Pages

Sunday, 12 December 2010

Mimpi itu apa sih?

Holla holla…
Annyeong pembaca setia semuaaa *emang ada? (ngarang indah)
Sebelumnya aku dah pernah ngasih opini tentang “Mereka”, tentang “Sahabat”, tentang “Cinta” dan sekarang saatnya kita melayangkan angan menuju “Mimpi”.

                Mimpi memiliki arti yang cukup luas. Ada mimpi yang kita alami di saat tidur (yang  orang bilang biasa disebabkan oleh bunga mimpi), ada juga mimpi yang muncul dari obsesi kita untuk menjadi “sesuatu”, atau justru mimpi yang memanjakan kita untuk semakin bermimpi lebih tinggi lagi. Oke, akan kita bahas satu persatu.
                Disaat kita tidur, terkadang kita merasa melakukan sesuatu diluar dugaan kita. Saat itu, kita tentu saja kita tidak sadar jika kita sedang bermimpi. Kita hanya tahu, bahwa kita sedang ada disuatu tempat dan melakukan kegiatan yang kita anggap “wajar”. Bahkan jika kita bertemu seseorang (seperti idola) yang sangat kita inginkan, itu pun akan terasa wajar jika dalami didalam mimpi. Dan ketika kita bangun, baru  kita akan menyadari jika itu hanyalah mimpi. Namun tahukah anda, ketika kita membuka mata, kita akan kehilangan 50% ingatan kejadian dalam mimpi kita. Mungkin kita hanya mampu mengingat “ending” dari mimpi itu tanpa tahu apa yang terjadi pada awalnya, kecuali kita benar-benar memikirkannya.
                Mengapa bisa terjadi?
                Di dalam kehidupan sehari-hari, otak kita menangkap banyak memori. Ada memori yang sangat kuat, ada pula yang lemah. Mimpi muncul berasal dari itu. Namun terkadang, mimpi tidak hanya diambil dari memori yang kuat, terkadang ia juga muncul dari memori yang lemah. Dari kejadian yang tidak terlalu kita pikirkan, namun ternyata justru akan muncul dalam mimpi kita.
Dan sebenernya kita bisa mengendalikan mimpi itu sendiri, karena pada dasarnya, mimpi itu juga berasal dari pikiran kita. Misalnya: di dalam mimpi, kita bertemu orang yang kita cintai, kita akan berfikir kalau dia akan menangis, maka ia akan benar-benar menangis. Karena tanpa kita sadari, sebelum kita melakukan sesuatu, otak kita akan memberikan stimulus untuk kejadian berikutnya (dalam artian, kita sudah mempunyai tebakan atas apa yang akan terjadi). Didalam mimpi, itu juga akan terjadi pada orang di sekitar kita. Namun ada yang perlu digaris bawahi. Didalam mimpi,saat kita bertemu seseorang (misal idola), anehnya kita tidak bisa bersikap seperti seorang fans yang akan histeris (sebagaimana kita bertemu dalam dunia nyata), namun kita justru akan bersikap seperti sudah pernah mengenalnya. Itu semua karena mimpi berasal dari memori kita. Jadi jika kita memikirkan idola itu menjadi pacar kita, maka didalam mimpi pun akan terjadi demikian. Kita akan bersikap seperti apa yang ditangkap otak (seperti yang kita pikirkan). Lagi lagi, kegiatan itu akan kita anggap “wajar”.
                Itu tadi tentang mimpi yang kita alami saat tidur, lain lagi dengan mimpi yang timbul dari obsesi kita. Atau sering disebut sebagai cita-cita. Pernah menonton film trilogy laskar pelangi? Yak seperti itulah yang dimaksud. Mereka memiliki mimpi. Mimpi untuk menjadi “sesuatu”. Ada yang mimpinya terlalu tinggi, ada juga yang biasa saja. Setiap orang boleh saja memiliki mimpi untuk berkeliling dunia atau mimpi menjadi presiden. Tak ada yang tak mungkin. Namun, semuanya harus diimbangi dengan kemauan, kemampuan dan kerja keras yang sepadan. Tanpa itu semua, lagi-lagi ini hanya akan menjadi sebuah “mimpi”, bukan sebuah kenyataan. Semuanya berawal dari sebuah mimpi, mimpi sebagai motivasi, mimpi sebagai sebuah obsesi untuk mengawali sebuah jalan menuju ke perwujudan yang nyata.
                Dan terakhir yang akan dibahas adalah mimpi yang membuat kita bermanja untuk semakin bermimpi dan hanya terus bermimpi. Dalam hal ini, mimpi yang dimaksud adalah khayalan. Biasanya khayalan ini sangat tinggi dan tanpa adanya kemauan, kemampuan dan kerja keras. Memang benar, tak ada yang tak mungkin. Namun jika tidak diimbangi dengan kemauan, kemampuan dan kerja keras, semuanya hanya akan berakhir menjadi mimpi yang pertama tadi (mimpi dalam tidur). Contoh: kita sangat suka dengan satu bintang korea (*penulis curcol), kita ingin sekali menjadi istrinya. Bisa saja. Tapi bagaimana itu bisa terjadi jika kita belum pernah mengenalnya, bahkan belum pernah bertemu dengannya dan hanya bisa mengaguminya dari layar kaca? Lain halnya dengan, kita bermimpi untuk bertemu idola kita, namun dari sekarang kita gemar menabung. Bisa saja uang itu digunakan untuk menonton konsernya atau untuk menyewa kamar hotel disebelah kamar idola kita itu (*yang kedua ini ngarang). Setidaknya, usaha kita akan membuahkan hasil (seperti mimpi yang nmr 2 tadi).
                Setiap orang boleh saja bermimpi, baik itu mimpi yang tinggi ataupun yang mendekati kenyataan. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya. Hanya akan ada dua pilihan, kita akan berusaha meraihnya dan membuat mimpi menjadi kenyataan, ataukah kita akan terus bermimpi semakin tinggi namun akan merasakan sakit saat kita jatuh, lalu menyadari kalau itu hanya mimpi dan bukan kenyataan?

                Ini hanyalah sebuah opini. Belum 100% benar. Dan creditnya hanya dari pengalaman dan pikiran penulis yang di share dalam blog pribadi. Jadi, yang setuju boleh saja memuji, yang tidak, tidak perlu menyalahkan. Karena lagi-lagi ini hanya sebuah opini. Oke oke oke ?

No comments:

Post a Comment