Pages

Sunday, 1 January 2012

FF SHINee : Eternal Dreams [Part 5] / END

Alohaaaa
Sebelumnya mian jadi telat post. Hehehe
Akhirnya kita nyampe juga dibagian ending alias part terakhir.
Mungkin ending yang sekarang ini ngga terlalu menguras emosi, air mata ato sejenisnya(?) ya, soalnya ini ceritanya emang lebih ringan. Tapi semoga pesannya tersampaikan J
Ngga lupa, saya ngucapin happy new year!
Enjoy reading ya!
Read more





Tittle                : Eternal Dreams [Part 5]
Author             : Ichaa Ichez Lockets
Genre              : Friendship, Romance and many more (?)
Rating             : G
Cast                 : Kim Jira, Jung Yessa, Kim Misun, SHINee’s member.
Length             : Chapter
Desclaimer      : This story is originally mine. This is only a FICTION, my IMAGINATION and the character is not real. Enjoy reading!


                “Aku bersumpah akan mencelakai siapapun dari kalian. Tak ada shawol manapun yang boleh mendekati SHINee. Ini serius. Jadi berhati-hatilah malam ini.” Tulis seseorang dalam sebuah artikel [RUMOR] SHINee Akan Duet Dengan Shawol di Album Terbarunya.
***
            Berulang kali Yessa mengetuk-ketukkan jarinya diatas lutut mengikuti irama music yang menyelusup ditelinganya. Gadis itu sedang dalam bus menuju apartemen lamanya karena ada sebuah barang yang tertinggal disana.
            Tepat ketika bus berhenti, Yessa bergegas turun dan berjalan santai melewati gang depan rumahnya. Tanpa Yessa sadari ada beberapa orang yang mengikutinya sejak tadi. Dan dengan gerakan cepat, salah satu dari orang itu sanggup merapatkan tubuh Yessa ke dinding.
            Yessa terperanjat.
            “Apa kau yang bernama Jung Yessa?”
            Pertanyaan itu tidak langsung Yessa jawab. Ia justru sedikit memincingkan matanya menatap orang-orang yang ada didepannya.
            Ada 3 orang yeoja dan seorang namja yang memiliki tinggi tidak jauh berbeda dengan Yessa. Wajah mereka sedikit merah dengan raut yang sangat masam. Tak satupun dari mereka yang Yessa kenal.
            “Maaf, tapi aku bukan orang yang kalian cari.”
            PLAK! “Jangan berbohong!” sebuah tamparan keras mendarat di pipi Yessa, meninggalkan semburat merah dan sedikit noda darah di sudut bibirnya.
            Yessa benar-benar takut. Ia tahu keempat orang itu bisa berbuat lebih dari ini. Sekarang ia benar-benar dalam bahaya!
            “Tolong! Tolong! To…”
            Mulut dan hidung Yessa dengan cepat dibungkam dengan handuk yang telah diberi obat sebelum teriakan yeoja itu didengar orang. Membuat Yessa kesulitan bernafas, kepalanya bahkan mulai terasa berat.
            “Hey! Lepaskan!”
            Tiba-tiba terdengar teriakan seseorang dari ujung gang. Spontan keempat orang itu melepaskan Yessa dan berlari menjauh sebelum mereka tertangkap basah.
            “Yessa gwenchana?”
            Tubuh Yessa ambruk sebelum pertanyaan itu terjawab. Samar-samar ia melihat sosok yang baru saja menolongnya, namun belum sempat Yessa mengenali orang itu, pandangannya perlahan mengabur sampai yang terlihat hanya hitam pekat.
***
            “Tidak ada luka yang serius. Korban hanya mengalami sedikit trauma.”
            Jira membuang nafas lega mendengar penjelasan dokter. Tapi Misun justru langsung menyambar pintu kamar Yessa dan masuk kedalam.
            “Yessa kau tidak apa-apa?” tanyanya khawatir.
            Yessa mengangguk. “Gwenchana unnie.”
            Bahu Misun melemas. Ia berjalan mendekat dan memandang Yessa lebih teliti.
            “Lain kali tidak bisakah kau lebih berhati-hati huh?!?” ucap Misun tak sanggup menampung kepanikan yang sebelumnya ia simpan. “Jika kau ingin pergi, jangan lupa kabari unnie! Apa kau tidak tahu diluar sana banyak sekali orang yang sedang mengincar kita? Mereka bisa saja…”
            “Misun!” bentak Jira yang membuat Misun dengan cepat menoleh. “Ini bukan saatnya menyalahkan Yessa!”
            Dua orang namja yang baru saja memasuki ruangan langsung terdiam. Tapi tanpa membalas bentakan Jira, Misun memilih berjalan keluar ruangan dan membanting pintu dengan keras.
            “Misun~” panggil Jira mengikuti langkah Misun, namun yeoja itu justru terhenti tepat didepan pintu saat ada seseorang yang menarik tangannya.
            “Biarkan dia tenang.” Ucap Onew meremas pelan lengan Jira. “Dia hanya butuh waktu untuk berfikir.”
            Jira diam. Akhirnya yeoja itu menjatuhkan tubuhnya ditempat duduk samping koridor rumah sakit. Ia merasa tidak berguna karena tak sanggup berbuat apapun untuk mengatasi masalah ini. Dan Onew tahu benar, sekaranglah saat yang tepat untuk meminjamkan bahunya.
            Sementara itu didalam kamar, Yessa tercenung. Pandangannya kosong. Tapi kemudian beralih menangkap tatapan namja yang menyentuh lembut ujung jari-jarinya.
            “Oppa?”
            Minho tersenyum getir. “Gwenchanayo?”
            Hanya sebuah anggukan yang menjadi jawaban Yessa.
            “Mianhe aku datang terlambat Yessa.” Sesal Minho. “Jika saja…”
            “Gwenchana Oppa.” Potong Yessa lebih cepat. “Seharusnya aku berterimakasih karena Oppa telah menolongku disaat yang tepat.”
            Tak ada jawaban.
            “Tapi apa Oppa tahu siapa pelakunya?”
            Minho membuang nafas berat sebelum menjawab, “Diduga kuat kalau mereka shawol.” Jelas Minho, “Misun bilang salah satu dari mereka telah menulis ancaman di sebuah artikel tentang SHINee dan kalian. Sepertinya mereka tidak terima sampai akhirnya berbuat nekat seperti ini.”
            Yessa terdiam mendengar penjelasan itu. Gadis itu menerawang memandangi langit gelap  dari balik jendela kamarnya.
            “Eung, apa Oppa tahu dimana Jira unnie dan Misun unnie sekarang...?”
            Minho terpaku mendengar pertanyaan itu. Bibirnya tercekat.
            “...Apakah mereka berdua kembali bertengkar?”
***
            “Sebaiknya kita berhenti sampai disini.”
            “Apa maksudmu Misun?”
            Kini Misun dan Jira tengah berbicara serius diruang tengah dorm mereka. Mereka berdua merasa hal ini perlu dibicarakan lebih dalam agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
            “Kita harus keluar dari SM Entertaiment sebelum keadaan tambah buruk nantinya.” Jawab Misun tajam.
            “Kau bercanda?” balas Jira tidak setuju. “Sudah kubilang kesempatan tidak akan datang dua kali Misun! Kita sudah sangat beruntung bisa menjadi trainee di SM. Sekarang kau ingin melepaskannya begitu saja?”
            Misun menatap Jira dalam-dalam. “Kau tau sudah sejak awal aku tidak menyetujuinya!” ucap Misun dengan nada meninggi. “Dan setelah Yessa menjadi korban seperti ini, kau masih ingin melanjutkannya?”
            Jira diam.
            “Ingat Jira, ini belum seberapa. Mereka bisa berbuat lebih nekat dari ini!” Bentak Misun lagi. “Apa kau ingin mengambil resiko dengan membahayakan nyawa Yessa, atau bahkan nyawamu sendiri HAH?”
            “Bukan begitu maksudku Misun. Tidak bisakah kau memikirkan ini sekali lagi??”
            Misun semakin terlihat emosi mengetahui Jira tak sependapat dengannya. Gadis itu menggenggam erat-erat telapak tangannya menahan amarah yang bisa meledak kapan saja.
            Ini bukan tentang memenangkan sebuah perdebatan atau selisih pendapat. Tapi ini tentang keselamatan mereka bertiga jika tetap bertahan menggantungkan mimpi mereka di SM Entertaiment. Tak ada siapapun yang tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Oleh karenanya Misun merasa berkewajiban mengantisipasi hal yang mungkin akan jauh lebih buruk dari sekarang.
            “Keluar dari SM Entertaiment saat ini bukan jalan keluarnya Misun…”
            “Lalu apa jalan keluarnya?” teriak Misun frustasi.
            PRANG! Sebuah gelas kaca telah menjadi korban amarah Misun pagi itu. Membuat Jira tersentak, bahkan Misun sendiri terkejut karena terjadi diluar kendalinya.
            “Unnie?”
            Pandangan Misun dan Jira kompak mengarah pada yeoja yang berdiri di ambang pintu. Dan tepat dibelakang yeoja itu berdiri 5 orang namja yang tampak terkejut melihat pertengkaran yang baru saja terjadi.
            Tak ada waktu lagi. Misun merasa harus pergi sekarang juga sebelum amarah benar-benar mengusainya.
***
            Matahari mulai condong ke arah barat. Membiaskan warna jingga bercampur awan putih dilangit. Burung terbang kembali ke peraduannya, berlomba-lomba dengan hari yang sebentar lagi berubah gelap.
            Tepat diatas gedung yang belum selesai dibangun, duduk seorang yeoja dipinggiran lantai dan membiarkan kakinya menggantung ke bawah. Yeoja itu merenung. Sibuk menyusuri pikiran yang sejak tadi memenuhi otaknya.
            ‘Apakah aku telah berbuat sesuatu yang salah?’
            “Sudah kuduga kau pasti kemari.”
            Misun menoleh. Ditemukkannya sosok namja yang paling tidak ingin ditemuinya sekarang.
            Misun adalah tipikal yeoja yang menilai kepribadian seseorang disaat pertama kali mereka bertemu. Dan disaat bertemu dengan Key, dia mampu menangkap image negative dari namja itu. Karenanya, sampai sekarang image itu belum berubah dimata Misun.
            “YA! Tidak bisakah kau tidak duduk dipinggiran seperti itu huh?” protes Key tiba-tiba. “Apa kau tak tahu kalau aku ini takut ketinggian?”
            Misun tak bereaksi. Justru memandang apartemen sederhananya dari atas. Apartemen itu berada tepat disamping gedung tempat Misun duduk saat ini. Entahlah… Misun jadi mendadak merindukan apartemen itu sekarang.
            “Mereka tadi mencarimu.” Ucap Key lagi. “Jira mengkhawatirkanmu sampai-sampai dia memohon padaku untuk mencarimu. Dan saat aku mengecek di apartemenmu yang dulu, tanpa sengaja aku melihatmu dari bawah. Haha, aku memang jenius bisa menemukanmu ditempat ini.”
            Tidak lucu. Misun kembali diam tanpa menoleh sedikitpun.
            “Uh…” Key kemudian duduk bersila disebelah kanan berjarak setengah meter dibelakang Misun. “Kurasa kau beruntung masih ada yang mau berteman denganmu. Jika aku jadi mereka, sudah pasti aku berfikir lebih dari dua kali untuk menerimamu menjadi temanku.” Ucap Key cuek. “Kau itu sudah galak, mudah emosi, egois, keras kepala, bla bla bla…” banyak sekali yang disebutkan Key betapa buruknya sifat Misun.
            Yang sedang dibicarakan justru tidak emosi seperti biasanya. Misun tertunduk. Memikirkan baik-baik celotehan yang Key ucapkan. Gadis itu baru menyadari betapa buruk sifatnya selama ini. Bahkan telah berulang kali ia hampir saja menghalangi mimpi Jira dan Yessa yang sebentar lagi akan terwujud. Tak sanggup Misun bayangkan sudah berapa kali ia menyakiti hati kedua sahabatnya itu, tapi mereka tetap setia menerima Misun apa adanya.
            Dengan bodohnya Misun tak sanggup menyadari hal ini sejak dulu.
            Kali ini tatapan Misun kembali menangkap cahaya kekuningan yang menyapa halus kulit wajahnya. Mata yeoja itu basah. Ingin sekali ia menangis sejadi-jadinya atau bahkan meminta pelukan namja yang ada dibelakangnya sekarang juga. Tapi Misun tidak melakukan hal itu. Belum.
            “Jika kupikir-pikir entah kenapa banyak sekali persamaan diantara kita.” Ucap Key lagi. “Kau cuek, aku cuek. Kau keras kepala, aku keras kepala. Kau egois, aku juga. Yah… walau hanya sedikit. Hehe.”
            Key menunggu reaksi Misun. Tapi yeoja itu masih diam.
            “Eung… mungkin ini terdengar bodoh. Tapi sepertinya aku mulai menyukai sifatmu. Rasanya seperti menemukan cerminan diriku sendiri saat melihatmu. Haha.” Tawa Key meledak. “Tapi aku yakin kau tidak menyukaiku.”
            Diluar dugaan,  Misun justru menoleh. “Bagaimana jika aku menyukaimu juga?”
            “MWO?”
            Misun langsung beranjak kemudian menarik lengan Key agar mau berdiri bersamanya. Sekilas, yeoja itu memeluknya.
            “Kajja. Kita harus kembali sebelum semuanya terlambat,” ajak Misun meraih tangan Key. “By the way, gomawo karena kau telah menyadarkanku.”
            Dengan tampang bodoh Key menunjuk hidungnya sendiri. “Aku? Menyadarkanmu? Memangnya apa yang telah kulakukan?”
            Misun hanya tersenyum tipis melihat tingkah Key sambil terus menggandeng namja itu. Sekarang juga, ada urusan yang harus segera Misun selesaikan.
***
            01.01.12
            Alunan lagu bertempo lambat menyelusup ditelinga Misun. Gadis itu tampak sangat menikmatinya. Sampai-sampai sudah lebih dari 10 kali Misun mendengar lagu yang sama hari ini.
            Hello – SHINee.
            Judul itulah yang tertera di layar i-Pod Misun. Judul lagu yang dulu sempat ingin dinyanyikannya bersama SHINee lebih dari setahun yang lalu. Tapi meski lagu itu bukan lagi untuknya, Misun merasa senang telah diberikan kesempatan lain.
            “Ah unnie, eottokhae?” ucap Yessa sambil berulang kali mencoba tenang, namun ia masih saja terlihat gugup.
            “Ada apa Yessa?” tanya Jira sejenak menghentikan aktifitas latihan pernafasannya.
            “Aku takut membuat kesalahan.” Jawab Yessa. “Ah… aku gugup sekali.”
            Misun justru tersenyum kemudian meraih tas kecil yang selalu Yessa bawa kemanapun ia pergi.
            “Sepertinya kau melupakan ini Yessa.” Ucap Misun seraya menunjukkan sesuatu ditangannya.
            “Ah gelangku!”
            Jira hanya sanggup menggelengkan kepala melihat tingkah yeoja yang sudah ia anggap seperti dongsaengnya ini.
            Gelang dari Minho. Hampir saja Yessa melupakannya.
            Saat itu juga tiba-tiba ada seorang kru yang masuk kedalam ruang ganti dimana Yessa, Jira dan Misun sudah menunggu sejak tadi.
            “Apa kalian sudah siap?”
            Ketiga yeoja itu spontan berdiri dan mengangguk. Kemudian mengikuti langkah seorang kru yang lebih dulu berjalan didepan.
            “Setelah penampilan BoyFriend, kalian yang akan tampil.”
            Jira langsung menghela nafas panjang mendengar ucapan kru itu. Kemudian dia meraih tangan kedua sahabatnya sembari tersenyum.
            “Sebaiknya kita berdoa dulu.”
            Mereka bertiga memejamkan mata sambil berujar dalam hati masing-masing. Berharap debut stage ini akan berjalan lancar.
            BoyFriend menyelesaikan performnya dengan baik. Kemudian lampu dipadamkan. Saat itulah terdengar teriakan keras dari bangku penonton Music Bank.
            Seperti ada gemuruh yang bergejolak dalam dada mereka bertiga. Rasanya masih tak percaya bahwa ini kenyataan, bukan hanya sekedar mimpi.
            Tepat ketika alunan lagu ciptaan Yessa, ‘These We Are’ terdengar, saat itu pulalah lampu diatas panggung mulai dinyalakan. Disusul sorakan meriah dari seluruh penonton.
            Perasaan itu kini membuncah menjadi satu. Bercampur semangat dan emosi yang sebelumnya telah lama mereka pendam. Mereka bertiga benar-benar bangga mampu mengatasi kesulitan diri sendiri dan tampil menjadi bagian dari girl band terbaru SM Entertaiment, The Flow.
            Setidaknya mereka bertiga sanggup membuktikan, bahwa persahabatan bukan tentang sebuah keadaan dimana banyak persamaan yang menyatukannya, bukan tentang jarak, bukan tentang waktu maupun ruang. Tapi persahabatan adalah sebuah keadaan dimana saling menerima dan diterima, mengisi satu sama lain, menghargai sebuah perbedaan dan mengubahnya menjadi warna yang mampu menghiasi hidup, mimpi dan harapan.
-The End-


Fiuhh, akhirnya mereka bisa debut walo ternyata ngga duet bareng ama shinee. Kekekek
Oiya buat yang masih bingung, jadi ceritanya, kejadian dari part 1-4 itu sebenernya terjadi lebih dari setahun yang lalu sebelum mereka debut. Awalnya kan mereka mau duet pake lagu hello, karena ada masalah, akhirnya ngga jadi, dan lagu itu Cuma dinyanyiin SHINee sendiri aja. Sebagai gantinya, The Flow debut sendiri sebagai sebuah GB. Begitu. Wkwkwkwk *ngarang bebas banget yak?

Dan (saya sudah menduga) pasti bakalan banyak yang nanyain soal hubungan JiNew, YeMin dan MiKey. Kekekeke, jadi sebenernya aku ngga terlalu nyorot gimana hubungan mereka, tapi lebih ke persahabatan 3 macan(?) ini. Dimana walau ada perbedaan sifat dan pendapat, mereka tetep bisa ngatasinnya sampai akhirnya bisa debut. Begitu. Ekekekek

Dann , bagian terpentingnya adalah karena cast dalam FF ini NYATA alias ada orangnya beneran, kalian bisa nemuin gimana sih The Flow ini sebenernya bisa terbentuk, dan apa aja fakta-fakta mereka. Ngga Cuma itu, tapi kami (bertiga) juga udah bikin first single. PUHAHAHA *niat amat yak?
Kekekek anggap aja itu trailer FF ini, soalnya isinya ngga Cuma suara melainkan VIDEO. Jadi readers semua bisa menemukan bagaimana aslinya suara saya kalau sedang bernyanyi. Muehahuehauheu

video dan faktanya bisa diliat setelah notes ini ^^ 

SELAMAT MENIKMATI. WEKEKEKEK

10 comments:

  1. yaaaah, kenapa engga jadi duetnya? ._.
    tapi daebak! aku suka eonn ceritanya. dengan begitu mereka tetep bisa ketemu sama shinee oppadeul terus kaaan :))

    ReplyDelete
  2. wah, udah ending.
    cepet banget eoni. kalo bisa sih ada sekuel. ahaha
    aaaa aku ngarep adegan onew-oppa dan anak2. sama adegan keymisun.
    eoni, buat lagi ya? onew atau key gitu yg tokoh utamanya. ya eoni ya? *ngarep #kedipkedip

    ReplyDelete
  3. hehe iya biar jadinya debut sendiri :p
    tunggu next FF ya ;)

    ReplyDelete
  4. keren... banget malah... jadi pengen seperti Misun.(hehehehe)
    kasian Taemin ma Jonghyun Oppa jadi aktor pelengkap sja hahaha* ditabok shawol sedunia.
    gimana sih cranya dapat ide cerita yang keren??? ajarin dunkz...*ngarep

    TWO THUMBS for u.

    ReplyDelete
  5. thor,, kisah romanceny si author sma key kok gak jalan?? itu yg aku tungguin lo,, tapi ff nya daebak..
    bikin after storynya dongg.. share di fb/blog trserah author aja,, kayak sweet summer loo hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. kekeke kan udah dibilang kalo cuma fokus ke 3 cewek itu :p
      hahaha engga say. ini udah end

      Delete
  6. wah, daebak eon...
    oh y, posting background cover.a dong, jebal
    ak lg mw bikin cover tp background.a jelek2, hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. posting bacground cover?
      sebagian udah pernah aku pake chingu u.u

      Delete
  7. yyyyeeeaahhh!!!
    ff ny kren !!! kk jg keren !! hahahha ^^

    like , like , like ... ^o^

    ReplyDelete