
menarik nafasnya tersendat. Dari raut wajahnya ketara sekali ia sedang menahan
sakit sampai-sampai sudut mata namja itu berkaca-kaca. Membuat Yujin justru
semakin takut akan kemungkinan terburuk.
Oiya ada
tambahan, di part ini bakalan terkuak
apa-yang-sebenernya-dimaksud-Onew-sama-Jonghyun-di-percakapan-berikut-ini (part
2):
“Tapi Jonghyun...” panggil Onew tidak
langsung melanjutkan kata-katanya. “Jika hal ini terjadi lagi , bisakah kau
cepat menghubungiku?”
“Tidak akan. Lain kali hal ini tidak
akan terjadi lagi.”
Haha percakapan diatas emang blur abis
-_-, tapi ntar disini jadi glossy(?) alias bening. Wkwk dan yang terakhir, pada
tahu lagu shinee yang nightmare kan? Oke langsung, cekidot~
Tittle : Lucid Dream [Part 6]
Author : Ichaa Ichez
Lockets
Genre : Friendship, Romance, Angst, Family.
Rating : PG-13
Cast : Jung Yujin, Kim Jonghyun, Lee Jinki (Onew),
Choi Minho, Lee Taemin, Kim Kibum (Key), Shin Hana.
Length : Chapter
Desclaimer : This story is originally mine. This is
only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!
Yujin memekik panik, “Jonghyun! Jonghyun sadarlah!”
Tidak ada siapapun disana
kecuali mereka berdua dan beberapa kendaraan yang melintas di pinggir jalan.
Jika saja Yujin memilih untuk berteriak minta tolong, ia tahu usaha itu sama
saja seperti menegakkan benang basah, akan berakhir sia-sia. Sementara sebelah
tangan Yujin menahan kepala Jonghyun, ia berusaha merogoh saku kanannya untuk
meraih ponsel. Dalam beberapa detik, nada sambung dari nomor yang Yujin tuju
mulai terdengar.
“Key
jebal...” gumam Yujin tak sabar. “Cepat angkat telfonnya....”
Saat
itu juga ada sebuah jemari yang menggengam lengan Yujin lemas. “Jangan hubungi
mereka...”
Kedua
mata Yujin membola.
“Aku
tidak apa-apa.” Lanjut Jonghyun setengah tersendat.
“Apa
kau gila? Tubuhmu SEKARAT Kim Jonghyun!” bentak Yujin tidak setuju.
Bisa-bisanya Jonghyun melarang Yujin menghubungi member SHINee. Jika bukan
member, siapa lagi yang bisa menolongnya?
Mendengar
kalimat Yujin, Jonghyun justru berusaha bangkit meski tertatih. Kedua matanya
membuka-menutup perlahan berusaha untuk menahan sakit, “Sekarang... tolong bawa
aku bersembunyi di suatu tempat.”
Yujin
memerlukan waktu beberapa detik untuk mencerna kalimat itu. Apakah seorang
Jonghyun baru saja memohon padanya melakukan sesuatu? Seorang Jonghyun yang
selama ini mengabaikannya? Yang selama ini membencinya? SE-O-RANG JONG-HYUN?
K.I.M J.O.N.G.H.Y.U.N?
Yujin
sempat melirik Jonghyun untuk memastikan kalimat yang terucap dari bibir namja
itu, namun yang ia temukan justru keseriusan tanpa gurauan sedikitpun. Membuat
Yujin yakin untuk membantu Jonghyun sejauh yang ia bisa lakukan.
Yeoja
itu lantas melepas syal merah marun yang sejak tadi ia pakai untuk menutupi
sebagian wajah Jonghyun. Jaket kulit namja itupun Yujin ganti dengan mantel
miliknya yang berukuran besar. Tanpa Yujin sadari ada kalanya ‘fashion
teroristnya’ berguna sekarang.
Seingat
Yujin ia sempat melewati ruang UKS yang terletak di dekat lapangan sekolah.
Dalam situasi seperti ini tidak ada tempat yang lebih cocok daripada disana.
Kebetulan pintu tidak terkunci, lagipula sebagian besar penghuni sekolah sedang
berkumpul di aula, memudahkan Yujin untuk memapah Jonghyun ke ruang UKS tanpa
banyak melewati orang lain.
“Gwenchana?”
tanya Yujin lagi memastikan sesaat setelah Jonghyun duduk di tempat tidur.
Jonghyun hanya mengangguk sekenanya.
Langsung
saja Yujin meraih kotak obat dan mengeluarkan beberapa kapas serta alkohol dari
sana. Meski tidak begitu mengerti soal pengobatan, setidaknya Yujin tahu beberapa
hal yang ia harus lakukan untuk pertolongan pertama.
“Ak!
Pelan-pelan!” Nada ketus Jonghyun akhirnya keluar.
“Aigoo~
aku tidak tahu kalau ternyata teriakanmu lebih cempreng dari ibu-ibu arisan
yang kehabisan stok diskon huh? Tahan sebentar!”
Jonghyun
mendengus kesal namun pasrah(?). Saat ini ia hanya sanggup bergantung pada
yeoja yang selama ini ia benci. Tak ada yang bisa ia lakukan selain diam
menuruti perintah yeoja itu.
Sedikit
luka yang ada di sudut bibir Jonghyun sudah beres. Kini tinggal lebam yang ada
di lingkaran bola mata namja itu. Meski Jonghyun tidak sedikitpun memberitahu
Yujin alasan kenapa ia menjadi seperti ini, Yujin enggan menanyakannya. Apakah
itu berkelahi, berkelahi dengan siapa, dengan alasan apa, dan siapa yang
menang, Yujin tidak terlalu ingin tahu. Yang penting sekarang sebisa mungkin ia
membereskan luka yang terlihat di wajah namja itu.
“Apa
kau akan tetap tampil dengan keadaan seperti ini?” tanya Yujin memutus
kecanggungan yang sebelumnya mengikat mereka berdua.
Jonghyun
yang semula menatap ke langit-langit kamar kemudian beralih menatap Yujin,
membuat Yujin sedikit terkejut karena ia sedang fokus mengoleskan obat di
lingkar mata namja itu.
“Jika
aku tidak ingin tampil, untuk apa aku repot-repot datang kemari?”
Ada
benarnya juga. Yujin mengangguk-angguk. Tangannya jadi gugup karena Jonghyun
terus saja menatap kedua matanya seakan-akan menemukan sebuah benda berharga
disana.
“Selesai.” Ucap Yujin lega karena tidak harus
berlama-lama menangkap tatapan namja itu. “Sebaiknya sekarang kau ke basecamp
(tempat SHINee berkumpul sebelum tampil di aula). Mereka sudah menunggumu
disana.”
Jonghyun
menggeleng sambil melepas mantel Yujin dan memakai jaket kulitnya, “Mereka
tidak boleh tahu keadaanku setidaknya sampai kami selesai tampil.”
“Lukamu
masih terlihat jelas. Kau bahkan belum bisa berdiri dengan tegak. Apa kau yakin
akan tampil dengan keadaan seperti ini?” seloroh Yujin tidak setuju. “Jika
member mengetahuinya, mereka pasti juga akan melarangmu.”
“Itu
urusanku.” Jawab Jonghyun tajam. “Dan kau tidak berhak mencampurinya karena kau
bukan siapa-siapa bagiku.”
Yujin
terdiam. Seperti ada sebuah tamparan keras yang mendarat di pipinya. Meski
beberapa saat lalu sikap Jonghyun melunak, tapi dalam sekejap kembali dingin
seperti biasanya. Apa Jonghyun pantas mengatakan itu setelah semua yang baru
saja Yujin lakukan padanya?
Disaat
yang bersamaan, ponsel Yujin pun berdering.
“Ada
apa Key?” angkat Yujin sambil terus beradu pandang dengan Jonghyun.
“Apa
kau sudah menemukan Jonghyun hyung?” tanya Key diseberang telfon.
“Jonghyun?”
Ekspresi
Jonghyun berubah tegang. Menduga-duga apakah Yujin akan menyebutkan
keberadaannya atau tidak.
“Sebaiknya
sekarang kalian bersiap-siap, aku akan segera kesana.” Ucap Yujin kemudian
menutup telponnya.
Sorakan
terdengar dua kali lipat lebih meriah ketika pentas seni memasuki puncak acara.
Penonton yang semula duduk rapi diatas kursi satu persatu memilih untuk berdiri
mendekat didepan panggung. Properti drama pun telah diringkus ke backstage,
bergantikan alat-alat musik yang selama ini menjadi ujung tanduk member SHINee.
Sepertinya semua orang sudah tidak sabar menunggu bintang tamu yang sejak tadi
belum menunjukkan batang hidung mereka. Jika SHINee tidak segera tampil, bisa
dipastikan akan terjadi ‘bencana besar’.
“Yujin!”
panggil Minho saat mendapati Yujin masuk melalui pintu backstage. “Bagaimana?
Apa kau sudah menemukan Jonghyun hyung?”
“Sebaiknya
kalian naik saja sekarang.”
“Ne?”
“Jonghyun
akan segera datang.” Jawab Yujin sedikit terengah, namun yang lain justru
terlihat bingung. “Cepat! Cepat! Sudah tak ada waktu lagi!”
Pandangan
beralih ke Onew sebagai pembuat keputusan. Meski wajahnya tidak yakin, tapi
akhirnya namja itu mengangguk.
“Dan
inilah dia bintang tamu yang paling ditunggu-tunggu...” ucap MC dari atas
panggung. “Membawakan lagu hits ‘Nightmare’, mari kita sambut...SHINee!”
Sorakan
sudah tidak sanggup dibendung lagi. Terdengar menggaung disudut aula tatkala
SHINee mulai satu persatu menaiki panggung. Mereka tetap tersenyum dengan ramah
untuk menutupi rasa cemas. Bahkan Taemin spontan membungkuk ditengah panggung
karena gugup.
Ketika
semua member siap pada alat musik mereka masing-masing, tiba-tiba terdengar
teriakan keras dari belakang panggung.
“ARE
YOU READYYYY!!!”
Semua
member terkejut, namun seseorang yang muncul dengan sebuah syal merah marun dan
kacamata hitam langsung menciptakan atmosfir panas khas member SHINee.
“Who’s
that knocking on my door? Come and dream a dream girl... Come and dream a dream
girl...” disusul lirik nightmare yang spontan membuat member lain larut dalam
iringan musik.
Suasana
berubah menjadi benar-benar riuh, semua seperti berjalan lancar tanpa terjadi
apapun. Tak ada satupun penonton yang melihat kejanggalan walau yang sebenarnya
terjadi beberapa menit lalu cukup membuat semua panitia panik.
Disalah
satu sisi aula berdiri Yujin yang terlihat mematung. Ia tidak terlarut dengan
suasana, justru hanya memperhatikan keadaan Jonghyun dari jauh. Belum lama ia
menemukan Jonghyun ambruk didepannya, kini namja itu sekejap berubah seperti
orang yang berbeda. Jonghyun berhasil menyembunyikan lebam di lingkaran matanya
dengan sebuah kacamata hitam, ekspresinya juga tidak memancarkan kepedihan
sedikitpun, bahkan ia terlihat berjalan dengan nyaman.
“Apa
ia baik-baik saja?” batin Yujin khawatir.
Saat
itu juga Yujin merasakan ponselnya bergetar, rupanya ada sebuah sms masuk. Ah
tidak, ini adalah sms ke tujuh yang masuk dengan 12 missed call di ponselnya.
‘Dimana
kau Yujin? Apa kau lupa jam berapa ini?’
Yujin
melirik tangannya. DEG! Pukul 21.47. Cepat-cepat yeoja itu meninggalkan aula
SMA Chungdam karena ia telah melanggar ‘jam malam’ yang telah ditetapkan
ummanya. Bisa dipastikan setelah ini ada sebuah ‘nyanyian merdu’ yang menunggu
Yujin dirumah.
Namun
tanpa Yujin sadari ada seseorang diatas panggung yang diam-diam memperhatikan
kepergian Yujin. Sedetik setelah Yujin pergi dahinya berkerut, mengira-ira apa
yang sebenarnya terjadi.
“Nightmare...
a vampire who took all I had
You
are to far away to reach out and catch
Why
are not you saying no?
So
dangerous” (SHINee – Nightmare)
***
“Oh hyung...” Jonghyun spontan
menoleh ketika pintu ruang latihan terbuka. “Tumben malam-malam begini...”
Seusai SHINee tampil di SMA
Chungdam, Onew tak lantas kembali ke apartemennya. Ia justru mengantar Taemin
pulang sebelum akhirnya memutuskan untuk mampir ke ruang latihan. Bukan untuk
mengambil sesuatu yang mungkin tertinggal, tapi ingin menemui seseorang yang ia
tahu benar pasti sedang ada disana sekarang.
“Aku ingin bicara.”
Hanya dengan mendengar kalimat
serius yang Onew ucapkan, Jonghyun langsung merubah posisinya yang semula
tiduran di sofa sambil memegang gitar menjadi duduk santai dengan Onew yang
berada di sampingnya.
“Mian aku tadi datang
terlambat.” Jonghyun memulai pembicaraan lebih dulu. Ia mampu menebak topik apa
yang ingin Onew sampaikan sebelumnya. “Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku
datang dengan babak belur. Meski aku tidak bisa menceritakannya secara detail,
yang jelas ini bukan karena balapan liar lagi. Aku sudah berjanji tidak
melakukannya. Hyung tahu itu.”
Onew mengangguk, “Apa terjadi
sesuatu di bar?”
Sudut bibir Jonghyun terangkat, ia
sadar sosok Onew pasti akan mengetahuinya meski ia menolak untuk bercerita. “Hm.”
Jawab Jonghyun meng-iyakan. “Tapi aku sudah membereskannya.”
Kata ‘membereskan’ bagi Onew
mungkin akan berarti menyelesaikan masalah, namun bagi Jonghyun itu memiliki
konotasi lain.
“Syukurlah..” jawab Onew
sekenanya. “Tapi ada hal lain yang ingin kutanyakan.”
Jonghyun menoleh, menerka-nerka
apa yang sebenarnya ingin Onew ketahui darinya.
“Aku ingin membicarakan tentang Yujin.” Hanya dengan
mendengar nama itu saja sudah membuat Jonghyun tidak tertarik. “Sebenarnya
kenapa kau begitu membencinya?”
Yang ditanya tak lantas menjawab, justru kembali meraih
gitar yang sebelumnya ia sandarkan di sisi sofa. “Bukankah itu terlihat jelas
Hyung?”
Alis Onew terangkat.
“Dia bukan tipeku.” Jawab Jonghyun tanpa membalas tatapan
Onew. “Dia terus muncul dihadapanku dan melakukan hal bodoh. Itu sangat
mengganggu.”
Onew tersenyum tipis. ‘Rupanya kau sedang menyimpan
sesuatu, Jonghyun.’ Batinnya diam-diam mengetahui kebiasaan Jonghyun yang
selalu tidak bisa menatapnya disaat sedang berbohong.
***
Yujin meletakkan kepalanya lemas
di atas meja kantin fakultas ekonomi. Ekspresi wajahnya benar-benar buruk,
bahkan jauh lebih buruk ketimbang ekspresi orang yang baru saja kehilangan
kunci motor di lapangan parkir. Bibir bawahnya terlihat lebih tebal karena
cemberut, ujung alisnya juga turun beberapa milimeter sementara bahunya tampak
tidak bertenaga.
“Yujin anmogo (tidak makan)?”
tanya Hana sedikit heran melihat nafsu makan Yujin tiba-tiba hilang.
Yujin hanya menggeleng dengan
posisi yang tidak berubah.
“Apa uang sakumu habis?” Hana
mengerti sekali dengan kebiasaan umma Yujin yang memberinya uang jajan pas-pas
an. “Pesanlah sesukamu, biar aku yang membayarnya.”
Sekali lagi Yujin menggeleng.
“Aku tidak lapar.”
Tumben sekali, batin Hana.
Melihat Yujin yang tiba-tiba tidak tertarik dengan traktirannya seperti
sekarang rasanya sama saja seperti menemukan komet Halley yang hanya muncul 76
tahun sekali. Seburuk apapun mood Yujin, dia tidak pernah menolak tawaran yang
satu ini, kecuali jika alasannya karena...
“Kau dihukum? Karena pulang
terlambat?”
Dahi Yujin berkerut, masih
menempel diatas meja. “Bagaimana kau bisa tahu?”
“Waktu itu ummamu menelfonku
untuk menanyakan apa kau sedang bersamaku atau tidak. Sepertinya dia sangat
khawatir karena kau tidak membalas smsnya...”
Khawatir? Hana mungkin akan
menarik kata itu jika mengetahui apa yang terjadi setelah Yujin sampai dirumah.
Bukannya khawatir, umma Yujin justru mengomel sambil berteriak keras sekali,
dia bahkan tak menanyakan apakah Yujin baik-baik saja atau bagaimana Yujin bisa
sampai dirumah padahal bus sudah tidak beroperasi. Ekspresi dan nada bicaranya
jauhhh sekali dari sesuatu yang disebut khawatir.
“....Jadi
gara-gara itu kau beberapa hari kemarin selalu pulang cepat?” lanjut Hana tidak
menemukan hal yang tengah Yujin pikirkan. “Seharusnya kau senang karena hari
ini ada 2 jadwal kuliah pagi dan sore, jadi kau bisa makan siang di kampus dan
mengobrol santai bersamaku. Ya kan?”
Jika
orang lain yang mengatakannya, itu memang terdengar menyenangkan. Namun
kenyataannya berkata lain karena Yujin tahu benar sudah begitu banyak
‘pekerjaan’ yang menunggunya dirumah. Mulai dari mencuci piring, menyapu,
mengepel, berbelanja dan segudang tugas rumah lainnya. Sayangnya itu belum
cukup, Yujin masih harus berhemat karena uang jajannya dipotong selama satu
minggu. Belum lagi Yujin dilarang keras untuk pergi kemanapun selain kekampus
dan ke supermarket untuk berbelanja.
Hanya
dengan membayangkannya saja sudah membuat kepala Yujin berat.
“Astaga!”
seru Hana tiba-tiba. “Bukankah itu Minho dan Key?”
Pandangan
Yujin langsung berputar ke arah yang Hana maksud. Dan benar, dari kejauhan
terlihat seorang namja dengan jaket baseball berwarna biru donker-putih dan
dibelakangnya mengekor namja bertopi hitam yang langsung berjalan lebih cepat
begitu menemukan kantin fakultas ekonomi sudah dekat.
Cepat-cepat
Yujin langsung bersembunyi di kolong meja sebelum dua namja itu menemukannya.
“Aaaa~
Minho!” Teriak Hana histeris. “Minho! Minho!”
Yang
dipanggil langsung tersenyum sedikit mengangguk. Membuat Yujin semakin panik
karena Key dan Minho berjalan ke arahnya.
“Tidak
usah bersembunyi Yujin. Kau sudah ketauan.” Ucap Key berhenti beberapa langkah
didepan meja Yujin dan Hana.
“Yu...Yujin?”
Tertangkap
basah, wajah Yujin berubah merah tomat. Perlahan ia muncul dari kolong meja
kemudian duduk seperti semula tanpa membalas tatapan Key dan Minho.
“Yu...Yujin...
mereka mengenalmu?”
Ah
hampir saja Yujin lupa. Disini ada Hana! Selama ini Yujin menyembunyikan
identitasnya sebagai manager SHINee karena tidak ingin sahabatnya kecewa.
Sejujurnya yeoja itu sudah memikirkan bagaimana cara untuk memberitahukan
semuanya pada Hana, tapi tidak dengan seperti ini.
“Itu...
Hana... Aku...”
“Selama
ini kau kemana saja Yujin?” Potong Key lebih dulu. “Aku sudah menghubungimu
berulang kali tapi kau tidak pernah menjawabnya...”
Spontan
Yujin menundukkan kepalanya. Terlalu sulit untuk membuat keputusan mana yang
lebih dulu ingin ia jelaskan.
“....Kamu
tahu? Kami berdua berkeliling fakultas ini sejak tadi hanya untuk mencarimu
huh?”
Hana
semakin membola tak percaya. “Kalian...mencari Yujin?” ia masih tampak tidak
mengerti. “Sebenarnya... apa yang terjadi? Kenapa kalian mencari Yujin? Apa
Yujin sudah melakukan sesuatu yang buruk pada member SHINee?”
“Ani.
Bukan begitu Hana, aku akan menjelaskannya tapi...”
“Yujin
adalah manager kami.” Lagi-lagi Key memotong kalimat Yujin. Baginya pertanyaan
‘bodoh’ Hana sedikit ‘mengganggu’ pembicaraan dirinya bersama Yujin. Akan lebih
mudah jika semua diungkapkan dengan singkat, padat dan jelas.
“MWO?”
pandangan Hana sontak beralih dari Key ke arah Yujin. “Yujin, apa itu benar?”
“Itu...
Hana dengarkan...” suara Yujin sudah mulai bergetar. Hanya dengan melihat sorot
mata Hana yang berubah saja Yujin tahu benar kini sahabatnya sedang benar-benar
naik darah. Meski Yujin tahu penjelasannya tidak akan berefek besar, tapi ia
mencoba untuk melakukannya. “Ini tidak seperti apa yang kau fikirkan Hana.
Semuanya terjadi karena ketidaksengajaan...”
“Yak
itu be...” ucapan Key berhenti tepat ketika tangan Minho menyenggol lengannya.
Minho tahu suasana sudah mulai tidak nyaman, dan tentu saja ini bukan saat yang
tepat untuk ikut campur.
“Yujin...
kau jinjja...” rahang Hana terkatup keras. Matanya tampak berkaca-kaca karena
menahan amarah. Tanpa lebih banyak meninggalkan kata, Hana lantas pergi
meninggalkan Yujin yang tahu benar akan sulit untuk sekedar bertemu dengan
yeoja itu lagi.
-To Be
Continue-
Hing! Ternyata yang Jonghyun omongin secara
blur bersama Onew itu adalah mengenai balapan liar sodara2. Jadi ni si abang
demen banget balapan liar sampe suatu saat dia ditangkep polisi dan member
SHINee gunain duit mereka buat nebus Jonghyun disana. Makanya duit member
shinee abis (baca di part 2 sama part 5).
Tapi
di part ini ada another mistery. Wkwk. Nanti lama2 pasti juga bakalan terkuak
satu persatu *wink*
Oiya
aku meminta maaf dengan sangat beserta seperangkat alat tulis faber castel buat
ujian(?), ternyata part ini lebih panjang dari perkiraan jadinya terpaksa aku
cut di adegan ini. Mian syekali beberapa adegan yang aku janjiin kemaren belum
bisa muncul. Tapi next part janji deehhhhh bakalan terkuak siapa second mannya.
Juga adegan romantis yang udah pernah aku janjiin sebelumnya. *aegyo*
Laluu
gimana nih reaksi Hana setelah tahu Yujin adalah manager SHINee? Apa yang musti
Yujin lakuin buat bikin sahabatnya ngga ngambek? Pokoknya tunggu next part
ya...
Gomawo
banyak besar melimpah(?) buat semua yang masih mau baca lanjutan lucid dream.
Secara resmi aku akan memanggil kalian dengan sebutan lucider *ditabok readers*
Akhir
kata, annyeong~ *naik helikopter pake dance onyu(?)
hoah padahal nungguin adegan sweetnya jo-jin penasaran jjong berubahnya gimana. mungkinkah 2nd mannya key *asal nebak* kkk lanjut eooonnnn aku menantimuuuuuu
ReplyDeletehaha iya yak?
Deletehihi semoga next part ngga mengecewakan :)
thor ...... ahh penasaran siapa second man nya . terus apa yg di lakuin sma hana pas tau Yujin manager nya SHINee........ terus apa alasan sbenarnya si Jonghyun ngebenci Yujin
ReplyDeletejebal thor ...... publish next chapter nya hihihi:3
FF ya daebak:3
hahaha banyak banget ya pertanyaannya hihi
Deletesiap
semoga ngga mengecewakan ya ^^