Pages

Monday, 19 March 2012

FF SHINee : Angel Key [Part 8/END]

mian baru bisa dipost sekarang.
tadi malem terbuai sama teaser sherlock :p



Tittle                     : Angel Key [Part 7]
Author                 : Ichaa Ichez Lockets
Genre                   : Fantasy, Friendship, Family, Romance.
Rating                  : G
Cast                      : Park Yungshin, Key SHINee, and Taemin SHINee.
Length                 : Chapter
Desclaimer         : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                “Jadi appa Taemin yang melakukan semua ini?” pekik Yungshin menyadari foto appa Taemin yang terpampang disana.
                “Siapa yang kau maksud Yungshin?” tanya Mr Park mengalihkan pandangan dari lembaran koran itu ke arah Yungshin.
                “Ini…” Yungshin menunjuk foto didalamnya. “Apa appa mengenal orang ini?”
                Lantas Mr Park membuka lipatan koran itu dan melihat foto yang tercantum di pojok kanan bawah. “Ini… Lee Jung Kwon, salah satu pemegang saham di perusahaan appa.”
                “Jadi appa mengenalnya?”
                “Tentu saja.” Jawab Mr Park cepat. “12% saham di perusahaan appa dimiliki oleh Mr Lee.” Mr Park kembali menatap foto itu. “Appa tidak menyangka ternyata dia yang melakukannya.”
                Yungshin tak langsung menanggapi kalimat Mr Park, yeoja itu berfikir sejenak kemudian kembali bertanya, “Lalu apakah appa mengenal Taemin?”
                “Taemin?” tanya Mr dan Mrs Park bersamaan. Mereka berdua sempat berpandangan. Dari ekspresi keduanya bisa Yungshin duga nama itu terdengar asing di telinga mereka. “Memangnya siapa dia?” tanya Mr Park lagi.
                Yungshin terdiam. Mr Park pun tak ingin bertanya lebih lanjut, justru kembali larut dalam kata demi kata yang terpampang dalam koran itu.
                Ini memang bukan saat yang tepat untuk mencari tahu dimana Taemin. Meski betapa Yungshin sangat ingin bertemu dengannya sekarang, tapi gadis itu tahu mana yang harus ia prioritaskan. Tidak mungkin Yungshin pergi begitu saja untuk mencari tahu dimana keberadaan Taemin, sementara ayahnya mati-matian berjuang untuk mencari keadilan.
                Yungshin tahu ada sesuatu yang harus ia lakukan secepatnya.
                “Bagaimana kalau kita menyewa pengacara untuk membela appa di pengadilan?” ucap yeoja itu setelah berfikir berulang kali.
                “Pengacara?”
                Yungshin mengangguk. “Appa tidak usah khawatir. Soal biaya aku yang akan menanggungnya.” Tekad gadis ini sudah bulat, ia tidak peduli harus mencari uang dengan berhutang atau menjual seluruh barang-barang di apartemennya sekarang juga, yang penting ia sanggup membela appanya yang harus menderita karena semua ini.
                “Tapi…”
                “Appa tidak keberatan kan jika harus menyerahkan diri dan muncul dihadapan semua orang?”
                Alis Mr Park tertaut, ia tahu tidak mungkin selamanya ia harus bersembunyi seperti ini. Harus ada tindakan yang ia lakukan. Lagipula ini adalah sebuah kesempatan emas, disaat semua orang sudah tahu siapa yang sebenarnya bersalah.
                Akhirnya Mr Park tersenyum seraya memegang pundak Yungshin, “Terimakasih sayang. Terimakasih atas semuanya…” ucap Mr Park tak sanggup menahan air mata yang menggenang di sudut kelopak matanya.
***
                “Apa kau yakin akan melakukan ini sayang?” tanya Mr Park sekali lagi, sesaat setelah ia bersiap untuk menyerahkan diri ke pihak kepolisian.
                Yungshin mengangguk mantap. “Appa tidak perlu khawatir, semua pasti akan berjalan sebagaimana mestinya.” Yeoja itu meraih tangan Mr Park dan menggenggamnya, “Apapun yang terjadi, aku akan membela appa sampai akhir.”
                Meski berat, gadis itu tidak peduli jika harus menjadi rival appa Taemin di pengadilan nanti. Yang penting sekarang, kasus appanya sanggup terselesaikan.
                Begitu turun dari taksi, wartawan sudah memenuhi pelataran kantor kepolisian Seoul. Bisa Yungshin duga mereka pasti sangat terkejut dengan kedatangan Mr Park hari ini. Tak luput berbagai pertanyaan dilontarkan, namun baik Mr Park maupun Yungshin dan ummanya memilih bungkam.
                Yungshin, Mrs Park dengan Mr Park beserta pengacaranya duduk di ruang yang terpisah. Saat ini Yungshin dan ummanya berstatus sebagai saksi. Sedangkan Mr Park masih berstatus sebagai tersangka.
                Sebelumnya Yungshin pikir status Mr Park akan cepat berubah menjadi ‘korban’ atau ‘saksi’, namun yang luput dari dugaannya adalah ternyata semua ini harus melalui proses yang begitu panjang. Mr Park masih terlibat kasus pidana berkaitan dengan usahanya untuk melarikan diri ketika tuduhan itu masih dijatuhkan padanya dulu.
                Yang bisa Yungshin lakukan hanya tinggal menunggu keputusan apa yang akan diberikan pada ayahnya, dan langkah apa yang harus ia pikirkan setelah ini.
                “Apa umma sudah lelah?” tanya Yungshin pada Mrs Park yang tampak menyandarkan kepalanya di tembok belakang tempat duduk. “Umma bisa pulang sekarang jika umma sudah lelah, aku tidak ingin umma sakit.”
                Mrs Park menatap Yungshin sebentar, “Baiklah umma akan pulang. Tapi Yungshin juga ikut ya?”
                “Ehmm, aku masih harus disini menemani appa.” Jawab Yungshin menolak. “Nanti setelah makan malam aku berjanji akan pulang.” Lanjutnya kemudian mencarikan taksi untuk Mrs Park.
                Dan Yungshin masih terduduk ditempat yang sama sejak pagi tadi. Sesekali ia mendiskusikan sesuatu dengan pengacara appanya, sesekali pula yeoja itu menebarkan pandangan ke sekeliling kantor, berharap menemukan seseorang yang ia selalu pikirkan.
                Taemin. Namja yang bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sekarang.
                “Appa, Bolehkah Yungshin bertanya sesuatu?” ucap Yungshin disela-sela kesibukan appanya saat itu.
                “Ne? Tanya apa Yungshin?”
“Eung… Apa appa tahu alamat rumah Mr Lee?” tanya Yungshin lagi.
                Mr Park tampak berfikir sejenak, “Appa tidak tahu nama daerahnya. Tapi appa rasa appa bisa menggambarkan peta menuju kesana.” Jawab Mr Park sedikit menerawang. “Memangnya ada apa?”
                 “Ada seseorang yang ingin Yungshin temui disana.” ucap Yungshin serius. “Appa tidak perlu khawatir, Yungshin tidak akan berbuat macam-macam.” Jawabnya kemudian dibalas anggukan pelan oleh Mr Park.
                Berbekal secarik kertas berisi peta, Akhirnya Yungshin memutuskan untuk menuju ke kediaman Mr Lee Jung Kwon yang juga kemungkinan besar Taemin ada disana. Yungshin hanya ingin mencari jawaban atas rasa penasarannya, kenapa semua ini bisa terjadi? Kenapa Taemin tidak pernah menceritakan semua ini? Kenapa namja itu harus berbohong? Dan bahkan hari ini setelah Yungshin seharian menunggu di kantor polisi, namja itu tidak juga menampakkan batang hidungnya.
                Diluar dugaan, belum juga Yungshin sempat menekan tombol bell rumah itu, ternyata puluhan wartawan ada disana. Mereka tampak siaga menunggu siapa saja yang keluar dari rumah dengan pagar berwarna hitam tinggi menjulang itu. Jangankan bertanya, melangkah lebih dekat saja Yungshin tak sanggup. Ia takut mereka akan mengenalinya sebagai putri Mr Park. Bisa saja Yungshin diduga akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kasus ayahnya, atau bahkan hubungan Yungshin-Taemin juga akan terungkap.
                Tentu saja Yungshin tak ingin itu terjadi.
                Akhirnya gadis itu terpaksa mengurungkan niat untuk menemui Taemin dirumahnya dan memilih ke tempat lain dimana ia pikir ia sanggup menemukan Taemin disana.
                 Taman Hawon. Gadis itu berjalan lambat mengelilinginya, berusaha dengan teliti mencari keberadaan Taemin kalau-kalau namja itu juga pergi ke tempat ini sekarang. Terbesit sebuah harapan untuk menemukan Taemin disana. Tempat dimana mereka pernah menghabiskan waktu bersama.
                Sayang hasilnya nihil, meski Yungshin dengan susah payah menemukan sosok Taemin di taman yang tampak remang-remang dengan lampu hias redup berbagai warna itu, keberadannya tetap tak sanggup Yungshin temukan.
                Ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya meluapkan segala emosi seperti yang pernah Taemin ajarkan, namun Yungshin tak sanggup berbuat apapun. Ia hanya  termangu menatap langit malam yang kala itu terselimuti oleh mendung.
                Pikiran yeoja itu melayang jauh, memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.
                Sampai tiba-tiba terbesit sebuah nama dalam benak Yungshin.
                “Key? Apa kau disini?” panggil Yungshin seraya memandang ke sekitar gazebo tempat ia duduk. “Key, aku tahu kau pasti ada disini sekarang.”
                Tak ada jawaban.
                 “Ini bukan saat yang tepat untuk bercanda Key… Aku sangat membutuhkanmu~”
                Hanya gesekan daun dan ranting yang Yungshin dengar, sama sekali tak ada tanda-tanda keberadaan Key disana.
                “Apa kau benar-benar pergi?” tanya Yungshin lagi. “Apa kau tega meninggalkanku seperti ini?”
                Sekali lagi tak ada jawaban. Sunyinya malam menjadi satu-satunya teman yang menemani Yungshin sekarang.
                Gadis itu tertunduk dalam memandangi ujung sepatunya. Mata Yungshin basah sampai akhirnya sebuah butiran air perlahan jatuh satu persatu. Baru Yungshin sadar kalau dia telah membuat kesalahan besar, kesalahan yang bahkan sangat ingin ia perbaiki meski ia tahu ia tak mampu.
***
                Pagi datang ketika Yungshin masih terlelap dalam tidurnya. Yeoja itu tampak kelelahan setelah semalaman pergi mencari Taemin di taman Hawon. Mrs Park sendiri lebih memilih untuk meninggalkan Yungshin untuk mengunjungi Mr Park di kantor kepolisian. Ia tidak tega jika harus membangunkan Yungshin.
                Tanpa Yungshin sadar tiba-tiba ada sebuah kepulan asap yang asalnya dari apartemen tepat di sebelah apartemen yeoja itu. Orang-orang ramai berdatangan untuk melihat lebih dekat. Sedangkan seluruh penghuni apartemen berbondong-bondong untuk menyelamatkan diri dari kebakaran. Semua orang, kecuali Yungshin.
                “Uhuk! Uhuk!” Yungshin mengerjapkan matanya berulang kali, mencoba menyadari apa yang sebenarnya terjadi. “Umma~ umma~” teriak yeoja itu panik kemudian bangkit menyambar pintu kamarnya.
                Diluar dugaan, api bahkan telah melahap sebagian apartemen Yungshin. Gadis itu terjebak disana, dan tak sanggup lagi melakukan sesuatu untuk menyelamatkan diri.
                “Umma!” Yungshin sempat membuka kamar tamu yang tepat disamping kamarnya, namun kamar itu kosong. Bisa Yungshin pastikan hanya ada dia seorang diri disana.
                “Tolong~ siapa saja kumohon tolonglah aku~” teriak Yungshin mencari bantuan. Tapi bahkan sekuat apapun dia berteriak, tak ada siapapun yang sanggup menolongnya dalam situasi genting seperti ini.
                Yungshin sudah mencoba mendekati jendela, namun api dengan cepat merambat melalui korden dan menutup jalan Yungshin untuk melompat keluar. Pintu utama pun tak sanggup Yungshin harapkan. Semuanya telah lenyap dimakan api.
                Nafas gadis itu semakin tipis, udara telah dikuasai oleh asap hitam pekat yang kini sudah mulai memenuhi isi paru-parunya. Pandangan Yungshin mengabur sampai tepat ketika ia hendak menutup mata, ada sekelebat bayangan putih bersayap lebar merengkuh tubuhnya dengan erat.
                Detik berikutnya Yungshin sudah tak sanggup berfikir lagi. Dunia dengan cepat berubah menjadi gelap.
                “Yungshin! Yungshin sayang?” kalimat itulah yang pertamakali terdengar sesaat setelah Yungshin membuka matanya. Bisa Yungshin lihat samar ruangan disekitarnya bernuansa putih. Sudah pasti sekarang ia sudah ada dirumah sakit.
                “Bagaimana keadaanmu sayang? Apa ada yang sakit?” Mrs Park masih saja bertanya dengan panik, takut kalau-kalau ada sesuatu yang terjadi pada anak semata wayangnya itu.
                “Siapa yang membawaku ketempat ini umma?” tanya Yungshin pelan. Sedikit terkejut telah ada infuse yang menancap di punggung tangannya.
                “Entahlah Yungshin… dia seorang namja.” Ucap Mrs Park tidak yakin.
                Yungshin langsung bangkit meski kepalanya terasa pusing. “Siapa namanya? Apa Umma tahu siapa dia?”
                “Tenanglah Yungshin, kau masih sakit.”
                “Cepat katakan umma~ jebalyo~”
                Mrs Park tak langsung menjawab, mencoba mengingat-ingat, “Umma tidak tahu siapa namanya.” Jawab Mr Park yang dengan cepat membuat Yungshin menciut. “Yang umma ingat, dia memiliki rambut berwarna coklat dan dia sangat sopan.”
                Taemin. Sudah jelas itu Taemin.
                Tanpa berfikir panjang Yungshin langsung beranjak dari tempat tidurnya, melepas infuse dengan kasar, kemudian berlari sekuat yang ia bisa mencari sosok Taemin yang selama ini ia cari.
                “Yungshin?” teriakan Mrs Park tidak Yungshin hiraukan. Dalam pikirannya hanya ada Taemin seorang.
                Tepat ketika Yungshin menuruni tangga ke lantai satu, ia melihat Taemin berjalan keluar rumah sakit. Yungshin yakin benar itu Taemin.
                “Taemin!”
                Yang dipanggil tidak menoleh, justru melanjutkan langkah melewati trotoar menuju halte bus yang ada tepat didepan rumah sakit.
                Yungshin pikir dia akan bertemu Taemin yang telah berubah menjadi namja kaya lengkap dengan mobil mewah. Tapi ternyata tak ada yang berubah. Bahkan Yungshin bisa melihat jaket yang pernah dipinjamkan Taemin padanya masih senantiasa namja itu pakai.
                “Taemin!!” panggil Yungshin sekuat tenaga, saat itu pula Taemin menghentikan langkahnya. Dengan cepat Yungshin menghambur kemudian memeluk namja itu dari belakang.
                “Aku tahu kau tidak akan meninggalkanku Taemin…”
                Tak ada jawaban. Namja itu berdiri kaku dengan nafas berat yang ia lepaskan.
                “Tetaplah seperti ini.” Ucap Yungshin cepat ketika Taemin ingin melepaskan pelukan itu. “Kumohon berjanjilah untuk tidak akan meninggalkanku lagi…”
                Taemin masih tak sanggup menjawab apapun, sampai dengan lembut tangannya melepas pelukan itu lalu menatap Yungshin dalam-dalam, “Kau…? Kenapa kau ada disini? Bukankah kau masih sakit?” tanya namja itu khawatir.
                Yungshin menangkap tatapan Taemin tepat ketika namja itu memutar tubuhnya, “Aku tahu kau pasti memiliki alasan untuk melakukanya, Taemin.” Ucap Yungshin mengungkapkan sesuatu yang selalu mengganjal dalam pikirannya. “Tapi bisakah kau menceritakan semuanya padaku dan tidak meninggalkannya begitu saja?”
                Taemin tertunduk dalam. Tak berani membalas tatapan Yungshin yang muli serius. Spontan Yungshin memeluk namja itu sekali lagi, seketika tangisnya pecah.
                “Saranghae~ Jeongmal saranghae Taemin…”
                Kalimat yang Yungshin ucapkan diluar dugaan. Taemin sempat terkejut mendengarnya, namun tak lama kemudian namja itu justru membalas pelukan Yungshin, “Nado saranghae. Bisakah kita memulai semuanya dari awal lagi?”
                Yungshin mengangguk.
                “Kalau begitu sekarang kau harus cepat kembali ke kamar. Aku tahu kau masih sakit.” Lanjut namja itu mengusap puncak kepala Yungshin. “Naiklah ke punggungku, aku berjanji akan menceritakan semuanya ketika kita sampai atas. Oke?”
                Senyum Yungshin seketika mengembang. “Ne~ Aku tidak sabar mendengarnya.”
                Dan Taemin menceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Bahkan namja itu tidak segan bercerita meski Mrs Park pun turut mendengarkan. Bahwa Taemin memang putra dari Lee Jung Kwon yang memutuskan untuk berpisah dengan ayahnya semenjak Taemin menyadari ayahnya melakukan tindakan korupsi. Bahwa Taeminlah yang menyerahkan ayahnya sendiri ke pihak kepolisian setelah ia tahu keluarga Yungshin yang menjadi korban. Bahwa Taemin sempat merasa takut melakukan itu semua, namun sekarang semuanya telah terjadi. Tak ada yang perlu ia sesalkan.
                “Lalu kejadian pagi tadi?” tanya Yungshin mengingat ketika ia terjebak kebakaran di apartemennya. “Bagaimana kau bisa menolongku?”
                Taemin terdiam sejenak untuk berfikir, “Aku menemukanmu sudah tak sadarkan diri dibelakang apartemen. Ketika itu entah kenapa aku ingin melihatmu sejenak disana, tak kusangka aku harus bertemu denganmu ketika kebakaran itu terjadi.”
                Yungshin menautkan alisnya tidak mengerti. Ingin sekali ia mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi pikirannya seperti terhalang kain hitam yang tak sanggup ia tembus.
                Tentang Key dan semuanya, mulai sekarang Yungshin akan selamanya melupakan semua itu.
***
                Dua bulan setelah kejadian itu berlalu, tiba saatnya sidang terakhir untuk penjatuhan hukuman kepada Mr Lee dilaksanakan. Yungshin, Taemin, dan Mrs Park telah siap mengikuti jalannya persidangan sore itu. Sedangkan Mr Park yang berstatus sebagai saksi masih harus mengungkapkan kesaksiannya mengenai perkara atas tuduhan korupsi kepada Mr Lee.
                Taemin yang ketika itu telah diangkat sebagai bawahan kepercayaan Mr Park di perusahaannya tampak tenang menjalani persidangan, berbanding terbalik dengan Yungshin yang terlihat gugup memikirkan hukuman apa yang nantinya akan di terima Mr Lee.
                “Tenanglah, semuanya pasti akan berjalan lancar chagi…” ucap Taemin seraya memegang tangan Yungshin lembut.
                Yungshin tersenyum samar. “Bagaimana kalau appamu mendapat hukuman seumur hidup? Atau hukuman mati? Aigooo…”
                Lantas Taemin tertawa kecil, “Tidak mungkin. Percayalah.. Lagipula appamu tidak menuntut balik atas pencemaran nama baik bukan?”
                Yungshin tersenyum mendengar ucapan Taemin. Kemudian pandangan gadis itu kembali teralih ketika sidang sudah akan dimulai.
                Jam 10 tepat sidang itu dilaksanakan. Sidang terbuka itu tampak begitu ramai dipenuhi dengan wartawan serta para karyawan yang bekerja di perusahaan Mr Park. Semuanya tampak begitu tegang mengikuti jalannya persidangan karena ini adalah persidangan yang akan menentukan berapa lama Mr Lee akan mendekam di penjara.
                Dan setelah 3 jam melewati pertimbangan yang panjang, akhirnya diputuskan Mr Lee mendapat hukuman 12 tahun penjara. Taemin tampak lega Appanya mendapatkan hukuman yang setimpal. Setidaknya untuk memberi beliau pelajaran agar tidak berbuat hal yang sama untuk kedua kalinya.
                “Kau tidak ingin menemui ayahmu, chagi?” tanya Yungshin menggandeng Taemin keluar ruang sidang.
                Taemin menggeleng. “Aku masih tidak ingin menemuinya sekarang.” Jawab namja itu tak membalas tatapan Yungshin, tapi kemudian ia tersenyum. “Bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan saja?”
                “Jalan-jalan?”
                Namja itu mengangguk. “Ke taman Hawon?”
                Tanpa dibujuk lagi pun sudah jelas Yungshin tidak menolaknya. Yeoja itu tampak begitu senang hari ini karena semuanya telah kembali seperti semula. Bahkan sekarang ia juga telah mendapat yeojachingu yang sayang padanya melebihi apa yang ia harapkan.
 Banyak sekali pelajaran yang bisa Yungshin ambil dari semua ini. Semua pelajaran tentang kehidupan yang sanggup mengubahnya menjadi sosok seperti sekarang.
“Ah apa kau ingin eskrim?” tawar Yungshin ketika mereka sedang berjalan lambat di jalan setapak taman Hawon.
Taemin mengangguk kemudian berjalan menuju kedai es krim yang ada disana.
“Eh chakkaman! Kau tunggu disini saja, biar aku yang membelinya.” Ucap Yungshin langsung berlarian kecil meninggalkan Taemin yang hanya sanggup menggelengkan kepalanya melihat tingkah Yungshin.
“Es krim vanillanya dua.” Pesan Yungshin pada penjual es krim itu. Lalu ia menyerahkan dua lembar uang 5 ribu won ketika pesanannya sudah jadi.
 Penjual es krim itu hanya tersenyum melihat kepergian Yungshin, ia sangat lega ternyata Yungshin bisa melewati semua cobaan berat ini dengan baik. Meski dulu ia sempat menyesal mempertemukan Yungshin dengan Taemin, sekarang penyesalan itu justru berbuah manis. Setidaknya bersama Taemin, ia tahu Yungshin tak lagi membutuhkannya.
“Ternyata kau memang telah melupakanku Yungshin.” Key tersenyum menatap Yungshin dari kejauhan. Semua memori Yungshin tentangnya telah sengaja Key hapus sejak dua bulan lalu. Yungshin  tidak hanya melupakan keberadaan Key, tapi juga tidak akan pernah kembali mengingat keberadaan malaikat itu meski mereka kembali bertemu seperti sekarang.
“Selamat tinggal Yungshin. Selamat menjalani kehidupan barumu bersama orang-orang yang kau cintai…” ucap Key mengepakkan sayapnya kemudian menghilang dari tempat itu.
Sedangkan Yungshin masih akan terus berjalan meski cobaan hidup tidak akan berhenti sampai disini.
-The End-




uwoooo akhirnya Key meninggalkan Yungshin begitu saja dan kembali ke pangkuanku(?) *apadah
ternyata taemin bisa jadian sama Yungshin seperti yang kebanyakan orang harapkan. *semoga demikian. tapi awkward juga liat mereka panggil chagi-chagi an. kekeeke

dannn saya musti meminta maap dengan sangat dan dalam kalau endingnya ga kaya yang diaharapkan. *selalu begitu*
maap kalo feelnya ga dapet, ceritanya ngambang dan bla bla bla. karena dream high 2 tidak akan pernah bisa sebagus dream high 1 dan angel key tidak akan pernah bisa sebagus sweet summer. *emang bagus? #mikir

gomawo buat semua apresiasi yang diberikan baik itu like, komen, komen panjang, komen sangat panjang dan komen berupa protes bahkan baca tanpa komen. sangat saya hargai.
gomawo.

buat yang nanyain ada FF lagi atau engga. jawabannya PASTI ada. tapi ngga sekarang. besok covernya aku post di wall seperti biasa.

sekali lagi gomawo. jangan lupa tinggalkan apresiasi terakhir ^^

16 comments:

  1. Nyesel bikin Taemin sama Yungshin ketemu? Aigoo~ jangan bilang Key cemburu :D
    Daebak thor, aku tunggu fanfict selanjutnya ^^

    ReplyDelete
  2. Ih knp Yungsin g jadi sma Key aja sih? kekeke gpp key-nya buat aku aja :P *plaak
    Daebakk eon :D ditunggu ff barunya yah.. (walau Victory blom selesai)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya yah? hihihi
      yaaa jangan! key kan buat aku :p
      siaaap

      Delete
  3. daebak thor~ ditunggu ff key yang lain nya :D

    ReplyDelete
  4. Kasian sama Keeeyyyyyy TT.TT , kok ceritanya Key ngilang??? Weleh2

    ReplyDelete
  5. gak ikhlas banget kalo Key dilupain begitu ajah... #kasian
    ceritanya bagus kok unn!! Daebak!!! Aku tunggu FF yg lainnya...

    ReplyDelete
  6. kereeeennn..
    maaf chingu baru komen di part terakhir, abis ga sabar baca lanjutannya. Mianhae *bow
    daebak pokoknya..
    aku suka ungkapan dream high 2 ga sebagus dream high 1, sweet summer emang keren kok. Suka banget!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ne. gapapa makasih ya udah komen :D

      hahahaah makasihhhhhhhh

      Delete
  7. waaah akhirnya sama taemin dan key sama aku (?) hehehehhee keren eonni, eonni emang paling jago deh bikin ff !

    ReplyDelete
  8. Maaf tlat ngomen --"
    daebak unnie ^^

    ReplyDelete