Tittle : I Wanna Be With You (PART 8)
Author : Ichaa Ichez Lockets
Cast : Keysha (Echa), Key SHINee.
Genre : Fantasy, Friendship, Tragedy, Romance.
Length : Series (Chaptered)
“Key!” teriakku begitu keras hingga suaraku menggema diseluruh ruangan.
“Keysha! Kau sudah sadar?” tanya mama yang duduk disampingku. Saat itu juga kulihat papa berlari keluar ruangan dan menyebut-nyebut nama dokter.
Tiba-tiba kepalaku berdenyut, rasanya sedikit sakit. Ingatanku kembali ketika tadi malam aku sempat bersitegang dengan papa soal keberadaan Key. sampai akhirnya aku membentur meja dan mama menyebut-nyebut nama ambulance.
Sepintas pandanganku menyapu ke seluruh ruangan. Ini bukan kamarku! Ini bukan tempatku bersama Key tadi! Disini semuanya terlihat berwarna putih dan ada bau obat yang menyeruak menusuk hidungku.
Ini? Apa ini rumah sakit? Lalu dimana Key?
Secara kasar kucabut selang infuse yang menancap di bawah permukaan kulitku. Ada sedikit darah yang tertoreh karenanya. Namun aku tak peduli. Aku tak peduli apapun yang terjadi padaku. Yang penting aku bisa menemukan sosok Key saat ini.
“Keysha?!” panggil mama saat melihat aku mulai beranjak dari tempat tidur. “Kau mau kemana sayang?”
Aku sempat menghentikan langkahku saat mendengar panggilan mama tadi.
‘Sayang’?? sejak kapan aku disebutnya begitu??
“Dokter, cepat tangani anak saya dok.” Ucapan papa terdengar dari balik pintu. Aku terkejut saat melihatnya mulai memasuki ruang rawat inapku.
“Keysha? Kenapa kau turun dari tempat tidurmu?” pandangan papa beralih ke mama yang ada di sampingku. “Mama… kenapa membiarkan Keysha seperti ini ma?”
Sekali lagi mereka berdebat.
Aku hanya mampu terdiam sejenak mendengar perdebatan itu sementara sakit mulai kembali menyerang di kepalaku. Pandanganku mengabur, namun aku tetap mencoba melangkah.
“Keysha..” papa menopang tubuhku sebelum terjatuh.
“Keysha mau pulang pa…” ucapku lirih. “Keysha mau pulang sekarang juga..” kali ini terdengar parau. Aku bahkan tak menyadari sejak kapan aku menangis. “Tolong bawa Keysha pulang paa…”
Papa, mama dan dokter saling pandang. Lalu akhirnya anggukan papa membuatku sedikit lega.
Tiga jam kemudian aku tiba di kamarku. Tanganku bergetar saat meraih gagang pintu. Aku takut, cemas, namun ada sedikit perasaan senang disana.
Tak tahu. Hanya saja aku benar-benar tak sabar dengan apa yang akan aku temukan berikutnya.
“Tolong tinggalkan Keisha sendiri ma…”
“Tapi sayang…”
Aku menoleh ke arah mama. Mencoba meyakinkan kalau aku akan baik-baik saja.
“Baiklah… kami akan menjagamu dari luar nak.” Ucap papa dengan nada rendah.
Suasana dikamarku tak jauh berbeda dengan saat terakhir kali kutinggalkan. Banyak sekali robekan poster yang tadi malam menjadi korban amarah papa. Poster-poster yang selama ini kukumpulkan satu persatu dan mampu menghiburku dikala aku menangis, kini hanya menjadi potongan-potongan kecil yang berserakan dilantai. Sedih melihatnya.
Namun sekali lagi ada sebuah poster yang membuatku terpaku. Sebuah poster yang menampakkan sosok Key didalamnya.
Salah satu sudut poster itu tampak terlepas hingga membuat dia setengah menggulung. Kupikir aku beruntung karena papa tidak sempat merobeknya.
“Key…” panggilku lirih sambil membuka gulungan poster itu. Tanganku yang lemah menahannya di bagian ujung.
Kini terpampang jelas tatapan tajam Key yang seakan menghujam jantungku…namun harus kuakui kalau tatapan itu benar-benar kurindukan.
“Aku kembali Key…”
Poster itu masih saja tak bergerak. Persis sama seperti saat pertama kali aku menemukannya.
“Key… kumohon keluarlah…” panggilku lagi. Tatapan Key tidak berubah, bahkan ia tak tersenyum sedikitpun seperti saat aku menemukannya.
Air mulai menjalari setiap sudut mataku. Nafasku tertahan. Kurasakan kepalaku sekali lagi berdenyut dan terasa sakit. Namun itu tidak ada apa-apanya dibandingkan sakit yang menyerang hatiku sekarang.
“Aku tahu kau masih disana… sekali lagi kumohon…”
Kucoba untuk menutup mataku dan berharap sosok Key ada dihadapanku ketika aku membukanya. Tapi tetap saja yang kutemukan hanya secarik kertas yang tipis dengan sosok Key SHINee yang tampak mematung.
“Apakah kau benar-benar telah pergi?” ucapku sesengukan.
Lagi2 poster yang ada dihadapanku tampak diam tak bergerak.
Lututku melemas. Aku terduduk kaku dilantai sambil menatap poster yang bisu itu.
Inikah akhir dari kisahku? Akhir dari semuanya? Dan bahkan hanya sebuah tatapan sedih serta senyum getir saat terakhir kali aku bertemu dengannya. Tatapan yang benar-benar berbeda dengan apa yang aku lihat sekarang.
Kenapa secepat ini Key? Kau pergi disaat aku benar-benar membutuhkanmu… Lalu siapa yang akan mengomeliku sekarang? Siapa yang akan membuatkanku sebuah sup jagung rasa jahe, sebuah telur dadar yang sedikit gosong dan sebuah spagetty bolognise yang begitu enak? Siapa Key?
Air mataku kembali mengalir saat mengingat kejadian-kejadian itu. Sangat menyenangkan. Namun kini justru semakin membuatku sakit mengingatnya.
Bahkan sampai sekarang aku tak mampu sepenuhnya mengerti dengan apa yang terjadi.
Kedatangan Key benar-benar seperti sebuah keajaiban untukku. Dia memberikan banyak sekali kebahagian yang mungkin sebelumnya hanya ada dalam mimpiku. Akupun tak pernah menyangka kehadirannya akan membawa begitu banyak perubahan. Namun kenapa semuanya harus berjalan begitu singkat?
Kini ia justru lenyap tanpa suara. Bahkan disaat aku belum sempat mengucapkan selamat tinggal… ataupun ucapan terimakasih yang mungkin tak akan mampu membalas apapun yang telah banyak ia berikan padaku.
“Kenapa kau tega Key….”
Aku mencoba kembali mengatur nafas sambil menatap matanya dalam poster itu dengan pandanganku yang mulai mengabur. Saat itu juga aku teringat akan sesuatu. Foto-foto itu. Aku pernah foto box bersama Key!
Dengan cepat aku menghambur ke arah laci meja belajarku dan mengobrak-abrik isinya.
“Aduh… mana sih foto itu?”
Aku sudah mencarinya di laci, di tumpukan buku, dan bahkan di kolong tempat tidurku. Namun tetap saja tidak kutemukan.
Kucoba untuk sejenak memikirkannya, mungkin saja aku melupakan sesuatu.
Ehmm . Bukannya foto-foto itu aku sembunyikan di bawah bantal?
Dugaanku tepat. Aku benar-benar menemukannya!
Tapi hatiku justru semakin sakit saat foto itu kutemukan. Aku bahkan tak ingin melihatnya sekarang.
Disana terpampang jelas tawaku yang begitu lepas, namun aku hanya tertawa sendirian. Tak ada yang memelukku dari samping.
Sosok Key sama sekali tak terlihat disana.
Kupikir aku salah melihatnya. Namun aku yakin foto itu memang tak berbohong. Karena ada sebuah foto lagi yang kutemukan, yaitu saat pertama kali dia muncul dikamarku dengan kostum ‘Hello’nya. Lagi-lagi di foto itu hanya terlihat diriku yang sedang tersenyum sendirian. Dan bahkan tanda tangan Key yang pernah ia torehkan di album original SHINee ku pun kini lenyap.
Aku sempat melamun sesaat lalu akhirnya baru menyadari bahwa kondisi kamarku ini berubah. Tidak seperti terakhir kali aku bersama key. Saat itu banyak sekali origami yang Key gantungkan serta berjajar puluhan lilin di lantai. Sekali lagi semua itu lenyap.
Ya Tuhan… ada apa ini sebenarnya?
Tangisku pun kembali pecah. Aku berteriak sekencang-kencangnya sementara kepalaku berdenyut sekali lagi.
Terasa sakit. Terasa jauh lebih sakit dari sebelumnya.
Tak hanya Key yang hilang, namun jejaknyapun seakan lenyap tak berbekas. Semuanya tampak seperti diluar akal pikirku. Ini bukan kenyataan. Ini… semuanya tampak seperti mimpi! Namun kenapa aku masih mampu merasakan sakit.
Siapapun… siapapun disana… tolong aku…
Jelaskan apa yang terjadi…
Apakah kedatangan Key hanya mimpiku saja?
Tapi kenapa semuanya terasa begitu nyata?
***
(backsound : romantic)
Angin sore menghempas lembut melewati tubuh kecilku. Sangat sejuk terasa saat angin itu perlahan menyapa permukaan kulit dan menerbangkan ujung-ujung rambutku. Dari telingaku, menyelusup sebuah lagu bernada pelan berjudul Romantic yang kuputar melalui I-Podku.
Saat ini pandanganku tak lekang dari sesuatu yang terlihat jelas namun begitu jauh. Itu matahari yang perlahan tenggelam dan menunggu untuk kembali bersinar esok pagi.
` Suasana sore hari ini terasa begitu tenang. Berbeda dengan suasana 3 bulan lalu, saat ada seorang namja tampan yang mengusik lamunanku di tempat yang selalu kukunjungi disaat aku sedang kesepian.
Itu dulu. Sekarang tempat ini senantiasa kukunjungi bukan karena aku sedang kesepian. Namun karena aku sedang merindukan sosoknya. Aku rindu saat dia mulai memanggil namaku dengan nada yang naik turun. Akupun rindu saat dengan cuek dia menyanyikan bait lagu down to earth padahal aku sedang benar-benar tak ingin mendengarkannya.
Aku merindukannya… Aku merindukan dirinya…
Setelah ia pergi begitu saja, aku sempat tak mampu menguasai diriku sampai-sampai kedua orang tuaku membawaku ke seorang psikiater. Bukan karena mereka menuduhku gila. Namun aku tahu mereka melakukan semua itu karena mereka sayang padaku.
Dan menurut analisa dokter, aku terkena skizofrenia. Itu adalah sebuah penyakit yang menyerang sel kimia otak dan membuatku tak mampu membedakan antara halusinasi dan kenyataan.
Aku sendiri tak tahu bagaimana semuanya bisa terjadi diluar kontrolku. Hanya saja semuanya terasa begitu nyata.
Kedatangan Key terasa begitu nyata.
Meski sekarang aku mulai mampu menyadari apa yang sebenarnya terjadi, entah kenapa aku masih mempercayai kalimat yang terakhir kali Key ucapkan.
Dan ucapan Key benar. Semua akan baik-baik saja setelah dia pergi. Dan bahkan lebih dari baik-baik saja sekarang.
Aku tak pernah lagi mendengar teriakan itu… bentakan itu… ataupun suara pecahan kaca itu. Mereka berubah. Kesadaran mereka mulai timbul setelah kejadian di malam saat Key menghilang. Bahkan aku masih tak sepenuhnya percaya kalau kini mereka memanjakanku layaknya seorang anak kecil.
Aku tak pernah menyesal kenapa dulu aku sempat menjadi pengidap skizofrenia. Karena jika tidak, kurasa aku tidak akan pernah merasa telah bertemu dengan sosok Key. Dan kini, aku telah mendapatkan kebahagiaan yang berpuluh-puluh kali lipat lebih daripada itu.
“Keysha? Apa yang sedang kamu lakukan di atas atap sore-sore seperti ini sayang?”
Aku menoleh kemudian tersenyum saat menemukan sosok mama berdiri dibelakangku.
“Tak ada ma. Keysha hanya melamun sebentar…”
Mama pun tersenyum mendengar jawabanku. “Ayo cepat masuk. Sebentar lagi pesta ulang tahunmu akan segera dimulai.”
Sekali lagi aku tersenyum ke arah mama kemudian mengikutinya sambil sekilas menoleh ke tempat yang baru saja kutinggalkan.
Seandainya tak pernah ada ‘Key’, mungkin kebahagiaanku akan selalu tertutup dan tak akan pernah terbuka.
“Terima kasih Key, terima kasih karena telah bersedia hadir dalam mimpiku…”
-End-
Yeay… akhirnya kelar juga FF gaje ini. Mianhe ya kalo aku make istilah asing kaya ‘skizofrenia’, karena sejujurnya itu adalah bahan tugas akhirku di semester 2 kemaren. Kekekeke~ *piss*
tapi gimana endingnya? Ancur kahh? Hehehe, biar ancur, yang penting sekarang lumayan masuk akal kan? *plak! *buat yang masih ngga ngerti sama endingnya, akuu masih membuka pertanyaan tambahan. Wkwkwkwk.
Dannnn~
Sebenernya habis ini pengen langsung ngepost FF lagi. Kemaren juga udah berjuang nyiapin FF baru pengganti FF ini. Tapi ternyata tiba2 semuanya hilang dan buyarrr setelah kasus ff ku yang sweet summer dibajak orang. *ngusep air mata dipipi. Oleh karenanya aku ngga bisa nyelesain FF itu tepat waktu.
Dan akhirnya aku musti hiatus dulu selama waktu yang tidak bisa ditentukan (?). Soalnya seminggu lagi juga bakal ada ujian (ujung2nya curcol -_-v). Jadinya musti ujian dulu baru bisa bikin FF lagii.
Mianhe ya readersku tercintaaa~ jeongmal mianheee~~ *bow didepan rumah readers satu2.
Dan yang terakhir, seperti biasanya, jangan lupa komen. Hehew. Gamsahamnida!
Waa.., bgus bget eonni,
ReplyDeleteaku tunggu FF selanjut.nya,
dan.. Fighting..., :D
FF yg Sweet Summer di bajak orang? kenapa eonni gak protect tulisannya biar ga bisa di copas ama orang lain
ReplyDeletebagus bgt eonni....hiks2....
ReplyDeletebakat jadi penulis beneran ini...
hiatusnya jangan lama2 ya eon.....
hehehe
makasih semuaa. iya nih yang kemaren dibajak.
ReplyDeleteokey semua. gomawo
onnie... bagus banget ceritanya,tapi setiap cerita pasti personil shinee selalu mengenaskan ya haha jadi sedih
ReplyDeleteeonni ceritanya gila,bagus banget sampe2 aku nangis ngebacanya "This story is very good" :D
ReplyDeletehuhuhuhuhu kasian si unnie yang dicerita ini. aku tunggu ff unnie yang selanjutnya ya huhuhuh *narik tissu roll
ReplyDeletegamsahamnida semuaaa~
ReplyDelete*hug satu2
OMO! Aku nangis beneraaaaan! aigoo!
ReplyDeletegomabta eonni udah bikin aku nangis (?)
OMO ~ ! Aku nangis , eonnie !!! Thumbsup deh , bener* daebak :'D (y)
ReplyDeletenangis bacanya..
ReplyDeleteksebagian besar ff yg chingu bikin sukses buat netesin aer mata..
hiks..
gomawo chingu..
wahh pada sedih ya *sodorin tisu
ReplyDeletegomawo yaa
makasih ya...cerita FFnya bgus bgt
ReplyDeletemakasihh jugaaa
ReplyDeletehuaaa unnie yg part terakhir ini bener2 menyayat hati (?) aku sengaja komen di part terakhir biar ga repot-_-v Kekekeke ~ oh ya unnie terus kalo itu semua cuma khayalan Keysha aja.. terus masakan, nyanyian dll yg pernah dirasain olh Keysha itu gimana? #gakonek
ReplyDeletehehehe gomawo komennya
ReplyDeleteitu semua cuma ada didalm pikiran keysha. sebenernya ngga ada.
salut baner dah sama imajinasinya, thumbs up!!
ReplyDeletehehe makasih ^^
ReplyDeleteHuaaahhhhhhhhhh *nangis deress. T..T air matku sampe-sampe masuk ke idung (beneran g boong (boong dosa + g ketemu bias seumur idup))
ReplyDeleteAku sampe nangis bacanya :') :'(
ReplyDeleteastaga, ga nyangka bisa kejadian seperti itu..
ReplyDeletekey yg tiba2 muncul sosoknya dari selembar poster *kepengen*
tapi diantara smua part, part ini yg paling menyedihkan smpe netes2 nih aer mata >___<
unnie...aq nangis bneran.. TT_TT
ReplyDeletemian aq reader baru dari 1 bln yg lalu...
critanya hmpir sma sprt yg aq alamin...
ff yg ini lbih ngena, aq nangis2 g jlas...1 kotak tisu abis... :'(
ttp lnjut bwt ff y unn..hwaithing... :')
aaaaaaa~ demi apapun cerita ny -___-
ReplyDeleteso sweet bangeeeett.....
ah, maaf aku baru komen sekarang.... abis cerita ny bikin terpaku dan memutuskan komen pas ending aja hehehe ^^~