annyeonggg~ ternyata eh ternyata
aku ngga telat post kaaan? *kedip kedip mata
ngga tau kenapa langsung ting!
ting! ting! ide di otak muncul seperti air yang mengalir.
kemaren juga sempet iseng bikin
cover ff (*soalnya bosen ama cover yang lama). pas udah dibikin, ternyata
jadinya jelek . wkwkwk. jangan pada diketawain ya kalo covernya jelek. soalnya
(asli) ini bikinnya ngasal banget! Tapi kasian juga kalo ga dipamerin. puhahahaha~
langsung aja deh ya~, happy
reading!
Tittle :
Victory [Part 13]
Author :
Ichaa Ichez Lockets
Genre : Friendship, Romance.
Rating : T
Cast : Shin Hye Mi (Naya), Jung Eun
Sun, Janny Lee (Jane), Kumiko Chan, B1A4 member.
Length : Chaptered
Desclaimer : This story is originally mine and
inspired of many articles that I read. This is only a FICTION, my IMAGINATION
and the character is not real. Enjoy reading!
“Mwo??
Operasi plastik?” teriak Kumiko dan Eun Sun bersamaan.
Hye Mi hanya
mampu mengangguk pelan.
Saat ini
mereka bertiga tengah bersantai diatas tempat tidur Kumiko. Hye Mi bersandar
pada dinding, Eun Sun memeluk bantal berbentuk hello kitty, kemudian Kumiko
yang sebelumnya sempat tiduran di tempat tidur langsung bangkit begitu
mendengar penjelasan Hye Mi tentang perintah-Mr Cho-untuk-oparasi-plastik.
Sedangkan Jane (seperti biasa) selalu pulang larut malam. Entah karena untuk
menghindari Hye Mi atau memang sedang rajin berlatih, Hye Mi tidak tahu.
“Apa kau
akan melakukannya, Eonnie?” Eun Sun masih terlihat penasaran.
Hye Mi
menggeleng.
“Mendengar
kata operasi plastik saja sudah membuatku merinding~” ucap Kumiko sambil
sedikit menggetarkan tubuhnya dan menggosok lengannya karena ‘merinding’. Jika
Kumiko yang ada di posisi Hye Mi sekarang, sudah jelas ia akan menolak. Karena
Kumiko sendiri phobia dengan jarum suntik.
Begitu pula
dengan Eun Sun. Sudah sejak sebelum menjadi trainee, Eun Sun dikenal sebagai
seorang ulzzang. Meski terkadang tidak bisa lepas dari make up, tanpa operasi
plastic pun dia sudah terlihat begitu cantik.
“Kupikir~
sebenarnya kau tidak perlu melakukan operasi plastik , Eonnie.” Ucap Kumiko
lagi. “Eonnie sudah cantik.”
Eun Sun
mengangguk setuju. “Ne~ Eonnie punya mata yang indah, hidung yang mancung serta
bibir yang tipis. Bahkan eonnie punya double eyelids yang tidak semua orang
korea memilikinya” Ucap Eun Sun sambil menunjuk bagian wajah Hye Mi. “Kau hanya
perlu mengubah warna kulitmu yang sedikit gelap, Eonni.”
“Ne~” sahut
Kumiko. “Eonnie juga punya tubuh yang tinggi. Dan bahkan jika diliat baik-baik,
wajah eonnie itu lama-lama jadi mirip dengan wajah orang korea.”
Eun Sun dan
Hye Mi kompak melihat ke arah Kumiko sejenak lalu tertawa, padahal wajah mereka
sebelumnya terlihat sangat serius.
Awalnya Eun Sun dan Hye Mi hanya diam
sambil memandang Kumiko sesaat. Tapi kemudian…
“Wahahaha.” Tawa mereka lantas meledak.
Padahal sebelumnya mereka terlihat begitu serius.
“Apa karena
aku tinggal di korea beberapa bulan, lalu kau pikir wajahku jadi mirip orang
korea?” tanya Hye Mi terkekeh.
“Kau ini
aneh-aneh saja Kumiko.” Timpal Eun Sun. “Bukan begitu maksud ucapanku. Lagipula
kau sudah lama tinggal disini tapi wajahmu masih saja terlihat seperti orang
Jepang.” Lanjutnya yang langsung membuat Kumiko cemberut.
“Aaaahh
unniee!!” Kumiko merebut bantal yang sejak tadi di peluk Eun Sun lalu
melemparnya ke arah Eun Sun. Sayangnya meleset. Membuat Kumiko semakin
cemberut.
“Kau sudah
pulang Jane?”
Pertanyaan
Hye Mi barusan langsung membuat suasana berubah dingin. Jane yang baru datang
tak menghiraukan pertanyaan Hye Mi, justru memilih untuk mandi. Hye Mi lantas
terdiam. Sampai sekarang ia masih saja tidak mengerti apa yang sebenarnya
diinginkan Jane darinya.
***
Dengan
sebelah tongkat, Hye Mi berjalan melintasi koridor yang tidak terlalu ramai.
Sekarang waktunya kelas koreo, Hye Mi sengaja memanfaatkan waktu luang ini
untuk menemui Mr Cho dan membicarakan tawaran Mr Cho tempo hari.
Tentu saja
jawabannya tidak. Hye Mi akan berusaha memegang teguh pendiriannya untuk
menolak melakukan operasi plastik. Sudah ada beribu kalimat yang telah ia
persiapkan kalau-kalau nanti Mr Cho sampai mengeluarkan Hye Mi karena
keputusannya ini.
Operasi
plastik dan dikeluarkan dari agensi, Hye Mi tak ingin mendapatkan keduanya.
“…Kumohon
Mister mempertimbangkannya sekali lagi…”
Jemari Hye
Mi terhenti di gagang pintu ketika samar-samar mendengar pembicaraan seseorang
di dalam ruangan Mr Cho.
“Sebenarnya
aku juga tak ingin membuang uang perusahaan hanya demi ini. Tapi aku tidak
yakin Hye Mi berhasil tanpa operasi plastik.”
DEG! Hye Mi
terkejut namanya disebut-sebut. Suara berat itu, sudah pasti Hye Mi tahu Mr Cho
yang memilikinya.
“Tapi jika
operasi plastik ini dilakukan, bukan hanya uang yang terbuang, tapi juga
reputasi.” Ucap suara pertama dengan yakin. “Mungkin operasi plastik akan mampu
diterima oleh sebagian warga korea. Tapi tidak dengan warga Indonesia. Saat ini
saja, Korean wave sudah begitu banyak digemari oleh remaja Indonesia. Jika
mereka tahu bahwa Hye Mi – seorang kpop idol yang notabene warga asli Indonesia
– melakukan operasi plastic, aku tidak yakin mereka akan menerimanya. Karena
operasi plastik dianggap sebagai sesuatu yang tabu di Indonesia.” Papar orang
itu panjang lebar.
Suara Mr Cho
tak lantas terdengar. Sepertinya Mr Cho sedang memikirkan apa yang baru saja
orang itu katakan.
“Kalau
Mister tidak yakin, beri Hye Mi waktu beberapa bulan.” Dia terdiam sejenak.
“Biarkan Hye Mi melakukan perawatan tubuh dan wajah untuk memperlihatkan pesona
terbaiknya. Lagipula Hye Mi masih memiliki waktu ‘luang’ bukan?”
Hanya
terdengar desahan nafas Mr Cho sebelum ia berbicara, “Baiklah. Kurasa ucapanmu
ada benarnya juga.” Kali ini suara Mr Cho lebih terdengar santai. “Entah
kenapa, baik kau dan Hye Mi memiliki kata-kata yang selalu membuatku percaya.
Seakan aku tidak dipersilakan untuk menolak.”
Lawan bicara
Mr Cho itu langsung tertawa.
Dibalik
pintu, Hye Mi membekap mulutnya rapat-rapat saking senangnya. Ingin sekali Hye
Mi berteriak, tapi ia tahu ia sedang ‘bersembunyi’ sekarang.
Ada satu hal
yang membuat Hye Mi lebih merasa senang. Bukan hanya karena gagal operasi
plastik. Melainkan sebuah pembuktian. Hari ini Hye Mi baru saja membuktikan
bahwa dugaannya selama ini tidak salah.
Pintu ruang
Mr Cho terbuka. Seseorang yang baru saja membela Hye Mi keluar dari sana
kemudian berjalan pelan menuju lift ke lantai atas.
“Jane!”
panggil Hye Mi yang berdiri di belokan.
Panggilan
itu Jane abaikan.
“Jane aku
sudah mendengar semuanya.”
Tubuh Jane
mendadak kaku di tempat. Dia tak berani menoleh ke arah Hye Mi yang berjalan
beberapa meter di belakangnya.
“Tunggu
Jane!” panggil Hye Mi saat Jane kembali melangkahkan kakinya. “Kau tahu bukan,
bahkan sekarang aku tidak bisa menyamakan langkah kakimu. Jadi kumohon
berhentilah disana.”
Jane
langsung menghentikan langkahnya sambil menunduk. Sementara Hye Mi mulai
berjalan mendekat secepat yang ia bisa. Ketika tepat di belakang Jane, ingin
rasanya Hye Mi memeluk Jane atau menepuk pundak sahabatnya itu. Tapi tangan Hye
Mi terhenti di udara.
“Aku…”
kalimat Hye Mi terputus. Sudah lama ia menantikan saat-saat seperti ini. Namun
ketika telah benar-benar ada sekarang, Hye Mi justru tidak tahu apa yang harus
ia katakan.
“Aku tahu
sebenarnya kau orang yang baik Jane.” Ucap Hye Mi akhirnya. “Aku tahu kau
selalu bersikap baik padaku. Hanya saja…” Hye Mi terdiam sejenak menghirup
udara yang tiba-tiba terasa sempit dalam dadanya. “…kau tidak pernah
menunjukkannya padaku. Dan aku justru berbuat sebaliknya padamu…” sesal Hye Mi
kemudian.
“…gamsahamnida
Jane~ Jeongmal gamsahamnida…”
Ting! Pintu
lift terbuka. Jane langsung berjalan memasuki lift dan menutup pintunya. Tanpa
suara. Tanpa bertukar pandang.
Hening.
Sedangkan Hye Mi masih berdiri
memandangi pintu lift yang tertutup rapat. Kini Hye Mi tahu benar siapakah
orang yang ada dibalik pintu itu. Seorang Janny Lee, yang tak akan pernah
seorangpun tahu bahwa kebaikannya tak terkira.
***
“Kumiko, ini
bagus tidak?” tanya Eun Sun pada Kumiko sambil menunjukkan sebuah rajutan syal
berbahan lembut berwarna abu-abu gelap saat mereka berdua tengah bersantai di
ruang tivi dorm.
“Eum syal
itu…” hanya untuk menjawab pertanyaan sesederhana itu saja wajah Kumiko
terlihat begitu serius. “Memangnya kenapa Eon? Apa kau ingin memberikannya
padaku?”
“Ya!” Eun
Sun mengibaskan syal itu ke arah Kumiko, “Siapa bilang syal ini untukmu? Aku
hanya bertanya ini bagus atau tidak.”
“Syal itu
bagus.” Jawab Hye Mi yang baru keluar dari kamarnya menuju dapur.
“Jeongmalyo
Eonnie?” wajah Eun Sun berubah cerah, “Ah~ berarti aku memang tidak salah
pilih.” Lanjutnya sambil memandang ke arah syal yang ia rentangkan.
“Kalau bukan
untukku, lalu itu untuk siapa Eon?” tanya Kumiko cuek sambil memakan cemilan
dari salam toples.
“Sssttt, ini
untuk Jinyoung Oppa...”
Hye Mi yang
sedang menuang air ke dalam gelas tiba-tiba berhenti. Bagaimanapun juga, dapur
dan ruang tivi itu terletak di satu ruangan yang memanjang. Tak mungkin Hye Mi
tidak mendengar kalimat itu.
“…Jinyoung
Oppa sangat mudah sekali jatuh sakit. Karena sebentar lagi musim dingin, aku
ingin memberikan ini padanya…”
Tak ada
tanggapan. Hanya terdengar suara iklan di TV yang sedang Kumiko tonton.
“…Dan Eonni,
bisakah kau membantuku?” tanya Eun Sun yang membuat Hye Mi sedikit terkejut.
“Ne?”
“Bisakah kau
menyerahkan ini pada Jinyoung Oppa besok? Entah kenapa aku malu jika harus
menyerahkannya langsung.” Wajah Eun Sun tersipu saat mengatakannya. “Lagipula
aku tidak percaya jika harus menitipkannya pada Kumiko.”
Merasa
terpanggil, Kumiko langsung melayangkan tatapannya pada Eun Sun. “Weekk!” dia
menjulurkan lidahnya. Sedangkan Hye Mi sempat terdiam sejenak, sampai akhirnya
ia mengangguk saat berjalan mendekat.
Melihat
jawaban itu Eun Sun kembali girang. “Wah gomawoyo Eonnie~”
“Ne~
cheonmaneyo saengie.” Jawab Hye Mi mencoba tersenyum.
***
Kotak
berwarna merah hati dengan pita berwarna emas. Dibaliknya terdapat syal
pemberian Eun Sun untuk Jinyoung.
Berkali-kali
Hye Mi mengamati kotak yang sedang dibawanya itu. Dia tak tahu kapan harus
menyerahkannya. Lagipula sejak tadi pagi sampai makan siang tiba, Hye Mi sama
sekali belum berpapasan dengan Jinyoung.
“Channie!”
panggil Hye Mi pada Gongchan yang tengah berjalan bersama Sandeul. “Apa kau
melihat Jinyoung?”
Gongchan
mengerutkan dahinya kemudian melempar pandangan pada Sandeul seakan bertanya
‘Apa Hyung melihatnya?’
“Sepertinya
Jinyoung Hyung sedang bermain gitar diruang music.” Jawab Sandeul memahami arti
pandangan Gongchan. “Tadi ia sempat berpamintan hendak kesana.”
Hye Mi
mengangguk pelan mendengar jawaban itu.
“Waeyo
noona? Apa mau kupanggilkan?” tawar Gongchan.
“Oh tidak
usah Channie. Aku bisa kesana sendiri. Gomawo~”
Gongchan
tersenyum lebar. “Ne noona.” Jawabnya dengan Sandeul bersamaan.
Hye Mi
langsung berjalan ke ruang music yang tidak jauh dari tempat ia berdiri.
Perlahan gadis itu mengetuk pintu begitu sampai.
Tak ada
respon dari dalam.
Setelah
menunggu beberapa lama akhirnya Hye Mi memutuskan untuk masuk ke dalam. Disana
Hye Mi tidak menemukan sosok Jinyoung yang sedang memainkan gitar. Jinyoung
justru terlihat duduk dilantai, bersandar pada dinding, memejamkan mata sambil
memangku gitar yang tidak ia mainkan. Hye Mi juga bisa melihat sebuah headset
berwarna putih tertancap di telinganya.
Wajah
Jinyoung terlihat begitu lelah. Mungkin ia terlalu focus dengan hari-hari
trainingnya sampai-sampai mengabaikan waktu untuk beristirahat.
Hye Mi tak
ingin mengganggu tidur namja itu. Akhirnya ia hanya meletakkan kotak pemberian
Eun Sun disamping Jinyoung kemudian cepat-cepat pergi sebelum Jinyoung
menyadarinya.
Tapi belum
sempat Hye Mi meraih gagang pintu, ada seseorang yang menahan tangannya.
“Tunggu~”
ucap Jinyoung pelan.
Hye Mi
sempat tertunduk lalu menoleh.
“Apa kotak
ini untukku?” tanya Jinyoung sambil menunjuk kotak yang sedang ia pegang.
Hye Mi
mengangguk tanpa membalas tatapan Jinyoung.
“Gomawo~”
“Itu dari
Eun Sun.” ralat Hye Mi cepat.
Jinyoung
mengeryitkan dahinya menatap kotak itu lalu tersenyum, “Sampaikan ucapan
terimakasihku padanya.”
“Ne~” jawab
Hye Mi singkat kemudian bermaksud kembali membuka pintu.
“Apa kau
sedang menghindariku?” ucap Jinyoung yang langsung membuat Hye Mi membeku.
“Kenapa kau
selalu menghindariku, Hye Mi?” tanya Jinyoung lagi.
“Aku tidak
pernah menghindarimu.” Hye Mi tak memberi penjelasan apapun. Ia tak tahu
penjelasan apa yang seharusnya ia berikan.
“Jika kau
tidak menghindariku, kenapa kau masih saja tak mau menatapku?”
Hye Mi
menggigit bibir bawahnya, bingung harus menjawab apa. Akhirnya yeoja itu
berbalik badan kemudian mencoba menatap mata Jinyoung yang berdiri tepat
didepannya sekarang.
Dalam
sepersekian detik saja tatapan Jinyoung yang teduh sudah berhasil membuat Hye
Mi gusar. Apalagi saat melihat namja itu tersenyum, jantung Hye Mi seketika
berdegup begitu cepat.
“Maafkan aku
karena telah mengira yang tidak-tidak.” ucap Jinyoung memulai pembicaraan.
“Tapi semenjak terakhir kali kita berbicara diatap waktu itu, entah kenapa aku selalu merasa kau
berusaha menjauh. Mulai dari di rumah sakit sampai saat kita bertemu dilapangan
basket kemarin.”
Hye Mi
menunduk seakan takut mendengar kebenaran yang kian terkuak. Sayangnya jawaban
Jinyoung tak ada yang salah satupun. Hye Mi memang sedang menghindari namja
itu. Alasannya tentu saja karena Eun Sun.
“Kau kembali
tak mau menatapku, Hye Mi.” Sindir Jinyoung lagi, membuat Hye Mi langsung
menangkap tatapannya.
“Bukankah
kita teman?” Jinyoung tak langsung melanjutkan pertanyaan itu. Seperti menunggu
reaksi Hye Mi, tapi Hye Mi masih diam.
“Atau… kau
tidak lagi menganggapku demikian?”
“Tentu saja
tidak Jinyoung-shi.” Jawab Hye Mi cepat.
“Baiklah.”
Jinyoung meletakkan kedua tangannya diatas bahu Hye Mi. “Jika kita masih
berteman, kutunggu kau di halte depan dorm tepat jam 3 sore di hari pertama
kita liburan musim dingin.”
Mata Hye Mi
membelalak. “Menungguku?”
***
Entah kenapa
waktu 2 minggu berjalan begitu cepat. Masa liburan untuk para trainee telah
tiba. Mereka diberi kesempatan libur musim dingin 1 bulan penuh sebelum
akhirnya masuk di awal tahun nanti.
Kumiko
memilih kembali ke negara asalnya Jepang. Eun Sun kembali ke Chungbook,
Cheongju. Kemudian Jane berlibur ke rumah neneknya yang terletak di Daegu.
Sedangkan Hye Mi memilih untuk tetap tinggal di dorm. Ia ingin mengikuti kelas
tambahan yang tempo hari di janjikan Miss Hyun. Dengan begini, Hye Mi berharap ia
sudah mampu mengejar ketinggalan selama masa pemulihan kemarin.
Kaki Hye Mi
kini telah membaik. Meski belum pulih sepenuhnya, Hye Mi merasa ia tidak boleh
terlalu lama ‘bermanja-manja’ dengan kondisinya sendiri. Yeoja itu memilih
untuk secepatnya kembali menari. Hye Mi pikir, ia hanya memerlukan sedikit
kehati-hatian dalam melakukannya.
Tak hanya
latihan. Hye Mi juga tak melupakan serangkaian perawatan tubuh dan wajahnya
demi menghindari operasi plastik. Ia masih ingat akan kesepakatan Jane dan Mr
Cho waktu itu. Dan Hye Mi tahu ia tak boleh menyianyiakannya. Semasa training
sebelum liburan ini, Hye Mi sudah rajin untuk pergi ke salon di waktu
‘luang’nya (saat kelas koreo) dan memakai bermacam-macam produk kosmetik yang
telah sengaja dibelikan oleh Eun Sun, Kumiko dan… tentu saja Jane.
Pukul 3 sore
tepat.
Hye Mi sibuk
mondar mandir di kamar dormnya sambil melihat ke arah jam dinding. Ia masih
ragu ingin menerima tawaran Jinyoung waktu itu atau tidak. Hari ini adalah hari
pertama libur akhir tahun, dan itu artinya hari ini tepat dimana Jinyoung
pernah berjanji untuk menunggu Hye Mi di halte depan dorm.
Pukul 4 sore
tepat.
“Ah tidak!
Tidak! Waktu itu Jinyoung pasti bercanda. Seperti trainee lainnya, hari ini
Jinyoung pasti lebih memilih untuk kembali ke rumah. Dia tidak mungkin
menungguku.” Ucap Hye Mi mencoba meyakinkan hatinya.
Sebenarnya
bukan tak percaya pada Jinyoung, tapi Hye Mi masih memikirkan Eun Sun. Ia takut
kalau Eun Sun tahu tentang hal ini, yeoja itu pasti akan kecewa.
‘Tapi
bukannya Eun Sun sedang tidak ada disini?’ batin Hye Mi, mulai bimbang.
“Ani Hye Mi!
Kau bukan tipe orang yang menusuk teman dari belakang!” Hye Mi menyanggah
batinnya sendiri. Tapi lagi-lagi kebingungan melanda hatinya, ia juga tak ingin
mengecewakan Jinyoung.
“Ahhh~ Eotokhae!?!”
teriak Hye Mi mengacak rambut panjangnya karena kesal.
Ditempat
lain, asap tipis mengepul ketika setiap kali nafas itu dilepaskan. Meski salju
belum turun, namun udara diluar terasa begitu dingin.
Jinyoung
memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaketnya. Berkali-kali ia membuang nafas
untuk menahan udara yang sangat dingin.
Pukul 5 sore
tepat.
Jinyoung
kembali melirik jam yang melingkar di tangannya, ia baru sadar telah menunggu
selama 2 jam di halte depan dorm ini. Sudah berpuluh-puluh bus kota yang ia
lewatkan. Tubuhnya pun hampir mati rasa karena membeku. Bahkan dadanya terasa
sedikit sesak karena harus menghela udara dingin yang terasa begitu tipis.
‘Aku tahu
kau akan datang, Hye Mi.’ Ucap Jinyoung
dalam hati. ‘Kau pasti akan datang bukan?’
-To
Be Continue-
Kyaaaa~
Jinyoung sendirian di luaaarr!!! *brb marathon ke halte depan dorm Hye Mi.
wuuuzzz~
Whuee,
Jinyoung kasian banget nungguin Hye Mi 2 jam lamanya TT___TT *lepasin jaket
terus pakein ke punggung Jinyoung *ngga ngefek :p
Itu si Jane
ternyata baik juga. Syukur deh kalo udah mulai insap. *tumpengan.
Oiya, maap
sekali buat Gongchan-Sandeul yang Cuma numpang lewat a.k.a figuran. Wkwkwkwk
^^v soalnya dari kemaren2 baru nyadar mereka ngga pernah nongol. Terutama
Sandeul. Puhahaha. *author: maap ye Ndul! *sandeul: iye gak papa mbakyu (?)
Okelah
sepertinya komentar author (yang gak penting ini) udah kelewat panjang (dan gak
penting juga xP).
Jadi, apa
Hye Mi bakal dateng nemuin Jinyoung ato justru masih mengurung diri dikamarnya?
Terus, kalo Hye Mi ngga dateng, apa pertemanan mereka bakal terancam nantinya?
<--- harusnya author yang baik itu komennya cuma satu paragrap gini doang
yah? Wekekekek ._.v
Temukan
jawabannya di VICTORY PART 14. Jangan lupa komen daaannn sampai ketemu di next
paaarrtt *lambai-lambai tangan, balik badan, terus jalan sambil gandengan
bareng CNU (?)
alhamdulillah yahh jane ternyata bae., gini doing eon update nya cepet, besok lagi cepet juga yah update nya meheheee...
ReplyDeletewah tambah bikin penasaran nih
ReplyDeleteyg part 14 ditunggu secepatnya lohh
penasaran ini..
xd
haha iya.
ReplyDeleteoke diusahain yaaa
gomawo ^^
ninggalin jejak dulu akhirnya baca juga,,,
ReplyDeletelagi asik baca eh TBC
part 14 cepat publish yah eonnie ^_^
oke saengiee. udah nongol part 14 nyaaa
ReplyDelete