Monday 30 May 2011

FF ku Di PLAGIAT

Buat semua readers di blog ato di FB, pasti semua udah pada baca FFku yang judulnya The Sweet Summer kan?
Kalian percaya kan kalo yang bikin FF itu aku? Hasil pemikiranku sendiri?

Mianhe kalo aku jadi nanya yang mungkin bagi kalian ngga penting :’(. Tapi itu jadi bener2 penting buat aku sekarang ini.
Karena nyatanya FF The Sweet Summer yang aku bikin susah payah itu DI PLAGIAT.
Shock begitu tahu ada yang bilang kalo FF ku di plagiat. (gomawo buat saeng amik yang udah ngasih tau *bow)

Awalnya ngga 100% percaya, sampe akhirnya aku ngebuktiin sendiri kalo nama authornya diganti.


FF ini diposting ulang sama dia tanggal 29 mei kemaren. Dan bahkan dia udah ngepost sampe part after story.
Dia juga copas gitu aja kata2 yang biasa aku sertain di awal FF.

Padahal FF ini adalah FF yang paling susah aku bikin. Inspirasinya bener2 dari pikiran aku sendiri. Beda dari FF yang lain. (boleh dibaca di postinganku yang “The Story Behind My FF Part 2”).
Dan lagi aku nulis ampe jam 4 pagi, kadang2 juga pas lagi dikampus nunggu jeda sendirian, dengan notes yang aku bikin darurat, dan bahkan aku nyempetin bikin waktu aku lagi mau ujian besoknya. Pasti aku sempetin nulis. Belum lagi soal ngedit sama ngepost. Tiap bikin FF (khususnya FF ini), aku ngeditnya sampai lebih dari 7 kali. Biar hasilnya maksimal. Ngepostnya pun ngga bisa di modem rumah yang lemot. Jadi musti ke warnet seminggu dua kali. Ngga peduli kalo pas lagi ujan ato musti jalan kaki. Aku selalu usahain ngepost hari itu juga.
Aku Cuma ngga mau ngecewain readers :’(
Tapi kini justru ada salah satu readers yang udah ngecewain aku.

Jujur kalo inget semuanya, aku jadi pengen nangis. Bahkan sekarang aku ampe sakit dan ngga masuk kuliah.
Mianhe kalo aku childish ato mungkin berlebihan. Tapi kali ini bener2 bikin aku kecewa.
Sebelumnya juga ada yang udah ngambil hasil postingan susunanku sendiri (100 fakta taemin dan who is taemin) dan di post di blog dia tanpa nyertain credit ato ijin.
Itu ngga seberapa.

Kali ini justru dengan seenaknya ngepost FF yang udah susah2 aku bikin dan ngganti nama author dengan nama dia gitu aja. Yang lebih bikin sakit, waktu liat komen dari readersnya dia yang bilang kalo FF itu daebak, keren etc. padahal dia Cuma copas gitu aja :’(

Sekarang aku jadi kaya orang linglung. Ngga tau musti ngapain.
Aku ngga bisa kalo disuruh nge bash orang (walo sebenernya udah jelas2 dia yang salah). aku jadi serba salah. ngga tau musti ngapain :’’((
Aku juga udah berusaha buat positive thinking.

Ya Tuhan… aku musti ngapain sekarang ??

Buat siapapun yang udah baca postingan ini, mianhe kalo aku emang terlalu lebay ngadepin situasi yang mungkin kalian pikir sepele.
Tapi sayangnya aku ngga bisa mikir kalo ini sepele.

Aku emang pabo.

Maybe ini bisa buat pelajaran. Tapi sekarang aku jadi ragu buat ngeposting FF di blog. Takut kejadian ini bakal terulang.
Padahal sekarang aku dah nyiapin FF baru buat ngegantiin “I wanna Be with you”. Semuanya udah tertata rapi di otak. Tapi sekarang tiba2 buyar gitu aja. Jadi maybe aku milih buat hiatus beberapa minggu.

Aku Cuma pengen dapet kepercayaan dari readers kalo FF The Sweet Summer itu bener2 aku yang bikin. Aku udah berusaha buat ngga ngecewain readers, jadi tolong readers jangan bikin aku kecewa untuk yang kesekian kalinya…

Gamsahamnida buat semua readers yang udah mau baca semua FFku dari awal sampai akhir. Gomawo juga buat yang udah mau ngasih komen ato tetep milih jadi silent readers…
Sekali lagi terimakasih. *bow 90 derajat.



Saturday 28 May 2011

FF SHINee : I Wanna Be With You (PART 7)

I Wanna Be With You…
Tittle                : I Wanna Be With You (PART 7)
Author             : Ichaa Ichez Lockets
Cast                 : Keysha (Echa), Key SHINee.
Genre              : Fantasy, Friendship, Tragedy, Romance.
Length             : Series (Chaptered)

            “Keysha!!” teriak papa dari luar pintu. “Buka pintunya!!”
            Jantungku berpacu keras. Aku takut papa mendengar suaraku dan Key saat bernyanyi bersama tadi.
 Bagaimana ini? Bisa-bisa Key ketahuan!
            Aku memandang Key cemas, diapun tak kalah panic. Kami hanya saling tatap tanpa melakukan apapun. Kami benar-benar tak tahu harus berbuat apa untuk menghadapi situasi pelik ini.
            “Keysha!! Buka pintunya sekarang juga! Papa dengar kamu sedang berbicara dengan seseorang!”
            Ya Tuhan. Papa benar-benar mendengar keributan di kamarku! apa yang harus aku lakukan?
            “Bagaimana ini Key?” tanyaku panic.
            “Keluarlah.” Ucapnya dengan tenang.
            “Tapi Key?”
            Dia tak langsung menjawab, justry memegang pundakku. “Percayalah padaku. Semuanya akan baik-baik saja.”
            Aku menatapnya heran. Bagaimana bisa semuanya baik-baik saja padahal suasana sedang genting begini?
            Come on Key, kau pasti tak tahu apa yang terjadi jika papa benar-benar marah. Itu sebuah bencana. Tapi sekarang kau justru menyuruhku untuk menghadapinya. Apa kau yakin?
            Kutatap lekat kedua mata tajam Key sekali lagi. Ada sebuah keseriusan yang terpancar jelas dari wajahnya.
            Karena tak ada pilihan lain, akhirnya aku menuruti perintah Key. Ragu-ragu aku membuka pintu sementara teriakan papa dari luar terdengar semakin keras.
            Aku menoleh sebentar memandang Key. Tatapannya berubah. Raut wajahnya terlihat sedih. Dan ada sebuah senyum getir disana.
            “Siapa? Siapa yang ada didalam, Keysha?” tanya papa saat aku membuka pintu. Dengan cepat pintu itu kututup kembali.
            “Tidak ada pa. Keysha Cuma sendirian.” Tanganku terus memegang gagang pintu yang ada dibelakangku. Aku tak ingin siapapun mengetahui rahasia di baliknya.
            “Tapi tadi mama mendengar kamu sedang berbicara dengan seseorang.” Kali ini mama yang angkat bicara. Ternyata beliau juga mendengar hal yang sama.
            “ah.. mungkin mamah salah dengar.” Elakku.
            “Minggir! Papa mau liat!” papa mulai mencoba membuka pintu itu. Namun aku tidak menyerakannya begitu saja.
            “Engga!”
“Minggir Keysha! Papa tahu ada yang kau sembunyikan!”
            Aku masih memegang gagang pintu itu. Kali ini dengan begitu kuat agar papa tak sanggup membukanya. Kukerahkan segala tenaga untuk mencegah tangan papa untuk meraihnya.
            “KEYSHA! MINGGIR!” papa terlihat begitu geram. Matanya melotot tajam dan wajahnya mulai memerah menahan amarah.
            Inilah yang membuatku takut. Jika emosi papa keluar, apapun akan ia lakukan.Bahkan ia tak segan-segan untuk mencelakaiku demi menuruti rasa penasarannya.
            Dan itu terjadi. Dengan kasar papa mendorongku kedepan. Tubuhku yang kecil ini tak berdaya menahannya hingga aku terhuyung dan kepalaku terkatuk sudut meja yang ada disisi depan kamarku.
            Meski terasa sakit, tapi aku tak peduli, masih saja mencoba bangkit dan meraih lengan papa yang mulai memasuki kamarku. Sedangkan mama justru mendahului langkah papa.
            “Apa-apaan ini!” ucap mama. “Kenapa begitu banyak poster dikamarmu Keysha?”
            Aku tak menjawab. Sekali lagi mencoba mencegah langkah papa untuk mendekati dinding kamarku.
            “Sudah papa bilang! Berhentilah menyukai apapapun yang berbau korea!” bentak papa sambil melepaskan genggaman tanganku. “Jangan bermimpi! Itu hanya akan membuatmu semakin gila!”
            “ENGGAK!” teriakku dengan keras. “Papa sama mama-lah yang udah buat Keysha gila!”
            “Apa kau bilang?”
            Plak! Tamparan papa mendarat tepat dipipiku. Terasa panas. Disusul dengan sebuah bulir kecil yang mengalir melewatinya. Air mataku sudah tak mampu lagi kubendung.
            “Mana orang itu? Mana yang kau ajak bicara tadi?” papa mulai mendekati poster-poster shinee-ku. “Apa ini yang sudah membuatmu gila? Atau ini?” ucapnya sambil menunjuk poster-poster itu.
Bisa-bisanya dia menuduh poster-poster itu sebagai sumber masalah. Bukan! Justru hanya poster itulah yang mampu menghiburku. Menghiburku dari masalah yang sering ditimbulkan oleh papa dan mama.
            “PAPA JANGAN!!!” aku berteriak histeris melihat papa mulai merobek satu demi satu poster itu dengan membabi buta. Kali ini dia tak memiliki ampun.
Poster-poster yang sudah susah payah aku kumpulkan tampak tak berdaya jatuh demi satu di setiap kepingannya. Sakit. Aku hanya tak tahu apa yang akan terjadi padaku jika semua poster-poster itu lenyap dari dinding kamarku.
            Kulihat papa sudah menjarah sebagian poster yang tertempel di salah satu dinding kamarku. Dan sekarang dia mulai mendekati poster Key.
ASTAGA! Poster itu! Key sudah kembali masuk didalamnya!
            “PAPA HENTIKAN!” pekikku tertahan. Dengan cepat aku menghambur ke depan poster Key dan melarang papa untuk mendekatinya.
“Minggir Keysha!”
Aku menggeleng kuat. Ini tidak boleh terjadi! Papa tidak boleh merobeknya! Walau ada ketakutan, tapi aku akan melakukan apapun untuk melindungi poster ini!
            “Papa.. sudah..” ucap mama yang mulai tak tega melihat keadaanku. Air mata mamah mengalir.  Tapi hatiku sama sekali tak tersentuh melihatnya.
            “MINGGIR!” teriak papa lebih keras. Namun aku masih saja berdiri didepan poster itu. Kurasakan kepalaku berdenyut sakit sekali. Jantungku juga berdetak begitu cepat dan nafasku tersengal sampai dadaku terasa sesak.
            Aku bertahan. Aku akan bertahan meski kutahu ada sesuatu yang terjadi padaku.
            “Minggir Keysha!” papa mendorongku hingga aku kembali terhuyung. Saat itu juga aku sadar ada cairan berwarna merah yang menetes di lantai.
Kuusap kepalaku dan kutemukan sesuatu yang menempel di tanganku.
Darah! Ini? Apa ini terjadi saat kepalaku membentur meja tadi?
Entahlah… tapi hanya Key yang terpikirkan sekarang. Meski pandanganku mulai mengabur, samar-samar kulihat papa sudah memegang ujung poster Key.
Seketika tenggorokanku tercekat. Ingin sekali aku beranjak dan menarik tubuh papa menjauhi poster itu, namun tubuhku sendiripun tak mampu kukendalikan.
“Keysha!” pekik mama menyadari apa yang terjadi padaku. “Papah! Cepat panggil ambulance sekarang!”
Itulah kalimat terakhir yang kudengar. Sesaat kemudian aku tak tahu lagi apa yang terjadi karena dengan cepat kegelapan menguasaiku.
***
            “Key?” panggilku pada seorang namja yang tengah duduk membelakangiku.
            “Echa?” diapun menoleh kemudian tersenyum.
            Sepintas kulihat, kami berdua sedang ada dikamarku sekarang. Lebih tepatnya sedang duduk diatas tempat tidurku. Suasana disana terasa begitu tenang. Sama seperti tadi, masih banyak lilin yang berjajar rapi dilantai dan televisiku masih memutar CD yang kami nyanyikan. Kudengar lagu please don’t go dari SHINee mengalun pelan.
            (backsound: please don’t go)
            Entah dorongan apa yang mempengaruhiku. Yang jelas kini tanganku telah melingkar di tubuh Key. Aku memeluknya dengan erat.
            “Hey…” panggilnya lirih. “Kau kenapa?” dia melepaskan pelukanku dengan lembut. Akupun mendongak menatapnya.
            “Kau tidak apa-apa kan?” tanyanya khawatir. “Kenapa wajahmu begitu pucat?”
            Aku menggeleng. “Aku tidak apa-apa. Aku tidak akan apa-apa jika bersamamu.”
            Sekali lagi ia tersenyum. Kali ini dengan sebuah tatapan yang begitu dalam dan seperti menyimpan sebuah rahasia dibaliknya.
            “Key?”
            “Eum?”
            “Kenapa wajahmu seperti itu?” aku mulai merasakan firasat buruk saat melihat tatapan matanya. “Ada apa Key?”
            Sekali lagi ia tersenyum . Tersenyum getir lebih tepatnya.
“Aku tidak apa-apa.” Jawabnya dengan tenang. “Kenapa kau bertanya demikian?”
            “Aku hanya tak tahu apa yang akan terjadi jika tak ada kau.” Aku diam sejenak. “Melihat amarah papa tadi, benar-benar membuat hatiku sakit.”
Mataku mulai memanas. Tapi aku masih mencoba melanjutkan kalimatku. “Tidak apa-apa jika papa selalu berteriak setiap hari. Asalkan ada kau, aku tahu aku akan baik-baik saja….”
            Key diam saja tanpa menanggapi ucapanku.
            “Kau akan selalu bersamaku kan Key?” tanyaku lagi. “Benar kan?”
            Key tak mampu menjawab pertanyaanku, alisnya justru terlihat menurun.
            “Please Key… tell me…” suaraku terdengar parau menahan genangan air yang bergumul memenuhi sudut kelopak mataku.
            “Mianhe.” Ucap Key pelan. “Jeongmal mianhe…”
            Aku tak percaya mendengar kata-kata yang baru saja ia ucapkan. Kata-kata itu sangat sederhana, namun artinya begitu mendalam. Seolah-olah Key akan meninggalkanku… tidak bersamaku lagi.
            Bibirku bergetar dan tubuhku kaku menatapnya. Aku tak mampu mengeluarkan kata-kata untuk membalas ucapannya yang menyakitkan.
             “Please Key…” aku menggenggam erat tangannya. “Jangan tinggalkan aku dalam keadaan seperti ini… kumohon…” ucapku akhirnya.
            Bibir Key bergetar. Ia mencoba menutup matanya menahan tangis, namun air mata itu masih saja terlihat mengalir melalui sudut matanya kemudian membasahi pipinya yang mulus.
            “Saranghaeyo Key… jeongmal saranghae…” mulutku seketika terkatup rapat sesaat setelah aku mengucapkannya. Kata-kata itu… akupun tak tahu mengapa bisa keluar dari bibirku.  Hanya terlontar begitu saja.
            Key membuka matanya kemudian menatapku. Kupikir dia pasti akan merasa aneh mendengar ucapanku barusan. Akupun tahu bahkan aku tak pantas mengucapkannya.
            Namun sekarang… apapun akan kulakukan agar ia tetap tinggal disini bersamaku.
            Key pun akhirnya merengkuh tubuh kecilku dan membenamkan dalam dadanya yang lapang. Terasa begitu hangat. Tapi entah kenapa justru semakin membuatku tak mampu berhenti menangis.
 “Mianheyo Keysha…” dia menyebut namaku tidak seperti biasanya. “Semuanya akan baik-baik saja setelah aku pergi. Percayalah padaku…” suaranya kini terdengar parau.
Aku menggeleng keras. “Tidak! Aku hanya ingin bersamamu Key. Aku hanya ingin bersamamu!”
Key membelai lembut rambutku kemudian mengecup lembut puncak kepalaku. Sebuah senyuman terkembang di wajahnya ketika pelukan itu ia lepaskan.
Aku benar-benar membenci situasi ini. Seakan-akan hanya tangis yang mampu kulakukan sementara aku tahu kalau Key akan pergi.
            Kenapa Key harus disaat seperti ini?
            Aku tahu Key datang disaat yang sama sekali tak pernah kuduga. Tapi aku benar-benar tak ingin jika harus berakhir dengan cara seperti ini.
            Disaat aku benar-benar membutuhkannya…
Disaat aku benar-benar mampu mengetahui perasaanku padanya…
Dan dia justru pergi. Begitu menyakitkan.
“Kumohon Key… kumohon…” pintaku segenap hati. Entah kenapa hatiku mengatakan waktu kami tinggal sedikit lagi.
Key tak mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya menatapku dengan ekspresi yang tak terbaca olehku. Benar-benar membuatku semakin takut akan kehilangan dirinya.
“Please key… Please don’t go. I wanna be with you…”
***
“Key!” teriakku begitu keras hingga suaraku menggema diseluruh ruangan.
            “Keysha! Kau sudah sadar?” tanya mama yang duduk disampingku. Saat itu juga kulihat papa berlari keluar ruangan dan menyebut-nyebut nama dokter.
            Tiba-tiba kepalaku berdenyut, rasanya sedikit sakit. Saat itu juga ingatanku kembali ketika tadi malam aku sempat bersitegang dengan papa soal keberadaan key. sampai akhirnya aku membentur meja dan mama menyebut-nyebut nama ambulance.
            Sepintas pandanganku menyapu ke seluruh ruangan. Ini bukan kamarku! Ini bukan tempatku bersama Key tadi! Disini semuanya terlihat berwarna putih dan ada bau obat yang menyeruak menusuk hidungku.
            Ini? Apa ini rumah sakit? Lalu dimana Key?
            Jangan katakan kalau tadi aku hanya bermimpi!
-To Be Continue-


            Wuaduh, Key kemana yah? Apa bener key mau beneran pergi dan ninggalin Keysha? Kalopun iya, kenapa musti pamitan lewat mimpinya Keysha ya?
            Kasian juga nih nasib si echa alias keysha kalo ditinggalin ama abang Key. dia lagi sakit pula. Heummm…
            Penasaran?
            Hohoho, semuanya akan terjawab di part selanjutnya. Daannnnn~ author musti bilang kalo part selanjutnya adalah part yang terakhir.
            Nasib Keysha dan keberadaan Key yang sebenarnya akan terkuak! *weleh2 bahasanya.
            Terakhir, yang masih punya rasa kasihan sama author, jangan lupa komennya. Wkwkwkwk. Gomawo!

Wednesday 25 May 2011

Inilah pengorbanan2 yang di hadapi para grup idola Korea!



Gemerlap kehidupan para personel grup idola tidak didapat hanya dalam semalam. Kebanyakan dari mereka menempuh perjuangan berat sebelum akhirnya debut dan dielu-elukan fans. Perjuangan itu antara lain latihan bertahun-tahun yang melelahkan di tengah jaminan debut yang tak kunjung datang, belum lagi berkurangnya waktu tidur dan terganjal skandal memalukan serta kontrak eksklusif yang mengurangi kebebasan. Apa semua itu setimpal dengan yang didapatkannya?
Ok, Berikut ini adalah pengorbanan2 yang mereka alami untuk menjadi idola:
Latihan Melelahkan Selama Bertahun-tahun
Pada suatu hari yang dingin akhir Januari lalu, sekelompok remaja berkumpul di depan sebuah bangunan di Cheongdam-dong, Seoul selatan. Mereka sepertinya menunggu seseorang, atau sesuatu. Beberapa saat kemudian, seorang pemuda mengenakan make up dan berkostum chic serta dikelilingi sejumlah pengawal pribadi muncul di pintu masuk, dan remaja yang didominasi gadis muda itu mulai bersorak.
Mereka sedang menunggu untuk sekedar melihat atau mungkin berkesempatan berbicara dengan personel boyband Beast. Ini sudah menjadi pemandangan biasa di lingkungan tempat latihan dan asrama grup-grup idola Kpop. “Ada banyak sekali gadis muda yang datang setiap hari dan menunggu untuk sekedar melihat para personel idola,” kata Park Yong Bong, manajer boyband.  Kata ‘idola’ awalnya memiliki arti obyek pemujaan yang tak berjiwa, tapi arti kata itu kemudian berevolusi yang merujuk pada selebritis moderen. Di blantika musik Kpop, grup idola adalah band-band yang terdiri dari remaja cowok atau cewek muda. Dalam beberapa tahun belakangan ini, kehadiran mereka mendominasi industri musik Kpop.
Tapi seorang bintang itu tidak seketika ada dalam waktu sehari. Demi menjadi personel salah satu girlband atau boyband, seorang remaja muda harus menjalani training melelahkan selama bertahun-tahun, itupun tanpa jaminan sukses pada akhirnya.
Wonder Girls, salah satu girlband menjadi musisi Korea pertama yang berhasil menembus tangga lagu Billboard Hot 100 singles di AS, sayangnya mereka harus kehilangan seorang personel ketika Sun Mi memutuskan meninggalkan band untuk fokus pada studi. Gadis berusia 19 tahun itu memutuskan untuk keluar dari grup ketika mereka akan melakukan tur konser di AS.
Merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan dan berharga bagiku menjadi bagian dari tur konser 50 kota di AS dan tampil di atas panggung, tapi saya kemudian bertanya, apa saya bisa melanjutkan hidup seperti ini?” kata Sun Mi seprti yang dirilis JYP Entertainment, agensi Wonder Girls.
Keputusan Sun Mi ini tidak hanya mengejutkan banyak fans Wonder Girls, tapi juga memicu kontroversi mengenai tekanan yang diderita para idola tersebut baik yang masih menjadi seorang debutan demi impiannya menjadi bintang idola ataupun yang sudah, untuk menjalani suatu jadwal yang dikatakan oleh beberapa orang terlalu keras untuk dijalani seorang remaja.
Agensi hiburan di Korea melakukan pencarian untuk menciptakan para idola yang juga dimanajemen oleh mereka. Agensi-agensi tersebut menuntut para murid trainingnya menjalani program latihan yang tersusun dengan baik. Para murid berbakat baik di bidang musik atau akting mendaftar di sebuah agensi, menjalani pelatihan selama 4 sampai 5 tahun sebelum debut jika mereka lolos kasting dan diterima. Selama menjalani proses tersebut, agensi mengharuskan si calon bintang untuk hidup dalam sebuah asrama bersama sesama peserta latihan, melakukan diet yang ketat dengan pemeriksaan berat yang dilakukan secara reguler dan berlatih setidaknya 10 jam lebih dalam sehari.
Jaminan Debut Tidak Pasti

Para murid training itu tidak tahu berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk bisa debut mereka, dan jika hari itu tiba, maka sebuah kehidupan baru menguras tenaga akan mereka lalui setelah masa training selesai.
Park, manajer Beast di Cube Entertainment, menjelaskan,”Saat mendaftar sebagai murid training dengan perusahaan kami, maka murid membuat suatu kesepakatan bahwa mereka harus menuruti sejumlah aturan yang disertai sebuah pernyataan bahwa kami tak bisa menjamin kapan mereka akan debut sebagai seorang penyanyi sesungguhnya.” Suatu kesepakatan yang cukup kejam mengingat impian para remaja tersebut untuk sukses demikian besar.
Tak seorangpun tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengakhiri masa latihannya, hal itu sebenarnya tergantung dari mereka sendiri,” lanjutnya.
Di antara personel Girl’s Generation, ada Sooyoung, Hyoyeon dan Jessica merupakan murid training SM Entertaienment selama 7 tahun. Mereka bertiga bergabung dengan kami saat usianya masih 11 tahun,” kata Kim Eun Ah, humas SM Entertainment.
G-Dragon Big Bang (YG Entertainment), Sun Ye Wonder Girls (JYP Entertainment) dan Jo Kown 2AM (JYP Entertainment) menghabiskan banyak waktu sebagai seorang murid training di agensi mereka masing-masing sebelum melakukan debut.
Park dari Cube Entertainment juga mendiskusikan sistem spesial perusahaannya yang dijulukinya sebagai “memisahkan butir-butir gandum dari sekam.”
Kami memiliki sebuah sesi evaluasi di setiap akhir bulan yang dihadiri para petinggi perusahaan, murid training serta orang tua mereka. Para murid training diharapkan memperlihatkan mampu berkembang pesat dalam sebulan. Jika seorang murid training dianggap bersinar pada sesi tersebut, dia memenangkan kesempatan melakukan debut lebih awal dari yang lain,” ucapnya.
Menurut seorang personel Beast, “Saat kami masih menjalani training, kami masuk ke ruang latihan pukul 10 pagi dan meninggalkan ruangan itu pada pukul 10 malam. Rasanya seperti pergi ke sekolah tiap hari.”
Para personel Beast yang mulai debut Oktober tahun lalu, usianya berkisar antara 19 sampai 21 tahun, dan mereka menghabiskan masa training selama 5 sampai 6 tahun sebelum resmi debut. Tidak semua murid training di Cube Entertainment berhasil dalam debutnya. Salah satu personel, Jang Hyun Seung yang awalnya dipersiapkan bergabung dengan Big Bang, memilih mundur dari YG Entertainment, setelah tereliminasi dari reality show berjudul Real Docu Big Bang di MTV Korea yang digunakan untuk menyeleksi para personel final.
Terganjal Skandal Seks Dan Kontrak Eksklusif

Kenyataannya, pelatihan semacam ini menyebabkan sejumlah skandal selama beberapa tahun ini. Tahun lalu, aktris Jang Ja Yeon bunuh diri setelah dipaksa “melayani” tamu penting atas perintah manajernya. Kasus bunuh diri itu mendorong Fair Trade Comission melakukan sebuah penyelidikan pada bulan Juli tahun lalu menemukan fakta sebagian besar kontrak hiburan, termasuk kontrak untuk grup idola, melanggar privasi para pelaku di dunia hiburan serta membatasi kesempatan mereka untuk berganti agensi.
Salah satu skandal paling terkenal adalah perseteruan personel TVXQ, salah satu grup idola terpopuler Korea yang terkenal di seluruh Asia, dengan agensi manajemen mereka, pada Juli tahun lalu. Tiga dari 5 personel TVXQ yaitu Xiah Junsu, Micky Yoochun dan Hero Jaejoong, menuntut SM Entertainment dan mengklaim kontrak eksklusif selama 13 tahun yang dijalani mereka sama seperti kesepakatan seumur hidup dan dinilai tidak fair. Grup tersebut hampir bubar karena 2 personel lainnya memilih untuk tetap berada di pihak agensi, dan hingga kini masalah tersebut masih mencapai final.
Harus Bermental Baja & Tak Mudah Putus Asa

Di lain pihak, beberapa personel grup idola melihat keunggulan dari latihan yang mereka jalani. Betapa pun kerasnya latihan yang mereka jalani, para anggota Beast mengatakan hal itu sah-sah saja bagi karena mereka berkeinginan kuat menjadi penyanyi. Apa yang membuat masa-masa itu menjadi sulit adalah tekanan psikologis serta masa muda yang terenggut, bukan dari latihan intensif itu sendiri.
Personel Beast, Yon Jun Hyung (21) menganggap hidup menjadi murid training sebagai ‘sebuah adiktif yang menyakitkan.’
Kamu tak bisa keluar karena kamu begitu mencintai dan adiktif dengannya, kamu sadar tak ada jalan untuk kembali begitu melewati garis,” kata Jun Hyung. “Biayanya terlalu tinggi (jika kamu menyerah di tengah jalan) karena disana akan ada banyak sekali hal yang kamu tinggalkan untuk melakukan ini (menjalani training). Contohnya, kehidupan sekolahmu yang normal dan waktu berkualitas yang bisa dihabiskan dengan keluarga serta teman-teman yang kamu cintai,” jelasnya.
Jun Hyung mengakhiri penjelasannya dengan sebuah peringatan. “Saya menyarankan siapa pun yang berencana melakukan hal ini untuk mempertimbangkan apakah mereka benar-benar menginginkannya karena jika kamu tidak serius, akan sulit bagimu untuk bertahan sebagai seorang mrid training.”
Salah satu rekannya di Beast, Lee Gi Kwang menambahkan,”Saya melihat beberapa teman yang memasuki dunia ini, tergiur oleh kemewahan dan kegembiraan yang dinikmati para selebritis tanpa benar-benar mengetahui akan seperti apa hidup mereka nanti, dan akhirnya berlalu dengan sakit hati.
Saat melihat teman-teman training debut lebih dulu dari kita, hal itu juga bisa membuat sakit hati. Jadi kita harus memiliki mental kuat ketika memasuki dunia ini,” tambahnya.
Jika waktu debut profesional yang lama dinanti-nantikan itu tiba, memang akan membawa kebanggaan prestasi yang dicapai seseorang, lebih banyak uang dan jika beruntung, fans yang selalu mendukung. Namun itu tidak berarti akhir dari jadwal padat yang ditentukan pihak agensi atau kompetisi ketat.
Kurang Tidur

Menurut Cube Entertainment, dalam masa promo Beast bisa tampil di sejumlah program musik televisi sekitar 3 kali seminggu selain muncul di program-program radio, wawancara dengan media lokal dan aktivitas individu, seperti Gi Kwang yang ikut main di di sitkom TV populer High Kick To The Roof. Di sela-sela kesibukan mereka, para personel juga masih berlatih tiap harinya, baiki itu latihan vokal dan menari.
Tidak ada rutinitas harian bagi kami. Kami bangun pagi kalau ada aktivitas yang harus dimulai di pagi hari, tapi terkadang kami baru memulai aktivitas setelah matahari terbenam jika ada jadwal di malam hari,” kata Jun Hyung.
Apa yang membuat kami terus berjuang meski ada jadwal melelahkan adalah semua waktu serta perjuangan yang kami lakukan untuk bisa sampai di sini,” jelas Gi Kwang. “Dengan mempertimbangkan apa saja yang telah kami lalui, kami tak bisa menyerah begitu saja,” lanjutnya.
Kekurangan tidur merupakan masalah berikutnya. Para personel boyband populer MBLAQ pernah bertutur dalam sebuah wawancara mengenai hal tersulit dari jadwal padat mereka adalah berkurangnya waktu tidur. Grup beranggotakan lima cowok itu menjadi sorotan bahkan sebelum resmi debut Oktober tahun lalu karena mereka dilatih oleh bintang pop papan atas Korea, Rain.
Dalam sebuah wawancara, personel girlband T-ara yang debut April tahun lalu dengan lagu hit Bo Peep Bo Peep, juga berbicara terus terang mengenai kesulitan mereka mengatasi keinginan tidur dari suatu jadwal yang padat. Selain menyanyi, T-ara juga sibuk dengan aktivitas yang di antaranya adalah sebuah proyek mall online bernama ‘T-ara dot-com’, belum lagi jadwal individual seperti Eun Jung dan Ji Yeon yang juga sibuk berkarir akting.
Akting Jadi Rujukan Karir Selanjutnya

Walau dirundung semua permasalahan diatas, banyak idola yang mengungkapkan ingin terus berkiprah di industri hiburan setidaknya sampai 10 tahun mendatang.
Saya membayangkan diriku sendiri menjalani hidup sebagai seorang penyanyi sekaligus aktris serta terlibat dalam bisnis yang ada hubungannya dengan fashion dan kecantikan,” ucap So Yeon, satu personel T-ara (24 tahun).
Eun Jung (23), sang leader T-ara adalah mantan aktor cilik, dia setuju dengan pendapat temannya itu. “Saya terpikir untuk terus melanjutkan karir akting, saya juga tertarik bidang produksi (film/serial),” katanya.
Seperti yang diindikasikan jawaban-jawaban dua personel T-ara diatas, seperti menjadi hal yang wajib bagi para idola muda saat ini untuk jadi bintang film dan televisi. Mereka berkeinginan beralih profesi menjadi produser yang kemudian mengorbitkan bintang-bintang masa depan.  Selain sebagai bintang film dan televisi, panggung teater musik juga menjadi rujukan lain bagi para idola Kpop.
Beberapa bintang idola banyak yang mulai merambah panggung teater musik. Ock Ju Hyun dari girlband Fin K.L. pernah tampil dalam pertunjukan musikal Aida, Cats dan Chicago, sementara Choi Sung Hee, yang juga dikenal sebagai Bada, dari girlband S.E.S. pernah main di Notre Dame de Paris. Xiah Junsu TVXQ bermain dalam Mozart, Jessica Girls’ Generation bermain dalam Legally Blonde, dan yang tersukses adalah T.O.P Big Bang tampil dalam 2 proyek prestisius yakni serial IRIS dan film 71: Into The Gunfire.

Source: Koreanstars edisi 54
credit: asiangrup, yeppopo

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...