Pages

Tuesday, 31 August 2010

FanFict - Between Us - Part 2

Kini saatnya aku posting part kedua. Moga aja ngga mengecewakan yah. Cekidot >>>

Between Us
PART II

                “Dasar cewek aneh! Sekarang aku jadi menyesal karena telah memberinya peringatan!” gerutu tae kyung tanpa henti semenjak dia meninggalkan minam tadi.
                “Ada apa kak? Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?” Tanya Jeremy saat tae kyung menghampirinya.
                “Ini semua gara-gara…” tae kyung memandang wajah Jeremy dan shinwoo sejenak. “ah lupakan saja!”
                Sebelum sempat Jeremy bertanya lebih lanjut, datang pemilik pub yang menyelusup diantara mereka bertiga. Pemilik pub mengaku ingin membicarakan masalah kontrak band tae kyung yang ingin dijadikan band tetap di pub itu. Untuk pembicaraan masalah kontrak, pemilik pub membawa tae kyung ke lantai 3 , tepatnya ke ruang privasi.
                “Jadi mulai kapan kalian sanggup bekerja?”
                “Kami harap secepatnya.” Jawab tae kyung mantap. “Tapi apakah permainan music kami layak untuk pub sebesar ini?”
                Pemilik pub itu tertawa. “Tentu saja, permainan kalian bagus. Aku suka.”
                Tae kyung terdiam sesaat, rupanya ada sesuatu yang mengalihkan perhatiannya. Sepertinya baru saja ia mendengar teriakan dari kamar sebelah.
                “Siapa itu?”
                “Ah . . jangan dipedulikan. Kamar sebelah itu khusus untuk pelanggan terbaik kami yang ingin privasinya terjaga. Jadi jangan diganggu. Mungkin sedang ada sedikit masalah.” Ucap pemilik pub dengan santai.
                Tae kyung mengerutkan dahi dan mulai mencium sesuatu yang tak beres. Tapi untuk sementara dia mengabaikannya. Sampai akhirnya teriakan itu terdengar lagi, kali ini diikuti dengan pukulan keras. Tanpa pikir panjang tae kyung beranjak, lalu mencoba mendobrak pintu kamar. Peringatan dari pemilik pub sama sekali tidak ia pedulikan.
                Ketika pintu kamar terbuka, tae kyung terperanjat karena ia menemukan minam tengah menangis di pojok ruangan dengan pipi yang lebam dan baju yang tersobek. Spontan tae kyung memukul pria yang membuat minam terluka hingga pria itu terjebab ke lantai.  Dengan cepat pria itu beranjak dan mendaratkan pukulan di pipi tae kyung hingga berdarah. Saat tae kyung ingin melawan, pemilik pub mencegahnya.
                “Tae kyung, apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jangan mengganggu mereka!” ucap pemilik pub.
                Tae kyung terdiam.
                “Aku benar-benar tidak terima diperlakukan seperti ini. Aku sudah bayar mahal untuk mendapatkan cewek itu, namun justru ini yang kudapatkan?” pelanggan itu protes kepada pemilik pub.
                “Tae kyung, kau benar-benar keterlaluan. Akibat dari perbuatanmu ini, kontrak kerja dibatalkan!”
                Tae kyung tak memperdulikan sama sekali apa yang pemilik pub katakan. Justru ia meraih tangan minam dan membawa minam pergi.
“Sudah kubilang kamu dalam bahaya. Tapi kamu tak mendengarkan ucapanku.” Ucap tae kyung pada minam.
                Saat itu juga tangis minam semakin menjadi.
                “Kak tae kyung, apa yang terjadi?” Tanya Jeremy ketika mereka tiba di depan pintu pub.
                Pandangan Jeremy tertuju pada minam yang bajunya robek dan wajahnya lebam. Dengan cepat shinwoo memakaikan jaketnya ke minam, “Sebaiknya jangan kita bicarakan disini.”
                Mereka ber empat menjauh. Dari tadi minam hanya mampu menangis menyadari kesalahannya. Dia tertunduk dalam, takut membayangkan 3 cowok yang kini mengelilinginya.
                “Tenang minam, kini kamu aman bersama kami.” Ucap shinwoo pelan.
                “kak tae kyung… kamu belum menjawab pertanyaanku.”
                Tae kyung hanya menjawab dengan tatapan tajam.
                Nyali Jeremy menciut.
                “Tanyakan saja dengan cewek ini. Yang jelas gara-gara dia, kita kehilangan pekerjaan!” ucap tae kyung lalu pergi.
                Jeremy dan shinwoo terkejut. Hampir saja mereka bisa mendapatkan pekerjaan tetap, kini lenyap hanya karena sesuatu yang tak pasti.
                “Maafkan aku.” Ucap minam, terisak dengan tangisnya.
                Suasana menjadi canggung. Tak ada yang berani memulai pembicaraan. Butuh waktu beberapa saat sampai akhirnya Shinwoo meraih tangan minam, “tenang minam, kami tidak akan marah padamu. Tapi bisakah kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?”
                Minam memandang Jeremy dan shinwoo bergantian. Jeremy tersenyum lalu mengangguk.
                Akhirnya minam menceritakan kejadian yang sebenarnya. Begitu detail.
                “Jadi memang begitu. Ya sudah lah, tentang pekerjaan kami tak usah dipikirkan. Semua akan baik-baik saja.”
                “iya minam.” Jeremy setuju. “tak usah dipikir. Jika mau, kamu bisa menginap bersama kami.”
                “Tapi…”
                “sudahlah…” Jeremy memeluk minam dari samping  “ayo pulang!”        
Malam itu minam tidur di kamar Jeremy. Sedangkan Jeremy mengungsi di kamar shinwoo. Lalu tae kyung, tidak terlihat hingga minam terlelap. Tae kyung sama sekali belum mengetahui kalau minam menginap di rumahnya.

                Bagaimana jika tae kyung tahu minam telah menginap di rumahnya? Bukankah tae kyung belum memaafkan gominam ? Apakah tae kyung mengijinkan minam menginap atau justru mengusirnya?
Kalo ada salah, keep coment yah J
                

No comments:

Post a Comment