Pages

Saturday, 7 May 2011

FF SHINee : I Wanna Be With You (PART 4)

I Wanna Be With You…
Tittle                : I Wanna Be With You (PART 4)
Author             : Ichaa Ichez Lockets
Cast                 : Keysha (Echa), Key SHINee.
Genre              : Fantasy, Friendship, Tragedy, Romance.
Length             : Series (Chaptered)

            Sore itu aku dan Key duduk berseberangan. Dia ada dilantai, sedangkan aku ada diatas tempat tidur. Kami saling menatap tajam.
            “Come on Key…” desakku padanya.
            “Shireo!” Jawabnya tegas.
            “Sekali iniiii saja. Lagipula aku sudah menyiapkan semuanya untukmu.”
            Dia menggeleng. “Ya! Kenapa kau terus memaksaku huh?” teriaknya keras. “Sudah kubilang tidak mau ya tidak mau.”
            Aku menghela nafas sambil memikirkan sekali lagi bagaimana cara membujuknya untuk keluar dari rumah. Sudah sejak awal aku ingin mengajaknya bepergian. Semua perlengkapan sudah kusiapkan. Mulai dari topi, kacamata, syal dan juga jaket berjumper. Bahkan aku rela tabunganku ludes dalam satu hari agar dia bisa berbelanja sepuasnya.
            “Aku hanya ingin membuatmu senang Key.” ucapku putus asa. “Aku tahu kau pasti merasa sangat bosan berhari-hari dirumah ini. Makannya aku berfikir untuk melakukan hobimu yaitu berbelanja.”
            Kemudian dia beranjak mendekatiku, duduk disampingku lalu menatapku sejenak. “Kau tidak mengerti juga rupanya.” Ucap Key kini dengan nada yang jauh lebih rendah. “Aku hanya tidak ingin merepotkanmu.”
             “Tidak.” Jawabku cepat. “Kau tidak akan merepotkanku Key.” entah kenapa kalimat yang keluar dari mulutku masih saja terdengar mendesaknya.
            Key tak langsung menjawab, ia justru menurunkan bahunya lalu akhirnya mengangguk. “Oke oke. Aku akan melakukannya untukmu.”
***
Setelah kurang lebih setengah jam berdadan, akhirnya kami benar-benar pergi berbelanja. Awalnya aku sudah mencoba memberinya penyamaran dengan kacamata, sebuah jaket berjumper, topi dan juga syal yang tebal. Tapi kupikir itu terlalu berlebihan. Mungkin memang tak akan ada yang tau kalau itu Key SHINee karena hanya ujung hidungnya saja yang terlihat. Tapi bagaimanapun juga, dia pasti akan jadi pusat perhatian atau bahkan akan dicurigai sebagai buronan teroris yang menyamar. Kekeke~
            Akhirnya aku dan dia sepakat memilih sesuatu yang simple. Hanya sebuah kacamata hitam besar, topi bundar dan jaket tipis yang senada dengan warna kacamata serta topinya. (itu noh, dandanannya Key sama persis waktu dia lagi di bandara Indonesia pas acara KIFF.)
            Sempurna!
            “Jadi kita mulai dari mana Key?” tanyaku seraya melihat ke beberapa toko di mall sore itu.
            “Terserah kau sajalah Cha.” Dia tampak was-was. Selalu menunduk dan memegangi topi dengan tangannya.
            “Hemm, bagaimana kalau kesini saja? Toko ini sepi.” Ucapku sambil menunjuk ke sebuah toko di samping kami berdiri. “Sepertinya kau membutuhkan beberapa lembar baju. Kebetulan stok dirumah juga hampir habis.”
            Awalnya dia hanya bersikap biasa saja mengikuti langkahku masuk ke toko baju itu. Namun saat melihat berbagai macam baju berderet didepannya, mata Key langsung membelalak.
The master of fashion is in action!
            Key mulai membuka lembar demi lembar baju di gantungan, mengambilnya lalu mengembalikannya lagi. Sepertinya dia sedikit merasa aneh dengan model baju disini yang terlihat simple dibandingkan dengan fashion ala korea.
            Tapi tetap saja dia bisa menjatuhkan pilihan. Dua lembar kaos berwarna masing-masing krem dan putih serta satu jaket berwarna abu-abu gelap ia sodorkan padaku.
            “Oke, kita pindah ke toko lain ya. Siapa tahu ada yang kau butuhkan.” Ucapku lalu tertawa melihat dia mengangguk bersemangat. Persis seperti anak kecil yang menginginkan mainan (?).
            Ditoko kedua Key membeli beberapa celana santai. Agak sulit mencocokan yang pas dengan ukurannya. Lagipula ia merasa tidak nyaman jika harus berkali-kali bolak balik kamar pas untuk mencoba beberapa celana. Dia tak mau penjaga toko itu menyadari siapa dia sebenarnya.
            Kemudian kami pindah ke toko ketiga… lalu ke empat… dan seterusnya sampai tak terhitung hingga membuat kakiku terasa pegal.
            “Key, bisakah kita istirahat sebentar?”
            “Mwo? Segini saja kau sudah capek?” ucapnya terkejut. “Ayolah… kita baru saja mulai. Lagipula aku masih ingin melihat-lihat baju yang sedang happening di Indonesia.”
            Kyaa, bisa-bisanya dia bilang kalau kami baru saja mulai. Padahal sudah 3 jam lebih kami mengitari mall ini. Come on Key!
            Hampir saja aku menjitak kepalanya saat mendengar jawabannya tadi, sampai ekor mataku menangkap sesuatu yang terpajang di etalase. Sebuah kalung berbentuk kunci. Akhir-akhir ini sinyalku memang benar-benar kuat saat berada didekat benda yang berbau kunci. Dan liontin kunci yang kutemukan kali ini berwarna hitam mengkilat dan bulatan atasnya berbentuk tanda cinta. Sangat indah!
“Kau? Sedang melihat apa?” tanya Key yang sedang mencari-cari apa yang kulihat.
“Ini…” saat aku ingin melanjutkan perkataanku, tiba-tiba aku menyadari ada beberapa ABG mencuri-curi pandang ke arah Key.
            Mungkin saja bocah-bocah centil itu tidak menyadari kalau ini Key. Tapi aku berani bertaruh, tidak mungkin mereka tidak tahu, kalau seorang namja yang ada disampingku sekarang adalah namja yang sangat tampan!
            “Ikut aku Key!”
            Key sempat protes karena tarikan tanganku yang tiba-tiba itu membuat semua belanjaannya hampir jatuh. Namun seketika omelannya berhenti saat menyadari lirikan genit bocah-bocah childish itu mengarah padanya.
            Kami sempat berlarian kecil melewati lorong-lorong mall, menuruni eskalator, sampai akhirnya langkah kami berhenti tepat disebuah box  sempit. Atau lebih tepatnya box yang sering digunakan orang untuk berfoto. Ahhh.. foto box!
            Entah kenapa kami bisa masuk kesana. Yang jelas sekarang ada sebuah mesin foto dihadapan kami yang tiba-tiba berbunyi “One…Two…Three…Ready..Klik!”
            “Mwo? It’s working!” teriak key terkejut sambil menunjuk sebuah layar didepan kami. Mungkin saja penjaga foto box itu mengira kami sudah siap.
            Tanpa banyak berfikir, kami berpose sekenanya. Mulai dari pose terkejut, bingung, tersenyum, sampai pada pose terakhir yang paling kusuka. Yaitu saat tangan kanan Key memeluk leherku, sedangkan tangan kiriku memegang pipi kirinya. Kami berdua tertawa lepas.
***
            “Bagaimana Key? Apa kau senang hari ini?”
            “Ne… Aku senaaaaanggg sekali. Gamsahamnida Cha.” Ucapnya sambil tersenyum. Seperti biasa, senyumnya sangat manis!
            Aku langsung mengalihkan pandangan sebelum senyum itu benar-benar membuatku pingsan.
            Kini kami berdua tengah duduk diatas dua buah ayunan di taman kanak-kanak dekat rumahku. Aku memutuskan untuk mampir kesini sebentar setelah kami selesai berbelanja.
Sebenarnya agak sulit untuk mencapai ke tempat ini. Tapi karena bantuan Key, akhirnya dengan mudah aku mampu melompati pagar besi setinggi 1,5 meter itu.
            “Kenapa malam-malam seperti ini kau tiba-tiba ingin kemari Cha?”
            Aku tak menjawab, justru terpaku mendengar pertanyaannya.
            “Apa kau memiliki kenangan di tempat ini?” tanyanya lagi.
            Pertanyaan Key seperti menusuk tepat ke jantungku, membuatnya berhenti beberapa detik dan mendadak terasa sakit.
            “Ne~.” Aku mengangguk. “Banyak sekali kenangan disini.” Pandanganku mulai menatap ke beberapa mainan yang bisu. “Entah kenapa aku ingin kembali menjadi siswa disini. Aku ingin kembali menjadi siswa taman kanak-kanak yang setiap pagi diantar oleh kedua orang tuanya, dibawakan bekal, lalu dijemput saat waktu pulang tiba.” Nafasku mulai tersengal. “Aku ingin menjadi seperti itu Key. tapi aku tahu itu tak mungkin.”
            Terdengar desah nafas Key yang menahan dingin. “Kenapa tidak mungkin?”
            Pertanyaan Key benar-benar retoris. Kurasa aku memang tidak perlu menjawabnya.
            “Aku juga pernah merasakan apa yang sedang kau rasakan.” Dia diam sejenak, lalu mulai melanjutkan kalimatnya. “Tentang menjadi seorang anak yang memiliki kedua orang tua yang supersibuk. Dan aku pikir aku beruntung memiliki halmoni yang sayang padaku.”
            Aku menoleh, namun Key tak membalas tatapanku dan justru menerawang jauh. Dia tetap tak melanjutkan kata-katanya meski aku telah menunggu dalam beberapa waktu.
            Entah kenapa kini aku baru menyadarinya. Kedatangan Key sangat aneh. Sementara kehadirannya begitu misterius. Terkadang emosinya bisa meledak-ledak dan mengomel seharian. Namun terkadang bisa juga terdiam seperti ini. Diam seperti memikirkan sesuatu dengan raut wajah yang datar dan tidak terbaca olehku.
            Hening sejenak.
            Pandanganku tak lepas dari wajah Key. Dari jarak sedekat ini, aku bisa melihat garis wajahnya dengan jelas. Matanya yang sipit, hidungnya yang mancung, rahangnya yang kukuh dan bibirnya yang tipis.
Entahlah… meski kedatangan Key begitu aneh, namun dia benar-benar membawa cahaya dalam hidupku. Senyumnya… Tatapannya… terlihat begitu mempesona.
Aku menyukai cara dia mengungkapkan apa yang ada di dalam kepalanya. Aku menyukai gelak tawanya saat kami bercanda. Dan bahkan aku menyukai saat dia memberiku omelan dengan nada bicaranya yang khas. Aku menyukainya… aku menyukai dirinya…
Aigoo! Apa yang sedang kupikirkan? Sadar cha! Kau ini hanya fans. Dan itu tidak berarti apapun!
“Cha?” tanyanya membuyarkan lamunanku. “Kau?” dia sempat berhenti beberapa detik. “Kau kenapa menatapku seperti itu?”
“Aku… aku…”
Dia menanti jawabanku.
“Aku..ehm.. aku…” aku bingung!
            Saat itu juga kurasakan air hujan jatuh membasahi ubun-ubunku. Datangnya benar-benar tanpa kompromi. Butirannya begitu besar dan…brusshhh… deras sekali.
            Key langsung menarik tanganku menuju pagar pembatas. Lagi-lagi aku kesulitan meski ia sudah mencoba membantu. Walhasil baju kami tetap basah ketika tiba didalam mobil.
            Aku hanya mampu tertawa mengingat kejadian saat kami melompati pagar tadi. Karena panik, aku dan Key tidak menggunakan cara pertama saat kami masuk. Key terlihat bingung bagaimana cara menggendongku. Dia mengangkat tubuhku, mendorongku tidak karuan sambil terus saja mengomel karena hujan semakin deras.
“Aigoo… Nanana …. Dududu…. Lalalala….” Key mulai mengomel menggunakan bahasa korea sambil mengusap baju serta rambutnya yang basah.
            Tawaku semakin keras mendengar omelan Key yang tidak kumengerti. Wajahnya terlihat sangat masam dan bibirnya mengerucut. Lucu sekali.
            “Ya! Kenapa kau malah menertawakanku huh? Sudah tahu kita basah kuyup seperti ini, masih saja tertawa. Ash! Dasar hujan sialan!” Omelnya lagi.
            “Hahaha. Kau ini sedang memarahi hujan atau apa Key? Ekspresi wajahmu itu sangat lucu saat cemberut seperti ini. Hahaha.”
            Mendengar ucapanku, wajahnya justru semakin cemberut. Bibirnya semakin manyun dan alis tebalnya menyatu.
            “Hahaha.” Kali ini tawaku benar-benar tak mampu kubendung sampai-sampai perutku terasa sakit dibuatnya.
            Lagi-lagi Key berhasil membuatku senang. Aneh. Dia selalu sanggup menghilangkan semua masalah dalam otakku dengan caranya yang lucu.

-To Be Continue-

            Wah wah wah.. kayaknya nasib Echa makin mujurrr aja nih. Kali ini dia udah bisa belanja bareng, foto bareng pula! Ckckckck *geleng2.
            Apa yah yang terjadi setelah ini?
            Part selanjutnya bakalan lebih menguras emosi dan air mata. Key akan melakukan sesuatu lagi buat Echa. Apakah yang sebenarnya terjadi?
            Penasaran? Jangan kemana2, tetap di stasiun fb kesayangan anda (?) *author sarap.
            Yang sudah baca jangan lupa komen komen komen. Gamsahamnida! See u next week!


3 comments:

  1. lucu ya... sori baru bisa komen di part 4,, soalnya penasaran sih.. ffnya eonnie bikin penasaran mulu

    ReplyDelete
  2. *ngecap kaki (kan katanya harus meninggalkan jejak (?) Hehe :P

    ReplyDelete