Hohoho, mian yah kalo ngepost FF ini telat. ^^v
happy reading!
Tittle : I Wanna Be With You (PART 6)
Author : Ichaa Ichez Lockets
Cast : Keysha (Echa), Key SHINee.
Genre : Fantasy, Friendship, Tragedy, Romance.
Length : Series (Chaptered)
Jam menunjukkan pukul 9 pagi saat aku mulai membuka mataku. Aigoo… bisa-bisanya jam segini aku baru bangun dari tidurku. Sementara Key sudah tidak terlihat di tempat tidurnya, tidak juga terlihat di kamarku, ataupun di dalam poster…
“Key?” aku beranjak dari tempat tidur. Kurasakan kepalaku berdenyut dan membuat pandanganku mengabur dalam beberapa waktu. Masih terasa pusing.
Kejadian tadi malam entah kenapa kembali menyelusup di otakku. Saat Key dengan sigap merawatku yang sedang demam tinggi, sampai-sampai dia memutuskan untuk keluar mencari obat untukku.
Perbuatan Key benar-benar membuatku berhutang budi padanya. Aku bahkan tak pernah menyangka dia mau melakukannya. Namun jika ia tidak melakukannya, mungkin pagi ini aku belum bisa terbangun seperti ini.
“Key?” panggilku sekali lagi. Kali ini aku mencoba melangkah keluar kamar meski dengan langkah yang sempoyongan.
“Echa? Kau sudah bangun?” Tanyanya saat aku menemukannya didapur.
Aku tersenyum menatap Key. Ada sebuah celemek berwarna pink yang melingkar di tubuhnya, membuatnya tampak seperti seorang chef terkenal.
“Apa ada yang bisa kubantu?”
“Ani-ani.” Dia berjalan mendekatiku lalu menuntunku ke sebuah kursi di meja makan. “Kau ini… sudah tahu sakit masih saja jalan-jalan.” kemudian ia berbalik menuju dapur.
“Eh tunggu!” sergahku seraya menarik tangannya. “Terima kasih banyak untuk tadi malam. Aku… aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikanmu key.”
Dia hanya tersenyum sambil meletakkan tangannya di pundakku. “Duduklah saja disini dan tunggu masakannya matang, okey?”
Aku membalas tatapannya dengan ragu, tapi akhirnya sebuah senyuman terkembang juga di wajahku.
“Ah iya! Telur dadarku!” di menepuk keningnya lalu bergegas menuju kompor. “Uh.. hampir saja hangus.”
Tingkah lucu Key tentu saja membuatku terkekeh. Sepintas aku melihat ke keadaan sekitarku, lagi-lagi terasa sepi. Pantas saja Key berani ke dapur.
“Ta daaa~.” Ucapnya sambil membawa dua piring nasi goreng beserta telur-dadar-yang-hampir-hangus diatasnya. “Ini sarapan pagi special untuk Echa.” Alis Key terangkat dan dia memasang senyum.
Mataku pun berbinar-binar melihat makanan yang terlihat lezat itu.
“Kau harus banyak makan.” Lanjutnya. “Supaya daya tahan tubuhmu kuat dan yang penting tidak sakit lagi. Arasso?” Sekali lagi dia memapangkan gigi-giginya yang rapi. OMO… dia benar-benar manis!
Aduh.. kenapa jantungku tiba-tiba melompat tidak karuan begini? Jantung, kumohon.. jangan membuat aku bertambah grogi. Lama-lama Key bisa tahu apa yang sedang aku rasakan.
“Ayo buka mulutmu.” Dia menyodorkan sesendok nasi goreng. “Hap.. yak! Pinter.” Setelah menyuapiku, tangannya itu dengan lembut menyentuh puncak kepalaku. *blush* aku tahu pasti pipiku ini sudah memerah sekarang.
Seusai makan, perdebatan kembali muncul. Itu saat Key memintaku untuk melakukan sesuatu, atau lebih tepatnya meminum sesuatu. Obat.
Oh tidak! Aku benci itu!
Jika tadi malam aku tidak sekarat, mungkin aku tidak akan meminumnya. Dan kini? Aku pikir aku sudah cukup sehat, jadi aku tak perlu meminum benda-kecil-yang-terasa-pahit-dan-sulit-ditelan itu.
Tapi akhirnya obat demam itu mendarat juga di dasar lambungku. Ya, aku benar-benar meminumnya sesaat setelah Key menyetujui syarat yang kuajukan.
“Jadi kau mau aku berbuat apa?” tanyanya ingin mengetahui syarat dariku.
“Ehm…” aku berfikir sejenak. “Maukah kau mengajariku dance Lucifer?”
Awalnya dia diam dan menatapku sesaat. Tapi kemudian…
“Wahahahaha.” Tawa Key meledak. “Apa? Bisakah kau ulangi lagi permintaanmu?”
“Come on Key… jangan membuatku malu.” Aku tahu permintaanku yang satu ini terdengar bodoh. Tapi aku memang ingin belajar dance ala Lucifer yang keren itu. “Ayolah… please…” *puppu eyes*
“Ne ne ne~.” Dia berhenti tertawa. “Tapi bukankah kau masih sakit?”
“Aku baru saja minum obat kan? Sudah pasti aku akan baik-baik saja.”
Dia tampak berfikir sejenak. Namun akhirnya gerakan awal dari tarian itu dia lakukan juga.
“One… Two… Three… Four… Five… Six… Seven… Eight…”
Aku mengikuti aba-abanya. Sepertinya dia harus ekstra sabar mengajariku tarian ini karena ternyata sulit sekali melakukannya meski Key sudah mencoba dengan gerakan yang lambat.
“Hap…Hap…Hap!”
“Kekanan Cha! Bukan kekiri!” teriak Key yang berdiri disampingku. “Begini! Lakukan seperti ini.” lanjutnya sambil memberikan contoh. Tampaknya dia mulai gemas karena aku benar-benar bodoh dalam hal ini.
“Sabar Key!” balasku. “Aku bukan Taemin yang jago nge dance!”
Sesaat kemudian Key tidak membalas ucapanku, justru menatapku dengan aneh. Raut wajahnya berubah dengan cepat.
“Kau… kau tidak apa-apa Cha?”
“Eh?” aku terkejut mendengar pertanyaannya.
“Wajahmu pucat lagi.” Tangannya mengentuh keningku. “Panas. Sebaiknya kau istirahat. Aku tidak mau melihatmu sakit lagi.”
“Tapi ini belum selesai Key. aku ingin melanjutkannya.” Protesku tidak terima.
“Kau ini kenapa begitu cerewet huh?” Nada bicaranya kembali meninggi. “Badanmu saja panas. Bahkan sekarang lebih pucat dari tadi pagi.”
“Please Key~”
Dia tak mengindahkan permintaanku. Justru mengangkat tubuhku dipunggungnya tanpa menunggu keputusan dariku.
Aigoo! Dia menggendongku!
“Turunkan aku Key, turunkan aku!”
“Sudah kubilang kau harus istirahat.” Key melangkah meninggalkan dapur lalu mulai menaiki tangga menuju kamar. “Ya! Jangan bergerak terus. Nanti kau bisa jatuh.”
Aku langsung diam mendengar teriakannya.
Sampai sekarang bahkan aku tak percaya tanganku tengah melingkar di leher Key dan menggantung didadanya. Jantungku lagi-lagi berdetak dengan cepat, dan kuharap Key tak mampu merasakannya.
Meski sulit, harus kuakui aku tak ingin turun dari punggungnya sekarang.
***
“Saengil cukkhamnida Echa!!” teriak Key saat aku terbangun setelah seharian tadi tertidur karena efek obat itu.
Mataku yang belum terbuka sepenuhnya justru menatapnya heran. “Siapa yang ulang tahun?”
“You!”
“Mwo? Me?” aku menunjuk diriku sendiri. “Hahaha. You wrong Key. My birthday is 3 months again.”
Tiba-tiba aku merasa asing dengan kamar tidurku sendiri. Disini suasananya tampak berbeda. Banyak ornamen-ornamen origami yang menggantung dari atas. Kamarkupun tidak tampak terang, hanya di sinari oleh temaram cahaya lilin.
“Aigoo~, ini semua kau yang membuatnya?”
Dia mengangguk.
“Wah… sayang sekali. Sudah kubilang ulang tahunku masih 3 bulan lagi. Lalu untuk apa ya semua hiasan ini?”
Key menggaruk-garuk kepalanya. “Ya sudahlah. Tidak papa.” Wajahnya tampak kecewa. Aku mendadak menyesal mengatakan kalau ulang tahunku bukan malam ini.
“Ehm, bagaimana kalau kita rayakan sekarang saja?” tanyanya mulai kembali bersemangat.
“Apanya?”
“Ulang tahunmu!! Aku hanya sedang ingin berpesta.”
Aku tersenyum lebar. Jika ini sanggup membuatnya senang, aku akan melakukannya.
“Oke. Lets begin!”
Pesta dimulai dengan dua buah spaghetti bolognise. Aku terkejut saat mengambil hidangan itu dari atas meja belajarku. Tampaknya Key niat sekali mempersiapkan acara ulang tahun yang bahkan bukan di hari ulang tahunku yang sebenarnya.
Namun rasanya benar-benar geli melakukan pesta bodoh ini. Karena bahkan kami tak tahu alasan kenapa kami tetap melanjutkannya.
“Lalu sekarang apa?” tanyaku setelah kami selesai makan.
“Kenapa kau bertanya padaku?”
“Mwo? Bukannya kau yang mengajakku berpesta? Apa rencanamu di pesta ini hanya menghias kamar lalu makan malam?”
Come on Key… romantic sedikit lahh. Jangan sia-siakan suasana perfect ini…
“Oke.” Dia tampak berfikir keras. “Bagaimana kalau kita bernyanyi bersama? Seperti yang sering SHINee lakukan didalam mobil!!” ucapnya menggebu-gebu.
Gubrak! Kupikir Key akan mengajakku berdansa, memelukku lalu eum.. pokoknya seperti yang ada didalam fim ituu. *plak!
Oke, khayalanku memang terlalu tinggi. Aku sadar, seharusnya aku senang mendengar ajakkannya untuk bernyanyi. Tapi…
Aku memandang wajah Key sekali lagi. Dia tampak tak sabar menunggu jawabanku.
“Baiklah. Kita akan bernyanyi bersama.” Ucapku akhirnya.
Key langsung menyambar remote TV, mengambil CD SHINee, memasangkannya pada DVD, dan yang terakhir memencet tombol ‘play’. Dentuman lagu mulai terdengar.
SHINee world adalah lagu pertama pilihanku. Aku suka sekali dengan lagu ini karena lirik-liriknya banyak menceritakan tentang SHINee.
Bling bling is jonghyun
oori baryugtaem eun taemin
dooboo onrida neun onew
shinee maneung yulsoi key
boolggot kariseuma minho
My name is minho
oori bicheul naeneun SHINee
We're living in the SMTOWN!
Dugaanku benar! Rapp ala Key tidak kalah dengan Minho. Meski suaranya tidak seberat Minho, namun part rapp itu tetap saja terdengar asik.
“Next?”
“Hello!” teriakku keras. Aku jadi ikut bersemangat saat mendengar suara Key bernyanyi. Sangat bagus! Walau suaraku tak setara dengan suaranya, tak pernah kusangka aku bisa bernyanyi bersamanya seperti ini. Rasanya seperti mimpi!
“Hello, hello, ibeonen nareul da geolgeyo”
Part lirik “Hello” kami nyanyikan berdua, lalu aku yang menyahut lirik berikutnya.
“Hello, hello, oh yeah, baby, baby, baby girl”
Aku selalu suka saat dia menyanyikan bagian ini.
“Hello, hello jigeumeun eotteolji mollado
Who knows eojjeom urin”
Kami masih melanjutkannya.
Hello, hello, oh yeah
Hello, hello, naege gihwereul jwoyo
Hello, hello, geure jigeumeun eotteoji mollado
Who knows, uri duri…
Unmyeongil jimolla
Hello… hello…!”
Yeay, aku senang sekali. Aku tersenyum lebar menatapnya.
“Mau lanjut?”
“Of course!”
Lalu dia memutar lagu Lucifer…
Ring Ding Dong…
Kemudian Replay…
Aku sedikit tertawa melihat raut wajahnya saat memandang dirinya sendiri di dalam video Replay dua tahun lalu itu. Pasti akan terasa aneh merasakannya.
Lanjut ke lagu yang lebih slow.
Romantic…
Key menyanyikan lagu ini dengan begitu indah. Penuh penghayatan dan membuatku seketika tercengang mendengarnya.
“No animyon andwaeneun gol
Ijeya araborin naega nomu bichamhae
Sajik sogen ajikdo naega noye
Sarangi got gateunde”
Key meraih tanganku, tatapannya begitu lekat ke arahku. Sekali lagi aku merasakan jantungku berdegup kencang. Benar-benar kencang. Seperti ada yang memacunya namun aku tak tahu itu apa.
“Noye cheon, noye olgul
Ajikdo nae pum ane
Neukyojigo ineun gol
Still I have ROMANTIC in my heart
Doragago sipeungol…”
Dan sampai sekarang aku tak berani menyebut itu sebagai perasaan ‘suka’… atau justru ‘cinta’… entahlah… aku tak memiliki cukup waktu untuk mengetahuinya… yang kutahu aku hanya ingin selalu bersamanya. Itu saja.
Dor…dor..dor. Tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu yang keras dari luar. Aku dan Key seketika terperanjat mengetahuinya.
“Keysha! Apa kau didalam? Buka pintunya!”
Aku dan Key hanya saling tatap. Sejurus kemudian baru menyadari siapa yang berteriak di balik pintu.
Astaga! Itu suara papa!
-To Be Continue-
OMO! Kenapa tu bapaknya Echa bisa tiba2 nongol yak? Apa Key bakalan ketahuan??
Tidakk!! *ambil tali langsung culik Key . XP
Penasaran??
Maaf lagi2 author harus membuat readers tersayang untuk menunggu satu minggu lagi. Kekeke~
Hehehe, jangan lupa… komennya author tunggu di perempatan jalan (?)
Gomawooo~
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletekeren FF nyaa, LANJUTKAN !!
ReplyDelete:))
lanjut.. lanjut..
ReplyDeletepenasaran!! :DD
@yayu: siapp!
ReplyDelete@alya: haha. oke ^^
enak banget diajakin nyanyi sma key oppa digendong diajarin ngedance mauuu #mupeng lanjut unn..
ReplyDeleteaku juga mau *plak!
ReplyDelete*ngecap kaki (kan katanya harus meninggalkan jejak (?) Hehe :P
ReplyDeleteHuaa menegangkan
ReplyDelete