Pages

Thursday, 7 April 2011

FF SHINee : The Sweet Summer (part 5)

The Sweet Summer



Tittle    : The Sweet Summer (Part 5)
Author    : Ichaa Ichez Lockets
Cast    : Shin Hye Rin, Shin Eun Kyo, Lee Taemin, Kim Ki Bum (Key), Choi  Minho, Kim JongHyun (Jjong), Lee Jin Ki (Onew).
Genre    : Friendship, Romance.
Length    : Series (Chaptered)

(Backsound: Noona Nomu Yeppo (Replay))
Siang itu Taemin tampak sangat kebingungan. Tak henti-hentinya dia mondar-mandir di dalam kamarnya sambil menimbang-nimbang keputusan apa yang akan ia ambil.
    Kali ini Taemin justru dibuat bimbang oleh perasaannya sendiri. Perasaannya terhadap seorang noona yang sudah sejak kecil dikenalnya.
Sudah lama Taemin merasakan hal aneh ini. Namun ia tak ingin gegabah dengan menyebut ini sebagai rasa suka ataupun cinta. Karena bahkan ia sendiri tak tahu arti cinta itu apa.
    “Huh…” Taemin menghela nafas sambil menjatuhkan badannya diatas kasur. Dia bingung harus memulainya dari mana. Yang jelas ia harus mengungkapkan ini semua sebelum semuanya terlambat!
    “Mana bunga yang cocok untuk diberikan kepada seorang yeoja, ahjussi?” tanya Taemin pada penjual kios bunga.
    “Ini.” Ahjussi itu menunjuk bunga mawar berwarna merah yang terpajang rapi didepan toko. “Kau mau beli berapa anak muda? Sepuluh tangkai? Atau dua puluh?”
    Taemin nyengir kuda. “Hehe… satu saja ahjussi.” Jawab Taemin polos.
    “Hahaha.” Tawa ahjussi itu meledak. Terdengar begitu keras dan perutnya yang buncit tampak bergoyang. “Ini ambillah. Gratis untukmu. Tapi kau harus mendapatkan hati yeoja itu. Arasso?”
    Wajah Taemin berubah cerah. “Ne~ arasso. Gomawo ahjussi!” kemudian dengan semangat ia berlari menuju sanggojae dan ingin menyerahkan bunga mawar beserta rasa cintanya sekarang juga!!
    “Hyung! Dimana Hye Rin noona?” tanya Taemin pada Key dan juga Minho yang terlihat asik menonton tv diruang tengah.
    “Dia ada didalam kamar.” Jawab Key tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi.
    Dengan semangat Taemin langsung menuju kamar Hye Rin kemudian mengetuknya, sementara hatinya berdebar tak karuan.
    Tok tok tok..
    Tak ada jawaban.
    “Noona? Kau didalam?”
    Tetap tak ada jawaban.
    Setelah ketukan ketiga, baru terdengar sesuatu dari kamar Hye Rin.
    “Ada apa Taemin?” tanya Hye Rin yang baru saja muncul dari balik pintu. Membuat Taemin berubah canggung dan mendadak berdiri mematung.
    “Ehmm noona, apa kau sedang sibuk?”
    Hye Rin menggeleng pelan.
    “Kalau begitu bisakah kita berjalan-jalan keluar sebentar?” ucap Taemin sambil menyunggingkan senyuman lebar.
    Hanya berbekal sandal jepit, kaos yang kebesaran dan celana pendek selutut serta rambut dikucir kuda, akhirnya Hye Rin menerima ajakan Taemin untuk berjalan-jalan keluar. Lagipula suasana hati Hye Rin sedang tidak bagus sekarang, jadi ia pikir, menerima ajakan Taemin adalah sesuatu yang tepat.
    “Nah sudah sampai.” Ucap Taemin saat ia dan Hye Rin tiba diatas bukit tempat mereka berjalan-jalan dengan Minho dan Key beberapa hari yang lalu.
    Hye Rin tampak duduk santai di kursi kayu, sedangkan Taemin yang duduk disebelahnya tampak grogi dan menghela nafasnya dalam-dalam. Sepertinya namja itu mencoba memikirkan kembali kata-kata apa yang akan ia ucapkan. Padahal sepanjang jalan tadi Taemin sudah menata kata-kata itu dengan rapi, namun entah kenapa semuanya tiba-tiba buyar sekarang.
    ‘Omonna.. kenapa kata-kata itu bisa hilang disaat-saat seperti ini? Apakah begini rasanya ingin menyatakan cinta kepada seseorang? Jantung berdebar tak karuan sampai-sampai perut terasa diaduk-aduk.’ Batin Taemin tak mampu menenangkan dirinya.
    Ketika Taemin menoleh kearah Hye Rin, ia justru terkejut karena menemukan wajah noona kesayangannya tampak muram dengan pancaran yang tak secerah biasanya.
    “Gwenchanayo noona?”
    Hye Rin tak menjawab. Justru menundukkan wajahnya lebih dalam.
    “Noona?” Taemin jadi mendadak cemas melihat tingkah aneh Hye Rin saat ini. Rencana semula yang telah ia susun tiba-tiba buyar dalam hitungan detik. Berganti dengan kekhawatiran akan apa yang terjadi pada Hye Rin.
Hal yang paling ia takutkan terjadi, yaitu melihat Hye Rin bersedih. Karena ia tahu ia tak mampu melakukan apapun untuk mengubahnya. Dan bahkan, ia juga tak tahu apa penyebab Hye Rin menjadi sedih seperti saat ini.
    “Rasanya begitu aneh.” Ucap Hye Rin pelan. “Entah kenapa ketika melihatnya tersenyum, dadaku terasa ingin meledak karena jantungku yang berpacu begitu cepat.” Hye Rin diam sejenak sementara Taemin mencoba mencerna kata-kata yang Hye Rin ucapkan.
    “Namun saat kulihat banyak sekali tawa unnie yang terekam dalam kameranya, entah kenapa ada perasaan kecewa disana. Ini benar-benar aneh, Taemin.”
    Taemin tak mengeluarkan sepatah katapun, justru terpaku menatap noona dihadapannya. Taemin juga tak mampu mengerti apa yang sedang terjadi sekarang. Disaat dia ingin mengungkapkan perasaannya, Hye Rin justru menceritakan orang lain.
    Meski tak sepenuhnya tahu, tapi Taemin yakin bahwa ada seseorang yang telah mengisi hati Hye Rin. Dan itu bukan dia.
    Entah kenapa, semangat yang menggebu-nggebu sebelumnya hilang dengan sekejap. Kini yang tersisa hanya sebuah kekecewaan yang begitu besar. Taemin bahkan bisa merasakan ada sesuatu yang menyelusup dalam dadanya hingga kini membuatnya terasa lebih sesak.
    “Apa kau bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padaku Taemin?”
    Taemin terperanjat mendengar pertanyaan itu. Ia tak tahu bagaimana menjelaskan apa yang terjadi. Namun ia sangat mengerti bagaimana perasaan sakit yang sedang menimpa Hye Rin, karena bahkan sekarang Taemin pun mendadak merasakannya.
    Tentang bagaimana rasa menyukai seseorang, tentang bagaimana rasa melihat orang yang kita cintai menyukai orang lain, dan tentang bagaimana rasa sakit ketika kita menyadarinya.
    “Oh iya, sebenarnya kenapa kau membawaku kemari? Apa ada yang ingin kau sampaikan?”
    Kini tenggorokan Taemin benar-benar tercekat. Lidahnya kaku. Ia hanya bisa terpaku menatap Hye Rin, sementara setangkai bunga mawar merah masih bersembunyi dibalik kaos oblong yang ia pakai.
***
“Terimakasih atas kedatangannya…” ucap Eun Kyo pada pelanggan toko bukunya yang sudah selesai berbelanja. Tak lupa ia memasang senyum sambil membungkuk.
“Selamat datang…” Eun Kyo kembali membungkuk saat seorang pelanggan kembali datang. “Silakan masuk…”
Pelanggan itu justru masih berdiri didepan pintu dan tak tampak ingin beranjak dari sana. Membuat Eun Kyo mendongak karena penasaran.
“Oppa?” Eun Kyo justru dibuat terkejut saat menyadari yang berdiri didepannya adalah JongHyun. “Apa yang kau lakukan disini?”
JongHyun menggaruk kepalanya dan tampak bingung mencari jawaban.
“Kau tahu darimana kalau aku bekerja disini Oppa?” tanya Eun Kyo lagi.
“Itu… Key yang memberitahuku.”
Tentu saja. Paman Key adalah pemilik toko buku ini. Sudah jelas dia tahu alamatnya.
“Ehm.. apa kau masih sibuk? Aku ingin mengajakmu keluar.”
“Anio oppa. Kebetulan jam kerjaku juga sudah habis. Tunggu sebentar, aku akan mengambil tas.”
Setelah Eun Kyo mengambil tas serta jaketnya, akhirnya mereka benar-benar pergi berdua. Langkah mereka berhenti tepat disebuah taman dekat tempat Eun Kyo bekerja. Pandangan Eun Kyo menyapu sekeliling taman yang ada disekitarnya, sangat sepi.
 “Apa kau sering kemari Eun Kyo?”
Eun Kyo tersenyum simpul. Matanya berubah menjadi sangat sipit dan ada sebuah lesung pipit yang menghiasi pipi mungilnya. Tanpa JongHyun sadari, senyum itu membuatnya terhipnotis sesaat.
“Sebenarnya tidak, Oppa. Ini pertama kalinya aku kesini. Ternyata suasana disini sungguh nyaman.”
“Ehmm, bolehkah aku bertanya sesuatu, Eun Kyo?”
“Mwo?”
“Tentang pertanyaan Key waktu kita makan malam beberapa hari lalu.” JongHyun membenarkan posisi duduknya. “Kenapa Hye Rin terlihat begitu marah saat Key bertanya tentang keberadaan orang tua kalian?”
Kali ini Eun Kyo tersenyum tipis. “Itu karena Hye Rin kecewa.” Tatapan Eun Kyo beralih ke arah JongHyun. “Appa kami memang sudah meninggal. Tapi umma kami masih hidup.”
JongHyun menatap lekat wajah Eun Kyo dan mencoba memahami ucapan gadis itu.
“Umma meninggalkan kami begitu saja dirumah nenek. Dan setelah nenek meninggal, kami harus tetap melanjutkan hidup dengan tangan kami sendiri.” Suara Eun Kyo terdengar parau. Ada nada kesedihan disana. Membuat JongHyun mendadak menyesal telah menanyakannya.
JongHyun meraih tangan Eun Kyo lalu menggenggamnya. “Jangan diteruskan kalau itu justru akan membuatmu sedih Eun Kyo.”
“Gwenchana Oppa. Aku baik-baik saja selama Hye Rin masih bersamaku. Dan lagi, sekarang kedatangan kalian benar-benar membuat suasana semakin menyenangkan.” Eun Kyo mencoba tersenyum. Tapi ia tak mampu mengendalikan tetesan air yang menggenang dikelopak matanya. Perlahan air itu jatuh kemudian meluncur melewati pipi Eun Kyo yang mungil.
Lewat genggaman tangannya, dengan jelas JongHyun bisa merasakan betapa berat kehidupan yang Eun Kyo jalani. Namun gadis itu masih saja bisa tersenyum meski matanya berkata lain.
Dengan lembut JongHyun merengkuh tubuh kecil Eun Kyo lalu membenamkan dalam dadanya yang lapang. Pelukan itu begitu hangat namun kini justru membuat Eun Kyo semakin deras menangis. Meski dadanya terasa sakit, namun hatinya merasakan ada sesuatu yang hadir.
***
    “Sillyehamnida!” teriak seseorang dari luar pintu depan sanggojae.
    “Iya sebentar.” Ucap JongHyun dari ruang tamu, bermaksud ingin membukakan pintu.
    “Biar aku saja oppa.” Hye Rin tiba-tiba muncul dari dapur dan langsung menuju pintu depan sanggojae lalu perlahan membukanya.
    Di balik pintu kayu itu, berdiri sesosok namja dengan badan proporsional dan rambut kecoklatan. Dia tersenyum lebar begitu melihat Hye Rin membukakan pintu. Dan saat senyuman itu tersungging, matanya yang sipit hanya tampak seperti garis namun tetap saja ada kehangatan yang terpancar dari balik kacamata minusnya.
    Meski telah banyak yang berubah, namun senyum cerah itu tak mungkin Hye Rin lupakan.
    “Oppa?”
    “Annyeonghaseo Hye Rin.” Sapa namja itu dengan ramah.
    Hye Rin menutup mulutnya dengan tangan sambil membelalakan mata menatap namja itu.
    “Onew hyung?” tanya JongHyun yang tiba-tiba berdiri dibelakang Hye Rin. Membuat Hye Rin semakin terperanjat.
    “JongHyun Oppa? Kau mengenalnya juga?!?”
    Kini ketiga orang itu hanya mampu berdiri kaku sementara keterkejutan menyelusup dengan cepat.
-To Be Continue-



    Hwaaa~ akhirnya Onyu oppa bisa nongol juga di part ini. Hehehe, mian ya baru bisa muncul di part ini. *bow . tapi nambah bikin penasaran yah? kekeke~
    Terus sebenernya siapa ya Onew Oppa ituu? Kenapa Hye Rin dan JongHyun bisa mengenalnya? Terus gimana juga ya nasib Taemin yang cintanya ditolak sebelum ia sempat mengatakannya? *masang muka sedih*
    Temukan jawabannya minggu depan!
    Jangan lupa komen, Gamsahamnida. *bow lagi.

8 comments:

  1. Huaaaa keren banget sumpah. I'm addicted!

    Lanjutkan, eonni! XD

    ReplyDelete
  2. EHH GUE NGEFANS SAMA NIH BLOG... apalagi FF nya !!! yaampuunnn..... <3

    ReplyDelete
  3. Taemin sering dapet bagian cybersetan..

    ReplyDelete
  4. bener kata eonnie, kedatangan onew oppa ga terduga ^^

    ReplyDelete
  5. taemin ah...nyatakan saja cinta mu padaku..pasti aku terima dgn senang hati...*lompat2 kegirangan*

    ReplyDelete