Pages

Saturday, 5 May 2012

FF SHINee : Fuchsia [Part 5]

Aloha semuanya.
Malam minggu saatnya apaaaa??? *readers: pacaraaannn.
Itu mah buat yang punya pacar, buat yang jomblo jatahnya baca FFku dong :p *ditabok Minho.
Sedikit bocoran, di part ini bakalan ada member shinee yang hadir sebagai cameo. Siapakah dia? Yuk mari kita intip~


Tittle                     : Fuchsia [Part 5]
Author                 : Ichaa Ichez Lockets
Genre                   : Friendship, Romance, Angst.
Rating                  : T
Cast                      : Lee Yeonju, Kim Hyosun, Lee Jinki (Onew), Choi Minho.
Cameo                 : Shin Minkyo, and one of shinee’s member. hehe
Length                 : Chapter
Desclaimer         : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                Sepulang dari kampus, Yeonju menyempatkan diri mampir ke fakultas Hyosun untuk menyerahkan buku yang Minho titipkan padanya kemarin. Jarak gedung fakultas mereka tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu tak sampai 10 menit dengan berjalan kaki.
                Sambil berjalan Yeonju menimbang-nimbang buku itu ditangannya. Yeonju masih merasa aneh, padahal sudah jelas-jelas Yeonju tahu buku itu tidak memiliki kekuatan magic. Namun tetap saja perasaan janggal itu sulit untuk Yeonju lenyapkan.
                Tepat didepan gerbang fakultas Hyosun, Yeonju menghentikan langkahnya. Dengan jeli dia mengamati detail gedung itu, tampak mewah dengan pilar-pilar megah yang berdiri kokoh menyangga 4 lantai di atasnya. Sepintas Yeonju pun mengamati mahasiswa yang melewati teras gedung, tampak begitu rapi dengan hem lengan panjang bermotif garis yang dimasukan pada celana kain serta sepatu fantofel. Kebanyakan mahasiswa pria juga berambut rapi. Jauh sekali dengan style mahasiswa di fakultas Yeonju.
                Sejenak melamun, tiba-tiba ponsel Yeonju berdering. Rupanya ada SMS dari Hyosun.
                ‘Yeonju aku ada dikantin. Paling ujung selatan gedung.’
                Akhirnya Yeonju melanjutkan langkahnya mencari keberadaan Hyosun sesuai dengan pesan singkat yang baru saja diterimanya. Berbeda dengan fakultas Yeonju yang memiliki 4 gedung membentuk sebuah kubus, gedung fakultas Hyosun memiliki bentuk yang lebih rumit namun modern. Terdapat berbagai plakat di sudut koridor sebagai penunjuk jalan yang memudahkan ‘orang luar’ – seperti Yeonju menemukan tempat-tempat disana.
                Areanya pun tertata rapi. Disebelah barat khusus ruang dosen, dekanat dan ruang administrasi. Disebelah selatan menjadi tempat bersantai mahasiswa seperti kantin, hall mahasiswa dan taman lengkap dengan gazebo. Kemudian sisanya adalah ruang kelas.
                Dari kejauhan Yeonju sanggup menangkap keberadaan sahabatnya yang tampak cantik menggunakan hem berwarna pink cerah beserta rok selutut dengan motif bunga-bunga. Hyosun tersenyum cerah ketika Yeonju sampai.
                “Duduklah disini Yeonju.” Hyosun menggeser kursi tepat disampingnya yang kebetulan kosong. “Kau mau minum apa?”
                “Oh tidak usah repot-repot Hyosun. Aku hanya ada perlu sebentar.”
                Hyosun menatap Yeonju bingung ketika yeoja itu mulai membuka resleting tas ransel purple darknya.
                “Minho sunbaenim menitipkan ini padaku.” Ucap Yeonju meletakkan buku titipan Minho diatas meja. “Dia bilang dia menemukannya di toko buku edisi lama dan memintaku untuk memberikannya padamu.”
                “Buku ini?” Hyosun menyambar buku itu kemudian memandangnya dengan takjub. “Tak kusangka Minho masih ingat ketika kita bertemu dengannya saat mencari buku ini… Buku ini, sangat langka Yeonju.”
                Wajah Yeonju tampak datar tanpa ekpresi menatap Yeonju yang seperti baru saja menemukan berlian merah di pedalaman afrika. Buku itu tampak sangat berharga baginya.
                “Kalau begitu sebaiknya aku pergi se…”
                “Hyosun!” terdengar panggilan seorang yeoja dari luar kantin ke arah Hyosun yang spontan membuat Yeonju terdiam.
                “Oh hai~” jawab Hyosun ramah. “Kemarilah Minkyo, akan kukenalkan kau pada sahabatku.”
                Seseorang bernama Minkyo itu lantas berjalan mendekat, sempat memandang Yeonju dari bawah sampai atas, kemudian tersenyum ketika kedua mata mereka beradu – meski Yeonju tahu senyum itu dipaksakan.
                “Yeonju, ini Minkyo teman sekelasku…”
                “Ne bangapta. Aku Yeonju.” Yeonju berusaha sopan dengan seseorang yang baru pertamakali ditemuinya.
                “Dan Minkyo~ ini Yeonju sahabatku sejak 5 tahun lalu.” Jelas Hyosun tampak begitu bangga memiliki sahabat seperti Yeonju. “Yeonju juga kuliah di kampus ini, dia di jurusan fotografi.”
                Senyum yang sebelumnya dipaksakan itu seketika hilang, “Kau bilang dia mahasiswa jurusan fotografi?”
                Hyosun mengangguk.
                “Pantas saja dandanannya seperti ini.” Lanjut Minkyo menunjuk Yeonju dari atas sampai bawah.
                Yeonju mengerutkan dahi, Hyosun tampak tidak terima.
                “Apa maksudmu Minkyo?”
                “Kau pasti tahu kan apa yang sering anak fotografi lakukan?” Balas Minkyo mulai sinis. “Mereka sering menyebarkan gossip-gosip tidak benar tentang jurusan kita. Padahal sudah jelas-jelas kita tidak melakukan apapun.”
                “Tapi…”
                “Sebaiknya aku pergi. Sampai bertemu besok Hyosun.” Potong Yeonju tak ingin memperkeruh keadaan.
                “Oh aku tahu sekarang…” Minkyo kembali berbicara, “Ternyata mahasiswa jurusan fotografi tidak hanya suka menggosip, tapi juga pengecut.” Ketara sekali ada nada merendahkan dari kalimat yang Minkyo ucapkan, membuat Hyosun tak sanggup membendung amarahnya kali ini.
                “Cukup!” Hyosun berteriak, membuat perhatian seluruh isi kantin tersita karenanya. “Tidak bisakah kau menjaga omonganmu Minkyo?”
                “Sudahlah Hyosun.” Yeonju mencoba menengahi mereka berdua. Tak tahu lagi harus berkata apa.
“Yeonju-ya~! Kau juga disini rupanya?”
                Yeonju dan Hyosun kompak menoleh ke sumber suara itu. Berdiri seorang namja menggunakan blazer abu-abu tengah tersenyum sambil berjalan ke arah mereka.
                “Oppa~ kenapa kau baru datang?” Hyosun yang semula hampir saja meledak karena emosinya, dengan cepat berubah ketika melihat senyum yang terkembang di wajah Onew.
                “Mianhe Hyosun, aku ada urusan sebentar.” Jelasnya tampak tenang menanggapi tingkah Hyosun. “Apa kalian sudah memulai makan siangnya?”
                Hyosun, Yeonju dan Mikyung hanya saling bertukar pandang. Suasana yang tadinya tegang  seketika menjadi canggung. Sampai Onew menggeser kursi tempat Hyosun sebelumnya duduk kemudian mengajak yang lain untuk memulai makan siang bersama. Seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi.
***
                “Apa kau sudah menunggu lama Yeonju?” tanya Minho begitu ia sampai di halte dekat gedung kampus mereka.
                “Anio. Aku baru saja datang.” Yeonju berusaha menjawab setenang mungkin, padahal sudah hampir 1 jam dia menunggu disana.
                “Ah itu dia bisnya.” Minho menoleh ketika sebuah bis berwarna hijau berhenti tepat disamping mereka. “Kajja!” ajaknya kemudian mempersilakan Yeonju lebih dulu masuk.
                Kejadian hari ini sangat langka, bahkan belum pernah terjadi sebelumnya. Tadi malam Yeonju menerima tepon dari Minho, namja itu bilang ingin mengajak Yeonju untuk menghadiri sebuah pameran foto yang diadakan hari ini.
                Yeonju tak perlu lagi repot-repot berfikir darimana Minho mendapatkan nomer telfonnya, jawabannya sudah jelas dari Hyosun. Dan alasan Minho mengajak Yeonju hari ini karena berkaitan dengan Yeonju-yang-masih-belum-pandai-memotret seperti yang Minho ketahui waktu itu.
                “Maaf jika aku terlalu mendadak mengajakmu Yeonju, itu karena kupikir kau pasti akan banyak mendapat pengetahuan dengan melihat pameran ini.” Papar Minho pada Yeonju yang duduk disebelahnya. “Selain bisa melihat-lihat foto yang bagus, pihak penyelenggara juga akan membagi tips mereka dalam memotret obyek fotografi. Pasti kau akan tertarik.”
                Yeonju mengangguk-anggukan kepalanya. “Gamsahamnida.” Ucapnya tak sabar untuk melewati hari ini lebih cepat.
                Tepat di ujung jalan Yonsan-gu, Seoul, bis yang mereka tumpangi berhenti. Minho sempat menunjukan undangan ke petugas sebelum akhirnya memasuki pameran itu bersama Yeonju.
                “Kau bisa berkeliling jika kau mau.” Ucap Minho mempersilakan. “Aku ingin menemui seseorang dulu. Jika ada sesuatu, kau bisa mencariku.”
                Yeonju mengangguk tanda mengerti. Detik berikutnya Minho mulai menjauh kemudian menghilang di balik kerumunan.
Awalnya Yeonju menatap sepintas keadaan disekitarnya, tapi kemudian yeoja itu tampak asik mengamati satu persatu foto yang terpampang disana. Tidak memiliki objek artis terkenal ataupun tokoh ternama, namun setiap foto memiliki nilai historis tersendiri sesuai dengan catatan kecil yang ada dibagian bawahnya.
Seperti sebuah foto yang memiliki catatan kecil berbunyi ‘Elegi 14 April 2010, ketika terakhir kali aku melihatnya…’. Dalam foto itu terpampang dua tangan yang saling tertaut, dengan salah satu darinya tertancap selang infuse. Di jemari mereka melingkar dua buah cincin yang sama persis. Benar-benar moment yang tak terlupakan.
                Kemudian Yeonju beralih menatap sebuah foto disebelahnya. Sepintas saja Yeonju tahu itu foto pre wedding. Namun anehnya Yeonju merasa tidak asing dengan foto itu.
                “Yeonju, aku ingin mengenalkanmu pada seseorang yang mengambil foto ini.” Ucap seseorang tiba-tiba, membuat Yeonju lantas menoleh.
                Dibelakang Yeonju berdiri 2 namja yang tersenyum kompak, raut wajah Yeonju seketika berubah.
                “Jonghyun Oppa?” Yeonju lebih dulu menebak sebelum Minho memperkenalkan namja yang berdiri disampingnya.
                “Kalian sudah saling kenal?”
                “Haha, tak kusangka dunia ini begitu sempit.” Jonghyun mengeluarkan tawanya yang khas. “Yeonju sudah lama bekerja di foto studioku Minho. Bahkan foto ini editan Yeonju. Bagus bukan?”
                Minho beralih menatap foto itu. Sebuah foto dengan objek sepasang pengantin berlatarkan pohon tinggi yang membentang di sepanjang sisi jalan. Minho tak menyangka Yeonju sanggup mengedit foto sebagus ini.
                “Yeonju memang ahli menggunakan photoshop. Semua foto yang ada di studioku hanya kupercayakan padanya.” Lanjut Jonghyun. “Tapi yeoja ini sangat pendiam. Aku tidak tahu kalau dia tertarik juga dalam bidang fotografi, dia tak pernah bertanya padaku soal itu…”
                Yeonju menunduk malu.
                “…Dan sekarang, aku dibuat terkejut karena dia datang kemari bersamamu.” Lanjut Jonghyun kemudian menatap Yeonju. “Aku dan Minho bertemu ketika kami sama-sama bergabung di komunitas fotografi kota Seoul, Yeonju. Kau bisa belajar banyak padanya.” Jonghyun sedikit menyenggol lengan Minho, membuat Minho menggaruk tengkuknya karena pujian itu.
                “Ehm kalau begitu mulai sekarang kau harus mengajariku mengedit foto, Yeonju.” Ucap Minho. “Dan aku akan menggantinya dengan mengajarimu memotret. Bagaimana? Impas bukan?”
                “Ne~ Impas. Sangat impas.” Jawab Yeonju dengan sudut bibir yang membentuk seulas senyum.
***
                Didepan cermin Onew menyisir rambutnya dengan rapi. Kemudian namja itu menyisir rambut sebelum akhirnya menyemprotkan farfum beraroma eucalyptus sebagai sentuhan terakhir.
                Malam ini Onew tampak sangat bersemangat. Terbukti berulangkali jari-jarinya mengetuk lembut stir mengikuti nada lagu stand by me yang terputar di mobilnya. Lampu-lampu berkilauan di tepi jalan sebagai saksi bisu wajah cerah Onew malam itu. Senyumnya yang khas menambah rona keceriaan yang terpancar jelas dari raut wajahnya. Onew semakin tidak sabar ketika sebuah gedung sudah terlihat di ujung jalan.
                Dengan hati-hati Onew memarkirkan mobil tepat didepan gedung itu. Ia beranjak membuka pintu mobil kemudian berjalan santai menuju sebuah pintu kayu berwarna abu-abu.
                Onew sempat berkaca di jendela samping pintu itu sebelum akhirnya menekan bell.
                Ting tong!
                “Iya sebentar.” Terdengar suara lirih dari dalam, membuat Onew kemudian mundur satu langkah agar tidak terlalu dekat jika bertatapan dengan seseorang yang ingin ditemuinya.
                Clek! Pintu terbuka. Tampak seorang yeoja menggunakan jumper putih keluar dari baliknya.
                “Bagaimana? Apa kau sudah siap?” tanya Onew yang kemudian dibalas anggukan oleh Yeonju.
-To Be Continue-

                Hehehe *nyengir kuda* TBC nya nanggung banget ya? Maap disengaja, biar pada penasaran ^^v
                Nah! Ternyata cameo yang nongol disini adalah abang jonghyun yang jadi pemilik foto studio t4 yeonju bekerja. Wkwkwk, inget Cuma cameo ya :p
                Dan maap kalo kata2 di part ini ancur berkeping-keping, itu terjadi karena author yang kelewat sibuk karena minggu ini ditinggal umma ke Jakarta. #penting :p
                Silahkan meninggalkan komentar jika anda selesai membaca. Dan jangan lupa menggunakan sabuk pengaman ketika anda bepergian (?). akhir kata, annyeong semuanya~ *dadah dadah bareng taemin sambil ngedayung perahu menuju laut lepas (?)



Shared By: ichaichez.blogspot.com 
Dont Forget to Full Credit if You Wanna Respost!

17 comments:

  1. kok nanggung? ditunggu lanjutnya eon^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. nanggung ya? besok diusahain panjang deh ;)

      Delete
    2. ehehe :D sip dehh eon..
      abis penasaran banget nih. TBC nya bener2 nanggung bangeet --"

      Delete
  2. Kak,, lnjutan naa dunkz...
    plisss >>>>>


    kerennn buanget !!!!!!!
    kak,, kkak jgooo bnget bkin orang pnasaran,,

    :D :D :D

    ReplyDelete
  3. author, part ini rasanya kok pendek ya? rasanya nanggung~ hehehe
    penasaran sebenarnya sama onew, minho & yeonju >˛<

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya yah? next part dipanjangin deh. hihihi
      haha yang itu tggu next part ya ^^

      Delete
  4. eonnie ,,,! lanjutannya dong T^T nanggung banget,,

    ReplyDelete
  5. kakakk... part6 nya manah? saya laparr saya lapaarr !!! :) :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. lapar? kewarung dong *plak!
      mian part 6 nya telat. akhir minggu ini baru bisa post.
      ditunggu ya :)

      Delete
  6. Wuaaahh .. Gak sabar nih
    Cerianya gila complicated banget
    Rumit
    Dan jujur .. Sifat lamaku keluar dah
    Aku sebel bangeett sama Hyosun, entah kenapa
    Hoho
    Rasanya, aku sebel banget sama orang yang entah sengaja atau gak, nyakitin main characternya, gapeduli dia itu sodara aau sahabatnya *nahlo, malah curcol*
    Kayaknya sih cinta segiempat yah?
    Huff ..
    Oke, see you kak
    Aku menantikan part slanjutnya ^^

    ReplyDelete